Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRURITUS UREMIK

OLEH :
NILA NIRMALA SARI (P072202160)
RAHMAH PUTRI KHRISDAYANTIE (P07220216034)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Pruritus Uremik


Sub Topik : 1. Pengertian Pruritus Uremik
2. Penyebab Pruritus Uremik
3. Cara Pencegahan Pruritus Uremik
Sasaran : Keluarga
Tempat : Di
Hari/tgl : Jumat, 24 Mei 2019
Waktu : 09:30 – selesai
A. Latar Belakang
Latar Belakang: Pruritus (gatal) didefinisikan sebagai sensasi yang
menyebabkan keinginan untuk menggaruk. Pruritus merupakan gejala tersering dari
penyakit kulit. Banyak pilihan pengobatan yang dapat digunakan namun tidak ada
satupun terapi terbaik yang dapat diberikan tanpa mengetahui terlebih dahulu
penyakit dasar yang menjadi penyebabnya. Pruritus merupakan suatu proses
kompleks yang terjadi akibat adanya stimulasi terhadap ujung saraf bebas yang
terletak di dekat dermoepidermal-junction oleh zat-zat kimia tertentu dan rangsangan
fisik (mekanik). Lesi kulit sekunder yang merupakan ciri pruritus adalah ekskoriasi,
likenifikasi dan hiper atau hipopigmentasi. Penatalaksanaan pruritus tergantung dari
penyebabnya dapat sistemik atau lokal pada kulit. Simpulan: Jenis serta penyebab
pruritus bervariasi dan sangat kompleks. Keberhasilan pengobatan sangat ditentukan
oleh kemampuan mengidentifikasi secara cermat apa yang menjadi penyebab dari
keluhan yang dirasakan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit diharapkan keluarga
dan pasien dapat mengerti dan memahami mengenai pruritus uremik
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga dan pasien dapat:
a. Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian Pruritus Uremik.
b. Mengetahui dan mampu menyebutkan penyebab Pruritus Uremik.
c. Mengetahui dan mampu menyebutkan cara pencegahan Pruritus Uremik.

C. Rencana Kegiatan
1. Nama Kegiatan : Penyuluhan Pruritus Uremik
2. Waktu dan tempat : Pukul
3. Sasaran : Keluarga dan Pasien
4. Alat dan Media : Leaflet
5. Metode : Ceramah dan diskusi
6. Susunan Acara :
a. Proses Kegiatan
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Waktu
1. Pendahuluan: 2 menit
a. Menyampaikan salam a. Membalas salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan
dengan aktif
d. Menyampaikan kontrak
c. Mendengarkan dan
waktu
memberikan respon
e. Apersepsi
2. Penjelasan Materi 10 menit
1. Pengertian pruritus uremik a. Mendengarkan,
2. Penyebab pruritus uremik memperhatikan
b. Menanyakan hal-hal
3. Pencegahan pruritus uremik
yang belum jelas
3. Evaluasi 2 menit
a. Mengevaluasi penerimaan a. Menjawab
informasi pertanyaan
b. Memberikan pertanyaan
lisan
4. Penutup 1 menit
a. Menyimpulkan hasil a. Aktif bersama dalam
penyuluhan menyimpulkan.
b. Memberikan salam b. Membalas salam
Total Waktu 15 menit

b. Setting Tempat

Keterangan:
Penyuluh dan peserta dalam
penyuluhan duduk berhadapan.

= Penyaji

= Keluarga Pasien
7. Evaluasi Hasil
a. Jangka Pendek
- Keluarga mampu menjelaskan dengan benar cara pencegahan pruritis
uremik
- Keluarga mampu menyebutkan dengan benar cara mencegah pruritis
uremik
b. Jangka Panjang
Meningkatnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang pruritus uremik

Lampiran Materi

1. Definisi
Pruritus, atau gatal, adalah sensasi yang menimbulkan keinginan kuat
untukmelakukan penggarukan. Definisi ini bahkan telah diungkapkan oleh Samuel
Hafenreffer sekitar 340 tahun yang lalu. Secara umum, pruritus adalah gejala dari
berbagai penyakit kulit, baik lesi priemr maupun lesi sekunder, meskipunada pruritus
yang ditimbulkan akibat faktor sistemik non-lesi kulit. Pruritus yang tidak disertai
kelainan kulit disebut pruritus esensial (Regar, 2009).
Pruritus uremik adalah pruritus yang terjadi pada gagal ginjal yang disebabkan
oleh toksin uremik, dengan prevalensi berkisar antara 20%-50%.. Pruritus uremik
dapat mengganggu aktivitas atau pekerjaan, mengganggu tidur, dan menurunkan
kualitas hidup (Pardede, 2010).

2. Jenis Pruritus
Menurut Twcross, jenis penyebab pruritus dapat digolongkan menjadi:
a) Gatal pruritoseptif adalah gatal yang berasal dari kulit dan terjadi akibat adanya
pruritogen, seperti kulit yang kering, terjadi inflamasi, serta terjadi kerusakan
kulit.
b) Gatal neuropatik adalah gatal yang terjadi akibat terdapat lesi di jaras aferen
penghantaran impuls, seperti neuralgia dan gangguan serebrovaskuler.
c) Gatal neurogenik adalah gatal yang berasal dari pusat (sentral) tanpa disertai
keadaan patologis. Contohnya adalah sumbatan kantung empedu yang akan
meningkatkan kadar senyawa opioid yang akan memicu timbulnya pruritus.
d) Gatal psikogenik adalah gatal yang cenderung ditimbulkan akibat aktivitas
psikologis dan kebiasaan berulang. Misalnya, ketakutan terhadap parasit
(parasitofobia) dapat menyebabkan sensasi gatal.

3. Penyebab
a. Faktor Eksogen
- Penyakit dermatologik
- Dermatitis kontak (dengan pakaian, logam, serta benda asing)
- Rangsangan dari ektoparasit (misal: serangga, tungau skabies, pedikulus,
larva migrans)
- Faktor lingkungan (menyebabkan kulit kering atau lembab)
b. Faktor Endogen
antara lain adanya reaksi obat atau adanya penyakit. Penyakit sistemik dapat
menimbulkan gejala pruritus di kulit. Pruritus ini disebut dengan pruritus primer,
dan dapa bersifat lokalista atau generalista. Bahkan pruritus psikogenik
cenderung dapat muncul pada seseorang yang sering merasa malu, memiliki
perasaan bersealah, masokisme, serta ekshibisonisme.
Pruritus yang timbul akibat faktor sistemik antara lain disebabkan oleh:
1) Kehamilan
Pruritus gravidarum, melibatkan induks oleh estrogen dan kadang
berhubungan dengan kolestasis. Terjadi terutama di trimester terakhir
kehamilan.
2) Penuaan
Pruritus yang timbul akibat kulit yang sudah tua dan bisa terjadi akibat
stimulasi yang sangat ringan.
3) Penyakit hepar
Gejala berhubungan dengan kolestasis. Adanya kolestasis ini
mengakibatkan peningkatan sintesis opioid.
4) Penyakit endokrin
Terjadi pada pasien diabetes, terjadi akibat hiperglikemi.
5) Penyakit ginjal, neoplastik, dan penyakit lain.
4. Pencegahan dan Penatalaksanaan
Pasien dengan pruritus umumnya memerlukan suasana sejuk, yang dapat
dilakukan dengan 1.Menggunakan pakaian yang membuat sejuk, 2.Mempertahankan
lingkungan yang tidak terlalu kering, 3. Menggunakan shower atau mandi hangat-
hangat kuku, 4. Menghindari alkohol atau makanan/minuman panas atau pedas.
Pasien diminta menggunting kuku dan menggaruk dengan perlahan untuk mencegah
kerusakan kulit (Twycross, et al 2003 dalam Pardede 2010).
Keithi-Reddy SR dkk (2007) membuat daftar pilihan terapi pada pasien
pruritus uremik:
- Dialisis: transplantasi ginjal, dialisis efisien,eritropoietin
- Terapi topikal: emolient kulit, capsaicin, streoid topikal
- Terapi fisik: fototerapi, akupunktur, sauna
- Terapi sistemik: diet rendah protein, minyak primrose, lidokain dan mexilitin,
antagonis opioid, activated charcoal, kolestiramin, antagonis serotonin,
paratiroidektomi, thalidomid, nikergolin, nalfurafin
Daftar Pustaka

Adisty, Novia I & Listiawan, M. Yulianto (2012). Management of Pruritus.


http://journal.unair.ac.id/BIK3@management-of-pruritus-article-9859-media-
34-category-3.html diakses pada tanggal 21 Mei 2019
Pardede, Sudung O (2010). Pruritus Uremik. https://saripediatri.org/index.php/sari-
pediatri/article/download/566/502 diakses pada tanggal 21 Mei 2019
Regar, Evan (2009). Mekanisme Gatal Pruritus.
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/566/502
diakses pada tanggal 21 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai