Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Usia Permulaan tua menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang lanjut usia menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia tua. Proses
menua dan lanjut usia merupakan proses alami yang dialami oleh setiap orang
(Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Populasi lanjut usia di dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat
bahkan pertambahan lanjut usia menjadi semakin mendominasi apabila
dibandingkan dengan pertambahan populasi penduduk pada kelompok usia
lain. Pada tahun 2050, satu dari lima orang di dunia akan berusia 60 tahun dan
lebih tua, pada tahun 2015 dan 2030 jumlah orang lanjut usia di seluruh dunia
meningkat menjadi 56 persen, dari 901 juta menjadi lebih dari 1,4 miliar.
Pada tahun 2030, jumlah orang berusia 60 ke atas akan melebihi usia muda
yang berusia 15 sampai 24 tahun (Unidop, 2017).
Data dari Badan Pusat Statistik (2015), saat ini Indonesia termasuk
lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia,
yakni mencapai 7,6 %, tahun 2015 adalah 8,5 %, tahun 2020 adalah 10,0 %,
tahun 2025 adalah 11,8. %, selanjutnya tahun 2030 adalah 13,8 % dan tahun
2035 akan meningkat sampai 15,8 %. Peningkatan jumlah lanjut usia
menunjukan bahwa usia harapan hidup penduduk di Indonesia semakin tinggi
dari tahun ketahun. Di Sulawesi Utara jumlah penduduk lanjut usia pada
tahun 2010 meningkat 5,5% dari jumlah total lanjut usia, tahun 2015
meningkat 6,0%, tahun 2020 meningkat 7,2%, 2025 meningkat 8,7%, tahun
2030 akan meningkat sampai 10,4% (Kementrian Kesehatan RI, 2015).
Perubahan usia datang tanpa disadari (Rafknowledfe, 2004). Lanjut
usia merupakan suatu kejadian yang pasti dialami secara fisiologis oleh semua

1
orang yang dikaruniai usia panjang. Lanjut usia akan mengalami proses
penuaan, yang merupakan proses terus-menerus secara alamiah. Penurunan
kondisi fisik/fisiologis yang di alami lansia ditandai dengan kulit yang mulai
keriput, penglihatan dan pendengaran berkurang, gigi ompong, mudah lelah,
gerakan lamban (Maryam, 2008).
Semakin lanjut usia seseorang maka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik, yang mengakibatkan penurunan peranan-
peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam
mencukupi kehidupannya sehingga dapat mempengaruhi Activity of Daily
Living (ADL) yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri,
dimulai dari bangun tidur, mandi, berpakaian dan seterusnya meningkatkan
bantuan orang lain (Nugroho, 2008). Perubahan – perubahan atau kemunduran
yang dialami lanjut usia sangat membawa stres, baik untuk hal baik maupun
hal yang lebih buruk (Martono, 2008).
Stres merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling banyak dihadapi
pada lanjut usia. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa
angka prevalensi stres pada lanjut usia umumnya bervariasi antara 10% dan
20%, tergantung pada situasi budaya. Secara keseluruhan populasi lanjut usia
dengan stres ringan, stres sedang, dan stres berat bervariasi dalam tingkat
keparahan (Sapkota & Pandey, 2013).
Dari hasil penelitian juga didapatkan prevalensi lansia yang
mengalami stres di dunia berkisar 4,7-16% (Barua, 2011). Terdapat beberapa
faktor biologis, fisis, psikologis, dan sosial yang membuat seorang lansia
rentan terhadap stres. Perubahan yang terjadi seringkali disebabkan oleh
stresor seperti pensiunan, kemunduran kemampuan atau kekuatan fisik,
masalah keuangan, kehilangan keluarga, dan merasakan atau kesadaran akan
kematian (Nugroho, 2008).

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud lansia?
2. Berapakah batasan usia lansia?
3. Teori menua
4. Apa saja masalah kesehatan yang dialami pada lansia jika dilihat dari bio,
psiko, spiritual?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian lansia
2. Untuk mengetahui batasan usia lansia
3. Teori menua
4. Untuk mengetahui apa masalah kesehatan yang dialami pada lansia jika
dilihat dari bio, psiko, spiritual
B. METODE PENULISAN

3
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi lansia
Lanjut usia adalah kelompok lansia yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan, sehingga tidak
bias bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi
(Constantinides, 1994). Karena itu didalam tubuh akan menumpuk makin
banyak distorsi metabolikdan structural disebut penyakit degenerative yang
menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal
(Darmojo dan Martono, 1999;4)
Pengertian tentang manusia lanjut usia adalah orang yang telah
menjalani siklus hidup diatas 65 tahun. Ketuaan seseorang dilihat dari segi
panjang usianya (Hawari, 1997;233-234). Sedangkan pemerintah Indonesia
memberikan pengertian manusia lanjut usia secara umum sebagaimana yang
terdapat dalam Undang-undang RI tentang Kesejahteraan manusia lanjut usia,
yaitu pada Pasal 1 ayat (2) : “Bahwa yang dimaksud lanjut usia adalah
seseorang yang telah mencapai 60 tahun keatas”.
Apabila melihat ketuaan seseorang dari segi emosional, perasaan dan
tingkah lakunya maka pengertian manusia lanjut usia sebagaimana yang
diungkapkan Hurlock (1997:380) dapat disimpulkan sebagai manusia lanjut
usia yaitu seseorang yang telah beranjak jauh dari beberapa periode terdahulu
yang lebih menyenangkan atau beranjak jauh dari periode yang penuh dengan
manfaat. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa umur seseorang belum tentu bias
menentukan lanjut usia seseorang, karena kondisi kehidupan dan perawatan
turut mendukung terjadinya proses penuaan, kadangkala orang pada usia 50-
an belum menampakkan tanda-tanda ketuaan tetapi bahkan sebaliknya. Hal ini

4
tergantung pada laju pertumbuhan dan kemunduran fisik maupun mentalnya.
Tetapi, walopun begitu ada kecenderungan masyarakat umum menggunakan
usia 65 tahun sebagai usia pension dalam berbagai urusan sebagai tanda
masuknya usia lanjut.
Walaupun tidak ada kepastian para ahli dalam menetapkan batas umur
untuk mendefinisikan lanjut usia, tetapi para ahli mencoba mengemukakan hal
tersebut dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang menyertai
manusia lanjut usia dari segi fisik, mental dan lingkungan sosialnya.
Perubahan tersebut sesuai dengan kodrat manusia yang pada umumnya disebu
dengan proses “menua”
Berdasarkan beberapa ukiran ketuaan diatas, (Wauran, 1981:12)
mengemukakan pengertian lanjut usia yaitu bahwa masa tua adalah suatu
masa dimana seseorang telah berhasil melewati berbagai liku kehidupan dan
ia telah keluar sebagai pemenang setelah melalui berbagai krisis pada masa
anak-anak, corak dan ragam masa remaja dan seribu satu tujuan pada masa
dewasa karena itu masa tua mempunyai suatu arti yang khusus, suatu masa
yang penuh dengan banyak pengalaman dan pergumulan hidup sebagai insan
yang lemah telah berhasil keluar sebagai pemenang dalam area kehidupan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud lanjut usia secara umum adalah manusia yang telah memasuki umur
yang lanjut, sedangkan definisi yang lebih khusus memberikan suatu
penjelasan bahwa tua yang dimaksud dari pengertian tersebut dapat dinilai
dari berbagai segi emosi intelektualnya, dan penyebab dari ketuaan tersebut
sejalan dengan tahap-tahap perkembangan manusia yang menjadikan usia tua
sebagai tahap terakhir dari kehidupan manusia dimna ia telah melewati tahap
perkembangan sebelumnya.
B. Batasan usia lansia
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan umur
yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut :

5
1. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat
2 yang berbunyi “lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60
tahun keatas”
2. Menurut WHO, usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria yaitu:
a. Usia pertengahan (midle age) ialah usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) ialah usia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) ialah usia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) ialah usia diatas 90 tahun
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu:
a. Fase inventus ialah usia 25-40 tahun
b. Fase virilities ialah usia 40-55 tahun
c. Fase presenium ialah usia 55-65 tahun
d. Fase senium ialah usia 65 hingga tutup usia
4. Menurut Prof. Dr. koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric
age) >65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia itu sendiri dibagi menjadi
3 batasan umur, yaitu:
a. Young old ialah usia 70-75 tahun
b. Old ialah usia 75-80 tahun
c. Very old ialah usia diatas 80 tahun

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur


kehidupan manusia, sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4)
UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia
lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun (Maryam dkk, 2008).

C. Teori Menua
1. Teori biologis
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan,
termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan

6
kematian. Perubahan-perubahan dlam tubuh termasuk perubahan
molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh
untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit. Seiring dengan
berkembangnya kemapuan kita untuk menyelidiki komponen-komponen
yang kecil dan sangat kecil, suatu pemahaman tentang hubungan hal hal
yang memengaruhi penuaan ataupun tentang penyebab penuaan yang
sebelumnya tidak diketahui, sekarang telah mengalami peningkatan.
Walaupun bukan merupakan suatu definisi penuaan, tetapi 5 karakteristik
penuaan telah dapat diidentifikasi oleh para ahli (Tabel 2-2). Teori
biologis juga mencoba untuk menjelaskan mengapa orang mengalami
penuaan dengan cara yang berbeda dari waktu ke waktu dan faktor apa
yang mempengaruhi umur panjang, perlawanan terhadap organisme, dan
kematian atau perubahan seluler. Suatu pemahaman tentang perspektif
biologi dapat memberikan pengetahuan pada perawat tentang faktor
resiko spesifik dihubungkan dengan penuaan dan bagaimana orang dapat
membantu untuk meminimalkan atau menghindari risiko dan
memaksimalkan kesehatan.
Tabel 2-2 Karakteristik Biologis Penuaan
 Peningkatan usia harapan hidup, tetapi mortalitas tidak dapat
dihindari
 Penuaan dapat ditemukan didalam sel, molekul, jaringan, dan
masa tulang
 Perusakan bersifat progresif dan tidak tertandingi serta
mempengaruhi semua sitem hidup
 Diperlukan waktu yang panjang untuk kembali dari periode
serangan, kelelahan, dan stress
 Peningkatan kerentanan terhadap infeksi, kanker, dan penyakit
lain yang berhubungan dengan pertambahan usia

7
Sumber : Disadur dari Cristofalo, VJ: Biological mechanism of aging. Dalam
Cristofalo, VJ (ed): Annual Review of Gerontology and Geriatrics, vol
10. Springer, New York, 1990.
2. Teori sosiologis
Teori sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara lain :
a. Teori interaksi social
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak
pada situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai
masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi
social merupakan kunci mempertahankan status social
berdasarkan kemampuan bersosialisasi. Pokok-pokok social
exchange theory antara lain :
1) Masyarakat terdiri atas aktor social yang berupa mencapai
tujuan masing-masing.
2) Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi social yang
memerlukan biaya dan waktu.
3) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang actor
mengeluarkan biaya.
b. Teori aktifitas dan kegiatan
1) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia
yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut
serta dalam kegiatan social.
2) Lanjut usia akan merasakan keputusan bila dapat
melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas
tersebut selama mungkin.
3) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup
lanjut usia.

8
4) Mempertahankan hubungan anatara system sosial dan
individu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai usia
lanjut.
c. Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut
usia. Teori ini merupakan gabungan teori yang disebutkan
sebelumnya. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi
pada seseorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe
personalitas yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya
kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia. Pengalaman
hidup seseorang suatu saat merupakan gambaran kelak pada saat
dia menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup
perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah, walaupun
ia tela lanjut usia.
d. Teori pembebasan /penarikan diri (disengagement theory)
Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan
masyarakat dan kemunduran induvidu dengan individu lainnya.
Pokok-pokok disengagement theory
1) Pada pria, kehilangan peran hidup terjadi masa pensiun
ada wanita terjadi pada masa peran dalam keluarga
berkurang, misalnya eumah untuk belajar dan menikah.
2) Lanjut usia dan masyarakat menarik manfaat dari hal ini
karena lanjut usia dapat merasakan tekanan social
sedangkan kaum muda memperoleh kesempatan kerja
yang lebih baik.
3) Ada tiga aspek utama dalam teori ini yang perlu
diperhatikan :
a) Proses menarik diri terjadi sepanjang hidup
b) Proses tersebut tidak dapat dihindari

9
c) Hal ini diterima lanjut usia dan masyarakat.

Teori yang pertama diajukan oleh Cumming dan Henry


(1961)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambah lanjutnya


usia, apalagi ditambah dengan adanya kemiskinan, lanjut
usia secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan
sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial
lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas sehingga sering lanjut usia mengalami
kehilangan ganda (triple loss) :

a) Kehilangan peran (loss of role).


b) Hambatan kontak sosial (restriction of contact and
relationship).
c) Berkurangnya komitmen (reduced commitment to
social mores and values)

Menurut teori ini, seorang lanjut usia dinyatakan


mengalami proses menua yang berhasil apabila ia
menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat
memusatkan diri pada persoalan pribadi dan
mempersiapkan diri menghadapi kematiannya. Dari
penyebab terjadinya proses menua tersebut, ada beberapa
peluang yang memungkinkan dapat diintervensi agar
proses menua dapat diperlambat. Kemungkinan yang
terbesar adalah mencegah :

a) Meningkatnya radikal bebas.


b) Memanipulasi sistem imun tubuh.

10
c) Melalui metabolisme/makanan, memang berbagai
misteri kehidupan masih banyak yang belum bisa
terungkap, proses menua merupakan salah satu
misteri yang paling sulit dipecahkan. Selain itu,
peranan faktor resiko yang datang dari luar (eksogen)
tidak boleh dilupakan, yaitu faktor lingkungan dan
budaya gaya hidup yang salah. Banyak faktor yang
memengaruhi proses menua (menjadi tua), antara
lain herediter/genetik, nutrisi/makanan, status
kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan, dan stres.
Proses menua/menjadi lanjut usia bukanlah suatu
penyakit, karena orang meninggal bukan karena tua,
orang muda pun bisa meniggal dan bayi pun bisa
meninggal. Banyak mitos mengenai lanjut usia yang
sering merugikan atau bernada negatif, tetapi sangat
berbeda dengan kenyataan yang dialaminya
(Nugroho, 2000).

D. Masalah kesehatan pada lansia

Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari


orang dewasa, yang sering disebut dengan sindroma geriatri yaitu kumpulan
gejala-gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia
dan atau keluarganya (istilah 14 I), yaitu :

1. Immobility (kurang bergerak)


2. Instability (mudah jatuh)
3. Incontinence (beser BAB/BAK)
4. Intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia)

11
5. Infection (infeksi)
6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatan dan penciuman)
7. Isolation (Depression) 8. Inanition (malnutrisi)
8. Impecunity (kemiskinan)
9. Iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan)
10. Insomnia(sulit tidur)
11. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
12. Impotence(Gangguan seksual)
13. Impaction (sulit buang air besar)
14. Impaction (sulit buang air besar

1. Immobility (kurang bergerak)

o Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih.


o Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,
kekakuan otot, ketidak seimbangan,masalah psikologis, depresi atau
demensia.
o Komplikasi yang timbul adalah luka di bagian yang mengalami
penekanan terus menerus timbul lecet bahkan infeksi, kelemahan
otot, kontraktur/kekakuan otot dan sendi, infeksi paru-paru dan
saluran kemih, konstipasi dan lain-lain.
o Penanganan : latihan fisik, perubahan posisi secara teratur,
menggunakan kasur anti dekubitus, monitor asupan cairan dan
makanan yang berserat.
2. Instability (Instabilitas dan Jatuh)
o Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset,
sinkop/kehilangan kesadaran mendadak, dizzines/vertigo, hipotensi
orthostatik, proses penyakit dan lain-lain.

12
o Dipengaruhi oleh faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada pasien
misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan
pendengaran,penglihatan, gangguan keseimbangan, penyakit
misalnya hipertensi, DM, jantung,dll ) dan faktor risiko ekstrinsik
(faktor yang terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak sesuai,
lantai licin, jalan tidak rata, penerangan kurang, benda-benda dilantai
yang membuat terpeleset dll).
o Akibat yang ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala, cedera
jaringan lunak, sampai patah tulang yang bisa menimbulkan
imobilisasi.
o Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan
riwayat jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang mendasari
instabilitas dan jatuh, memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa
latihan cara berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal
yang sesuai, serta mengubah lingkungan agar lebih aman seperti
pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai yang tidak licin.

3. Incontinence Urin dan Alvi (Beser BAB dan BAK)

o Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak


dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga
menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan.
o Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak dapat diobati bila
penyakit yang mendasarinya diatasi misalnya infeksisaluran kemih,
gangguan kesadaran, obat-obatan, masalah psikologik dan skibala.
o Inkontinesia urin yang menetap di bedakan atas: tipe urgensi yaitu
keinginan berkemih yang tidak bisa ditahan
penyebanya overaktifitas/kerja otot detrusor karena hilangnya
kontrol neurologis, terapi dengan obat-obatan antimuskarinik

13
prognosis baik, tipe stres kerena kegagalan mekanisme sfingter/katup
saluran kencing untuk menutup ketika ada peningkatan tekanan intra
abdomen mendadak seperti bersin, batuk, tertawa terapi dengan
latihan otot dasar panggul prognosis baik, tipe overflow yaitu
menggelembungnya kandung kemih melebihi volume normal, post
void residu > 100 cc terapi tergantung penyebab misalnya atasi
sumbatan/retensi urin..
o Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan atau
ketidakmampuan untuk mengendalikan pembuangan feses melalui
anus, penyebab cedera panggul, operasi anus/rektum, prolaps rektum,
tumor dll.
o Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering mengompol pasien
sering mengurangi minum yang menyebabkan terjadi dehidrasi.

4. Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan


Delirium)
o Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat
yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan
gangguan tingkat kesadaran sehingga mempengaruhi aktifitas kerja
dan sosial secara bermakna.
o Demensia tidak hanya masalah pada memori. Demensia mencakup
berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir, menyimpan
atau mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola
sentuh, pasien menjadi perasa, dan terganggunya aktivitas.
o Faktor risiko : hipertensi, DM, gangguan jantung, PPOK dan
obesitas.
o Sindroma derilium akut adalah sindroma mental organik yang
ditandai dengan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan

14
kognitif atau gangguan persepsi yang timbul dalam jangka pendek
dan berfluktuasi.
o Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan memori
jangka pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan
proses pikir (diorientasi waktu, tempat, orang), komunikasi tidak
relevan, pasien mengomel, ide pembicaraan melompat-lompat,
gangguan siklus tidur.
5. Infection (infeksi)
o Pada lanjut usia terdapat beberapa penyakit sekaligus, menurunnya
daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya daya
komunikasipada lanjut usia sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya
mengenal tanda infeksi secara dini.
o Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai
pada usia lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering
dijumpai.
o Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa
konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu makan tiba-
tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku sering
terjadi pada pasien usia lanjut.

6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,


penglihatandan penciuman)
o Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia dan
menyebabkan pasien sulit untuk diajak komunikasi
o Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri adalah
dengan cara memasangkan alat bantu dengar atau dengan tindakan
bedah berupa implantasi koklea.

15
o Gangguan penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi, katarak
atau komplikasi dari penyakit lain misalnya DM, HT dll,
penatalaksanaan dengan memakai alat bantu kacamata atan dengan
operasi pada katarak.

7. Isolation (Depression)

o Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada lanjut


usia adalah kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan hidup,
anak, bahkan binatang peliharaan.
o Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan,
menyebabkan dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga yang
mulai mengacuhkan karena merasa direpotkan menyebabkan pasien
akan merasa hidup sendiri dan menjadi depresi. Beberapa orang
dapat melakukan usaha bunuh diri akibat depresi yang
berkepajangan.

8. Inanition (malnutrisi), Asupan makanan berkurang sekitar 25% pada usia


40-70 tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa
kecap, pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dll), psikologis (depresi
dan demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang berpengaruh
pada nafsu makan dan asupan makanan.

9. Impecunity (Tidak punya penghasilan)


o Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan
mental akan berkurang secara berlahan-lahan, yang menyebabkan
ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan
pekerjaan sehingga tidak dapat memberikan penghasilan.
o Usia pensiun dimana sebagian dari lansia hanya mengandalkan hidup
dari tunjangan hari tuanya.

16
o Selain masalah finansial, pensiun juga berarti kehilangan teman
sejawat, berarti interaksi sosial pun berkurang memudahkan seorang
lansia mengalami depresi.

10. Iatrogenic(penyakit karena pemakaian obat-obatan)

o Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga


membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering
menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan
dokter sehingga dapat menimbulkan penyakit.
o Akibat yang ditimbulkan antara lain efek samping dan efek dari
interaksi obat-obat tersebut yang dapat mengancam jiwa.

11. Insomnia(Sulit tidur)


o Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang
menyebabkan seorang lansia menjadi depresi. Selain itu beberapa
penyakit juga dapat menyebabkan insomnia seperti diabetes melitus
dan gangguan kelenjar thyroid, gangguan di otak juga dapat
menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah berubah juga dapat
menjadi penyebabnya.
o Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh lansia
yaitu sulit untuk masuk kedalam proses tidur, tidurnya tidak dalam
dan mudah terbangun, jika terbangun sulit untuk tidur kembali,
terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
o Agar bisa tidur : hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai
mendekati waktu tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum
minuman berkafein saat sore hari, batasi asupan cairan setelah jam
makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau kurang,

17
hindari menggunakan tempat tidur untuk menonton tv, menulis
tagihan dan membaca.

12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh),Daya tahan tubuh


menurun bisa disebabkan oleh proses menua disertai penurunan fungsi
organ tubuh, juga disebabkan penyakit yang diderita, penggunaan obat-
obatan,keadaan gizi yang menurun.

13. Impotence(Gangguan seksual), Impotensi/ ketidakmampuan melakukan


aktivitas seksual pada usia lanjut terutama disebabkan oleh gangguan
organik seperti gangguan hormon, syaraf, dan pembuluh darah dan juga
depresi

14. Impaction (sulit buang air besar)


o Faktor yang mempengaruhi: kurangnya gerak fisik, makanan yang
kurang mengandung serat, kurang minum, akibat obat-obat tertentu
dan lain-lain.
o Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau isi usus menjadi
tertahan, kotoran dalam usus menjadi keras dan kering dan pada
keadaan yang berat dapat terjadi penyumbatan didalam usus dan
perut menjadi sakit.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hardywinoto Dan Toni Setiabudi. 1999. Panduan Gerontik : Tinjauan Dari Berbagi
Aspeknya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Hawari, Dadang (1997). Alqur’an, ilmu kesehatan kedokteran jiwa dan kesehatan.
Yogyakarta : dharma bakti primayasa.

Hurlock, Elizabeth B. 1997.psikologi perkembangan. Cetakan ke-5. Jakarta : erlangga

Wauran, M.H 1981. Menikmati kebahagiaan masa tua. Bandung : Indonesia


publishing house.

Suspriadi. 2015. Lanjut usia dan permasalahan vol. 10 no. 2 bukit tinggi

Effendi, F makhfudi (2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik


dalam keperawatan. Jakarta : salembang medika.

Kementrian kesehatan RI (2014). Pusat data dan informasi. Jakarta selatan

Maryam, siti dkk. (2008). Mengenai usia lanjut dan perawatannya, hal 32 : selemba
medika.

Martono, (2008). Geriatri. Jakarta : yudistira.

Rafknowlage. (2004). Insomnia dan gangguan tidur lainnya. Jakarta : PT. alex Jakarta
: selemba medika

Unidop (2017). International day of older person. 2017.


http://www.un.org/development/desa/ageing/international-day-of-older-person-
homepage/unidop2012.html

saptoka A & pancey S (2013). Stess level among the gerratic population of urbal area
in eastern Nepal. Nepal med coll J : 15(2) : 91-4.

19

Anda mungkin juga menyukai