Oleh:
Laporan asuhan keperawatan Tn. I dengan CVA (Cerebro Vascular Accident) Infark di ruang
ICU/ICCU
MENGETAHUI
Kepala Ruangan
Imam taufik,S.Kep.Ns
TINJAUAN TEORI
a. DEFINISI
CVA (Cerebri Vascular Accident) merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan
bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan gejala-gejala berlangsung selama
24 jam atau lebih yang menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak,
gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan lain
hingga menyebabkan kematian1
CVA Infark adalah kematian pada otak yang biasanya timbul setelah beraktifitas
fisik atau karena psikologis disebabkan oleh trombus maupun emboli pada
pembuluh darah di otak2
b. ETIOLOGI
Stroke infarct disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke bagian otak. Hal ini
dapat terjadi karena dua kondisi, yaitu arterosklerosis dan bekuan darah.
Arterosklerosis merupakan akumulasi lemak atau plak pada pembuluh darah. Seiring
dengan waktu, plak dapat menyebabkan sumbatan total pada pembuluh darah.
Sehingga tidak terjadi aliran darah ke bagian otak dan menyebabkan stroke infarct.
Bekuan darah juga dapat bergerak di dalam pembuluh darah dan menyebabkan
sumbatan pada pembuluh darah. Pembuluh darah ini bukan hanya yang berada di
dalam otak. Salah satu contoh adalah pembuluh darah carotid yang berada di leher.
Ketika terjadi sumbatan baik karena plak atau bekuan darah pada carotid arteri dapat
menyebabkan stroke.3
c. KLASIFIKASI
1
Muttaqin, A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:
Salemba Medika
2
Batticaca, Fransisca, B, (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan,
Jakarta: Salemba Medika
3
https://www.klikdokter.com/penyakit/stroke-infarct
1. Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu:
(Muttaqin, 2008)
a. Stroke Hemoragi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa
juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun. Perdarahan
otak dibagi dua yaitu:
a) Perdarahan intraserebral
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena
hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak,
membentuk massa yang menekan jaringan otak, dan menimbulkan
edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dapat
mengakibatkan kematian mendadak karena herniasi otak. Perdarahan
intraserebral yang disebabkan karena hipertensi sering dijumpai di
daerah putamen, thalamus, pons dan serebelum.
b) Perdarahan subaraknoid
Pedarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM.
Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi
willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat diluar parenkim
otak.Pecahnya arteri dan keluarnya keruang subaraknoid
menyebabkan TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur peka
nyeri, dan vasospasme pembuluh darah serebral yang berakibat
disfungsi otak global (sakit kepala, penurunan kesadaran) maupun
fokal (hemiparase, gangguan hemisensorik, dll)
e. KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi CVA Infark (Muttaqin, 2008):
Fungsi Mobilisasi:
Infeksi pernafasan (pneumoni)
Nyeri tekan pada decubitus
Konstipasi
Dalam Hal Paralisis:
Nyeri pada punggung
Dislokasi sendi, deformitas
Pada kerusakan otak:
Epilepsy
Sakit kepala
Hipoksia serebral
Hermiasi otak
Kontraktur
Ada pula komplikasi yang lain:
Tekanan darah tinggi atau hipertensi
Diabetes mellitus
Arterosklerosis atau penyakit carotid arteri
Atrial fibrilasi
Kadar kolesterol jahat LDL tinggi dan kolesterol baik HDL rendah
Gaya hidup sedenter
Berat badan berlebih atau obesitas
Diet yang tidak sehat seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak, kolesterol,
garam dan gula
Merokok
Usia di atas 55 tahun
Riwayat mengalami Transient ischaemic attack (TIA) atau serangan stroke
ringan
f. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Arif Muttaqin (2008), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan ialah
sebagai berikut:
1. Angio Serebri
Membantu menentukan penyebab dari CVA secara spesifik seperti
pendarahan arteriovena atau adanya rupture dan untuk mencari perdarahan
seperti aneurisma atau malformasi vaskuler.
2. CT Scan
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemika, dan posisinya
3. MRI
MRI (Magnetic Imaging Resonance) menggunakan gelombang magnetik
untuk menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil
pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark
akibat dari hemoragik.
4. USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem
karotis).
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impus listrik dalam
jaringan otak.
6. Pemeriksaan Laboratorium
Lumbal pungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya di jumpai
pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil
biasanya warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari
pertama.
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan kimia darah: pada CVA akut dapat terjadi
hiperglikemia.
Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan
kemudian berangsur-angsur turun kembali.
Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.
Terapi Konservatif
1. Vasodilator untuk meningkatkan aliran serebral
2. Anti agregasi trombolis: aspirin untuk menghambat reaksi pelepasan
agregasi thrombosis yang terjadi sesudah userasi alteroma
3. Anti koagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya
trombosis atau embolisasi dari tempat lain ke sistem kardiovaskuler
4. Menghindari batuk dan mengejan
5. Berikan posisi terlentang
PATHWAY
CVA Infark
Vasospasme Arteri
PTIK Hernia Cerebri Cerebral/ Saraf
Cerebral
Penurunan Kesadaran
Area grocca
Konfusi Akut
Gangguan
komunikasi verbal
A. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian primer
1) Identitas :
Nama Pasien, Umur, Jenis Kelamin, Suku / Bangsa, Agama,Pendidikan,
Pekerjaan, Alamat
2) Keluhan utama :
Penurunan Kesadaran, ketidak mampuan untuk berbicara, stroke.
3) Pemeriksaan ABCDE :
a. Airway :
Memeriksa responsivitas pasien mengajak berbicara untuk memastikan
ada atau tidak sumbatan jalan nafas, pertahanan jalan nafas bisa
menggunakan manual (chin lift, jaw thrust, head tilt), bisa juga
menggunakan alat bantu nafas (oropharyngeal tube, nasopharyngeal, dan
endotrakeal tube), dan ketika ada sumbatan seperti cairan pakai suction
atau tidak, ada suara gurgling/snoring tidak.
b. Breathing :
Untuk menilai kepatenan jalan nafas dan keadekuatan pernafasan pada
pasien, saturasi oksigen pada pasien, respirasi pada pasien, pemakaian
oksigen sesuai kebutuhan pasien dan konsentrasinya, ada sianosis atau
tidak, ada suara abnormal atau tidak.
c. Circulation :
Untuk menilai resusitasi cairan pasien, heart rate pasien (lambat, cepat,
normal), tekanan darah pasien
d. Disability :
Untuk menilai kesadaran/GCS pada pasien stroke hemoragik atau non
hemoragik biasanya kesadarannya terganggu terjadi gangguan pada saraf
VII dan XII
e. Exposure :
Kontrol lingkungan, melepaskan pakaian.
2. Pengkajian sekunder
1) Identitas :
Nama Pasien, Umur, Jenis Kelamin, Suku / Bangsa, Agama,Pendidikan,
Pekerjaan, Alamat
2) Riwayat keperawatan klien :
a. Keluhan utama :
Penurunan Kesadaran, ketidak mampuan untuk berbicara, stroke.
b. Riwayat kesehatan sekarang :
Penurunan Kesadaran, ketidak mampuan untuk berbicara, stroke
c. Riwayat kesehatan lalu :
Punya riwayat penyakit jantung, post op apendixitis, batu empedu, asam
urat
d. Riwayat sosial :
Cara hidup pasien, Latar belakang pendidikan, Sumber-sumber ekonomi,
Agama, Kebudayaan dan etnik
e. Riwayat psikososial :
Meliputi beberapa penilaian yang memungkinkan perawat untuk
memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan
perilaku klien.
- Mengidentifikasi stress/sumber stress.
- Mengidentifikasi cara koping, mekanisme dan sumber-sumber coping
3) Pola aktivitas sehari-hari (Pola gordon) :
a. Pola persepsi kesehatan dan penanganan kesehatan :
klien merasakan kondisi kesehatan dan bagaimana cara menangani
b. Pola nutrisi/metabolik :
gambaran pola makan dan kebutuhan cairan b/d kebutuhan metabolik dan
suplai nutrisi
c. Pola eliminasi :
gambaran pola fungsi pembuangan (BAB, BAK, melalui kulit)
d. Pola aktifitas/olah raga :
gambaran pola aktifitas, olahraga, santai, rekreasi
e. Pola tidur-istirahat :
gambaran pola tidur, istirahat, dan relaksasi
f. Pola kognitif dan perceptual :
gambaran pola konsep diri klien dan persepsi terhadap dirinya
g. Pola peran/hubungan :
gambaran pola peran dalam berpartisipasi/berhubungan dengan orang lain
h. Pola seksualitas/reproduksi :
gambaran pola kenyamanan/tidak nyaman dengan pola seksualitas dan
gambaran pola reproduksi
i. Pola koping/toleransi stress:
gambaran pola koping klien secara umum dan efektifitas dalam toleransi
terhadap stress
j. Pola nilai/keyakinan :
gambaran pola nilai-nilai, keyakinan-keyakinan (termasuk aspek spiritual)
dan tujuan yang dapat mengarahkan, menentukan pilihan/keputusan
5) Pemeriksaan diagnostik :
a. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impus
listrik dalam jaringan otak.
b. EKG
Pemeriksaan elektrokardiografi dilakukkan untuk mengetahui
aktifitas listrik pada jantung, apakah adanya gangguan irama jantung
atau penyakit jantung koroner.
6) Analisa data
Do :
- Penurunan
kesadaran
2 Ds: Gangguan sirkulasi Resiko perfusi
serebral tidak efektif
- GCS 3,2,4
Do:
- Trombus/Emboli
di cerebri
3 Ds: Gangguan interaksi Gangguan
komunikasi verbal
- Px mengerang sosial
Do:
- Stroke
3. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko perfusi serebral tidak efektif ditandai dengan Suplai darah ke
jaringan cerebral tidak efektif (D.0017)
2) Konfusi akut di tandai dengan fluktuasi tingkat kesadaran (D.0064)
3) Gangguan komunikasi verbal ditandai dengan pasien mengerang saat di
ajak komunikasi (D.0119)
4. Intervensi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan implementasi, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi.
Evaluasi terdiri dari SOAP yaitu Subjective Data, Objektive Data, Analisis, dan
Planning, yakni :
S = berisi infomasi tentang keluhan pasien saat dilakukan evaluasi
O = berisi data hasil pemeriksaan fisik ketika dilakuakn evaluasi
A = berisi kesimpulan apakah masalah teratasi atau masalah teratasi sebagian atau
masalah belum teratasi
P = merupakan planning atau perencanaan setelah melihat hasil analisis
data.planning juga dapat berupa intervensi lanjutan, intervensi dihentikan, atau
intervensi dimodifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.klikdokter.com/penyakit/stroke-infarct
Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta, DPP
PPNI
Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.Jakarta, DPP
PPNI
Pokja SLKI DPP PPNI (2019). Standart Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta, DPP PPNI
Nama Mahasiswa : Roro Nurfathma Suta Andhini
NIM : 0118078
Ruangan : ICU/ICCU No. Reg. : 2111xxxxxx
Pengkajian diambil : 26 September 2021 Jam BBWI : 15.00
I. IDENTITAS
1. Keluhan utama :
a. Alasan masuk rumah sakit : px mengalami penurunan kesadaran dan stroke.
b. Keluhan utama : tingkat kesadaran menurun dan stroke.
2. Riwayat keperawatan sekarang :
Pada tanggal 26-09-2021 px mengalami penurunan kesadaran dan stroke, dan pada
tanggal 26-09-2021 pukul 15.30 px dibawa ke ruang ICU/ICCU untuk melakukan
perawatan lanjutan.
3. Riwayat keperawatan yang lalu :
Px pernah mempunyai riwayat jantung, post op apendixitis, batu empedu, dan asam
urat.
4. Riwayat kesehatan keluarga:
Px mempunyai riwayat keturunan jantung dan CA mamae.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum : Somnolen
B. Tanda – tanda vital
- TD : 84/59 mmHg
- Nadi : 93 x/mnt
- Suhu : 36 °C
- RR : 21 x/mnt
- SO2 : 100 %
C. Body Sistem
1. B1 (Breathing)
Px bernafas dengan spontan dengan menggunakan alat bantu O2 NRBM 15 lpm.
Dan ada whezing dan tidak ada ronchi. Respirasi px 21 x/mnt. Memiliki saturasi
oksigen : 100%
2. B2 ( Bleeding )
Px memiliki jumlah nadi 93x/mnt, tekanan darah 84/59 mmHg. Terpasang infus
Pz drip Phenytoin 500 ml di tangan kiri, terpasang syringe pump Dobutamin 4
gram, terpasang syringe pump vascon 100 nano, terpasang infus Pz drip Nabic
100 mg di kaki kanan.
3. B3 ( Brain)
Px memiliki keadaan Composmentis dengan GCS : 3,2,4. Dengan keadaan mata
sklera berwarna putih, conjungtiva pucat, pupil isokor.
4. B4 ( Blader)
Produksi Urine px 150-260 cc/ 3jam memiliki warna kuning dengan bau yang
khas dan px terpasang kateter urine.
5. B5 (Bowel)
Px makan/minum dengan diet makanannya yaitu susu melalui sonde 100ml
3×sehari dan obat peroral dengan dicampur di makanan.
6. B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi px lemah. Px mengalami kaku kuduk dan
mengalami stroke. Px memiliki warna kulit sawo matang dengan akral hangat dan
turgor kulit yang baik.
ANALISA DATA
No Diagnosa
1. Resiko perfusi serebral tidak efektif ditandai dengan Suplai darah ke jaringan
cerebral tidak efektif (D.0017)
2. Konfusi akut di tandai dengan fluktuasi tingkat kesadaran (D.0064)
3. Gangguan komunikasi verbal ditandai dengan pasien mengerang saat di ajak
komunikasi (D.0119)
RENCANA KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. I
Umur : 58 tahun
No. Register : 2111xxxxxx
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. I
Umur : 58 tahun
No. Register : 2111xxxxxx