Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA

TN.M DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE DI


PERUMAHAN GRIYA RISKITA MAKASSAR

DARMAWANTI, S.Kep
2207033

CI. INSTITUSI

( )

PROGRAM STUDI PROFESI


NERS SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN MAKASSAR
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE

A. KONSEP MEDIS

1. Definisi stroke

Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,

progresif cepat, berupa defisit neurologis lokal, atau dan global, yang

berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan

semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non

traumatic (Rendy dan Margareth, 2012).

Stroke adalah suatu sindroma yang mempunyai karakteristik suatu

serangan yang mendadak, nonkunvulsif yang disebabkan karena gangguan

peredaran darah otak non traumatik (Tarwoto, 2013).

Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan

defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemik atau hemoragi

sirkulasi saraf otak (Nurarif dan Kusuma, 2015).

2. Etiologi Stroke

Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) stroke dibagi menjadi dua

jenis, yaitu:

a. Stroke Iskemik (Non Hemoragic)

Stroke iskemik adalah tersumbatnya pembuluh darah yang

menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.

80% stroke adalah stroke iskemik


Stroke iskemik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1) Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat

penggumpalan

2) Stroke embolik : tertutupnya pembuluh darah arteri oleh bekuan

darah

3) Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh

bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

b. Stroke Non Hemorage (CVA Infark)

Dapat berupa iskemia atau embol dan trombosis serebral, biasanya

terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi

hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang

menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.

Kesadaran umumnya baik.

Menurut perjalan penyakitnya atau stadiumnya :

1) TIA (Trans Iskemic Attack)

Gangguan neurologis setempat yang terjadi selama

beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul

akan hilag dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang

dari 24 jam.

2) Stroke Involusi

Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana

gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk.

Proses dapat berjalan 2 jam atau bberapa hari.


3) Stroke Komplit

Gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau

permanen. Sesuai dengan istilahna stroke komplit dapat diawali

oleh serangan TIA berulang

Faktor Resiko Stroke menurut Smeltzer (2016) :

Tidak dapat dimodifikasi

a. Usia lanjut (lebih dari 55 tahun)

b. Jenis kelamin (pria)

c. Ras (Afro-Amerika)

Dapat dimodifikasi

a. Hipertensi

b. Fibrilasi atrial

c. Hiperlipidemia

d. Obesitas

e. Merokok

f. Diabetes

g. Steosis, karotid asimtomatik dan penyakit katup jantung (mis,

endokarditis, katup jantung postesis)

h. Penyakit priodental

3. Patofisiologi Stroke

Menurut Andra Saferi 2013 patofisologi dari stroke yaitu :

Otot sangat bergantung pada oksigen dan tidak mempunyai

cadangan oksigen, jika aliran darah ke setiap bagian otak terhambat karena
trombus dan embolus, maka mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan

otak. Kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada gejalan yang dapat

pulih seperti kehilangan kesadaran. Selanjutnya kekurangan oksigen dalam

waktu yang lebih lama dapat menyebabkan nekrosisi mikroskopik neuron-

neuron. Area nekrotik kemudian disebut infark. Kekurangan oksigen pada

awalnya mungkin akibat henti jantung, hipotensi atau hipoksia karena

akibat proses anemia dan kesukaran untuk bernafas. Stroke karena

embolus dapat merupakan akibat dari bekuan darah, udara, palque,

ateroma, fragmen lemak. Jika etiologi stroke adalah hemoragi maka faktor

pencetus adalah hipertensi. Abnormalitas vaskuler, aneurisma serabut

dapat terjadi ruptur dan dapat menyebabkan hemoragi.

Pada stroke trombolisis atau metabolik maka otak

mengalami iskemia dan infark sulit ditentukan. Ada peluang dominan

stroke akan meluas setelah serangan pertama sehingga dapat terjadi edema

serebral dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dan kematian pada

area yang luas. Prognosisnya tergantung pada daerah otak yang terkena

dan luasnya saat terkena.

Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana

saja di dalama arteri-arteri yang membentuk sirkulasi Willisi: arteri karotis

iterna dan system vertebrbasilar dan semua caang-cabangnya. Secara

umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15 sampai 20

menit, akan terjaid infarak atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa

oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark didaerah otak yang

diperdarahi oleh arteri tersebut


Alasannya adalah mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang

memadai daerah tersebut. Proses patologik yang mendasari mungkin salah

satu dari berbagai proses yang terjadi didalam pembuluh darah yang

memperdarahi otak. Patologiknya berupa:

a. Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti

aterosklerosis dan trombosis, robeknya dinding pembuluh atau

peradangan.

b. Berkurangnya perfusi akibat gangguan aliran darah, misalnya syok

atau hiperviskositas darah

c. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang

berasal dari jantung atau pembuluh ekstrkranium

d. Rupture vaskular didalam jaringan otak atau ruang subaraknoid

4. Manifestasi Klinis Stroke

Menurut Tarwoto 2013 manifestasi klinis stroke adalah :

a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah (hemiparesis) atau

hemiplegia (paralisis) yang timbul secara mendadak Kelumpuhan

terjadi akibat adanya kerusakan pada areaa motorik di korteks bagian

frontal, kerusakan ini bersifat kontralateral artinya jika terjadi

kerusakan pada hemister kanan maka kelumpuhan otot pada pada

sebelah kiri. Pasien juga akan kehilangan kontrol otot volunter dan

sensorik sehingga pasien tidak dapat melakukan ekstensi maupun

fleksi.
b. Gangguan sensibilitas padaa satu atau lebih anggota badan. Gangguan

sensibilitas terjadi karena kerusakan sistem saraf otonom dan

gangguan saraf sensorik.

c. Penurunan kesadaran ( konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma),

terjadi akibat perdarahan, kerusakan otak kemudian menekan batang

otak atau terjadinya gangguan metabolik otak akibat hipoksia.

d. Afasia ( kesulitan dalam bicara)

Afasia adalah defisit kemampuan komunikasi bicara, termasuk dalam

membaca, menulis memahami bahasa. Afasia terjadi jika terdapat

kerusakan pada area pusat bicara primer yang berada pada hemister

kiri dan biasanya terjadi pada stroke dengan gangguan pada arteri

middle sebelah kiri.

e. Disartria (bicara cadel atau pelo)

Merupakan kesulitan bicara terutama dalam artikulasi sehingga

ucapannya menjadi tidak jelas. Namun demikian pasien dapat

memahami pembicaraan, menulis, mendengarkan maupun membaca.

Disartria terjadi karena kerusakan nervus kranial sehingga terjadi

kelemahan dari otot bibir, lidah dan laring.

f. Diplopia ( Gangguan Penglihatan )

Pasien dapat kehilangan penglihatan atau juga pandangan menjadi

ganda, gangguan lapang pandang pada salah satu sisi. Hal ini terjadi

karena kerusakan pada lobus temporal atau perietal yang dapat

menghambat serat saraf optik pada korteks oksipital.

g. Disfagia
Disfagia atau kesulitan menlan terjadi karena kerusakan nervus kranial

IX. Selama menelan bolus didorong oleh lidah dan glottis menutup

kemudian makanan masuk ke esofagus.

h. Inkontinensia

Inkotinensia baik bowel maupun bladder sering terjadi hal ini terjadi

karena terganggunya saraf yang mensarafi bladdr dan bowel.

i. Vertigo, mual, muntah, dan nyeri kepala, terjadi karena peningkatan

tekanan intrakranial, edema serebri

5. Pemeriksaan Diagnostik Stroke

Pemeriksaan diagnostik menurut Andra Saferi (2013) yaitu :

a. Angiografi serebral

Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti

perdarahan , obstruksi arteri, oklusi / ruptur.

b. Elektro encefalografi

Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak

atau mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.

c. Sinar X tengkorak

Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah

yag berlawanan dari masa yang luas, kalsifikasi karotis interna terdapat

pada trobus serebral. Kalsifikasi parsial dinding, aneurisma pada

perdarahan sub arachnoid.

d. Ultrasonografi Doppler

Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri

karotis / aliran darah / muncul plaque / arteroskelerosis.


e. CT-scan

Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya infark.

f. MRI

Meunjukkan adanya tekanan abnormal dan biasanya ada

trombosisi, emboli dan TIA, tekanan meningkat dan cairan

mengandung darah menunjukkan hemoragi sub arachnois / perdarahan

intrkranial.

g. Pemeriksaan Foto Thoraks

Dapat memperlihatkan keadaan jantun, apakah terdapat

pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi

kronis pada penderita stroke, menggambarkan perubahan kelenjar

lempeng peneal daerah berlawanan dari massa yang meluas.

h. Pemeriksaan laboratorium

1) Fungsi lumbal : Tekanan normal biasanya ada trombosis, emboli

dan TIA, sedangkan tekanan yang meningkat dan cairan yang

mengandung darah menunjukkan adanya perdarahan subarachnoid

atau intrakranial. Kadar protein total meningkat pada kasus

trombosis sehubungan dengan proses inflamasi.

2) Pemeriksaan darah rutin

3) Pemeriksaan kimia darah : Pada stroke akut dapat terjadi

hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum

dan kemudian berangsur-angsur turun kembali.

6. Komplikasi
Menurut Andra Saferi (2013) komplikasi stroke adalah :

a. Berhubungan dengan immobilisasi

1) Infeksi pernafasan

2) Nyeri yang berhubungan dengan daerah yang tertekan

3) Kontipasi

4) Tromboflebitis

b. Berhubungan dengan mobilisasi

1) Nyeri pada daerah punggung

2) Dislokasi sendi

c. Berhubungan dengan kerusakan otak

1) Epilepsi

2) Nyeri kepala

3) Kraniotomi

d. Hidrosefalus.

7. Penatalaksaan Stroke

Adapun penatalaksanaan menurut (Tarwoto, 2013) yaitu :

a. Penatalaksanaan Umum

1) Pada fase akut

a) Terapi cairan, pada fase akut stroke beresiko terjadinya

dehidrasi karena penurunan kesadaran atau mengalami

disfagia. Terapi cairan ini penting untuk mempertahankan

sirkulasi darah dan tekanan darah. The American Heart

Association sudah menganjurkan normal saline 50 ml/jam

selama jam-jam pertama dari stroke iskemik akut. Segera


setelah hemodinamik stabil, terapi cairan rumahan bisa

diberikan sebagai KAEN 3B / KAEN 3A. Kedua larutan ini

lebih baik pada dehidrasi hipertonik serta memenuhi

kebutuhan homeostasis kalium dan natrium. Setelah fase

akut stroke, larutan rumatan bisa diberikan untuk

memelihara homeostasis elektrolit, khususnya kalium dan

natrium.

b) Terapi oksigen, pada stroke iskemik dan hemoragic

mengalami gangguan aliran daraah ke otak. Sehhingga

kebutuhan oksigen sangat penting untuk mengurangi

hipoksia dan juga untuk mempertahankan metabolisme otak.

Pertahankan jalan nafas, pemberian oksigen, penggunaan

ventilator merupakan tindakan yang dapat dilakukan sesuai

hasil pemeriksaan gas darah atau oksimetri.

c) Penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial.

Peningkatan tekanan intrakranial biasa disebabkan karena

edema serebri, oleh karena itu pengurangan edema penting

dilakukan misalnya dengan pemberian manitol, kontrol atau

pengendalian tekanan darah.

d) Monitor fungsi pernapasan : Analisa gas darah

e) Monitor jantung dan tanda-tanda vital, pemeriksaan EKG.

f) Evaluasi status cairan dan elektrolit

g) Kontrol kejang jika ada dengan pemberian antikonvulsan,

dan cegah resiko injury.


h) Lakukan pemasangan NGT untuk mengurangi kompresi

lambung dan pemberian makanan.

i) Cegah Emboli Paru dan Tromboplebitis dengan

antikoagulan.

j) Monitor tanda-tanda neurologi seperti tingkat kesdaran,

keadaan pupil, fungsi sensorik dan motorik, nervus kranial

dan refleks.

2) Fase Rehabilitasi

a) Pertahankan nutrisi yang adekuat.

b) Program managemen bladder dan bowel

c) Mempertahankan keseimbangan tubuh dan rentang gerak

sendi (ROM)

d) Pertahankan integritas kulit

e) Pertahankan komunikasi yang efektif

f) Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

g) Persiapan pasien pulang.

b. Pembedahan

Dilakukan jika perdarahan serebrum diamaeter lebih dari 3

cm atau volume lebih dari 50 ml untuk dekompresi atau pemasangan

ointasan ventrikulo-peritonal bila ada hidrosefalus obstruktif akut.

c. Terapi obat-obatan.

Terapi pengobatan tergantung dari jenis stroke.

1) Stroke iskemia
a) Pemberian trombolisis dengan rt-PA (recombinant tissue

plasminogen).

b) Pemberian obat-obatan jantung seperti digoksin pada aritmia

jantung atau alfa beta, kaptropil, antagonis kalsium pada

pasien dengan hipertensi.

2) Stroke haemoragik

a) Antihipertensi : Katropil, antagonis kalsium

b) Diuretik : Manitol 20%, Furosemide

c) Antikonvulsan : Fenitoin.
8. Patofisiologi

Penimbunan lemak / kolestrol Lemak yang sudah nekrotik Menjadi kapur/ mengandung
Faktor pencetus / etiologi yang meningkat dalam darah dalam berdegenerasi kolestrol dengan infiltrasi
limfosit ( thrombus)

Ateriosklerosis Pembuluh darah menjadi Penyempitan pembuluh


kaku dan pecah darah ( okulasi vaskuler)

Thrombus emboli di
Stroke hemoragik Kompresi jaringan otot Aliran darah terhambat
cerebral

Eritrosi bergumpal,
Stroke non hemoragic Heriasi endotel rusak

Cairan plasma hilang

↓ suplai darah dan O2 Ke


Proses metabolism
Otak
dalam otak terganggu

Resiko ketidakefektifan Peningkatan TIK Edema cerebral


perfusi jaringan otak

Arteri carotis interna Arteri vertebra basilaris Arteri cerebri media


Disfungsi N.II (Optikus Penurunan fngs.
N.X,N.IX Kerusakan
Disfungsi N.IX (assesoris)
neurocerebrospinal N.VII
(facialis) N.IX
(Glosofaringeus)
Proses menelan tidak
efektif Hemipirase/ plegi kanan
dan kiri
Control otot facial/oral
Penurunan kemampuan
Gangguan menjadi lemah
retina menangkap objek Refluks
menelan
bayangan

Ketidakmampuan berbicara Hambatan mobilisasi fisik


Kebutaan disfagia

Kerusakan artikular, tidak


dapat berbicara (disatria)
anoreksia
Resiko jatuh

Kerusakan komunikasi
Ketidakseimbangan verbal
nutrisi kurang dari
kebutuhan

Sumber : (Nurarif & Kusuma, 2015)


B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

1) Kesadaran

a) Kualitatif: composmentis, apatis, somnolens, sopor, spoor-

comatus, coma (umumnya mengalami penurunan kesadaran )

b) Kuantitatif: GCS (Glasgow Coma Scale)

c) Respon Motorik

 Respon Verbal

 Pembukaan Mata

2) Tanda-tanda vital: tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi

3) Suara bicara: kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti,

kadang tidak bisa bicara

b. Pemeriksaan integumen

1) Kulit: Jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika

kekurangan cairan maka turgor kulit jelek. Disamping itu perlu

juga dikaji tanda – tanda dekubitus terutama pada daerah yang

menonjol karena klien harus bed rest 2-3 minggu.

2) Kuku: perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis

3) Rambut: umumnya tidak ada kelainan

c. Pemeriksaan kepala dan leher

1) Kepala: bentuk normocephalik

2) Muka: umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi

3) Leher: kaku kuduk jarang terjadi

d. Pemeriksaan ekstremitas Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu

sisi tubuh.
e. Pemeriksaan dada

Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi,

wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat

penurunan refleks batuk dan menelan.

f. Pemeriksaan abdomen

Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan

kadang terdapat kembung.

g. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus

Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine.

2. Pemeriksaan neurologi

a. Pemeriksaan nervus cranialis

Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis:

1) Nervus I (olfaktorius) : penurunan sensasi penghiduan

2) Nervus II (optikus) : perubahan lapang pandang

3) Nervus III okulomotorius: perubahan penurunan mengangkat kelopak

mata atas, kontriksi pupil, sebagian besar gerakan ekstraokular.

4) Nervus IV (troklearis) :perubahan gerakan mata ke bawah dan ke

dalam.

5) Nervus V (trigeminus) :penurunan kemampuan menutup

rahang dan mengunyah, menelan, penurunan reflex mengedip.

6) Nervus VI (abdusen) : penurunan fungsi deviasi mata ke

lateral

7) Nervus VII (fasialis) :kehilangan fungsi tonus fasialis, penurunan

fungsi pengecapan (rasa manis, asam dan asin).

8) Nervus VIII (verstibuloakustikus ) :Gangguan keseimbangan dan

penurunan fungsi pendengaran.

9) Nervus IX (glosofaringeus): Gangguan fungsi menelan, penurunan


kemampuan saraf motorik pada faring untuk menelan, refleks muntah

dan pada parotis untuk salivasi.

Penurunan fungsi saraf sensorik pada faring, lidah posterior,

termasuk rasa pahit.

10) Nervus X ( vagus): Penurunan fungsi saraf motorik pada faring,

laring: untuk menelan, refleks muntah, fonasi, visera abdomen.

Penurunan fungsi saraf sensorik pada faring, laring: refleks muntah,

visera leher, thoraks dan abdomen.

11) Nervus XI (assesorius):Penurunan fungsi saraf motorik otot

sternokleidomastoideus dan bagian atas dari otot trapezius, untuk

pergerakan kepala dan bahu.

12) Nervus XII (hipoglosus): Penurunan fungsi saraf motorik untuk

pergerakan lidah.

3. Pemeriksaan Reflex

Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.

Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahului

dengan reflex patologis.

4. Pemeriksaan Tanda Rangsangan Meningeal

Bila ada peradangan selaput otak atau di rongga sub arachnoid

terdapat benda asingseperti darah, maka dapat merangsang selaput otak

5. Kaku kuduk

Untuk memeriksa kaku kuduk dapat dilakukan dengan cara

a. Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang

berbaring

b. Kemudian kepala ditekukkan /fleksi0 dan diusahakan agar dagu

mencapai dada.
c. Selama penekukan ini diperhatikan adanya tahanan.

d. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak

mencapai dada.

e. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat.ada kaku kuduk yang

berat, kepala tidak dapat ditekuk, malah sering kepala terkedik ke

belakang.

f. Ada keadaan yang ringan, kaku kuduk dinilai dari tahanan yang

dialami waktu menekukkan kepala.

6. Tanda Iaseque

Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut – a.Pasien berbaring lurus,

a. Lakukan ekstensi pada kedua tungkai.

b. Kemudian salah satu tungkai diangkat lurus, di fleksikan pada sendi

panggul.

c. Tungkai yang satu lagi harus berada dalam keadaan ekstensi 1 lurus.

d. Normal jika kita dapat mencapai sudut 70 derajat sebelum timbul rasa

sakit atau tahanan.

e. Laseq + = bila timbul rasa sakit atau tahanan sebelum kita

mencapai 70 derajat.

7. Tanda Kerniq

Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
a. Pasien berbaring lurus di tempat tidur.

b. Pasien difleksikan pahanya pada sendi panggul

sampai membuat sudut 90 derajat,

c. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut.

d.Biasanya dapat dilakukan ekstensi sampai sudut 135 derajat, antara

tungkai bawah dantungkai atas.

d. Tanda kerniq + = bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum

tercapai sudut 135 derajat.

8. Tanda Brudzinsky 1

a. Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut: a.Pasien berbaring di tempat

tidur.

b. Dengantangan yang ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang

berbaring,kita tekukkan kepala sejauh mungkin sampai dagu

mencapai dada.

c. Tangan yang satunya lagi sebaiknya ditempatkan di dada pasien untuk

mencegah diangkatnya badan.

d. Brudzinky 1 + bila ditemukan fleksi pada kedua tungkai.

9. Tanda Brudzinsky II

Pemeriksaan dilakukan seagai berikut:

a. Pasien berbaring di tempat tidur.

b. Satu tungkai di fleksikan pada sendi panggul, sedang tungkai yang satu

lagi beradadalam keadaan lurus.

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
c. Brudzinky + bila ditemukan tungkai yang satu ikut pula fleksi, tapi

perhatikan apakah ada kelumpuhan pada tungkai.

2. Diagnosa [ CITATION Wij131 \l 1033 ] [ CITATION Nur161 \l 1033 ]

a. Perubahan perfusi jaringan serebral b/d interupsi aliran darah, gangguan

oklusi, hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral.

b. Hambatan mobilitas fisik b/d keterlibatan neurovaskuler, kelemahan dan

flaksid/ paralisis hipotonik (awal), kerusakan perseptual/ kognitif.

c. Resiko jatuh b/d penurunan kemampuan retina menangkap objek

bayangan.

d. Kerusakan komunikasi verbal b/d kerusakan sirkulasi serebral, kerusakan

neuromuskular, kehilangan tonus, kelemahan/ kelelahan umum.

e. Gangguan menelan b/d proses menelan tidak efektif.

f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia.

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
3. Intervensi

DIAGNOSA
NOC NIC
KEPERAWATAN
Perubahan perfusi  Circulation status 1. Monitor adanya

jaringan serebral b/d  Tissue prefusion : cerebral daerah tertentu

interupsi aliran Kriteria hasil : yang hanya peka

darah, gangguan  Mendemonstrasikan status terhadap

oklusi, hemoragi, sirkulasi yang ditandai panas/dingin/taja

vasospasme dengan : m dan tumpul.

serebral, edema  Tekanan sistolik 2. Batasi gerakan

serebral. dan diastol dalam pada kepala ,

rentang yang leher dan

diharapkan. punggung.

 Tidak ada tanda- 3. Monitor adanya

tanda peningkatan tromboplebitis

intrakranial. 4. Observasi TTV

 Menunjukkan

fungsi sensori

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
motori cranial yang

utuh : tingkat

kesadaran membaik

, tidak ada gerakan-

gerakan involunter.
Hambatan mobilitas  Join moment : active 1. Kaji kemampuan

fisik b/d keterlibatan  Mobility level klien dalam

neurovaskuler,  Self care : ADLs mobilisasi

kelemahan dan 2. monitoring vital


 Transfer reformance
flaksid/ paralisis sign
Kriteria hasil :
hipotonik (awal), 3. ajarkan pasien
 Klien meningkat dalam
kerusakan atau tenaga
aktifitas fisik
perseptual/ kognitif. kesehatan lain
 mengerti tujuan dari
tentang teknik
peningkatan mobilitas
ambulasi
 memverbalisasikan
4. bantu klien untuk
perasaan dalam
menggunakan
meningkatkan kekuatan
tongkat saat
dan kemampuan
berjalan dan
berpindah
cegah terhadap
 memperagakan
cidera
penggunaan alat
5. latih pasien dalam
 bantu untuk mobilisasi

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
pemenuhan

kebutuhan ADLs

secara mandiri

sesuai

kemampuan

6. konsultasikan

dengan terapi

fisik tentang

rencan ambulasi

sesuai dengan

kebutuhan

Resiko jatuh b/d  Trauma risk for 1. mengidentifikasi

penurunan  injury risk for perilaku dan

kemampuan retina Kriteria hasil : factor yang

menangkap objek  Gerakan mempengaruhi

bayangan. terkoordinasi risiko jatuh

kemampuan 2. mengidentifikasi

otot untuk karakteristik

bekerja sama lingkungan yang

secara volunter dapat

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
untuk meningkatkan

melakukan potensi untuk

pergerakan jatuh(misalnya

 perilaku lantai yang

pencegahan licin,dan tangga

jatuh: tindakan terbuka)

individu atau 3. mendorong

pemberian pasien untuk

asuhan untuk menggunakan

meminimalkan tongkat atau alat

factor resiko pembantu

yang dapat berjalan

memicu jatuh

dilingkungan

individu

 kejadian jatuh :

tidak ada

kejadian jatuh

Kerusakan  Anxiety self control 1. dorong pasien

komunikasi verbal  coping untuk

b/d kerusakan  sensory function : hearing berkomunikasi

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
sirkulasi serebral, dan vision secara perlahan

kerusakan  fear self control dan untuk

neuromuskular, kriteria hasil : mengulangi

kehilangan tonus,  komunikasi : permintaan

kelemahan/ penerimaan,intrepre 2. gunakan kartu

kelelahan umum. tasi, dan ekspresi baca, kertas,

pesan lisan, tulisan, pensil,bahasa

dan non verbal tubuh, gambar,

meningkat daftar kosa kata

 komunikasi dll untuk

ekspresif (kesulitan memfasilotasi

berbicara) : komunikasi dua

ekspresi pesan arah yang optimal

verbal dan atau non 3. dengarkan dengan

verbal yang penuh perhatian

bermakna 4. berdiri di depan

 komunikasi reseptif pasien ketika

(kesulitan berbicara

mendengar) : 5. anjurkan

penerimaan kunjunagn

komunikasi dan keluarga secara

intrepertasi pesan teratur untuk

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
verbal dan atau non memberi stimulus

verbal komunikasi.

 gerakan

terkoordinasi :

mampu

mengkoordinasi

gerakan dalam

menggunakan

isyarat

Gangguan menelan  Pencegahan 1. memantau tingkat

b/d proses menelan aspirasi kesadaran, reflex

tidak efektif.  Status menelan : batuk, reflex

tindakan pribadi muntah, dan

untuk mencegah kemampuan

pengeluaran cairan menelan

dan partikel padat 2. penwaran

kedalam paru makanan atau

Kriteria hasil : cairan yang dapat

 Dapat dibentuk menjadi

mempertaha bolus sebelum

nkan menelan

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
makanan 3. potong makanan

dalam mulut menjadi potongan

 kempuan –potongan kecil

menelan

adekuat

 kemempuan

untuk

mengosong

kan rongga

mulut

 mampu

mengontrol

mual dan

muntah
Ketidakseimbangan  Nutritional status : food 1. monitor adanya

nutrisi kurang dari and fluid intake penurunan berat

kebutuhan b/d  Nutrition status : badan

anoreksia. nutritient intake 2. kolaborasi dengan

 Weight control ahli gizi untuk

Kriteria hasil : menentukan

Adanya peningkatan jumlah kalori dan

berat badan sesuai nutrisi yang

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
dengan tujuan : dibutuhkan pasien

 Berat badan 3. monitor jumlah

ideal sesuai nutrisi dan

dengan tinggi kandungan kalori

badan 4. berikan informasi

 mampu tantang

mengidentifikas kebutuhan nutrisi

i kebutuhan 5. kaji kemampuan

nutrisi pasien untuk

 tidak ada tanda mendapatkan

tanda malnutrisi nutrisi yang

 menunjukkan dibutuhkan

peningkatan

fungsi

pengecapan dari

menelan

 tidak terjadi

penurunan berat

badan yang

berarti

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. El all. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi 6.

Indonesia: CV Mocomedia

Junaidi, Iskandar. (2011). Stroke, Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: Andi

Lingga, Lanny. (2013). All About Stroke. Jakarta: Gramedia.

Mulyatsih , Enny & Ahmad, Airiza. (2015). Petunjuk Perawatan Pasien Pasca Stroke di

Rumah. Jakarta: FKUI.

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuha Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC. Jilid 3. Jogyakarta:

Mediaction

Rasyid, Al & Soertidewi, Lyna. (2011). Manajemen Stroke secara Komprehensif.

Jakarta: FKUI.

Rendy, M Clevo & TH, Margareth. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan

Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
PENGKAJIAN KELUARGA MODEL FRIEDMAN

A. IDENTIFIKASI DATA ( Pengkajian)

1. Nama keluarga : Tn. M

2. Alamat dan nomor telepon : Jl.Ni pa- Ni pa Lama Perumahan Griya Riskita

Blok A.15/08124242007

3. Komposi si keluarga (tinggal serumah)

N Nama Umur JK Hub.den Tempat/tanggallahi r Pekerjaan Pendidikan

o gan

KK
1. Tn. M 54 L KK Komba, 17 april 1967 Dosen S3

2. Ny.H 50 P Istri Soppeng, 14 Juli 1971 PNS S1

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
3. Tn. R 25 L Anak Makassar, 12 mei 1996 Mahasi swa S1

4. Tn. A 22 P Anak Makassar, Juni Apri Mahasi swa S1

l 1999

Genogram berupa diagram pohon keluarga tiga generasi.

Ny.H
Tn M 50
54

Ambeyen Stroke
Tn.I Tn A
25

Sehat Sehat

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
Keterangan:

: Laki laki

: Perempuan

: Garis menkah

: Garis Keturunan

: Garis serumah

: Klien

: Meninggal

4. Ti pe Keluarga:Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga keluarga inti atau

nuclearfami ly karena dalam satu rumah terdiri dari ayah yang berusia 54 tahun

dan ibu yang berusia 50 tahun denga kedua anak yaitu

: anak laki- laki berusia 25 tahun, anak kedua laki- laki berusia 22 tahun. Tn.M dan

Ny.H mengatakan dalam keluarganya Terdapat masalah kesehatan yaitu Tn.M menderi

ta penyakit TBC dan Ny. H menderi ta penyakit Stroke Ringan

5. Latar belakang budaya :Tn. M dan Ny. H bersuku asli bugis dan dalam berkomuni

kasi menggunakan bahasa Indonesia, Tn. M berasal dari daerah palopo /Luwu tepatnya

di Desa Komba dan berpindah ke Kota Makassar dikarenakan pekerjaan, Tn. M

berada di Kota makassar, agama yang dianut oleh keluarga Tn. M adalah agama

islam dan semua anggota keluarga Tn.M tidak pernah meni nggalkan shalat waji b.

Pemahaman keluarga Tn.M terhadap agama sangat cukup baik, keluarga Tn.M dalam
Program Profesi Ners
Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar juga baik saling berbagi

makanan, dan anak- anak Tn.M suka bermai n dengan teman sebaya di lingkungan sekitar

rumah. Keti ka sakit keluarga Tn.M menggunakan pelayanan kesehatan

RS/Puskesmas.

6. Identifikasi Agama: Keluarga ini menganut agama Islam. Kedua orang tua rajin

sholat 5 waktu dan sholatTahajud bersama anak- anaknya. Selainitu, orang tua sering

mengajak anak- anaknya untuk melakukan puasa senin kami s dengan harapan apa

yang dicita- citakan dapat tercapai sesuai kehendakNya. Tn. M biasanya melaksanakan

kewaji ban sholat Jum’ at dan Sholat magri b di Masji d di dalam kompleks perumahan

di tempat Tn,M tinggal. Ny.H mengatakan bahwa ia sangat percaya kepadaTuhan

YME dan sangat berserah diri tentang apapun di dalam keluarga baik itu mengenai

kesehatan,keutuhan dalam rumah tangganya, jodoh anak- anaknya, rezeki, dan lainnya.

Tn.M dan Ny.H mengarahkan anak- anaknya untuk selalu taat menjalankan ibadah

dan bertakwa kepada Allah SWT

7. Status Kelas Sosial: Status sosial keluarga termasuk keluarga sejahtera 3, di

mana keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan

pengembangan, tetapi belum dapat memberi kan sumbangan yang teratur bagi

masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi .

Tn.M dalam mencari nafkah untuk keluarga sebagai Pegawai Dosen di Kampus

UVRI namun tidak pegawai negri sipil dan Tn,M juga sedangkan Ny.H berprofesi

sebagai Guru di SMP 20 dan penghasilannya sekitar rata Rp 4,5 jutaan/bulannya.

Menurut Ny.H pendapatan mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
mereka termasuk dalam pendidikan anak mereka dan pemenuhan kebutuhan hidup

sehari- harinya. Ny. H mengatakan tiap 3 hari sekali, ia belanja kebutuhan makan

mereka dan langsung disi mpan di dalam lemari ES. Mereka sudah memi li ki rumah

sendiri, sehingga tidak memerlukan pengeluaran untuk membayar tambahan seperti

kontrakan dan lainnya, sehingga pengeluaran mereka dapat terkontrol. Tn.M

mengatakan bahwa ia dan keluarganya hanya memi li ki tabungan seperti halnya

keluarga pada umumnya di bank- bank yang ada, tetapi keluarga tersebut tidak memi li

ki asuransi apapun untuk keluarga mereka karena mereka berpikir ada pemeri ntah yang

akan membantu mereka dengan layanan seperti BPJS.

8. Rekreasi Keluarga: Keluarga Tn. M tidak mempunyai waktu yang teratur untuk

rekreasi, biasanya hanya ada rekreasi pada saat libur kuliah anaknya, dan pada

malam hari ada waktu luang makaN keluarga Tn.M berbincang dengan anak dan

istrinya, dan menonton TV bersama.

B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan keluarga adalah

tahap di mana orang tua mulai melepas anak sebagai seorang dewasa.

2. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi: Semua tahap perkembangan

keluarga sudah terpenuhi, tinggal tugas dalam memenuhi kebutuhan

perkembangan tiap individu sesuai usianya. Seperti pada Tn.R selaku anak

pertama dalam keluarga tersebut yang telah lulus sarjana tetapi sudah setahun

belum mendapatkan pekerjaan tetap.

3. Ri wayat Keluarga Inti : Tn. M Berasal dari Luwu dan Ny.H berasal dari

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
Soppeng. Mereka bertemu saat bekerja di Makassar. Mereka berpacaran selama

satu tahun dan meni kah pada tahun 1995.Anak pertama adalah An.R yang lahir di

tahun 1996, anak kedua An.RW lahir ditahun 1999,. Sebelumnya mereka sudah

merencanakan memi li ki 3 orang anak tapi waktu Ny.H Hami l anak ke- 3 Ny,H

mengalami koplikasi pada kehami lan yang mengaki batkan keguguran dan

akhirnya rahim Ny.H diangkat

C. Riwayat Keluarga Sebelumnya:

Ibu Ny.M pernah menderi ta sakit Stroke dan meninggal di usia 77. Sama

halnya dengan Ibu Ny H, Tn P ayah Ny H juga menderi ta penyakit Stroke. Saat ayah

dari Ny.H yang saat itu terserang penyakit Stroke Ny.H, karena pelayanan di RS

dirasa lambat karena Ny.H menggunakan kartu ASKES, kemudian Ny.H pindah RS

akibat dari pelayanan yang kurang memuaskan tersebut. Tn.M mengatakan ayah dan

ibunya tidak pernah menderita sakit spesifik. Tn M mengatakan Ayahnya meni nggal saat

usia79 tahun, dan Ibunya masi h hidup sampai sekarang.

D. DATA LINGKUNGAN

- Karakteristik Rumah:

13cm 7cm

K.
Dapur Ruang tdr UTARA
Keluarg Taman
a
T
E
R
K. K K R. A
t . . Ta
WKd S
t t m
CMr d d u
Program Profesi Ners r r
Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
Rumah yang di mi li ki saat ini adalah mi li k sendiri atas

nama kepemilikan Tn. m. Tipe rumah tersebut adalah tipe 90 dengan luas

rumah260 m2yang terdiri dari 1 ruang tamu,1 ruang keluarga, 4 ruang kamar

tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi , 1 WC, 1 garasi yang masi ng- masi ng

ruangan memi li ki 1 pasang jendela kecuali pada toilet, WC dan garasi. Ti ap

ruangan di manfaatkan semaksi mal mungki n, kamar Tn R dan Tn.A berseblahan.

Karakteristik Tetangga Dan Komunitas: Lingkungan tetangga

umumnya berasal dari berbagai daerah ada yang dari daerah

enrekangpalopo,polmas,toraja dan lain- lain walaupun ada juga keluarga yang

bukan berasal dari palopo. Keluarga dan masyarakat sekitar pun memi li ki

kebiasaan yang sama. Ny. H yang juga sering berkumpul dengan ibu- ibu

sekitar rumah sambi l berbincang- bincang khususnya saat berbelanja pada penjual

sayur keli ling. Lingkungan sekitar rumah pun tampak bersih karena tiap

sebulan sekali adakerja bakti di lingkungan warga setempat. Di sekitar wi

layah penduduk yang ada tidak ada aturan penduduk tertentu, bahkan tiap

keluarga memi li ki aturan budaya yang berbeda- beda.Warga sekitar rata- rata

berpendidikan lulusan D3 dan S1 dengan rata- rata pekerjaan keluarga tersebut

adalah PNS, pedagang, pengusaha, wiraswasta dan pensiunan.

Tn. M Bekerja sebagai dosen di kampus UVRI dan Ny. H bekerja di SMP

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
Negeri 20 makassar sebagai guru. Tn.M adalah dosen mata kuliah

pertambangan sedangkan Ny. H adalah guru kesenian. Tn.M mengatakan

bahwa di lingkungan kampus mereka suka sekali berkumpul bersama di waktu

luang sambi l mi num teh bersama- sama. Dilihat darikondisi tersebut, tampak

sekali kedekatan antar dosen dan staf yang terlihat harmoni s.

- Mobilitas Geografis Keluarga: Keluarga Tn. J tidak pernah berpindah tempat

dari rumahnya saat ini , mereka sudah menempati rumah di daerah tersebut

selama ± 22 tahun.Untuk sarana transportasi, Ny M dan Tn. J mengendarai

mobi l bersama saat keluar rumah, sedangkan untuk kedua anak- anak mereka

mengendarai motor masi ng- masi ng.

- Sistem Pendukung Keluarga: Dalam keluarga tersebut terdapat dua anggota

keluarga yang sehat tanpa gangguan kesehatan yaitu Tn. R dan Nn A. Fasilitas

yang di mi li ki kelurga untuk menunjang kesehatan keluarga:

a. Fisik : keluarga memi li ki fasilitas- fasilitas seperti mobi l dan motor untuk

mempermudah ji ka bepergian maupun untuk keperluan kesehatan. Rumah

yang cukup nyaman dan sehat untuk di jadikan sebagai tempat

berlindung.

b. Psikologis: Tn.M mengatakan bahwa keluarga memi li ki seseorang

kawan dekat yang merupakan teman dinas Tn.M untuk bercerita

tentang masalah dan mencari solusinya. Selain i tu hubungan kedekatan

antar anggota keluarga Tn. M sangat erat sehingga apabila salah satu

anggota keluarga mengeluh sakit maka mereka akan bercerita kepada

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
anggota keluarga yang lain.

c. Social : adanya kegiatan senam untuk para ibu di saerah tempat

tinggal keluarga Tn.M Adanya kerja bakti untuk menjaga kebersihan

lingkungan agar terciptanya lingkungan yang sehat di sekitar tempat

tinggal. BPJS dari pemeri ntah yang sangat membantu untuk memeri ksa

kesehatan keluarga secara rutin.

E. STRUKTUR KELUARGA:

- Pola Komuni kasi: Pola komuni kasi dalam keluarga yang digunakan adalah

pola komuni kasi terbuka, i tu berarti tiap anggota keluarga berhak dan bebas

menyampai kan pendapat. Cara komuni kasi antar anak dan ibu berlangsung

sangat efektif, karena anak sangat terbuka kepada Ny.H khususnya dibanding

kepada Tn. M, yang menurut Ny. H i tu disebabkan Ny. H lebih sangat

paham dan mengerti karakter dari ketiga anaknya. Frekuensi untuk berkomuni

kasi pun tak dapat terhitung karena kapan pun anggota ingin berkomuni kasi,

maka mereka langsung melakukan tetapi tetap meli hat keadaan si tuasi yang

ada. Dalam keluarga tersebut sangat harmoni s karena tidak terdaoat kendala yang

dialami dalam aproses akomuni kasi karena sangat terbuka antara yang satu

dengan yang lainnya

- Struktur Kekuatan Keluarga: Pengambi l keputusan dikeluarga adalah

Tn.M selaku sebagai ayah/kepala keluarga tetapi melalui tahap musyawarah/

diskusi. Apabi la ada sesuatu yang sangat penting dan Tn. M tidak berada

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
dirumah, biasanya Ny.H yang mengambi l keputusan untuk anggota

keluarganya. Setelah Tn.M pulang, Ny.H baru mendi skusikannya denganTn. M

selaku ayah dan kepala keluarga.

- Struktur Peran:

a. Formal: Tn.M mengatakan sudah mampu menjalankan perannya sebagai

kepala keluarga dan pencari nafkah serta pelindung keluarga. Ny.H

mengatakan sudah cukup memenuhi perannya sebagai ibu rumah tangga

yang lebih mengerti akan kondisi yang sedang dialami oleh keluarganya

serta sebagai tempat curhat untuk semua anggota keluarga. Ny. H juga

turut serta bekerja sebagai guru bersama dengan suami nya. Namun terkadang

Ny. H merasa bahwa perannya dalam mengarahkan anak untuk menuju

kemandi rian belum cukup terpenuhi. An.R sebagai anak pertama yang

menjadi panutan bagi adiknya setelah lulus kuliah, bekerja, namun kemudi

an keluar dari pekerjaan dan sekarang ini sedang melanjutkan studi di pasca

sarjana sarjana dengan bantuan dari orang tua. An.A sudah bekerja sambi l

kuliah di msalah satu perguruan tinggi negri makassar

b. Informal: Informal : Ny. H mengatakan selain sebagai Ibu yang mendi dik

dan mengatur keuangan keluarga, Ny.H juga merupakan sahabat serta moti vator

bagi keluarganya. Setiap kali anak- anak maupun suami nya memi li ki masalah

dan memerlukan nasehat serta dorongan Ny.H selalu berusaha ada untuk

mereka.

- Ni lai - Ni lai Keluarga: Tn. m mengatakan ni lai dan norma yang dianut sama

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
seperti yangberlaku di masyarakat. Contohnya, anak- anak Tn M di larang

pulang melebi hi jam 9 malam, apabila melakukan kesalahan segera sungkem atau

mi nta maaf kepada yang bersangkutan dalam hal tersebut. Yang lebih muda

selalu menghormati yang lebih tua.

F. FUNGSI KELUARGA

- Fungsi Afekti f: Ny. H mengatakan hubungan dalam keluarga sangat dekat

Anak- anak Tn M dan Ny H merasa senang ji ka pergi bersama- sama. Mereka

sering mengatakan“ keluargabahagia sedang berjalan- jalan”.

- Fungsi Sosialisasi: Ny. H dan Tn M mengatakan hubungan keluarga dengan

masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalnya cukup baik. Namun Ny.H

sedikit menghi ndari pertemuan dengan para ibu- ibu lebih intensif kerena

untuk menghi ndar dari pembi caraan negatif. Tn. M aktif mengi kuti

pertemuan- pertemuan yang diadakan oleh Kegi atan dalam lingkungan tempat

tinngal karena Tn,M adalah Ketuua RT di kompleks tempat tinngal nya setiap

bulan. Ny. H juga mengatakan hubungan keluarga dengan anggota keluarga

besar yang lain sangat baik.

- Fungsi Perawatan Kesehatan, Keyaki nan- Keyaki nan, Ni lai - Ni lai

dan Perilaku Keluarga: Ny. H mengatakan menderita Stoke ringan sejak satu

tahun yanglalu. Ny. H merasakan penurunan berat badan yang signifikan

sebesar 6 kg 7 bulan dari berat 55 Kg menjadi 48 Kg. Dan tangan klien

seblah kanan mengalami penurunan sehingga terkadang mati rasa. Ny, H

pernah dirawat di rumah sakit Hermi na pada tahun lalu karena tiba- tiba

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
mengalami setengah badan jadi mati rasa dan pingsan akhirnya di larikan

kerumah sakit dan dokter mendi agnossnya terkena stroke ringan dengan

penyumbatan serangan pertama dan dirawat selama 7 hari dan dokter juga

menyarankan agar Ny,H harus lebih hati- hati lagi karena dapat terjadi

serangan berulang dan labih sangan bersiko lagi. Sertelah pulang Ny,H

istirahat dengan baik dan merubah pola ,akan dan mengubah menjadi pola

hidupmyang lebih sehat. Dan rutin mengontrolkan dirinya ke rumah sakit.

Setelah beberapa mi nggu dirumah pasca dirawat Ny,H untuk mengubah pola

makan dengan makan rutin serta menghi ndari makan- makanan yang Berlemak,

gorengan dan menghi ndari stress.

Saat ini Ny.H mengkonsumsi susu peptisol yang rendah gula dan

memperbanyak makan buah. Ny.H juga mengatakan bahwa pola makannya

rutin dan tepat waktu. Karena Ny.H diharuskan menjaga pola makan, keluarga

sangat setuju dan mendukung Ny.H bahkan anak - anak dan suami mereka ikut

melakukan pola makan yang rutin. Dan saat ini Ny.H rutin chek up di RS

Hermi na makassar setiap bulan sekali serta rutin menjalani terapi. Tn.M

mengatakan bahwa apabila salah satu anggota keluarganya sakit dan pernah

menderi ta sakit tersebut sebelumnya, Tn.M hanya membeli kan obat yang serupa

dengan yang diresepkan terdahulu oleh dokter. Ny.H mengatakan, bahwa apabila

di malam hari Ny.H merasa kedinginan, An.R selalu menemani nya dan

menyedi akan pakaian hangat yang diperlukan. Tn.M juga mengatakan bahwa

apabila salah satu anggota keluarga ada yang sakit maka Maka kedua anak

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
anaknya sangat perhatian dan membantu merawat ibunya yang sedang sakit

Keluarga memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah yaitu Askes.

DalamAskes disediakan dokter keluarga. Tn M mengatakanbahwa keluarga

mereka sangat memanfaatkan Askes, karena dalampandangan mereka itu adalah

hak mereka yang pembayarannya melalui potongan gaji tiap bulan. Jadi sayang

ji ka tidak memanfaatkan askestersebut. Untuk biaya Chek Up kadar gula

darah Ny. H menggunakan fasilitas Askes sehingga tidak pernah membayar,

serta memanfaatkan Rumahsakit pemerintah untuk berobat secara gratis.

G. KOPING KELUARGA

1. Tn.Jdan Ny.H tidak memi li ki stres terhadap ekoni mi nya karena Tn.M dan

Ny.H sebagai Dosen dan guru di SMP dengangolongan IV A dirasa sangat

cukup oleh Tn.M untuk memenuhi kebutuhan sehari- hariserta pandidikan bagi

anak mereka. Jumlah penghasilan keluarga mereka setiap bulansekitar 9- 10

jutaan, dengan tanggungan 2 anak. Keluarga ini termasuk golongan keluargas

ejahtera.

2. Stressor jangka pendek: Ny. H sangat mengkhawati rkan akan penyakit yang

di deritanya karena takut akan mengalami serangan berulang pada stroke yang

bisa mengancam nyawa sehingga Ny.H sangat menjaga kondisi dan rutin

berolahraga ringan setiap hari.

3. Stressor jangkapanjang: Ny.M mengatakan khawati r dengan keadaan An.R

yang sampai saat inibelum Bekerja dan masi h memi n tabantuan orang tua. Ny.H

mengi nginkan semua anaknya menjadi PNS dan baru boleh meni kah. Ny.H

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
mengatakan hanya doa yang dipanjatkan agar keluarganya selalu sehat dan

penyakinya segera sembuh dan anak- anaknya segera mendapat pekerjaan

4. Strategi Kopi ng yang digunakan: Keluarga memanfaatkan waktu

luang untuk sekedar berbelanja bersama atau jalan- jalan di tempathi buran.

Hal ini ditujukan untuk refreshing dan melepas kepenatan. Biasanya lebih sering

di lakukan di har mi nggu karena di saat i tulah semua anggot keluarga

berkumpul.Tn.M mengatakan menyukai Bercocok tanam dan menonton TV

untuk mnecegah kebosanan Ny.M mengatakan suka pergi bersama dengan jalan-

jalan bersama keluarga untuk menghi bur diri .

H. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeri ksaanFisik NamaAnggotaKeluarga


TnJ NyM
TD(mmHg) 130/80 140/90

Nadi (x/menit) 76 85
RR(x/meni t) 18 20
BB(kg) 60 48

TB(cm) 165 157

Kepala Mesocephal Mesocephal

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
Sebagian hitam, ada Rambut

Rambut uban, lurus tidak bersih,terdapat

adaketombe, tidak uban,tidak ada

mudah patah. lesi , tidakada

ketombe.
Konjungti va

Konjungti va Konjungti va tidakanemi s, di

tidakanemi s korneaterlihatse

pertiada

selaput
Sklera Scleratidakikterik. Scleratidakikterik.

Bersih, tidak ada Bersih, tidak

Hi dung polip,tidakterdapats adapolip,tidakterd

ekret apat

sekret
Si metri s, Si metri s,

Teli nga tidakmenggunakan tidakmenggunaka n

alatpendengaran, alatpendengaran,

tidak adaserumen. tidakadaserumen


Mukosa bibir lembab,ti Mukosa bibir
Program Profesi Ners
Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
Mulut dakadasaria wan,gi lembab,ti dak ada

gibersih. sariawan,gi gisudaht

anggaldua
Kuli t normal, Kuli t sedikit

sudahmulai keriput, bersisikdan kering,

Kulit tidak adalesi ada bekasluka hitam

di daerahkaki

diameter 3 cm,dan

2 cm
Ti dak ada Ti dak ada

Leher pembesarankelen jarti pembesarankelen

roid jarti roid


Si metri s, sonor Si metri s,

Dada seluruhlapang sonorseluruh

paru,terdengarbunyivesi lapangparu,terdeng ar

kuler. bunyivesikuler.
Ti dakterabamasa,bi sing Ti dak teraba masa,bi

Abdomen usus13x/meni t,terdenga sing usus 10x/meni

rbunyitympani t,terdengar

bunyitympani

5 5 3 5

Kekuatanot

ot 5 5 5 5
Terdapat bekas
Program Profesi Ners
Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
Ti dak ada luka, tidak lukaDM yang

Ekstremi tas adaedema,ti dakadale si mengeri ngdan

menghi tam

diekstri mi tas kaki,

tidakada edema
Turgorkuli t Kurangdari 3 detik Kurangdari 3 detik

Keluhan Ti dakkuatdudukterlalu Mudah capek

lama

I. HARAPAN KELUARGA

- Persepsikeluargaterhadapperawat: Keluarga menganggap perawat adalah

sosok yang penting dalam memberi kan pelayanan kesehatan terutama sikap

perhatian yang diberikan perawatakan dapat mempercepat kesembuhan

pasien.

- Harapankeluargapada perawat: Karena Ny.H pernah mengalami

kejadian di rumah sakit tentang sikap perawat yang acuh, keluarga berharap

sikap perawat lebih baik lagidalam melayani pasien tanpa meli hat status pasien

tersebut. Karena melalui senyum saja dari tim kesehatan, dirasa sedikit tidaknya

sudah membantu penyembuhan pasien secara psikologis.

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

a. Pengkajian

Diketahui Ny. H (50 tahun) tinggal bersama Suami dan kedua anak laki-

lakinya. Berdasarkan data yang di peroleh Ny. H menderi ta Stroke Ringan

No Hemoragi c Srtoke. Pada saat pengkajian di rumah keluarga Ny. H, Ns

Wanty mengkaji kesehatan pasien secara langsung. Pada kunjungan

tersebut diperoleh data Ny. H, TD : 160/90 mmHg, P : 20x/i, N: 83/i, S:

36OC. Ny. H sering merasakan keram di bagian kaki kanan dan lengan

kanan, , Ny.M khawati r terhadap penyakitnya ji ka Lengan kanannya mati

rasa .

b. Anali sa Data

No Tanggal DataFo DxKeperawatan

kus
1. 08 Juli DS: Ketidakefektifan

2021  Ny.H mengatakan penyakit Sroke manajemen kesehatan

yang dideritanya adalah jenis keluarga berhubungan

penyakit yang parah sehingga sering dengan

menanyakan nyaberulang ketidakmampuan

 Ny H mengi ra bahwa saat tekanan keluarga mengenal

darahnya meni ngkat beliau menggi ra masalah kesehatan dan

akan rerjadi serangan berulan mengkhawati rkan akan

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
penyakit yang

dideritanya

 Ny.H mengatakan bahwa ia memi li ki

semenjak mengalami penyakit

STROKE lengan seblah kanannya

sering kesemutan sampai kaku dan

susuah digerakkan.

 Ny.H mengatakan jarang memperhati

kan ataumerawat anggota tubuhnya

DO:

 Kulit sedikit bersisik dan kering

 Lengan seblah kanan

mengalami kekakuan.

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
c. Diagnosa Keperawatan

Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Skoring yang di rumuskan oleh Bai lon dan Maglay (1978) dalam Effendy

1998).

Kri teria Bobot Skor


Sifat masalah 3 Potensial = 1
Kemungknan Masalah untuk dipecahkan 2 Mudah = 2

Potensi masalah untuk dicegah 1 Rendah = 1


Menonjolnya masalah 1 Ti daksegeradiatasi = 1

Cara Penilaian: skor x bobot


Ni lai tertinggi

Skoring Diagnosa 1

Sifat masalah : 3/3 x 1 = 1

Kemungki nan masalah untuk dipecahkan : ½ x 2 Potensi=1 masalah dapat dicegah :

1/3 x 1 = 0,3 Menonjolnya masalah : ½ x 1 = 0,5

Total =2.8

Berdasarkan skoring, diagnosa keperawatan prioritas keluarga adalah: Keti

dakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan.

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
Nursing Care Planning

No. Diagnosa Kep. Tujuan & Kri teria Hasi Intervensi Rasional

l
1 Ketidakefektifan Setelah di lakukan 1. Berikan penjelasan pada 1. Asupan gula yang tingggi dapat

manajemen kunjungan rumah 3x keluarga tentang diet menggangu

kesehatan diharapkan keluarga yang sesuai untuk kesei mbangan alami

keluarga mampu memberi kan penderita stroke yaitu yang ada dalam tubuh.

berhubungan perawatan : diet rendah, rendah 2. Pengelolaan stroke harus di lakukan dengan

dengan 1. Adanya usaha lemak, kolestrol serta komprehensi f bukan hanya kuratif saja.

ketidakmampuan untuk tidur sesuai menjaga tingkat stres. 3. Resiko berbahaya yang mungki n diti

keluarga kebutuhan 2. Anjurkan pada keluarga mbulkan stroke, alangkah

mengenal 2. Periksa secara untuk mengkonsumsi baiknya mencegah daripada mengobati

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
masalah teratur ke makanan sesuai dengan dengan melakukan pemeri ksaaan

pelayanan diet srtroke. tekanan darah untuk deteksi terjadinya

kesehatan 3. Anjurkan pada keluarga serangan

3. Ungkapan Ny. untuk jadwal tidur berulang

M tidak takut 4. Anjurkan kepada

4. Wajah Ny. M keluarga memeri ksakan

tampak relaks diri secara teratur.

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
Implementasi

No. Diagnosa Kep. Implementasi Evaluasi


1 Keti dakefektifan Rabu, 7 Juli 2021 S: keluarga mengatakan sudah memperhati kan diet,

manajemen kesehatan 1. Menganjurkan pada keluarga pola tidur dan di control secara teratur

keluarga berhubungan memeriksakan setiap minggu dan O: keluarga dapat mengungkapkan kembali cara

dengan ketidakmampuan mi num obat secara teratur merawat keluarga Sroke dengan memperhati kan diet,

keluarga mengenal masalah H: Pasien mengerti dan berjanji pola tidur dan control teratur.

akan rutin memeriksakan dirinya A: Masalah teratasi sebagian

2. Memberikan penjelasan pada P: lanjutkan intervensi

keluarga tentang diet yang sesuai a. Menjelaskan pentingnya mengatur diet pada

dengan penyakit stroke pada pasien stroke

makanan dan minuman yang b. Menganjurkan rutin memeriksakan diri

diberikan, harus rendah garam,

mengurangi makanan yang

berlemak.
Program Profesi Ners
Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033
H: Pasien memahami saran dan

informasi dari perawat

3. Menganjurkan keluarga untuk

mengatur pola tidur pada

malam hari sebaiknya

digunakan untuk istirahat.

H: Pasien Bersedia mengatur

dan memperbaiki pola tidurnya

Program Profesi Ners


Darmawanti Basri S.Kep
STIK Makassar
2207033

Anda mungkin juga menyukai