(2003), pelayanan kesehatan di kelompok usia lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau
untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah
kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan
Kesehatan (BPPK) usia lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
Puskesmas.
Sementara menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Komisi Nasional Lanjut Usia
(2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah
pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor
pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik
beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Disamping pelayanan
kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,
ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat yaitu:
Menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Komisi Nasional Lanjut Usia (2010),
organisasi posyandu lanjut usia adalah organisasi kemasyarakatan non struktural yang
berdasarkan azas gotong royong untuk sehat dan sejahtera, yang diorganisir oleh seorang
koordinator atau ketua, dibantu oleh sekretaris, bendahara dan beberapa orang kader.
Organisasi posyandu lanjut usia ini tidak saja dapat dibentuk oleh masyarakat setempat, tetapi
dapat juga dilakukan oleh Kelompok seminat dalam masyarakat misalnya Club Jantung Sehat,
Majelis Ta’lim, WULAN (warga usia lanjut), kelompok gereja, dan lain – lain; Organisasi profesi;
Institusi pemerintah/swasta; danLembaga Swadaya Masyarakat
Sementara mekanisme pelayanan posyandu lansia, disusun mengikuti mekanisme pelaksanaan
kegiatan Posyandu pada umumnya, dengan lima tahap kegiatan/lima meja. Penyusunan ini
antara lain bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap mereka.
Data tersebut diatas dapat diperoleh dari Kelurahan/Desa atau melalui PKK dengan kegiatan
Dasawisma dimana satu kader membina 10 keluarga. Untuk sosial ekonomi, mandiri dan cacat
serta produktif harus dibuat kriteria yang jelas. Untuk hal tersebut perlu menggunakan alat
bantu kuesioner (lampiran) Rencana yang perlu disusun antara lain meliputi: a). Frekuensi
kegiatan posyandu lanjut usia; b) Jenis kegiatan posyandu; c). Tenaga pelaksana kegiatan; d).
Biaya kegiatan posyandu; dan e). Pengembangan kegiatan lanjut usia