Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATANDENGAN

MASALAH KEPERAWATAN UTAMA POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF


PADA BY. NY.D DENGAN ASFIKSIA DI RUANG SOKA
RSUD MAJENANG

Disusun Oleh :
MOKHAMAD SA’DUN
A32020185

PROGRAM STUDI PROFERSI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan Ini Laporan Pendahuluan DanAsuhan KeperawatanDengan


Masalah Keperawatan Utama Pola Nafas Tidak Efektif Pada By.
Ny.D Dengan Asfiksia
Di Ruang SokaRSUD Majenang

Disusun Oleh : Mokhamad Sa’dun

Telah disahkan pada


Hari/ Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Wuri Utami, M.Kep. Khotijah, S.Kep. Ns


NIP. 196901011998032007

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................i
Lembar Pengesahan...................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................iii
Laporan Pendahuluan.................................................................................1
A. Konsep Pola Nafas Tidak Efektif...................................................1
1. Pengertian..................................................................................1
2. Etiologi......................................................................................1
3. Batasan Karakteristik.................................................................2
B. Konsep Asfiksia.............................................................................2
1. Pengertian..................................................................................2
2. Etiologi......................................................................................3
3. Manifestasi................................................................................4
4. Patofisiologi...............................................................................5
5. Pathways....................................................................................6
6. Penatalaksanaan.........................................................................7
7. Pemeriksaan Diagnostik............................................................8
8. Asuhan Keperawatan menurut teori..........................................8
Asuhan Keperawatan..............................................................................14
A. Pengkajian....................................................................................14
B. Analisa Data.................................................................................20
C. Diagnosa Keperawatan.................................................................21
D. Intervensi Keperawatan................................................................22
E. Implementasi................................................................................25
F. Evaluasi........................................................................................32
Pembahasan.............................................................................................39
Daftar Pustaka.........................................................................................41

iii
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF


1. PENGERTIAN
Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolism sel dalam tubuh,
mempertahankan dan aktivitas berbagai organ atau sel
(Lynda Juall, Carpenito-Moyet, 2015).
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau
ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pola nafas tidak efektif adalah suatu keadaan ketika
tidak dapat bernapas secara spontan dimana pertukaran O2
(respirasi) dan CO2 (ekspirasi) tidak teratur atau tidak
adekuat.
2. ETIOLOGI
Menurut TIM POKJA SDKI PPNI (2016) etiologi pola
napas tidak efektif antara lain :
a. Depresi pusat pernapasan
b. Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas,
kelemahan otot pernapasan)
c. Deformitas dinding dada
d. Deformitas tulang dada
e. Gangguan neuromuscular
f. Gangguan neurologis (mis. Elektroensefaogram (EEG)
positif, cedera kepala, gangguan kejang)
g. Imaturitas neurologis
h. Penurunan energy
i. Obesitas
j. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
k. Sindrom hipoventilasi
l. Kerusakan intervasi diafragma (kerusakan C5 ke atas)
m. Cedera pada medulla spinalis
n. Efek agen farmakologis

1
o. Kecemasan

3. BATASAN KARAKTERISTIK
Menurut TIM POKJA SDKI PPNI (2016) batasan
karakteristik pola napas tidak efektif antara lain :
a. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Dispnea
Objektif
1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal (mis. Takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul, cneyne-stokes)
b. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Ortopnea
Objektif
1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah

B. KONSEP ASFIKSIA
1. PENGERTIAN
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru
lahir tidak dapatbernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Keadaan ini biasanyadisertai dengan keadaan
hipoksia dan hiperkapnu serta sering berakhir denganasidosis
(Djitowiyonodan Kristiyani, 2010).
Post asfiksia adalah suatu keadaan dimana tanda gejala

2
penyerta
setelahterjadinyaasfiksia,disertaidenganbeberapakomplikasipad
aberbagaiorgantermasuk pada system pernapasan (Larosa, et.
al., 2016; Singh dan G.S.Sengar,2016).

2. ETIOLOGI
Asfiksia neonatorum dapat terjadi selama kehamilan,
pada proses persalinan dan melahirkan atau periode segera
setelah lahir. Beberapa factor yang dapat menimbulkan
gawat janin (asfiksia):
a. Faktor ibu: hipoksia, usia ibu kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, gravida ke empat atau lebih, sosial
ekonomi rendah, hipertensi pada penyakit toksemia,
eklamsia, hipotensi mendadak karena perdarahan,
gangguan kontraksi uterus pada hipertoni, hipotoni,
tetani uteri, hipoventilasi ibu, dan gangguan HIS.
b. Faktor plasenta: solusio plasenta, plasenta previa,
plasenta tipis, plasenta kecil, plasenta tak menempel, dan
perdarahan plasenta.
c. Faktor janin: kompresi umbilicus pada tali pusat yang
melilit leher, tali pusat menumbung, meconium kental,
prematuritas, persalinan ganda
d. Faktor neonatus: trauma persalinan, perdarahan rongga
tengkorak, kelainan bawaan hernia diafragmatik atresia
atau stenosis jalan nafas (Djitowiyono dan Kristiyani,
2010; Nurarif dan Kusuma, 2016; Muryani, 2014; Ridha,
2014).
e. Dalam teori Manuaba (2007) dalam Hartatik dan
Yuliaswati (2013) menjelaskan bahwa pada bayi yang
lahir preterm atau kurang bulan (kurang dari 36 minggu)
organ-organ tubuhnya belum matur hal ini menyebabkan
sistem pernafasan khususnya paru-paru bayi belum
bekerja secara optimal, surfaktan masih kurang sehingga
ada kemungkinan paru mengalami gangguan
perkembangan, otot pernafasan masih lemah sehingga

3
tangis bayi terdengar lemah dan merintih akibatnya bayi
bisa mengalami asfiksia.
f. Menurut Morales (1987) dalam Hartatik dan Yuliaswati
(2013) mengemukakan bahwa bayi lahir preterm
memiliki risiko distress pernafasan tiga kali lebih besar.
g. Septa (2011) menyebutkan bahwa pada bayi dengan
berat lahir rendah fungsi organ bayi seperti sistem
pernafasan masih belum berjalan dengan baik.
h. Behrman dan Nelson (2000) menyebutkan bahwa bayi
yang dekat ke pemancar panas (lampu penghangat) bisa
berisiko mengalami hipertermi, dalam hal ini, kebutuhan
oksigen juga akan meningkat.
i. Reflek menghisapnya lemah (Sharon, 2011).
3. MANIFESTASI KLINIS
a. Ketidakmampuanbernapas
b. Denyutjantungjaninbradikardia(<100x/
menit),takikardia(>140x/menit)
c. Warnakulit pucatdan adatanda-tandasyok,
d. Hipoksia
e. RR>60x/menit atau<30x/menit
f. Nafasmegap-megap/gaspingsampaiterjadihentinafas
g. Napascupinghidung
h. Tonusototberkurang
i. Periode apnea yang berlangsung sekitar 10-15 detik
(irama nafas ireguler)dandisertai sianosi (Sharon, 2011)
j. Padaharipertamakelahiranbayiadaptasifisiologissistemp
ernafasandimulaidengannafasmenjadidangkaldantidakte
ratur,berkisar30sampai 60 kali permenit, dengan
periode dari napas periodik yang terdiriatas henti nafas
sementara yang berlangsung kurang dari 20 detik
(SidarthadanTania, 2013).
k. Untuk menentukan tingkat asfiksia, apakah bayi
mengalami asfiksia berat,sedang,atau ringandapat
dipakaipenilaianapgarseperti dibawahini:
Tanda 0 1 2

4
Frekuensijant Tidakada <100x/menit >100x/menit
ung
Usahabernafa Tidakada Lambat,tidakter Menangiskuat
s atur
Tonusotot Lumpuh Extremitas Gerakanaktif
fleksisedik
it
Reflex Tidakada Gerakansedikit Menangis
Warna Birupucat Tubuh Tubuhkemerahan
kemerahan,
extremitasbi
ru

Nilai apgar ini dimulai satu menit setelah bayi lahir


lengkap dan bayi telahdiberi lingkungan yang baik
serta pengisapan lender telah dilakukan
dengansempurna. Nilai apgar semenit pertama ini baik
sekali sebagai
pedomanuntukmenentukancararesusitasi.Mulaiapgarbe
rikutnyadimulailimamenitsetelahbayilahirdaniniberkol
erasieratdengankematiandankesakitanneonatus.Dalam
menghadapibayidalamasfiksiaberat,dianjurkanuntukme
nilaisecaratepat,yaitu:
(1)menghitungfrekuensijantungdengancaramerabahepi
sternumatauarteritalipusatdanmenentukan apakah
jumlah lebih atau kurang dari 100x/menit, (2)
menilaitonusotot baik/buruk, (3)melihat
warnakulit(Ridha, 2014).
Ataspenilaianklinisdiatas,asfiksiapadabayibarulahirdap
atdibagidalam:
1) Nilaiapgar7-10disebut asfiksiaringan
Bayidianggapsehatdan
tidakmemerlukantindakanistimewa
2) Nilaiapgar 4-6disebutasfiksiasedang
Biasanya didapatkan frekuensi
jantung>100x/menit, tonus otot kurangbaikatau
baik, biru, refleksi masih ada.

3) Nilaiapgar0-3disebutasfiksiaberat

5
Didapatkanfrekuesijantung<100x/
menit,tonusototburuk,biru,kadang-
kadangpucat,reflextidakada.Padaasfiksiadenganhen
tijantungyaitubunyijantungfetusmenghilangtidklebi
hdari10menit

4. PATOFISIOLOGI
Bayi yang mengalami asfiksia akan mengakibatkan
terjadinya terganggunya menghasilkan energy bagi
metabolisme tubuh menyebabkan terjadinya glokolisis
anerobik, dimana kondisi ini bisa disebut dengan post asfiksia.
Produk sampingan proses tersebut (asam laktat dan piruvat)
menimbulkan peningkatan asam organik tubuh yang berakibat
menurunnya pH darah sehingga terjadilah asidosis metabolik.
Perubahan sirkulasi dan metabolisme ini secara bersama-
samaakan menyebabkan kerusakan sel, dimana hal ini dapat
menyebabkan kelelahan otot pernafasan sehingga munculah
masalah keperawatan ketidakefektifan pola nafas(Indonesia,
2008).

6
5. PATHWAY KEPERAWATAN

Persalinanlama,lilita
ntali pusat,
Paralisis pusatpernapasan
presentasijanin Factorlain:obat2a
abnormal,imaturitas nnarkotik

Asfiksia

Ketidakefektifanpola nafas

6
6. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaanterapisuportifpadabayidenganasfiksian
eonatorumadalahsebagai berikut:
a. Pemantauan gas darah, denyut nadi, fungsi system jantung,
dan paru denganmelakukan resusitasi, memberikan oksigen
yang cuku[, serta memantau perfusijaringantiap 2-4 jam.
b. Mempertahankan jalan napas agar tetap baik, sehingga
proses oksigenasi cukupagarsirkulasi darah tetapbaik.
c. Berdasarkan teori Lissauer dan Fanaroff (2013)
menyebutkan bahwa pada bayiyang kadar glukosanya
rendah, antara 25-45 mg/dL diberikan terapi
D10%intravena(80-100 mg/kg/hari,
6-8mg/kg/menitglukosa).
d. Pembrianglukosa.Cavalli(2006)dalamjurnalIqbal(2010)bahw
aASImengandungglukosadengan kadar 4.5 +0.1 mmol/L.
e. AsfiksiaringanAPGARskor(7-10)
1) Bayidibungkusdengan kainhangat.
2) Bersihkan jalan napas dengan
menghisaplendirpadahidung,kemudianmulut.
3) Bersihkanbadandantalipusat.
4) Lakukanobservasitanda-
tandavital,pantauAPGARskordanmasukkankedalam
incubator
f. AsfiksiasedangAPGARskor(4-6)
1) Bersihkanjalannapas
2) Berikanoksigen2literper menit
3) Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki.
Apabila belumadareaksi, bantu pernapasan
denganmasker (ambubag)
4) Bilabayisudahmulaibernapastetapisianosis,berikannatriu
mbikarbonat7,5%sebanyak6cc.Dekstrosa40%sebanyak4
ccdisuntikkanmelaluivenaumbilicussecaraperlahan-
lahanuntukmencegahtekanan intracranial meningkat.
g. AsfiksiaberatAPGARskor(0-3)
1) Bersihkan jalan nafas sambil pompa melalui ambubag

7
2) Berikanoksigen4-5literpermenit
3) Bilatidakberhasil,lakukanpemasanganETT(endotrachealtube)
4) Bersihkanjalannafas melaluiETT
5) Apabilabayisudahmulaibernapastetapimasihsianosisberi
kannatrium bikarbonat sebanyak 6 cc. selanjutnya
berikan dekstrosan 40%sebanyak4 cc.
h. Terapi oksigen. Sharon (2011) menyebutkan bahwa
terapi oksigen lain yangdiberikan kepada bayiyaitu
CPAP (continous positive airway pressure), alatini
memiliki konsentrasi oksigen sekitar 60%.Dalam teori
Sharon (2011) jugamenyebutkan bahwa salah satu
terapi oksigen yang diberikan yaitu
bantuanventilasioksigendenganhood.Dimanaalatinikons
entrasimaksimalnyasekitar 30% sampai 40%, oksigen
hood dapat menjadi metode pemberian yangoptimal
untuk neonatus yang menderita takipnea sementara pada
bayi barulahir,sindrome distres pernafasan.
i. Menejemenbayibarulahirdenganasfiksia(RI,2010).

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis
2. Urinalisis
3. Ultrasonografi untuk melihat taksiran berat janin dan letak plasenta
4. Amniosentesis untuk melihat kematangan beberapa organ janin,
seperti rasio lesitinsfingomielin, surfaktan

8. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Identitas

1) Pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama,


suku/bangsa, tanggalMRS, tanggal pengkajian, ruangan,
diagnosa medis nomer rekam medik),identitas nama
pasien diperlukan untuk menentukan kriteria pasien
yangakandijadikanpartisipandalampengumpulandata,den
ganusiaklienyaituusia0-28 hari.
2) Identitas penanggung jawab (nama orangtua, agama,
pendidikan, pekerjan,alamat,umur).

8
b. Riwayatkesehatansekarang:
Keluhanutama:kesulitanbernafasakibatbersihanjalannafasata
uhipoksiajanin akibat ototpernafasanyangkurangoptimal.
c. Riwayatkesehatandahulu
Kajiriwayatkehamilan/persalinan(prenatal,misalnya
lilitantalipusat,presentasijaninabnormal,hipoksiaibu,eklamps
ia;natal,misalnyaterdapat gangguan HIS; neonatal, misalnya
trauma persalinan,
perdarahanronggatengkorak,kelainanbawaanherniadiafragm
atikatresiaataustenosisjalan nafas).
d. Riwayatkesehatankeluarga

Kaji apakah dalam keluarga pernah mengalami penyakit


yang sama ataupenyakitlainnya.
e. Kebutuhandasar

1) Sirkulasi:nadiapikaldapatberfluktuasidari110sampai180x/
menit.Tekanandarah60sampai80mmHg(sistolik),40sampa
i45mmHg(diastolik), bunyi jantung, lokasi di
mediastinum dengan titik intensitastepat di kiri dari
mediastinum pada ruang intercostal III/IV, murmur
biasaterjadiselamabeberapajampertamakehidupan,talipusa
tputihdanbergelatin,megandung2arteri dan 1 vena

2) Eliminasi:dapatberkemihsaatlahir

3) Makanan/cairan: berat badan 2500-4000 gram, panjang


badan 44-45 cm,turgorkulit elastis (bervariasi
sesuaigestasi)

4) Neuro sensori: tonus otot (fleksi hipertonik dari semua


ekstremitas), sadardan aktif mendemonstrasikan reflex
menghisap selama 30 menit
pertamasetelahkelahiran(periodepertamareaktivitas),pena
mpilanasimetris(molding, edema, hematoma), menangis
kuat, sehat, nada sedang
(nadamenangistinggimenunjukkanabnormalitasgenetic,hi
poglikemia,ataurefleknarkotikyangmemanjang).

9
5) Pernafasan: skor Apgar 1-5 menit, skor optimal harus
antara 7-10, rentangdari 30-60 permenit, pola periodik
dapat terlihat, bunyi nafas bilateral,kadang-
kadangkreklesumumpadaawalnyasilindrikthorak(kartilag
oxifoidmenonjol, umum terjadi).

6) Keamanan:kulitlembut,fleksibel,pengelupasantangan/
kakidapatterlihat,warnamerahmudaataukemerahan,mungk
inbelang-
belangmenunjukkanmemarminor(misal:kelahirandenganf
orceps),atauperubahanwarnaharlequin,petekiepadakepala/
wajah(dapatmenunjukkan peningkatan tekanan berkenaan
dengan kelahiran atau tandanukhal), bercak portwine,
nevi telengiektasis (kelopak mata, antara alismata, atau
pada nukhal) atau bercak Mongolia (terutama punggung
bawahdan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala
mungkinada (penempatanelektrodainternal).
9. DIAGNOSAKEPERAWATAN
a. Pola Napas Tidak Efektif
b. Risiko hipotermia
c. Risiko defisit nutrisi

10
INTERVENSI KEPERAWATAN

No DIAGNOSA KEPERAWATAN SLKI SIKI


1. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) Luaran : Pola Nafas (L.01004) SIKI : Manajemen jalan napas (I.01011)
Ekspektasi : Membaik 1. Monitor pola napas (frekuensi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan kedalaman, usaha napas)
diharapkan pola nafas membaik 2. Monitor suara nafas tambahan
Dengan kriteria hasil : Terapeutik
1. Dispnea menurun (5) 1. Lakukan penghisapan lendir kurang
2. Penggunaan otot bantu nafas menurun dari 15 detik
(5) 2. Berikan oksigen jika perlu
3. Pernapasan cuping hidung menurun(5) 3. Pertahankan kepatenan jalan nafas
4. Frekuensi nafas membaik (5) Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator
jika perlu
2. Risiko Hipotermi (D.0140) Luaran : Termoregulasi (L.14134) SIKI : Regulasi Temperatur (I.145780
Ekspektasi : Membaik Observasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1. Monitor suhu bayi sampai stabil (36,5-
diharapkan termoregulasi membaik 37,5o c)

11
Dengan kriteria hasil : 2. Monitor frekuensi nafas dan nadi
5. Suhu tubuh membaik (5) 3. Monitor warna dan suhu kulit
6. Suhu kulit membaik (5) 4. Monitor tanda dan gejala hipotermia
7. Menggigil menurun (5) dan hipertermia
Terapeutik
1. Pasang alat suhu kontinyu jika perlu
2. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi
yang adekuat
3. Bedong bayi segera setelah lahir untuk
mencegah kehilangan panas
4. Tempatkan bayi di inkubator dan atur
suhu sesuai kebutuhan
Kolaborasi
1. Kolaborasi antipiretik jika perlu
3. Risiko Defisit Nutrisi (D.0032) Luaran : Status Nutrisi Bayi (L.03031) SIKI : Pemantauan Nutrisi (I.03123)
Ekspektasi: Membaik Observasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi perubahan berat badan
diharapkan status nutrisi bayi membaik 2. Monitor asupan oral
Dengan kriteria hasil : Terapeutik

12
1. Berat badan meningkat (5) 1. Timbang berat badan
2. Panjang badan meningkat (5) 2. Ukur antopometrik komposisi tubuh
3. Hitung perubahan berat badan
4. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1. Informasikan hasil pemantauan jika
perlu

13
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. Identitas Neonatus
Nama bayi : By. Ny. D
Tanggal : 21Juni 2021
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur :0 hari
Berat Badan : 2.700 gram
Ruang : Soka
Kelahiran : Tunggal
Tanggal MRS :21 Juni 2021 Jam :14.50
Tanggal Pengkajian : 21 Juni 2021 Jam:15.00
Diagnosa medis :Bayi Berat Lahir Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan Spontan Presentasi Muka, Asfiksia Berat
b. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. D (42 tahun)
Nama Ayah : Tn. M (43 tahun)
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan Ayah: Buruh
Pendidikan Ibu : SMP Pendidikan Ayah: SMA
Agama : Islam
Alamat : Ciruyung Rt 01/04
Dikirim Oleh :Bidan Mawar
c. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Riwayat Kehamilan
Ibu G 1P1 A0
BB 57 kg , Umur Kehamilan 38minggu
TB 158 cm
Pemeriksaan antenatal teratur,sejak kehamilan 6 minggu
Kebiasaan makanan : Ny. M mengatakan makan sehari 3 x dengan
menu nasi sayur lauk pauk.
Merokok : Tidak
Jamu : Ny. M tidak mengkonsumi jamu selama hamil
Periksa terakhir : 21 Juni 2021
Hb 15,5 grdl

14
Golongan Darah A
Gula Darah 109mg/dl
Alergi obat Ny. M mengatakan tidak memiliki alergi makanan atau
obat-obatan
b. Riwayat Persalinan
Bayi lahir spontan dengan presentasi muka dengan asfiksia pada tanggal
21 Juni 2021 dengan berat badan lahir 2700 gr dan umur kehamilan 38
minggu. Bayi lahir tidak menangis. Saat lahir kulit bayi berwarna
kebiruan, tetapi setelah diberikan terapi O2 perlahan mulai berwarna
kemerahan.
Apgar skor
0 1 2 3 1 mnt 5 mnt 10 mnt
Tdk ada <100 >100 Denyut 0 1 1
jantung
Tdk ada Tdk Baik Pernafasan 1 1 1
teratur
Lemah Sedang Baik Tonus otot 0 0 0
Tdk ada Meringis Menangis Reka rangsang 0 0 0
Biru Merah Merah warna 0 0 1
putih jambu jambu
Ujung-
ujung biru
Total 1 2 3
Down skor
0 1 2 Total
Frekuensi <60 menit 60-80 menit >80 menit 0
nafas
Sianosis Tidak ada Sianosis hilang Sianosis 1
dengan O2 menetap
walau diberi
O2
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat 2
Air entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada 1
bilateral baik udara masuk udara masuk
Merintih Tidak Dapat didengar Dapat 1

15
merintih dengan stetoskop didengar
tanpa alat
bantu
d. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat keperawatan sekarang
1) Keluhan utama
Bayi lahir BB 2700 gram dengan apgar skor 1/2/3, down skor 5
PB 48 cm, gerak tidak aktif, bayi kedinginan
2) Riwayat penyakit sekarang
Bayi lahir spontan dengan BB 2700 gram, usia kehamilan 38
minggu apgar skor 1/2/3, down skor 5, reflek menelan dan
menghisap lemah. Pada saat lahir kulit bayi kebiruan setelah
diberi terapi o2 menjadi kemerahan, bayi terlihat sesak dan
terpasang CPAP 8 liter fiO2 25 %
b. Riwayat keperawatan sebelumnya
1) Riwayat Kesehatan yang lalu
By Ny D lahir dengan spontan presentasi muka. Berat badan bayi
2700 gr. Umur kehamilan 38 minggu, terdiagnosis asfiksia.
2) Imunisasi : Vit K 1 kali, dan HB0 1kali

e. Riwayat Keluarga
Genogram

Ibu Pasien Ayah Pasien

BY NY. D

Keterangan :
: Laki – laki

16
: Perempuan
: By. Ny. D
: tinggal serumah

f. Riwayat pertumbuhan
Tahap Pertumbuhan
a. Berat badan lahir : 2.700 gram
b. Lingkar Kepala : 34 cm
c. Lingkar Dada : 31 cm
d. Lingkar Abdomen: 30 cm
e. Panjang Badan : 48 cm
g. Pengkajian Fisik
a. Tanda-tanda vital
Nadi : 145 x/menit
Suhu : 36, 3o c
Pernafasan: 48 xmenit
b. Pemeriksaan fisik
Refleks
Sucking (menghisap): Ada (lemah)
Palmar Grasping (Menggenggam): Ada
Tonic Neck (Leher) : Ada
Rooting (Mencari) : Tidak Ada
Moro (Kejut) : Ada
Babinsky: Ada
Gallant (Punggung): Ada
Swallowing (Menelan) : Tidak Ada
Tonus/ aktivitas
a. Aktif ( ) Tenang ( √ ) Letargi ( ) Kejang ( )
b. Menangis Keras ( ) Lemah ( √ ) Melengking ( )
Kepala / leher
a. Fontanel anterior: Lunak ( √ ) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol (
) Cekung ( )
b. Sutura sagitalis: Tepat ( √ ) Terpisah ( ) Menjauh ( )
Tumpang tindih ( )
c. Gambaran wajah: Simetris ( √ ) Asimetris ( )
d. Molding ( √ ) Caput succedaneum ( ) Cephalhematoma ( )

17
Mata
Bersih ( ) Sekresi ( √ )
THT
a. Telinga : Normal ( √ ) Abnormal ( )
b. Hidung: Simetris ( √ ) Asimetris ( )
Wajah
a. Bibir sumbing ( - )
b. Sumbing langit-langit / palatum ( - )
Abdomen
a. Lunak ( √ ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( )
b. Lingkar perut 30cm
c. Liver : teraba ( √ ) kurang 2 cm ( ) lebih 2 cm ( )
Toraks
a. Simetris ( √ ) Asimetris ( )
b. Retraksi derajat 0 ( √ ) derajat 1 ( ) derajat 2 ( )
c. Klavikula normal ( √ ) Abnormal ( )
Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama ( √ ) Tidak sama ( )
b. Suara nafas bersih ( ): ronchi ( ) sekresi ( ): wheezing ( ) vesikuler (
√ )
c. Respirasi : spontan ( √ ) Tidak spontan ( )
a. Alat bantu nafas : ( ) Oxihood: ( ) Nasal kanul: ( √ ) incubator
Jantung
Denyut nadi : 145 x/menit
Ekstremitas
a. Gerakan bebas ( √ ) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )
b. Ekstremitas atas Normal ( √ ) Abnormal ( )
c. Ekstremitas bawah Normal ( √ ) Abnormal ( )
d. Panggul Normal ( √ ) Abnormal ( ) Tidak terkaji ( )
Umbilikus
a. Normal ( √ ) Abnormal ( - )
b. Inflamasi ( - ) Drainase ( - )
Genital
Perempuan normal ( ) Laki-laki normal ( √ )

18
Kulit
a. Warna Pink ( ) Pucat ( √ ) Jaundice ( )
b. Sianosis pada Kuku ( ) Sirkumoral ( )
c. Periorbital ( ) Seluruh tubuh ( )
d. Kemerahan (rash) ( √ )
e. Tanda lahir : ( - ); sebutkan Bayi tidak memiliki tanda lahir
f. Turgor kulit : elastis ( √ ) tidak elastis ( ) edema ( )
g. Lanugo ( √ )
Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian ( √ ) Pengaturan suhu ( √ )
Inkubator ( √ ) Suhu ruang ( ) Boks terbuka ( )
b. Suhu kulit : 36,3o c
h. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal:12-06-2021

HEMATOLOGI

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


1. Darah Rutin
1) Leukosit 21,66X10ˆ3/ul L3.8-10.6 P 3.6-110
2) Eritrosit 3,96 X 10ˆ6/ul L4.4-5.9 P 3.8-5.2
3) Hemoglobin 15,5 gr/dl L13.2-17.3 P 11.7-15.5
4) Hematokrit 42,3 % L40-52 P 35-47
5) MCV 106,8 fl 82 – 98
6) MCH 39, 1 pq 27- 32
7) MCHC 36,6 % 32 - 37
8) Trombosit 276 X10ˆ3/ul 150 – 400

i. Terapi
a. Infus D10% 60cc/kgBB/24 jam
b. Terpasang CPAP 8 liter fiO2 25% dan Terpasang OGT
c. Injeksi vitamin K
d. Salep mata chlorampenicole

19
e. Injeksi Hb 0
f. Injeksi ampicillin 2 x 75 mg

B. ANALISA DATA
Nama : By. Ny.D
Ruang : Soka
Tanggal : 21Juni 2021
No Waktu Symtom/Sign Problem Etiologi
1 21Juni DS : - Pola nafas tidak Kelemahan otot
2021 DO : efektif (D.0005) pernafasan
a. Bayi lahir tidak langsung
menangis dan hanya merintih
b. Warna kulit kebiruan
c. Muka lebam
d. RR 48 x /menit , SPO2: 99%
e. Apgar skor 1/2/3
f. Terdapat retraksi dinding dada
g. Terpasang CPAP FiO2 25%
h. Terpasang umbilical infus
D10% 60cc/kgBB/24 jam
2 21Juni DS : - Risiko Hipotermi
2021 DO :
a. Bayi lahir tidak langsung
menangis dan hanya merintih
b. Warna kulit kebiruan
c. RR 48 x /menit, SPO2 99%
S: 36o c, N: 145 x/menit
d. Terpasang CPAP 8liter FiO2
25%
e. Apgar skor 1/2/3
f. Terdapat retraksi dinding dada
g. Terpasang umbilical infus
D10% 60cc/kgBB/24 jam
3 21Juni DS : - Risiko Defisit -

20
2021 DO : Nutrisi (D.0032)
a. Bayi belum diberi susu dan
hanya mendapatkan cairan
lewat infus
b. Bayi terpasang OGT
c. Bibir tampak kering
d. Terpasang umbilical infus
D10% 60cc/kgBB/24 jam
4. 21Juni DS : Defisit pengetahuan Kurang Terpapar
2021 Orang tua bayi mengatakan (D0111) Informasi
bingung kenapa bayinya harus
dipisah dari ibunya
DO:
a. By.Ny.D dirawat terpisah dari
ibunya
b. Orang tua bayi tampak bingung
cara merawat bayi yang
mengalami asfiksia

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan :


1. Pola Napas Tidak Efektif b.d Kelemahan Otot Pernapasan
2. Risiko Hipotermia
3. Risiko Defisit Nutrisi
4. Defisit Pengetahuan b.d Kurang Terpapar Informasi

21
D. INTERVENSI
Nama : By.Ny. D
Ruang : Soka
Tanggal/Jam :21Juni2021, pukul 15.30 WIB
No DIAGNOSA SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1. Pola Napas Tidak Luaran : Pola Nafas SIKI : Manajemen jalan napas (I.01011)
Efektif b.d (L.01004) 1. Monitor pola napas (frekuensi kedalaman, usaha napas)
Kelemahan Otot Ekspektasi : Membaik 2. Monitor suara nafas tambahan
Pernapasan Setelah dilakukan Terapeutik
(D.0005) intervensi keperawatan 1. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
diharapkan pola nafas 2. Berikan oksigen jika perlu
membaik 3. Pertahankan kepatenan jalan nafas
Dengan kriteria hasil : Kolaborasi
1. Dispnea menurun 1. Kolaborasi pemberian bronkodilator jika perlu
(5)
2. Penggunaan otot
bantu nafas
menurun (5)
3. Frekuensi nafas
membaik (5)
2. Risiko Hipotermi Luaran : Termoregulasi SIKI : Regulasi Temperatur (I.145780

22
(D.0140) (L.14134)
Ekspektasi : Membaik Observasi
Setelah dilakukan 1. Monitor suhu bayi sampai stabil (36,5-37,5o c)
intervensi keperawatan 2. Monitor frekuensi nafas dan nadi
diharapkan 3. Monitor warna dan suhu kulit
termoregulasi membaik 4. Monitor tanda dan gejala hipotermia dan hipertermia
Dengan kriteria hasil : Terapeutik
1. Suhu tubuh 1. Pasang alat suhu kontinyu jika perlu
membaik (5) 2. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
2. Suhu kulit membaik 3. Bedong bayi segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas
(5) 4. Tempatkan bayi di inkubator dan atur suhu sesuai kebutuhan
3. Menggigil menurun Kolaborasi
(5) 1. Kolaborasi antipiretik jika perlu

3. Risiko Defisit Luaran : Status Nutrisi SIKI : Pemantauan Nutrisi (I.03123)


Nutrisi (D.0032) Bayi (L.03031) Observasi
Ekspektasi: Membaik 1. Identifikasi perubahan berat badan
Setelah dilakukan 2. Monitor asupan oral
tindakan keperawatan Terapeutik
diharapkan status 1. Timbang berat badan
nutrisi bayi membaik 2. Ukur antopometrik komposisi tubuh

23
Dengan kriteria hasil : 3. Hitung perubahan berat badan
1. Berat badan 4. Dokumentasikan hasil pemantauan
meningkat (5) Edukasi
2. Panjang badan 1. Informasikan hasil pemantauan jika perlu
meningkat (5)
4. Defisit pengetahuan Luaran : Tingkat SIKI : Edukasi Perawatan Bayi (I.12419)
b.d Kurang Pengetahuan (L.12111) Observasi
Terpapar Ekspektasi: Membaik 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Informasi(D.0111) Setelah dilakukan 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
tindakan keperawatan Terapeutik
diharapkan defisit 1. Jelaskan manfaat perawatan bayi
pengetahuan membaik 2. Ajarkan perawatan tali pusat
Dengan kriteria hasil : Edukasi
1. Kemampuan 1. Berikan pendidikan kesehatan tentang perawatan bayi
menjelaskan 2. Ajarkan cara merawat bayi
suatu topik 3. Anjurkan menyusui sesuai kebutuhan bayi
meningkat (5)
2. Pertanyaan
tentang
permasalahan
yang dihadapi

24
menurun (5)
3. Persepsi yang
keliru terhadap
masalah
menurun (5)

25
E. IMPLEMENTASI
Nama : By. Ny. D
Ruang : Soka
Waktu No dx Implementasi Evaluasi respon Paraf
21Juni I 1. Memonitor pola nafas S : - Mokhamad
202115.00 (frekuensi, kedalaman, O : Sa’dun
usaha nafas) - By Ny D di dalam inkubator
2. Memonitor bunyi nafas - RR 48 x /menit, SPO2: 99%
tambahan (missal, - Apgar skor 1/2/3, down skor 5
gurgling, mengi, - Terdapat retraksi dindingdada
wheezing, ronkhi - Kulit berwarna kebiruan
kering) - Tidak terdapat suara nafas tambahan
15.00 I Memasang CPAP 8 liter S : - Mokhamad
fiO2 25% pada bayi O: Sa’dun
- By Ny D di dalam inkubator
- By Ny D terpasang CPAP 8 liter fiO2 25%
- RR 48 x /menit, SPO2: 99%
- Apgar skor 1/2/3, down skor 5
- Terdapat retraksi dindingdada
- Kulit berwarna kebiruan
15.05 II Mengukur suhu tubuh bayi S : - Mokhamad

26
dengan termometer axila O: Sa’dun
- Suhu tubuh bayi 36o c
- Bayi berada dalam inkubator
- Akral teraba dingin
15.05 I,II,III Memberikan cairan S : - Mokhamad
dextrose 10% O : Sa’dun
60cc/kgBB/24jam - Bayi terlihat menangis lemah
- Dextrose 10% 60cc/kgBB/24jam terpasang
15.06 III Memasang OGT pada bayi S : - Mokhamad
O: Sa’dun
- Reflek menghisap bayi lemah
- Bayi terpasang OGT
- Bayi terlihat menangis lemah
15.07 III Memberikan PASI 5cc/2 S : - Mokhamad
jam O: Sa’dun
- Reflek menghisap bayi lemah
- Bayi meminum PASI sebanyak 5 cc/2jam melalui selang
ogt
- Bibir tampak kering

15.08 IV 1. Mengidentifikasi S:
kesiapan dan
Orang tua siap mendapatkan pendidikan kesehatan tentang

27
kemampuan menerima perawatan bayi
informasi
O:
2. Menyiapkan materi
dan media pendidikan - Orang tua antusias mengikuti pendidikan kesehatan
kesehatan
- Orang tua mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
3. Memberikan
oleh penyuluh
pendidikan kesehatan
tentang perawatan bayi
15.09 I Melakukan teknik muscle S : - Mokhamad
pumping dan rangsang O : Sa’dun
taktil - Bayi menangis lemah
- By Ny D terpasang CPAP 8 liter fiO2 25%
- RR 48 x /menit, SPO2: 99%
- Apgar skor 1/2/3, down skor 5
- Terdapat retraksi dindingdada
15. 11 I Menghitung frekuensi nadi S : - Mokhamad
dan frekuensi pernafasan O: Sa’dun
- Suhu tubuh bayi 36o c
- Nadi 145 x/menit
- RR 48 x/menit
- Bayi berada dalam inkubator
17.00 II Memberikan PASI 5cc/2 S : - Mokhamad
jam O: Sa’dun

28
- Reflek menghisap bayi lemah
- Bayi meminum PASI sebanyak 5 cc
- Bibir tampak kering

22 Juni I 1. Memonitor pola nafas S : - Mokhamad


2021 (frekuensi, kedalaman, O : Sa’dun
15.00 usaha nafas) - By Ny D di dalam inkubator
2. Memonitor bunyi nafas - RR 48 x /menit, SPO2: 99%
tambahan (missal, - Apgar skor 1/2/3, down skor 5
gurgling, mengi, - Terdapat retraksi dindingdada
wheezing, ronkhi - Kulit berwarna kebiruan
kering) - Tidak terdapat suara nafas tambahan
15.05 I, Memberikan cairan S : - Mokhamad
II,III dextrose 10% O : Sa’dun
60cc/kgBB/24jam - Bayi terlihat tenang dan tertidur
- Dextrose 10% 60cc/kgBB/24jam terpasang
15.30 III Memberikan PASI 5cc/2 S : - Mokhamad
jam O: Sa’dun
- Reflek menghisap bayi lemah
- Bayi meminum PASI sebanyak 5 cc/2jam melalui selang
ogt

29
- Bibir tampak kering
16.30 IV Memberikan pendidikan S: Mokhamad
kesehatan tentang Orang tua mengatakan bersedia diberikan pendidikan Sa’dun
perawatan bayi kesehatan tentang perawatan pada bayi asfiksia
O:
- Orang tua antusias mengikuti pendidikan kesehatan
- Orang tua mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh penyuluh
- Orang tua kooperatif
16.50 I Melakukan teknik muscle S : - Mokhamad
pumping dan rangsang O : Sa’dun
taktil - Bayi menangis lemah
- By Ny D terpasang CPAP 8 liter fiO2 25%
- RR 48 x /menit, SPO2: 99%
- Apgar skor 1/2/3, down skor 5
- Terdapat retraksi dindingdada
17.00 III Memberikan PASI 5cc/2 S : - Mokhamad
jam O: Sa’dun
- Reflek menghisap bayi lemah
- Bayi meminum PASI sebanyak 5 cc
- Bibir tampak kering

30
17.10 III Menimbang berat badan S : Mokhamad
bayi O: Sa’dun
- Bayi menangis lemah
- Berat badan 2700 gram

23 Juni I 1. Memonitor pola nafas S : - Mokhamad


2021 (frekuensi, kedalaman, O : Sa’dun
15.00 usaha nafas) - By Ny D di dalam inkubator
2. Memonitor bunyi nafas - RR 46 x /menit, SPO2: 97%
tambahan (missal, - Bayi terpasang O2 1 lpm dengan nasal kanul
gurgling, mengi, - Tidak terdapat suara nafas tambahan
wheezing, ronkhi
kering)
15.05 I, Memberikan cairan S : - Mokhamad
II,III dextrose 10% O : Sa’dun
60cc/kgBB/24jam - Bayi terlihat tenang dan tertidur
- Dextrose 10% 60cc/kgBB/24jam terpasang
15.30 III Memberikan PASI 5cc/2 S : - Mokhamad
jam O: Sa’dun
- Reflek menghisap bayi lemah
- Bayi meminum PASI sebanyak 5 cc/2jam melalui selang

31
ogt
-
16.30 IV Memberikan pendidikan S: Mokhamad
kesehatan tentang Orang tua mengatakan bersedia diberikan pendidikan Sa’dun
perawatan bayi kesehatan tentang perawatan pada bayi asfiksia
O:
- Orang tua antusias mengikuti pendidikan kesehatan
- Orang tua mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh penyuluh
- Orang tua kooperatif
17.00 III Memberikan PASI 5cc/2 S : - Mokhamad
jam O: Sa’dun
- Reflek menghisap bayi lemah
- Bayi meminum PASI sebanyak 5 cc
- Bibir tampak kering

32
F. EVALUASI
Nama : By. Ny. D
Ruang : Soka
Waktu No Evaluasi (SOAP) Paraf
Dx
21 Juni I S:- Mokhamad
2021 O: Sa’dun
17.30 - Bayi berada dalam inkubator dengan suhu
33oc
- Bayi terpasang CPAP 8 liter fiO2 25%
- Bayi menangis lemah, gerak tidak aktif
- S: 36,3o c, N 145 x/menit, RR 48 x/menit
- Apgar skor 1/2/3
A: Masalah pola napasbelum teratasi ditandai
dengan:
1. Dispnea sedang (3)
2. Penggunaan otot bantu nafas cukup
menurun(2)
3. Frekuensi nafas cukup memburuk (2)
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV, monitor pernafasan
2. Melakukan teknik muscle pumping dan
rangsang taktil
17.40 II S:- Mokhamad
O: Sa’dun
- Bayi berada dalam inkubator dengan suhu
33o c
- Bayi terpasang CPAP 8 liter fiO2 25%
- Bayi menangis lemah, gerak tidak aktif
- S: 36,3o c, N 145 x/menit, RR 48 x/menit
- Apgar skor 1/2/3
- Bayi terpasang infus dextrose 10%
60cc/kgBB/24 jam
A: Masalah termoregulasi belum teratasi ditandai
dengan:

33
1. Suhu tubuh sedang (3)
2. Suhu kulit sedang (3)
3. Menggigil sedang (3)
P: Lanjutkan intervensi
Monitor suhu tubuh bayi
17.50 III S:- Mokhamad
O: Sa’dun
- Bayi berada dalam inkubator dengan suhu
33o c
- Bayi terpasang CPAP 8 liter fiO2 25%
- Bayi menangis lemah, gerak tidak aktif
- S: 36,3o c, N 145 x/menit, RR 48 x/menit
- Apgar skor 1/2/3
- Bayi terpasang infus dextrose 10%
60cc/kgBB/24 jam
- Bayi minum PASI sebanyak 10cc melalui
ogt
A: Masalah status nutrisi belum teratasi ditandai
dengan:
1. Berat badan sedang (3)
2. Panjang badan sedang (3)
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Berikan asupan cairan
3. Monitor berat badan
18.00 IV S: Mokhamad
Orang tua bayi mengatakan sudah mengerti Sa’dun
tentang cara merawat bayi
O:
- Orang tua bayi kooperatif
- Orang tua bayi mengerti apa yang dijelaskan
perawat
A: Masalah status nutrisi teratasi sebagian ditandai
dengan:
1. Kemampuan menjelaskan suatu topik cukup

34
menurun (2)
2. Pertanyaan tentang permasalahan yang
dihadapi cukup meningkat (2)
3. Persepsi yang keliru terhadap masalah cukup
meningkat (2)
P: Lanjutkan intervensi
1. Berikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan bayi
22 Juni I S:- Mokhamad
2021 O: Sa’dun
17.30 - Bayi berada dalam inkubator dengan suhu
33o c
- Bayi terpasang CPAP 8 liter fiO2 25%
- Bayi menangis lemah, gerak tidak aktif
- S: 36,3o c, N 148 x/menit, RR 48 x/menit
- Apgar skor 1/2/3
A: Masalah pola napas belum teratasi ditandai
dengan:
1. Dispnea sedang (3)
2. Penggunaan otot bantu nafas sedang(3)
3. Frekuensi nafas sedang (3)
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV, monitor pernafasan
2. Melakukan teknik muscle pumping dan
rangsang taktil
17.40 II S:- Mokhamad
O: Sa’dun
- Bayi berada dalam inkubator dengan suhu
33o c
- Bayi terpasang CPAP 8 liter fiO2 25%
- Bayi menangis lemah, gerak tidak aktif
- S: 36,3o c, N 148 x/menit, RR 48 x/menit
- Apgar skor 1/2/3
- Bayi terpasang infus dextrose 10%
60cc/kgBB/24 jam

35
A: Masalah termoregulasi belum teratasi ditandai
dengan:
1. Suhu tubuh sedang (3)
2. Suhu kulit sedang (3)
3. Menggigil sedang (3)
P: Lanjutkan intervensi
Monitor suhu tubuh bayi
17.50 III S:- Mokhamad
O: Sa’dun
- Bayi berada dalam inkubator dengan suhu
33o c
- Bayi terpasang CPAP 8 liter fiO2 25%
- Bayi menangis lemah, gerak tidak aktif
- S: 36,3o c, N 148 x/menit, RR 48 x/menit
- Apgar skor 1/2/3
- Bayi terpasang infus dextrose 10%
60cc/kgBB/24 jam
- Bayi minum PASI sebanyak 10cc melalui
ogt
A: Masalah status nutrisi teratasi sebagian ditandai
dengan:
1. Berat badan membaik (4)
2. Panjang badan membaik (4)
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Berikan asupan cairan
3. Monitor berat badan
18.00 IV S: Mokhamad
Orang tua bayi mengatakan sudah mengerti Sa’dun
tentang cara merawat bayi
O:
- Orang tua bayi kooperatif
- Orang tua bayi mengerti apa yang dijelaskan
perawat
A: Masalah status nutrisi teratasi sebagian ditandai

36
dengan:
4. Kemampuan menjelaskan suatu topik cukup
meningkat (4)
5. Pertanyaan tentang permasalahan yang
dihadapi cukup menurun (4)
6. Persepsi yang keliru terhadap masalah cukup
menurun (4)
P: Lanjutkan intervensi
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan bayi
23 Juni I S:- Mokhamad
2021 O: Sa’dun
17.30 - Bayi berada dalam inkubator dengan suhu
33o c
- Bayi terpasang O2 1 lpm dengan nasal kanul
- Bayi menangis lemah
- S: 36,3o c, N 148 x/menit, RR 46 x/menit
A: Masalah pola napas belum teratasi ditandai
dengan:
1. Dispnea sedang (3)
2. Penggunaan otot bantu nafas sedang(3)
3. Frekuensi nafas sedang (3)
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV, monitor pernafasan
2. Melakukan teknik muscle pumping dan
rangsang taktil
17.40 II S:- Mokhamad
O: Sa’dun
- Bayi berada dalam inkubator dengan suhu
33o c
- Bayi terpasang O2 1 lpm dengan nasal kanul
- Bayi menangis lemah, gerak tidak aktif
- S: 36,3o c, N 148 x/menit, RR 48 x/menit
- Bayi terpasang infus dextrose 10%
60cc/kgBB/24 jam

37
A: Masalah termoregulasi belum teratasi ditandai
dengan:
1. Suhu tubuh cukup membaik (4)
2. Suhu kulit cuup membaik (4)
3. Menggigil cukup menurun (4)
P: Lanjutkan intervensi
Monitor suhu tubuh bayi
17.50 III S:- Mokhamad
O: Sa’dun
- Bayi berada dalam inkubator dengan suhu
33o c
- Bayi terpasang O2 1 lpm dengan nasal kanul
- Bayi menangis lemah, gerak tidak aktif
- S: 36,3o c, N 148 x/menit, RR 48 x/menit
- Bayi terpasang infus dextrose 10%
60cc/kgBB/24 jam
- Bayi minum PASI sebanyak 10cc melalui
ogt
A: Masalah status nutrisi teratasi sebagian ditandai
dengan:
1. Berat badan membaik (4)
2. Panjang badan membaik (4)
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Berikan asupan cairan
3. Monitor berat badan
18.00 IV S: Mokhamad
Orang tua bayi mengatakan sudah mengerti Sa’dun
tentang cara merawat bayi
O:
- Orang tua bayi kooperatif
- Orang tua bayi mengerti apa yang dijelaskan
perawat
A: Masalah status nutrisi teratasi sebagian ditandai
dengan:

38
7. Kemampuan menjelaskan suatu topik cukup
meningkat (4)
8. Pertanyaan tentang permasalahan yang
dihadapi menurun (5)
9. Persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun (5)
P: Lanjutkan intervensi
3. Berikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan bayi

39
BAB III
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis membahas mengenai teknik teknik muscle


pumping dan rangsang taktilpada bayi asfiksia dengan membandingkan antara
teori yang sudah ada dengan kenyataan yang dihadapi pada saat pelaksanaan
asuhan keperawatan pasien dengan pola napas tidak efektif pada By. Ny.D di
ruang Soka RSUD Majenang pada tanggal 21 Juni 2021 sampai 22 Juni 2021.
Dalam asuhan keperawatan pada By. Ny.Dtelah di lakukan meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Pada bab ini penulis mengelompokkan tahapan-tahapan keperawatan
berdasarkan diagnosa yang muncul yaitu Pola napas tidak efektif (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017) berhubungan dengan kelemahan otot pernapasan
ditandai dengan dispnea, penggunaan otot bantu pernafasan(Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017).
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bayi baru lahir untukbernafas
secara spontan teratur sehingga menimbulkan gangguan lebih lanjut, yang
mempengaruhi seluruh metabolisme tubuhnya (Manuaba, 2012). Asfiksia pada
bayi baru lahir (BBL) menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) adalah
kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir (Prambudi, 2013). Asfiksia neonatorum adalah kegagalan untuk
memulai dan melanjutkan pernafasan secara spontan dan teratur pada saat bayi
baru lahir atau beberapa saat sesudah lahir (Sudarti, 2013). Asfiksianeonatorum
merupakanpenyebab kematian dini pada Neonatus (Ersdal et al, 2013).
Keadaan asidosis, gangguan kardiovaskuler serta komplikasinya sebagai akibat
langsung dari hipoksia merupakan penyebab utama kegagalan adaptasi bayi
baru lahir. Kegagalan ini juga berakibat pada terganggunya fungsi dari masing-
masing jaringan dan organ yang akan menjadi masalah pada hari-hari pertama
perawatan setelah lahir.
Teknik Muscle Pumping merupakan salah satu tindakan
untukmeningkatkan aliran balik darah vena menuju ke jantung, yaitu
untukmengaliri darah yang berada di extremitas inferior bayi menuju ke
atriumkanan sehingga terjadi sirkulasi darah yang teratur, maka
berpengaruhterhadap sistem pernafasan. Teknik muscle pumping dapat di
gambarkandengan cara menggerakkan kedua kaki bayi, posisi kedua lutut di

40
lipat menujuke arah dada bayi.Slowane (2003) menjelaskan bahwa curah
jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit,
dalam hal ini di pengaruhi sistem sirkulasi yang merupakan penghubung antara
lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini
membawa nutrisi ke semua sel, jaringan, organ, serta membawa produk akhir
metabolik keluar. Melalui teknik muscle pumping mampu meningkatkan curah
jantung dan aliran balik vena ke jantung. Rangsangan Taktil adalah tindakan
yang diperlukan untuk merangsang bayi agar menangis. Menangis adalah
indikasi bayi dapat bernafas dengan baik. Rangsang taktil dapat dilakukan
dengan menepuk atau menyentil telapak kaki atau menggosok punggung, perut,
dada, atau tungkai kaki dengan telapak tangan.
Dari Pengkajian yang di lakukan pada tanggal 21 Juni 2021 di dapatkan
bahwa By. Ny.Dmengalami asfiksia berat dengan apgar skor 1/2/3panjang,
down skor 5 BB 2700 gram PB 48cmLK34 cm,LD 32 cm, frekuensi nadi
145x/menit, frekuensi pernafasan 48x/menit, bayi menangis lemah, bayi
tampak menggigil, ekstremitas dingin. Jadi dari hasil pengkajian di atas penulis
memprioritaskan diagnosa keperawatan pola napas tidak efektif pertama karena
dalam penanganannya memerlukan waktu yang tidak singkat, dan apabila tidak
di tangani dengan segera akan menyebabkan masalah kesehatan bayi sampai
dengan meninggal.
Beberapa tanda gejala yang sering dijumpai pada bayi dengan masalah
pernafasan yaitu dilihat dari pemeriksaan downe skor dengan komponen
penilaiaan respiratory rate, derajat sianosis, adanya suara penurunan nafas,
retraksi dinding dadan dan adanya suara merintih. Terkait dengan diagnosa ini,
disusunlah intervensi keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien sesuai
dengan kebutuhan masing-masing pasien seperti monitor pola nafas (frekuensi,
kedalaman, usahanafas), monitor bunyi nafas tambahan (missal, gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi kering), dan mempertahankan kepatenan jalan nafas
serta memberikan oksigen. Hal itu disebabkan karena oksigen merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolism sel
dalam tubuh, mempertahankan dan aktivitas berbagai organ atau sel (Lynda
Juall, Carpenito-Moyet, 2015).
Evaluasi terakhir pada tanggal 23 Juni 2021 pukul 17.30 WIB didapatkan
data data pola nafas bayi belum teratasi frekuensi nadi 148 kali permenit,
frekuensi pernafasan 46 kali permenit,bayi terpasang O2 1 liter/menit, apgar

41
skor 1/2/3, down skor 5 dengan analisa data masalah teratasi sebagian dan
lanjutkan intervensi seperti monitor tanda-tanda vital, menganjurkan untuk
melakukan teknik muscle pumping dan rangsang taktil, monitor suhu tubuh,
monitor pernafasan, monitor berat badan, berikan asupan cairan, berikan
ASI/PASI 5cc/2jam.

42
DAFTAR PUSTAKA

Anik, M. (2013). Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal . Jakarta : Trans


Info Medika .

Agustin, S. 2016. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Neonatus Pos


AsfiksiadenganMasalahKeperawatanKetidakefektifanPolaNafasdiRuangNe
onatus RSDdr.Haryoto Lumajang Tahun 2016.2.

Carpenito, Lynda Juall . (2015). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 13


(terjemahan). Jakarta : Kedokteran EGC .

Ersdal HL, et al. (2013). A one-day "Helping Babies Breathe" course improves
simulated performance but not clinical management of neonates.
Resuscitation 2013;84:1422–27.

Indonesia,D.K.2008.PencegahandanPenatalaksanaanAsfiksiaNeonatorum.
Jakarta:DepartemenKesehatanRepublikIndonesia.

Manuaba. (2012 ). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC .


Prambudi. (2013). Penyakit Pada Neonatus Dalam Neonatologi Praktis . Bandar
Lampung : Anugrah Utama Raharja .

Prawirohardjo. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal . Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Sudarti, Fauziah & Afroh. (2013). Asuhan Kebidanan Neonatus Risiko Tinggi dan
Kegawatan. Yogyakarta: Nuha Medika .

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi I. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi
I, Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI

43

Anda mungkin juga menyukai