PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usia Permulaan tua menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1998 tentang lanjut usia menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia
tua. Proses menua dan lanjut usia merupakan proses alami yang dialami
oleh setiap orang (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Populasi lanjut usia di dunia dari tahun ke tahun semakin
meningkat bahkan pertambahan lanjut usia menjadi semakin mendominasi
apabila dibandingkan dengan pertambahan populasi penduduk pada
kelompok usia lain. Pada tahun 2050, satu dari lima orang di dunia akan
berusia 60 tahun dan lebih tua, pada tahun 2015 dan 2030 jumlah orang
lanjut usia di seluruh dunia meningkat menjadi 56 persen, dari 901 juta
menjadi lebih dari 1,4 miliar. Pada tahun 2030, jumlah orang berusia 60 ke
atas akan melebihi usia muda yang berusia 15 sampai 24 tahun (Unidop,
2017).
Data dari Badan Pusat Statistik (2015), saat ini Indonesia termasuk
lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia,
yakni mencapai 7,6 %, tahun 2015 adalah 8,5 %, tahun 2020 adalah 10,0
%, tahun 2025 adalah 11,8. %, selanjutnya tahun 2030 adalah 13,8 % dan
tahun 2035 akan meningkat sampai 15,8 %. Peningkatan jumlah lanjut
usia menunjukan bahwa usia harapan hidup penduduk di Indonesia
semakin tinggi dari tahun ketahun. Di Sulawesi Utara jumlah penduduk
lanjut usia pada tahun 2010 meningkat 5,5% dari jumlah total lanjut usia,
tahun 2015 meningkat 6,0%, tahun 2020 meningkat 7,2%, 2025 meningkat
8,7%, tahun 2030 akan meningkat sampai 10,4% (Kementrian Kesehatan
RI, 2015).
Perubahan usia datang tanpa disadari (Rafknowledfe, 2004). Lanjut
usia merupakan suatu kejadian yang pasti dialami secara fisiologis oleh
1
semua orang yang dikaruniai usia panjang. Lanjut usia akan mengalami
proses penuaan, yang merupakan proses terus-menerus secara alamiah.
Penurunan kondisi fisik/fisiologis yang di alami lansia ditandai dengan
kulit yang mulai keriput, penglihatan dan pendengaran berkurang, gigi
ompong, mudah lelah, gerakan lamban (Maryam, 2008).
Semakin lanjut usia seseorang maka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik, yang mengakibatkan penurunan
peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di
dalam mencukupi kehidupannya sehingga dapat mempengaruhi Activity of
Daily Living (ADL) yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya
sendiri, dimulai dari bangun tidur, mandi, berpakaian dan seterusnya
meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2008). Perubahan –
perubahan atau kemunduran yang dialami lanjut usia sangat membawa
stres, baik untuk hal baik maupun hal yang lebih buruk (Martono, 2008).
Stres merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling banyak
dihadapi pada lanjut usia. World Health Organization (WHO)
memperkirakan bahwa angka prevalensi stres pada lanjut usia umumnya
bervariasi antara 10% dan 20%, tergantung pada situasi budaya. Secara
keseluruhan populasi lanjut usia dengan stres ringan, stres sedang, dan
stres berat bervariasi dalam tingkat keparahan (Sapkota & Pandey, 2013).
Dari hasil penelitian juga didapatkan prevalensi lansia yang
mengalami stres di dunia berkisar 4,7-16% (Barua, 2011). Terdapat
beberapa faktor biologis, fisis, psikologis, dan sosial yang membuat
seorang lansia rentan terhadap stres. Perubahan yang terjadi seringkali
disebabkan oleh stresor seperti pensiunan, kemunduran kemampup
In atau kekuatan fisik, masalah keuangan, kehilangan keluarga, dan
merasakan atau kesadaran akan kematian (Nugroho, 2008).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud lansia?
2. Apa tujuan dan sasaran pembinaan lansia ?
2
3. Apa dasar hukum upaya pengembangan program lansia?
4. Apa saja masalah kesehatan yang dialami lansia ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian lansia
2. Untuk mengetahui tujuan dan sasaran pembinaan lansia
3. Untuk mengetahui dasar hukum upaya pengembangan program lansia
4. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami lansia
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi lansia
Lanjut usia adalah kelompok lansia yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999.8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan,
sehingga tidak bias bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu didalam tubuh akan
menumpuk makin banyak distorsi metabolikdan structural disebut
penyakit degenerative yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup
dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999.4)
Pengertian tentang manusia lanjut usia adalah orang yang telah
menjalani siklus hidup diatas 65 tahun. Ketuaan seseorang dilihat dari segi
panjang usianya (Hawari, 1997.233-234). Sedangkan pemerintah
Indonesia memberikan pengertian manusia lanjut usia secara umum
sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang RI tentang
Kesejahteraan manusia lanjut usia, yaitu pada Pasal 1 ayat (2) : “Bahwa
yang dimaksud lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai 60 tahun
keatas”.
Apabila melihat ketuaan seseorang dari segi emosional, perasaan
dan tingkah lakunya maka pengertian manusia lanjut usia sebagaimana
yang diungkapkan Hurlock (1997:380) dapat disimpulkan sebagai manusia
lanjut usia yaitu seseorang yang telah beranjak jauh dari beberapa periode
terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak jauh dari periode yang
penuh dengan manfaat. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa umur seseorang
4
belum tentu bias menentukan lanjut usia seseorang, karena kondisi
kehidupan dan perawatan turut mendukung terjadinya proses penuaan,
kadangkala orang pada usia 50-an belum menampakkan tanda-tanda
ketuaan tetapi bahkan sebaliknya. Hal ini tergantung pada laju
pertumbuhan dan kemunduran fisik maupun mentalnya. Tetapi, walopun
begitu ada kecenderungan masyarakat umum menggunakan usia 65 tahun
sebagai usia pension dalam berbagai urusan sebagai tanda masuknya usia
lanjut.
Walaupun tidak ada kepastian para ahli dalam menetapkan batas
umur untuk mendefinisikan lanjut usia, tetapi para ahli mencoba
mengemukakan hal tersebut dengan memperhatikan perubahan-perubahan
yang menyertai manusia lanjut usia dari segi fisik, mental dan lingkungan
sosialnya. Perubahan tersebut sesuai dengan kodrat manusia yang pada
umumnya disebu dengan proses “menua”
Berdasarkan beberapa ukiran ketuaan diatas, (Wauran, 1981:12)
mengemukakan pengertian lanjut usia yaitu bahwa masa tua adalah suatu
masa dimana seseorang telah berhasil melewati berbagai liku kehidupan
dan ia telah keluar sebagai pemenang setelah melalui berbagai krisis pada
masa anak-anak, corak dan ragam masa remaja dan seribu satu tujuan pada
masa dewasa karena itu masa tua mempunyai suatu arti yang khusus, suatu
masa yang penuh dengan banyak pengalaman dan pergumulan hidup
sebagai insan yang lemah telah berhasil keluar sebagai pemenang dalam
area kehidupan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud lanjut usia secara umum adalah manusia yang telah memasuki
umur yang lanjut, sedangkan definisi yang lebih khusus memberikan suatu
penjelasan bahwa tua yang dimaksud dari pengertian tersebut dapat dinilai
dari berbagai segi emosi intelektualnya, dan penyebab dari ketuaan
tersebut sejalan dengan tahap-tahap perkembangan manusia yang
menjadikan usia tua sebagai tahap terakhir dari kehidupan manusia dimna
ia telah melewati tahap perkembangan sebelumnya.
5
B. Tujuan dan Sasaran Pembinaan Lansia
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan
umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut :
1. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1
ayat 2 yang berbunyi “lanjut usia adalah seseorang yang mencapai
usia 60 tahun keatas”
2. Menurut WHO, usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria yaitu:
a. Usia pertengahan (midle age) ialah usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) ialah usia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) ialah usia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) ialah usia diatas 90 tahun
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu:
a. Fase inventus ialah usia 25-40 tahun
b. Fase virilities ialah usia 40-55 tahun
c. Fase presenium ialah usia 55-65 tahun
d. Fase senium ialah usia 65 hingga tutup usia
4. Menurut Prof. Dr. koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric
age) >65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia itu sendiri dibagi
menjadi 3 batasan umur, yaitu:
a. Young old ialah usia 70-75 tahun
b. Old ialah usia 75-80 tahun
c. Very old ialah usia diatas 80 tahun
C. Teori Menua
1. Teori biologis
6
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan,
termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia
dan kematian. Perubahan-perubahan dlam tubuh termasuk perubahan
molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan
tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit. Seiring
dengan berkembangnya kemapuan kita untuk menyelidiki komponen-
komponen yang kecil dan sangat kecil, suatu pemahaman tentang
hubungan hal hal yang memengaruhi penuaan ataupun tentang
penyebab penuaan yang sebelumnya tidak diketahui, sekarang telah
mengalami peningkatan. Walaupun bukan merupakan suatu definisi
penuaan, tetapi 5 karakteristik penuaan telah dapat diidentifikasi oleh
para ahli (Tabel 2-2). Teori biologis juga mencoba untuk menjelaskan
mengapa orang mengalami penuaan dengan cara yang berbeda dari
waktu ke waktu dan faktor apa yang mempengaruhi umur panjang,
perlawanan terhadap organisme, dan kematian atau perubahan seluler.
Suatu pemahaman tentang perspektif biologi dapat memberikan
pengetahuan pada perawat tentang faktor resiko spesifik dihubungkan
dengan penuaan dan bagaimana orang dapat membantu untuk
meminimalkan atau menghindari risiko dan memaksimalkan
kesehatan.
Tabel 2-2 Karakteristik Biologis Penuaan
Peningkatan usia harapan hidup, tetapi mortalitas tidak dapat
dihindari
Penuaan dapat ditemukan didalam sel, molekul, jaringan, dan
masa tulang
Perusakan bersifat progresif dan tidak tertandingi serta
mempengaruhi semua sitem hidup
Diperlukan waktu yang panjang untuk kembali dari periode
serangan, kelelahan, dan stress
Peningkatan kerentanan terhadap infeksi, kanker, dan penyakit
7
lain yang berhubungan dengan pertambahan usia
2. Teori sosiologis
Teori sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara
lain :
a. Teori interaksi social
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak
pada situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai
masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin
interaksi social merupakan kunci mempertahankan status
social berdasarkan kemampuan bersosialisasi. Pokok-pokok
social exchange theory antara lain :
1) Masyarakat terdiri atas aktor social yang berupa
mencapai tujuan masing-masing.
2) Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi social yang
memerlukan biaya dan waktu.
3) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang
actor mengeluarkan biaya.
b. Teori aktifitas dan kegiatan
1) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah
kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa
lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan
banyak ikut serta dalam kegiatan social.
2) Lanjut usia akan merasakan keputusan bila dapat
melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas
tersebut selama mungkin.
3) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara
hidup lanjut usia.
4) Mempertahankan hubungan anatara system sosial dan
individu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai
usia lanjut.
8
c. Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut
usia. Teori ini merupakan gabungan teori yang disebutkan
sebelumnya. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang
terjadi pada seseorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe
personalitas yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan
adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia.
Pengalaman hidup seseorang suatu saat merupakan gambaran
kelak pada saat dia menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat
dari gaya hidup perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak
berubah, walaupun ia tela lanjut usia.
d. Teori pembebasan /penarikan diri (disengagement theory)
Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan
masyarakat dan kemunduran induvidu dengan individu
lainnya.
Pokok-pokok disengagement theory
1) Pada pria, kehilangan peran hidup terjadi masa pensiun
ada wanita terjadi pada masa peran dalam keluarga
berkurang, misalnya eumah untuk belajar dan menikah.
2) Lanjut usia dan masyarakat menarik manfaat dari hal
ini karena lanjut usia dapat merasakan tekanan social
sedangkan kaum muda memperoleh kesempatan kerja
yang lebih baik.
3) Ada tiga aspek utama dalam teori ini yang perlu
diperhatikan :
a) Proses menarik diri terjadi sepanjang hidup
b) Proses tersebut tidak dapat dihindari
c) Hal ini diterima lanjut usia dan masyarakat.
9
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambah
lanjutnya usia, apalagi ditambah dengan adanya
kemiskinan, lanjut usia secara berangsur-angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau
menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun,
baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering
lanjut usia mengalami kehilangan ganda (triple loss) :
10
lingkungan dan budaya gaya hidup yang salah.
Banyak faktor yang memengaruhi proses menua
(menjadi tua), antara lain herediter/genetik,
nutrisi/makanan, status kesehatan, pengalaman
hidup, lingkungan, dan stres. Proses
menua/menjadi lanjut usia bukanlah suatu
penyakit, karena orang meninggal bukan karena
tua, orang muda pun bisa meniggal dan bayi pun
bisa meninggal. Banyak mitos mengenai lanjut
usia yang sering merugikan atau bernada negatif,
tetapi sangat berbeda dengan kenyataan yang
dialaminya (Nugroho, 2000).
11
12. Impotence(Gangguan seksual)
13. Impaction (sulit buang air besar)
14. Impaction (sulit buang air besar)
12
o Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas
dan riwayat jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang
mendasari instabilitas dan jatuh, memberikan terapi fisik dan
penyuluhan berupa latihan cara berjalan, penguatan otot, alat
bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah lingkungan
agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup, pegangan,
lantai yang tidak licin.
13
o Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering mengompol
pasien sering mengurangi minum yang menyebabkan terjadi
dehidrasi.
14
o Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai
pada usia lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering
dijumpai.
o Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa
konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu makan
tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah
laku sering terjadi pada pasien usia lanjut.
7. Isolation (Depression)
15
8. Inanition (malnutrisi), Asupan makanan berkurang sekitar 25% pada
usia 40-70 tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis
(perubahan rasa kecap, pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus
dll), psikologis (depresi dan demensia) dan sosial (hidup dan makan
sendiri) yang berpengaruh pada nafsu makan dan asupan makanan.
16
dapat menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah berubah juga
dapat menjadi penyebabnya.
o Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh
lansia yaitu sulit untuk masuk kedalam proses tidur, tidurnya
tidak dalam dan mudah terbangun, jika terbangun sulit untuk tidur
kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
o Agar bisa tidur : hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai
mendekati waktu tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum
minuman berkafein saat sore hari, batasi asupan cairan setelah
jam makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau
kurang, hindari menggunakan tempat tidur untuk menonton tv,
menulis tagihan dan membaca.
17
18
BAB III
PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, Dadang (1997). Alqur’an, ilmu kesehatan kedokteran jiwa dan kesehatan.
Yogyakarta : dharma bakti primayasa.
Suspriadi. 2015. Lanjut usia dan permasalahan vol. 10 no. 2 bukit tinggi
Maryam, siti dkk. (2008). Mengenai usia lanjut dan perawatannya, hal 32 :
selemba medika.
Rafknowlage. (2004). Insomnia dan gangguan tidur lainnya. Jakarta : PT. alex
Jakarta : selemba medika
saptoka A & pancey S (2013). Stess level among the gerratic population of urbal
area in eastern Nepal. Nepal med coll J : 15(2) : 91-4.
20
Disadur dari Cristofalo, VJ: Biological mechanism of aging. Dalam Cristofalo, VJ
(ed): Annual Review of Gerontology and Geriatrics, vol 10. Springer, New
York, 1990.
21