oleh
Dimas Setiawan Noor Habibi, S.Kep
NIM 212311101176
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1. KONSEP KALA 1 MEMANJANG.........................................................1
1.1. Definisi......................................................................................................1
1.2. Etiologi......................................................................................................1
1.3. Tanda dan Gejala....................................................................................3
1.4. Patofisiologi..............................................................................................4
1.5. Pathway..................................................................................................13
1.6. Komplikasi.............................................................................................14
1.7. Penatalaksanaan....................................................................................15
1.8. Pemeriksaan penunjang........................................................................16
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................18
2.1. Pengkajian..............................................................................................18
2.2. Diagnosa Keperawatan.........................................................................19
2.3. Rencana Tindakan Keperawatan........................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
ii
1
1.1. Definisi
Persalinan dengan kala I lama adalah persalinan yang fase latennya
berlangsung lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju pembukaannya tidak adekuat
atau bervariasi; kurang dari 1 cm setiap jam selama sekurang- kurangnya 2 jam
setelah kemajuan persalinan; kurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida dan
kurang dari 1,5 per jam pada multipara; lebih dari 12 jam sejak pembukaan 4
sampai pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden ini terjadi pada 5
persen persalinan dan pada primigravida insidensinya dua kali lebih besar
daripada multigravida (Simkin, 2005; Saifuddin, 2019).
1.2. Etiologi
Menurut Mochtar (2021), penyebab terjadinya partus menjadi lama yaitu :
yang baru bisa diketahui pada masa tumbuh kembang anak, misalnya
gangguan pendengaran.
5. Primitua
Terlalu Tua (Primi Tua) adalah ibu hamil pertama pada usia ≥ 35 tahun.
Pada usia ini organ kandungan menua, jalan lahir tambah kaku, ada
kemungkinan besar ibu hamil mendapat anak cacat, terjadi persalinan
macet dan perdarahan.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini (KPD) atau premature rupture of membranes (PROM)
merupakan pecahnya ketuban sebelum persalinan dimulai (Arma, dkk
2015). Dikatakan ketuban pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung dan ditandai dengan keluarnya cairan melalui selaput ketuban
yang mengalami robekan berupa air-air dari vagina. Cairan muncul setelah
usia kehamilan mencapai 28 minggu atau satu jam sebelum waktu
kehamilan yang sebenarnya.
5. Pemeriksaan dalam
- Edema pada serviks
- Bagian terendah sulit di dorong ke atas
- Terdapat kaput pada bagian terendah
6. Keadaan janin dalam Rahim
Terjadinya afiksia hingga menyebabkan kmeatian
7. Akhir dari persalinan lama
1.4. Patofisiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kala I lama meliputi kelainan
letak janin seperti letak sungsang, letak lintang, presentasi muka, dahi dan puncak
kepala, Kelainan panggul seperti pelvis terlalu kecil dan CPD (cephalopelvic
disproportion), kelainan his seperti inersia uteri, incoordinate uteri action.
Kelainan-kelainan tersebut dapat mengakibatkan pembukaan serviks berjalan
sangat lambat, akibatnya kala I menjadi lama (Saifuddin, 2019).
13
1.5. Pathway
KIFL
Keletihan Persalinan SC
Gangguan
Mobilitas fisik Diskontinuitas
jaringan
Luka terpapar
Radang mendadak
udara luar
Rangsangan Perkembangan
reseptor nyeri kuman dan bakteri
Nyeri Akut
Resiko Infeksi
14
1.6. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin akan terjadi pada kala 1 menjang , yaitu:
1. Bagi ibu
a. Ketuban pecah dini
Apabila kepala tertahan pada pintu atas panggul, seluruh tenaga dari uterus
diarahkan ke bagian membran yang meyentuh os internal. Akibatnya, ketuban
pecah dini lebih mudah terjadi infeksi (Wijayarini, 2019).
b. Sepsis puerperalis
Infeksi merupakan bahaya serius bagi ibu dan janin pada kasus
persalinan lama, terutama karena selaput ketuban pecah dini. Bahaya
infeksi akan meningkat karena pemeriksaan vagina yang berulang-
ulang
c. Penipisan segmen bawah rahim yang abnormal menimbulkan bahaya
serius selama persalinan lama. Jika disproporsi sangat jelas sehingga
tidak ada engagement atau penurunan, segmen bawah rahim menjadi
sangat teregang, dan dapat diikuti oleh ruptur.
d. Cedera dasar panggul
Cedera pada otot dasar panggul, persarafan, atau fasia penghubung
adalah konsekuensi pelahiran pervaginam yang sering terjadi, terutama
apabila pelahirannya sulit
e. Dehidrasi
Ibu nampak kelelahan, nadi meningkat, tensi mungkin normal atau
telah turun, temperatur meningkat
f. Pemeriksaan dalam
Pada pemeriksaan dalam terdapat oedema serviks, dan air
ketuban bercampur dengan mekoneum.
2. Bagi janin
Persalinan dengan kala I lama dapat menyebabkan detak jantung janin
mengalami gangguan, dapat terjadi takikardi sampai bradikardi. Pada
pemeriksaan dengan menggunakan NST atau OCT menunjukkan asfiksia
intrauterin. Dan pada pemeriksaan sampel darah kulit kepala menuju pada
anaerobik metabolisme dan asidosis. Selain itu, persalinan lama juga dapat
15
1.7. Penatalaksanaan
Penanganan umum pada ibu bersalin dengan kala I lama yaitu:
A. Nilai keadaan umum, tanda-tanda vital dan tingkat hidrasinya.
B. Tentukan keadaan janin:
1. Periksa DJJ selama atau segera sesudah his, hitung
frekuensinya minimal sekali dalam 30 menit selama fase aktif.
2. Jika terdapat gawat janin lakukan sectio caesarea kecuali jika syarat
dipenuhi lakukan ekstraksi vacum atau forceps.
3. Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijau-hijauan atau
bercampur darah pikirkan kemungkinan gawat janin.
4. Jika tidak ada air ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban
pecah, pertimbangkan adanya indikasi penurunan jumlah air ketuban
yang dapat menyebabkan gawat janin.
Perbaiki keadaan umum dengan :
1. Beri dukungan semangat kepada pasien selama persalinan.
2. Pemberian intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari. Dehidrasi
ditandai adanya aseton dalam urine harus dicegah.
3. Pengosongan kandung kemih dan usus harus
4. Pemberian sedatif agar ibu dapat istirahat dan rasa nyerinya
diredakan dengan pemberian analgetik (tramadol atau pethidine 25
mg). Semua preparat ini harus digunakan dengan dosis dan waktu
tepat sebab dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu
kontraksi dan membahayakan bayinya.
5. Pemeriksaan rectum atau vaginal harus dikerjakan dengan frekuensi
sekecil mungkin. Pemeriksaan ini menyakiti pasien dan
meningkatkan resiko infeksi. Setiap pemeriksaan harus dilakukan
dengan maksud yang jelas.
16
• Acupressure.
1.
2.
2.1. Pengkajian
1. Identitas klien dan penanggung jawab
Meliputi nama, umur ibu yang berusia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, alamat, status perkawinan, ruang
rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang mengirim, cara masuk, alasan
masuk, keadaan umum, tanda vital dengan tekanan darah diatas 160/100.
2. Keluhan Utama
Nyeri kepala, pusing, penglihatan kabur, bengkak pada ekstremitas atau tubuh,
sering buang air kecil.
3. Data Riwayat Penyakit
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Mulai kapan klien merasakan adanya keluhan, dan usaha apa saja yang telah
dilakukan untuk mengatasi keluhan ini.
b) Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat rasa sakit
waktu haid atau tidak.
2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hiup atau mati, usia, sehat
atau tidak, penolong siapa, nipas normal atau tidak.
3. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Untuk mengetahui jenis KB yang digunakan oleh pasien.
4. Pemeriksaan Fisik
Review Of System:
a. Sistem pulmonary (B1): tidak ada keluhan
b. Sistem Kardiovaskuler (B2): nadi pasien tidak teratur, tekanan darah kurang
dari normal
c. Sistem Neurologi (B3): nyeri, pusing, peningkatan suhu tubuh
d. Sistem Perkemihan (B4): retensi urine
e. Sistem pencernaan (B5): pasien mengalami mual, muntah, dan juga
f. Konstipasi
g. Sistem muskoluskeletal: merasa lemah
5. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
USG abdominal dan transvaginal digunakan untuk memantau apakah mioma
tadi bertambah besar atau tidak. Mioma dengan ukuran kecil dapat diketahui
dan letaknya terhadap cavum uteri juga dapat ditentukan, apakah suatu mioma
submukosum, intramural, atau subserosum.
b. Laboraturium dan Pemeriksaan darah lengkap
Pada mioma uteri yang disertai dengan perdarahan banyak dapat terjadi
penurunan kadar hemoglobin, albumin turun, lekosit turun/meningkat, dan
eritrosit turun.
Kolaborasi :
9. Kolaborasi pemberian analgesic jika perlu.
24 Mei 2 Tujuan : Pencegahan Infeksi (L.14539) D
2022 Observasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dimas
1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
selama 3 x 24 jam, resiko infeksi dapat
sistematik
teratasi
Terapeutik
Kriteria Hasil :
2. Batasi jumlah pengunjung
Tingkat Infeksi (L.14137)
3. Berikan perawatan kulit pada area edema
1. Tingkat kebersihan tangan meningkat
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
ke skala 5
dengan pasien dan lingkungan pasien
2. Kemerahan menurun ke skala 5
5. Pertahankan teknik aseptic pada pasien
3. Nyeri menurun ke skala 5
beresiko tinggi
Edukasi
6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
8. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka dan luka
oprasi
23
DAFTAR PUSTAKA