Oleh :
071191019
2020
Definisi CHF
Congestive Heart Failure (CHF) merupakan suatu keadaan patologis di mana kelainan
fungsi jantung menyebabkan kegagalan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
jaringan, atau hanya dapat memenuhi kebutuhan jaringan dengan meningkatkan tekanan
pengisian (McPhee & Ganong di fachrunnisa dkk, 2015)
Gagal jantung dikenal dalam beberapa istilah yaitu gagal jantung kiri, kanan, dan
kombinasi atau kongestif. Pada gagal jantung kiri terdapat bendungan paru, hipotensi, dan
vasokontriksi perifer yang mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.Gagal jantung kanan
ditandai dengan adanya edema perifer, asites dan peningkatan tekanan vena jugularis. Gagal
jantung kongestif adalah gabungan dari kedua gambaran tersebut. Namun demikian, kelainan
fungsi jantung kiri maupun kanan sering terjadi secara bersamaan (McPhee & Ganong di
fachrunnisa dkk, 2015)
Pathway Afterload
CHF Arterosklerosis Kontraktilitas
Stenosis
Hipertensi sistemik dan pulmonal
Aliran darah ke otot Peradangan dan
jantung ↓ penyakit myokardium
Beban kerja jantung meningkat
Merusak serabut otot
Hipoksia & asidosis jantung
Hipertropi miocard
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Primer
1. Airways
a. Sumbatan atau penumpukan sekret
b. Wheezing atau krekles
2. Breathing
a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c. Ronchi, krekles
d. Ekspansi dada tidak penuh
e. Penggunaan otot bantu nafas
3. Circulation
a. Nadi lemah , tidak teratur
b. Takikardi
c. TD meningkat / menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
g. Kulit pucat, sianosis
h. Output urine menurun
Pengkajian Sekunder
Riwayat Keperawatan
1. Keluhan
a. Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat).
b. Palpitasi atau berdebar-debar.
c. Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) atau orthopnea, sesak nafas saat
beraktivitas, batuk (hemoptoe), tidur harus pakai bantal lebih dari dua buah.
d. Tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
e. Letargi (kelesuan) atau fatigue (kelelahan
f. Insomnia
g. Kaki bengkak dan berat badan bertambah
h. Jumlah urine menurun
i. Serangan timbul mendadak/ sering kambuh.
2. Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark miokard kronis, diabetes melitus,
bedah jantung, dan disritmia.
3. Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, alkohol.
4. Riwayat pengobatan: toleransi obat, obat-obat penekan fungsi jantung, steroid, jumlah
cairan per-IV, alergi terhadap obat tertentu.
5. Pola eliminasi orine: oliguria, nokturia.
6. Merokok: perokok, cara/ jumlah batang per hari, jangka waktu
7. Postur, kegelisahan, kecemasan
8. Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma, atau COPD yang merupakan
faktor pencetus peningkatan kerja jantung dan mempercepat perkembangan CHF.
Pemeriksaan Fisik
1. Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan, toleransi aktivitas,
nadi perifer, displace lateral PMI/ iktus kordis, tekanan darah, mean arterial presure,
bunyi jantung, denyut jantung,
2. Gallop’s, murmur.
2. Respirasi: dispnea, orthopnea, suara nafas tambahan (ronkhi, cracles, wheezing)
3. Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O
4. Evaluasi faktor stress: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/ takut yang kronis
5. Palpasi abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites
6. Konjungtiva pucat, sklera ikterik
7. Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis, warna kulit pucat,
dan pitting edema.
Diagnosa Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Penurunan curah jantung b/d NOC : Cardiac Care
respon fisiologis otot jantung, Cardiac Pump effectiveness Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi,
peningkatan frekuensi, dilatasi, Circulation Status durasi)
hipertrofi atau peningkatan isi Vital Sign Status Catat adanya disritmia jantung
sekuncup Kriteria Hasil: Catat adanya tanda dan gejala penurunan
Tanda Vital dalam rentang cardiac putput
normal (Tekanan darah, Nadi, Monitor status kardiovaskuler
respirasi) Monitor status pernafasan yang menandakan
Dapat mentoleransi aktivitas, gagal jantung
tidak ada kelelahan Monitor abdomen sebagai indicator penurunan
Tidak ada edema paru, perifer, perfusi
dan tidak ada asites Monitor balance cairan
Tidak ada penurunan kesadaran Monitor adanya perubahan tekanan darah
Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan antiaritmia
Atur periode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
Monitor toleransi aktivitas pasien
Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor adanya pulsus paradoksus dan pulsus
alterans
Monitor jumlah dan irama jantung dan monitor
bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru, pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Hipovolemia
Hipervolemia
Aliran arteri terputus
Exchange problems
Aliran vena terputus
Hipoventilasi
Reduksi mekanik pada vena
dan atau aliran darah arteri
Kerusakan transport oksigen
melalui alveolar dan atau
membran kapiler
Tidak sebanding antara
ventilasi dengan aliran darah
Keracunan enzim
Perubahan afinitas/ikatan O2
dengan Hb
Penurunan konsentrasi Hb
dalam darah
4 Gangguan pertukaran gas b/d NOC : NIC :
Respiratory Status : Gas exchange
kongesti paru, hipertensi
Respiratory Status : ventilation Airway Management
pulmonal, penurunan perifer Vital Sign Status
Kriteria Hasil : Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
yang mengakibatkan asidosis
- Mendemonstrasikan peningkatan jaw thrust bila perlu
laktat dan penurunan curah ventilasi dan oksigenasi yang Posisikan pasien untuk memaksimalkan
adekuat ventilasi
jantung.
- Memelihara kebersihan paru paru Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
dan bebas dari tanda tanda distress jalan nafas buatan
Definisi : Kelebihan atau pernafasan Pasang mayo bila perlu
kekurangan dalam oksigenasi - Mendemonstrasikan batuk efektif Lakukan fisioterapi dada jika perlu
dan atau pengeluaran dan suara nafas yang bersih, tidak Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
karbondioksida di dalam ada sianosis dan dyspneu (mampu Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
membran kapiler alveoli mengeluarkan sputum, mampu tambahan
bernafas dengan mudah, tidak ada Lakukan suction pada mayo
Batasan karakteristik : pursed lips) Berika bronkodilator bial perlu
Gangguan penglihatan - Tanda tanda vital dalam rentang Barikan pelembab udara
Penurunan CO2 normal Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
Takikardi keseimbangan.
Hiperkapnia Monitor respirasi dan status O2
Keletihan
somnolen
Iritabilitas Respiratory Monitoring
Hypoxia
kebingungan Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan
Dyspnoe usaha respirasi
nasal faring Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
AGD Normal penggunaan otot tambahan, retraksi otot
sianosis supraclavicular dan intercostal
warna kulit abnormal (pucat, Monitor suara nafas, seperti dengkur
kehitaman) Monitor pola nafas : bradipena, takipenia,
Hipoksemia kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
hiperkarbia Catat lokasi trakea
sakit kepala ketika bangun Monitor kelelahan otot diagfragma ( gerakan
frekuensi dan kedalaman paradoksis )
nafas abnormal Auskultasi suara nafas, catat area penurunan /
Faktor faktor yang tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
berhubungan : Tentukan kebutuhan suction dengan
- ketidakseimbangan perfusi mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas
ventilasi utama
- perubahan membran kapiler- Uskultasi suara paru setelah tindakan untuk
alveolar mengetahui hasilnya
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatu
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1 edisi 3. Jakarta. Media Aesculapius