Di Susun Oleh :
Pingky
NIM : 2019.C.11a.1056
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang
berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Diagnosa
Medis NSTEMI Di Ruang ICVCU Rsud Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya”. Laporan
pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas Praktik Praklinik Keperawatan III (PPK III).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes Eka
Harap Palangka Raya.
3. Ibu Ika Paskaria S.Kep.,Ners Selaku Koordinator Praktik Praklinik Keperawatan III
Program Studi Sarjana Keperawatan
4. Meida Sinta A, S.Kep.,Ners Selaku Pembimbing Akademik Yang Telah Banyak
Memberikan Arahan, Masukkan, Dan Bimbingan Dalam Penyelesaian Asuhan
Keperawatan ini.
5. Ibu Sri Widiati, S.Kep.,Ners selaku pembimbing Klinik yang telah memberikan izin,
informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik manajemen keperawatan di RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya (ICVCU).
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................
PENDAHULUAN
Angina Pectoris
Penurunan Curah Jantung Peningkatan asam laktat Iskemia otot Peningkatan tekanan uretra Gangguan gastrointestinal
Ketidakseimbangan
antara suplai dan
Kontraksi miokardium Kerusakan arkus refleks Mual muntah, asam kebutuhan oksigen
Kegagalan pompa jantung Terjadinya lambung
metabolisme Nyeri
Fungsi vertikel terganggu anaerob Blok spinger
Gagal pompa ventrikel kanan Nafsu makan
Kelemahan
Perubahan menurun
Peningkatan asam laktat Disfungsi neurologis
hemodinamika TD dan
Darah di paru Intoleransi Aktivitas
Nadi
kekurangan O2 MK: Defisit Nutrisi
Sintesa prostaglandin Efek agen
Perubahan Irama Jantung merangsang bradikinin farmakologis
sebagai preseptor nyeri
RR meningkat MK: Penurunan Curah Resptor Nyeri MK: Resiko
Jantung Ketidakseimbangan
Cairan
Thalamus
Penggunaan otot bantu
Korteks Cerebri
Sesak Nafas
2.1.6.4 Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi ridak memberikan data untuk diagnosis angina tidak stabil
secara langsung. Tetapi bila tampak adanya gangguan faal ventrikel kiri, adanya insufisiensi
mitral dan abnormalitas gerakan dinding regional jantung, menandakan prognosis kurang
baik. Ekokardiografi juga dapat menegakkan adanya iskemik miokardium (Anwar, 2014).
2.1.7 Komplikasi
2.1.7.1 Infark miocard
Dikenal dengan istilah serangan jantung adalah kondisi terhenrinya aliran darah dari
arteri koroner pada area yang terkena yang menyebabkan kekurangan oksigen
(iskemia) lalu sel-sel menjadi nekrotik (mati) karena kebutuhan energi akan melebihi
suplai energi darah (Hudak & Gallo, 2010).
2.1.7.2 Aritmia Lazim ditemukan pada fase akut MCI, aritmia perlu diobati bila
menyebabkan gangguan hemodinamik. Aritmia memicu peningkatan kebutuhan O2
miokard yang mengakibatkan perluasan infark (Hudak & Gallo, 2010).
2.1.7.3 Gagal jantung
Kondisi saat pompa jantung melemah, sehingga tidak mampu mengalirkan darah
yang cukup ke seluruh tubuh (Hudak & Gallo, 2010).
2.1.7.4 Syok cardiogenik
Sindroma kegagalan memompa yang paling mengancam dan dihubungkan dengan
mortalitas paling tinggi, meskipun dengan perawatan agresif (Hudak & Gallo, 2010).
2.1.7.5 Perikarditis
Sering ditemukan dan ditandai dengan nyeri dada yang lebih berat pada inspirasi dan
tidur terlentang. Infark transmural membuat lapisan epikardium yang langsung kontak
dengan perikardium kasar, sehingga merangsang permukaan perikard dan timbul
reaksi peradangan (Hudak & Gallo, 2010
2.1.7.6 Aneurisma ventrikel
Dapat timbul setelah terjadi MCI transmural. Nekrosis dan pembentukan parut
membuat dinding miokard menjadi lemah. Ketika sistol, tekanan tinggi dalam
ventrikel membuat bagian miokard yang lemah menonjol keluar. Darah dapat
merembes ke dalam bagian yang lemah itu dan dapat menjadi sumber emboli.
Disamping itu bagian yang lemah dapat mengganggu curah jantung kebanyakan
aneurisma ventrikel terdapat pada apex dan bagian anterior jantung (Hudak & Gallo,
2010)
2.1.8 Penatalaksanaan Medis
Pengobatan untuk angina tidak stabil berfokus pada tiga tujuan: menstabilkan plak
apapun yang mungkin pecah dalam rangka untuk mencegah serangan jantung,
menghilangkan gejala, dan mengobati pentakit arteri koroner yang mendasarinya.
2.1.8.1 Menstabilkan plak
Dasar dari sebuah stabilisasi plak pecah adalah mengganggu proses pembekuan darah
yang dapat menyebabkan serangan jantung. Pasien yang mengakami gejala-gejala
angina tidak stabil dan yang tidak minum obat harus segera mengunyah aspirin, yang
akan memblok faktor pembekuan dalam darah. Mengunyah aspirin daripada menelan
utuh mempercepat tubuh proses menyerap aspirin stabil. Ketika angina terjadi pasien
harus mencari bantuan medis segera di rumah sakit. Setelah di rumah sakit, obat-
obatan lainnya untuk blok pembekuan proses tubuh dapat diberiakan termasuk
heparin, clopidogrel dan platelet glikoprotein (GP) IIb/IIIa obat reseptor blocker.
2.1.8.2 Menghilangkan gejala-gejala
Obat angina, baik dan prosedur untuk mengurangin penyumbatan dalam arteri
koroner bisa meringankan gejala angina tidak stabil. Tergantung pada keadaan pasien
individu, obat sendiri atau obat dalam kombinasi dengan prosedur yang dapat
digunakan untuk mengobati angina
2.1.8.3 Mengobati penyakit arteri koroner yang mendasarinya
Penatalaksanaan pada dasarnya bertujuan untuk memperpanjang hidup dan
memperbaiki kualitas hidup dengan mencegah serangan angina baik secara medikal
atau pembedahan.
2.1.8.4 Pengobatan medis
Bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan serangan angina. Ada 3 jenis obat
yaitu:
a. Golongan nitrat
Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan angina akut. Mekanisme
kerjanya sebagai dilatasi vena perifer dan pembuluh darah koroner. Efeknya langsung
terhadap relaksasi otot polos vaskuler. Nitrogliserin juga dapat meningkatkan
toleransi exercise padapenderita angina sebelum terjadi hipoktesia miokard. Bila di
berikan sebelum exercise dapat mencegah serangan angina.
b. Ca- Antagonis
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekwensi serangan pada
beberapa bentuk angina. Cara kerjanya :
1) Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat tonus vasometer pembuluh
darah
2) arteri koroner (terutama pada angina Prinzmetal).
3) Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke miokard
4) Dilatasi arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer dan menurunkan
afterload.
5) Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut, jantung dan
kontraktilitis sehingga mengurangi kebutuhan O2 c. Beta Bloker Cara kerjanya
menghambat sistem adrenergenik terhadap miokard yang menyebabkan kronotropik
dan inotropik positif, sehingga denyut jantung dan curah jantung dikurangi. Karena
efeknya yang kadiorotektif, obat ini sering digunakan sebagai pilihan pertama untuk
mencegah serangan angina pektoris pada sebagian besar penderita (Brunner &
Suddarth, 2016).
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, tanggal masuk, no. Register, dan diagnosa medis. Sedangkan identitas bagi
penanggung jawab yaitu nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan hubungan
dengan klien.
2.2.1.2 Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang biasa terjadi pada pasien dengan angina tidak stabil yaitu nyeri
dada substernal atau retrosternal dan menjalar ke leher, daerah interskapula atau
lengan kiri, serangan atau nyeri yang dirasakan tidak memiliki pola, bisa terjadi lebih
sering dan lebih berat, serta dapat terjadi dengan atau tanpa aktivitas.
b. Riwayat Kesehatan
Sekarang Pada riwayat kesehatan sekarang keluhan yang dirasakan oleh klien sesuai
dengan gejala-gejala pada klien dengan angina tidak stabil yaitu nyeri dada substernal
atau retrosternal dan menjalar ke leher, daerah interskapula atau lengan kiri, serangan
atau nyeri yang dirasakan tidak memiliki pola, bisa terjadi lebih sering dan lebih
berat, serta dapat terjadi dengan atau tanpa aktivitas. Biasanya disertai sesak nafas,
perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dan dizzines.
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan klien dilanjutkan
mengukur tanda-tanda vital. Kesadaran klien juga diamati apakah kompos mentis, apatis,
samnolen, delirium, semi koma atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah sedang, berat,
ringan atau tampak tidak sakit.
b. Tanda-tanda vital
Dapat meningkat sekunder akibat nyeri atau menurun sekunder akibat gangguan
hemodinamik atau terapi farmakologi
c. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala Pusing, berdenyut selama tidur atau saat terbangun, tampak perubahan ekspresi
wajah seperti meringis atau merintih, terdapat atau tidak nyeri pada rahang
2) Leher Tampak distensi vena jugularis, terdapat atau tidak nyeri pada leher.
3) Thorak Bunyi jantung normal atau terdapat bunyi jantung ekstra S3/S4 menunjukkan
gagal jantung atau penurunan kontraktilitas, kalau murmur menunjukkan gangguan katup
atau disfungsi otot papilar dan perikarditis. Paru-paru: suara nafas bersih, krekels, mengi,
wheezing, ronchi, terdapat batuk dengan atau tanpa sputum, terdapat sputum bersih, kental
ataupun merah muda.
4) Abdomen Terdapat nyeri/rasa terbakar epigastrik, bising usus normal/menurun.
5) Ekstremitas Ekstremitas dingin dan berkeringat dingin, terdapat udema perifer dan udema
umum, kelemahan atau kelelahan, pucat atau sianosis, kuku datar, pucat pada membran
mukosa dan bibir.
2.2.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan unruk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi
yang berkaitan dengan kesehatan (Nanda, 2017).
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul diantaranya sebagai berikut:
a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisiologis: iskemi miokard (SDKI
D.0077, Hal 172)
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis: nyeri
saat bernapas, kelemahan otot pernapasan) (SDKI, D.0005, Hal 26)
c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas (SDKI,
D.0008, Hal 34)
d. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri
(SDKI, D.0009, Hal 37)
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (SDKI, D.0056, Hal 128)
2.2.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi
Nyeri akut (SDKI D.0077, Manajemen Nyeri (SIKI, I.08238, Hal 201)
Setelah dilakukan intervensi
Hal 172)
keperawatan selama ….. x
Observasi:
….. maka diharapkan
bersihan jalan napas membaik 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
dengan kriteria hasil:
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Tekanan ekspirasi
2. Identifikasi skala nyeri
meningkat
3. Identifikasi factor yang memperberat dan
2. Tekanan inspirasi
memperingan nyeri
meningkat
3. Dispnea menurun Terapeutik:
Edukasi:
Kolaborasi:
1.2.5 Evaluasi
Menurut Marilynn E. Doengoes (2002), evaluasi merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan, proses yang kontinue yang penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan
perawatan yang diberikan, yang dilakukan dengan meninjau respon pasien untuk
menentukan keefektifan rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.
Tujuan dari evaluasi adalah menilai keberhasilan dari tindakan perawatan, respon
klien terhadap tindakan yang telah diberikan dan mencegah masalah-masalah yang
mungkin timbul lagi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Pingky
NIM : 2019.C.11a.1056
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Z
Umur : 48 Tahun
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Sebelum masuk ke rumah sakit RSUD dr. Sylvanus pasien mengatakan bahwa dia
pernah masuk ke rumah sakit tamiang layang pada tgl 1 Januari 2022 dan pada 12
februari 2022 pasien juga mengatakan dia pernah juga masuk ke rumah sakit
buntok dan pasien mengatakan kurang puas dengan tindakan dirumah sakit
tersebut dan pada bulan mei pasien ke Palangkaraya untuk menjenguk anaknya,
selang beberapa 1 hari pasien merasa dadanya sangat sakit dan sesak nafas .
Sebelum dibawa ke rumah sakit pasien mengatakan ada meminum obat
Paracetamol guna mengurangi nyeri di dada tetapi tidak ada efeknya, akhirnya
pasien di bawa oleh keluarganya ke rumah sakit RSUD dr. Slyvanus pada
tanggal 27 Mei 2022 pukul 09.00 WIB pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya dengan keluhan nyeri dada seperti diremas dan
sesak nafas setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, TD: 187/147, N: 123×/ menit, RR: 28 ×/ menit , S:
39ᵒC, SPO2 95%, skala nyeri 5, dan diberikan terapi Inf, Nacl 0,9% 7 tpm, Inj.
Furosemide 2x1 amp, Inj. Ranitidine 2x1 amp dan pemberian O2 Nasal kanul 4
lpm. Kemudian pada tanggal 27 Mei 2022 jam 21.00 pasien dipindahkan ke
ruangan ICVCU .
GENOGRAM KELUARGA :
Keterangan :
: Perempuan : Klien
C. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak sakit ringan, saat dilakukan pengkajian GCS didapatkan hasil E: 4
(Spontan membuka mata), V: 5 (berorientasi baik), M: 6 (Mengikuti perintah)
Total nilai GCS adalah 15. Kesadaran composmentis, pasien tampak terpasang
Oksigen Nasal Kanul, terpasang infus NaCl 0,9 % 14 tpm pada tangan sebelah
kanan dan terpasang kateter.
1. Status Mental :
Tingkat kesadaran compos menthis, wajah tampak pucat dan lemas, bentuk badan
simetris, suasana hati baik, berbicara lancar dan jelas, fungsi kognitif orientasi
waktu: pasien dapat membedakan antara pagi, siang, malam, orientasi orang:
pasien dapat mengenali keluarga maupun petugas kesehatan, orientasi tempat:
pasien mengetahui bahwa sedang berada di rumah sakit.
2. Tanda-tanda Vital :
Pada saat pengkajian pada hari senin 30 Mei 2022 pukul 09.00 didapatkan hasil:
TD: 120/80 N: 82×/ menit, RR: 28x/menit, SPO2: 99%, S: 36,5 ᵒC, Skala nyeri 6.
3. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada Simetris, pasien merokok, dada terasa sakit dan sesak nafas sewaktu
berbaring telentang, Tipe pernafasan dada dan perut, Irama pernafasan teratur,
pola napas cepat, suara nafas vesikuler, tidak terdapat suara nafas tambahan.
4. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
Klien mengatakan mengeluh nyeri di dada, tidak ada merasakan keram dikaki,
klien tampak pucat, tidak mengalami clubbing finger, tidak sianosis, tidak ada sakit
kepala, tidak palpitasi, tidak ada pingsan, capillary refill klien saat ditekan dan
dilepaskan kembali < 2 detik, tidak ada terdapat oedema, ictus cordis klien tidak
terlihat, vena jugulasir klien tidak mengalami peningkatan, suara jantung klien
normal (S1-S2) regular.
P: Nyeri muncul pada saat pasien bergerak
Q: Nyeri dirasakan seperti diremas-remas
R: Nyeri dirasakan di daerah dada
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri datang secara tiba-tiba, lama nyeri datang sekitar > 30 detik.
Keluhan lainnya : Klien mengatakan mengeluh nyeri di dada
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Pada saat dilakukan pengkajian penilaian kesadaran pada Tn. Z didapatkan nilai
GCS, E: 4 (Spontan membuka mata), V: 5 (berorientasi baik), M: 6 (Mengikuti
perintah) Total nilai GCS adalah 15. Kesadaran composmentis, Pupil isokor reflex
cahaya kanan dan kiri positif.
Nervus Kranial XII : Pasien dapat mengeerakan lidah dari sisi ke sisi
Uji koordinasi ekstrimitas atas jari ke jari positif, jari ke hidung positif, ekstrimitas
bawah tumit ke jempol kaki positif.
Uji kestabilan tubuh positif, Bisep kanan dan kiri skala + 2 Trisep, kanan dan kiri skala
+2. Brakidioradialis kanan dan kiri skala +2 ,refleks babinski kanan dan kiri skala
+2
Tampak bersih tidak ada gatal-gatal, tidak ada gatal-gatal tidak ada lesi maupun
kemerahan.
BB Sekarang : 54 kg
BB Sebelum Sakit : 60 kg
4. Kognitif :
Klien mengatakan mengetahui apa itu pengertian, penyebab dan proses terjadinya
penyakit setelah dijelaskan oleh dokter.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran ) :
Gambaran diri : Klien menyukai tubuh secara utuh, Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh
dari penyakit yang dideritanya, Identitas diri : Klien adalah seorang ayah dari satu anak
laki-lakinya, Harga diri : Klien sangat diperhatikan oleh keluarga, Peran : Klien adalah
sebagai ayah dari 1(satu) orang anaknya.
6. Aktivitas Sehari-hari
Pasien mengatakan sebelum sakit mampu beraktivitas secara mandiri, saat sesudah sakit
pasien tidak dapat beraktivitas secara bebas akibat gerakan terbatas dan nyeri dada dan
merasa lemah saat beraktivitas. Pada tubuh pasien terpasang elektroda dan beberapa alat
lainnya yang terhubung dengan alat monitor pasien yang digunakan untuk
memonotoring pasien melalui beberapa parameter yang membutuhkan pemantauan
berkelanjutan agar kondisi pasien tetap terpantau.
Masalah Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
8. Nilai-Pola Keyakinan
Klien dan keluarga menganut agama Islam
E. SOSIAL – SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Kurang mampu berkomunikasi dengan baik dan jelas
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan klien sehari-hari, yaitu Bahasa Dayak dan Indonesia
3. Hubungan dengan keluarga : Hubungan dengan keluarga baik
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Klien dapat berinteraksi dengan baik pada orang lain baik itu dengan lingkungan
sekitar, perawat maupun dokter
5. Orang berarti/terdekat :
Orang yang paling dekat dengan Tn. Z adalah istri dan anaknya
7. Kegiatan beribadah :
Untuk kegiatan beribadah biasanya setiap hari Jum,at.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Nama Dosis Cara Indikasi
tusuk
- R: Nyeri dirasakan di daerah dada Produksi asam laktat
meningkat
- S: Skala nyeri 6
- T: Nyeri datang secara tiba-tiba,
Merangsang nosiseptor
lama nyeri datang sekitar > 30
detik.
Angina pektoris
DO:
Nyeri Akut
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Tekanan darah meningkat
- Pola nafas pasien tampak berubah
- Pasien tampak dibantu keluarga
untuk berjalan
- TTV:
TD: 120/80
N: 82×/ menit,
RR: 28x/menit
SPO2: 99%,
S: 36,5 ᵒC,
Skala nyeri 6
Sesak nafas
- TTV:
Intoleransi aktivitas
TD: 120/80
N: 82×/ menit,
RR: 28x/menit
SPO2: 99%,
S: 36,5 ᵒC,
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemi miocard) (SDKI
D.0077, Hal 172)ditandai dengan pasien mengatakan nyeri dada, hasil pemeriksaan
TTV, TD: 120/80 N: 82×/ menit, RR: 28x/menit, SPO2: 99%, S: 36,5 ᵒC. Skala
Nyeri: 6
2. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas( SDKI, D.0005, Hal. 26)
ditandai dengan pasien mengatakan sesak nafas, pasien terlihat sesak, terpasang
oksigen nasal kanul 4 lpm, pasien tampak gelisah, irama nafas tidak teratur, hasil
pemeriksaan TTV, TD: 120/80 N: 82×/ menit, RR: 28x/menit, SPO2: 99%, S: 36,5
ᵒC.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (SDKI, D.0056, Hal 128) di tandai dengan pasien mengatakan
nyeri dada saat beraktivitas dan kesulitan beraktivitas karena terpasang alat-alat
monitor pasien hasil pemeriksaan TTV, TD: 120/80 N: 82×/ menit, RR: 28x/menit,
SPO2: 99%, S: 36,5 ᵒC
RENCANA KEPERAWATAN
Edukasi:
Kolaborasi:
PERTEMUAN I
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Senin, 30 Mei 2022 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S:
09.00 WIB durasi frekuensi, kualitas, intensitas nyeri PINGKY
Pasien mengatakan nyeri dada
DX 1 2. Mengidentifikasi skala nyeri
hilang timbul
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat
O:
dan memperingan nyeri
4. Mengontrol lingkungan yang memperberat - Pasien tampak meringis
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, - Pasien tampak gelisah
pencahayaan, kebisingan) - Tekanan darah meningkat
relaksasi) - TTV:
A: MasalahTeratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
PERTEMUAN KE 2
P : Lanjutkan intervensi
Selasa, 31 Mei 2022 1. Memonitor Pola nafas S:
2. Memonitor bunyi nafas tambahan PINGKY
11.00 WIB - Pasien mengatakan masih
3. Memposisikan pasien semi fowler
merasakan sesak nafas
Diagnosa 2 4. Memonitor adanya sumbatan jalan
O:
nafas
- Pasien masih berbaring di bed
- Pasien tampak masih bernafas
menggunakan otot bantu
pernapasan
- Pasien tampak tertidur dengan
posisi semi fowler
- Pola napas mulai teratur
- TTV :
TD: 138/88
N: 82×/ menit,
RR: 17x/menit
SPO2: 95%,
S: 36,3 ᵒC,
A: MasalahTeratasi sebagian