Disusun Oleh :
Okta Trianti
P1337420217089
3C
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurism atau malformasi vaskular.
b. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukkan adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan
pada intrakranial.
c. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
d. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
e. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik
dalam jaringan otak.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Airway
Prioritas penilaian adalah jalan nafas dan kelancaran jalan napas pasien.
b. Breathing
Pada infeksi didapatkan klien batuk, peningkatan sputum, sesak napas,
penggunaan alat bantu napas, dan peningkatan frekuensi napas. Pada
klien dengan kesadaran penuh, pada infeksi peningkatan pernapasannya
tidak ada kelainan, palpasi thoraks didapatkan taktil fremitus seimbang,
auskultasi tidak didapatkan bunyi napas tambahan.
c. Circulation
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler didapatkan renjatan (syok
hipovolemik) yang sering terjadi pada klien stroke. Tekanan darah
biasanya terdapat peningkatan dan dapat terjadi hipertensi masif
(tekanan darah >200 mmHg)
Pada kulit, jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan buruk. Selain itu, perlu juga
tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonojol karena
klien stroke mengalami masalah mobilitas fisik. Adanya kesulitan
untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori atau
paralise/hemiplegi serta mudah lelah menyebabkan masalah pada pola
aktivitas dan istirahat.
d. Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi dan penurunan tingkat kesadaran.
e. Riwayat Kesehatan
Serangan stroke hemoragik sering kali berlangsung sangat mendadak
saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala,
mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, kelumpuhan separuh
badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
f. Riwayat Alergi Obat
g. Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
b. Ketidakefektifan pola napas b.d gangguan neuromuskular
3. Perencanaan Tindakan
Dx NOC NIC
I Setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitor Neurologi (1400) :
selama 1x 2 jam diharapkan jaringan otak 1. Monitor tingkat kesadaran
berfungsi, seseuai dengan kriteria hasil : 2. Monitor TTV : suhu, tekanan
Perfusi Jaringan Serebral (0406) : darah, denyut nadi, dan respirasi
Indikator Skala 3. Monitor respon terhadap obat
Awal Tujuan 4. Hindari kegiatan yang
Tekanan darah sistolik 2 4
Tekanan darah 2 4 menyebabkan tekanan
diastolik intrakranial.
Keterangan :
1. Deviasi berat dari kisaran normal Monitor Tekanan Intrakranial
2. Deviasi yang cukup berat dari kisaran (TIK) (2590) :
normal 1. Jelaskan pada pasien
3. Deviasi sedang dari kisaran normal tindakan yang akan
4. Deviasi ringan dari kisaran normal dilakukan.
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal 2. Bantu pasien untuk
berkemih
Indikator Skala 3. Kolaborasi dengan dokter
Awal Tujuan dalam pemberian obat
Kognisi terganggu 2 4
Penurunan tingkat 2 4 4. Monitor TTV
kesadaran
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
II Setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitor Pernapasan (3350)
selama 1 x 2 jam diharapkan pola napas 1. Kaji keadaan umum dan TTV
kembali efektif, sesuai dengan kriteria hasil : pasien
Status Pernapasan : Ventilasi (1004) : 2. Monitor kecepatan, irama,
Indikator Skala kedalaman dan kesulitan
Awal Tujuan bernafas
Frekuensi pernapasan 3 4
Irama pernapasan 3 4 3. Monitor suara nafas tambahan
Kepatenan jalan napas 3 4 4. Berikan bantuan terapi nafas
Keterangan :
jika diperlukan (misalnya
1. Sangat menyimpang dari rentang
nebulizer)
normal.
2. Banyak menyimpak dari rentang
normal.
3. Cukup menyimpang dari rentang
normal.
4. Sedikit menyimpang dari rentang
normal.
5. Tidak menyimpang dari rentang
normal.
4. Evaluasi
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam, diharapkan
masalah resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak pasien teratasi
dengan kriteria hasil:
Perfusi Jaringan Serebral (0406)
Indikator Skala
Awal Tujuan Akhir
Tekanan darah 2 4 3
sistolik
Tekanan darah 2 4 3
diastolik
Keterangan :
1. Deviasi berat dari kisaran normal
2. Deviasi yang cukup berat dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal
Indikator Skala
Awal Tujuan Akhir
Kognisi terganggu 2 4 3
Penurunan tingkat 2 4 3
kesadaran
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam, diharapkan
masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
sekresi yang tertahan pasien teratasi dengan kriteria hasil:
Status Penapasan: Ventilasi (1004)
Indikator Skala
Awal Tujuan Akhir
Frekuensi pernapasan 2 4 3
Irama pernapasan 2 4 3
Kepatenan jalan napas 2 4 2
Keterangan :
1. Sangat menyimpang dari rentang normal.
2. Banyak menyimpak dari rentang normal.
3. Cukup menyimpang dari rentang normal.
4. Sedikit menyimpang dari rentang normal
5. Tidak menyimpang dari rentang normal
C. Daftar Pustaka
Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami Dan Menghindari Hipertensi,
Jantung, Dan Stroke. Yogyakarta: Dianloka.
Artiani, Ria. 2009. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. Jakarta: EGC.
Bulechek., Gloria., dkk. (2013). Nursing interventions classification edisi
bahasa indonesia. Jakarta : Mocomedin
Dewi, I. P., & Pinzon, R. T. (2016). Resensi Buku Stroke in ASIA, 315–316.
Goetz, CG. (2007). Neurologi klinik. Edisi ke-3. Philadelphia: Saunders.
Hasan, A. (2018). Study kasus gangguan perfusi jaringan serebral
dengan penurunan kesadaran pada klien stroke hemoragik setelah
diberikan posisi kepala elevasi 30o. Babul ilmi_Jurnal ilmiyah multi
science kesehatan, Vol. 9, No.2 (230-241)
Herdman & Khamitsuru. (2017). NANDA-1 Diagnosa keperawatan definisi dan
klasifikasi 2017-2019 edisi 1. Jakarta : EGC
Muttaqin. (2008). Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, T, Putri, B.T, Putri, D.K. (2016). Teori Asuhan Keperawatan
Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika
Perdana, W. h. (2017). Asuhan Keperawatan Ny. S di Ruang Teratai RSUD
Banyumas. Skripsi. Purwokerto: Fakultas Ilmu Kesehatan Univerrsitas
Muhammadiyah Purwokerto.
PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia). (2011). Guidelin
stroke tahun 2011. Jakarta: PEDOSS
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorp
op_20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf diakses pada 5 Februari
2020
Swanson., Elizabeth., dkk. (2013) Nursing outcomes classification edisi bahasa
indonesia. Jakarta: Mocomedia