Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran
dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang
perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang
perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu
seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat
memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan
intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku perawat.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai
peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan
advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan
di Indonesiasecara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun
2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di
bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut
mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia
internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar
global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja
(produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat
ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian
perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan
perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat
manusiawi atau bermartabat.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan
bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat
terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan.

1
Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku
tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu
prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan
jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk
bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan
perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia
Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan
peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena
kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga
tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam
penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya

2
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya.
Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang
sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau
kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan
lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan
dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai
kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana
peran tenaga kesehatan terutama perawat melaksanakan, menangani
kecelakaan kerja, dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja .

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam peran
tenaga kesehatan terutama perawat dalam pelaksanaan dalam menangani
kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja secara keilmuan adalah


suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Adapun di Negara kita,
Undangundang Dasar 1945 yang mengisyaratkan bahwa setiap warga Negara
Republik Indonesia berhak mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kemanusian.
Dan pekerjaan baru memenuhi kelayakan bagi kemanusiaan apabila keselamatan
tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaan terjamin (UUD1945 pasal 27).
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-;
pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti
Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian. Hal inilah yang membedakan jenis
tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang mempunyai pendidikan
atau keahlian khusus-lah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu yang
berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.
Dalam hal ini,perawat memegang peranan yang cukup besar dalam upaya
pelaksanaan dan peningkatan K3. Sedangkan dalam pelaksanaannya, perawat
tidak dapat bekerja secara individual. Perawat perlu untuk berkolaborasi dengan
pihak-pihak lintas profesi maupun lintas sector. Pelayanan kesehatan kerja
memerlukan pula ilmu terapan berbagai disiplin seperti kesehatan masyarakat,
toksikologi industri, psikologi kerja, gizi, ergonomic, hygiene perusahaan dan
peraturan mengenai ketenagakerjaan.
Perawat yang melayani pelayanan kesehatan kerja, memiliki kebebasan
professional dalam melaksanakan tugasnya, bebas memasuki tempat kerja untuk
melakukan pemeriksaan dan mendapatkan keterangan yang diperlukan.
Secara umum perawat perlu mengenal dan mengetahui proses produksi,
peralatan dan bahan yang digunakan dalam produksi, system dan cara kerja di

4
perusahaan, lingkungan kerja seta beberapa aspek lainnya.Tugas yang dilakukan
oleh seorang perawat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja antara lain
berupa tugas administrasi dan pelaporan, tugas pemeliharaan dan perawatan
kesehatan serta tugas penyuluhan/ pelatihan/ pendidikan kesehatan, keselamatan
kerja yang diberikan kepada seluruh tenaga kerja. Perawat memberikan
keterangan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja kepada pegawai
pengawas keselamatan dan kesehatan kerja bila diperlukan.
Disamping itu perawat perlu mengetahui arah dan tujuan perusahaan secara
umum, merencanakan dan menerapkan program beserta evaluasinya, dan dapat
mengembangkan kemampuan menajerialnya, selaras dengan pengetahuan
kedokteran yang telah dimilikinya. Dengan demikian, perawat yang memimpin
suatu unit pelayanan kesehatan kerja harus mampu menjalin kerja sama dengan
pihak pengurus perusahaan, tenaga kerja, dinas atau instansi terkait dan tetap
berpedoman pada etika profesinya. Peranan perawat pada program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja bisa dikatakan sangat bermakna,mengingat tugas fungsional
perawat dalam K3 begitu luas. Bisa dikatakan bahwa fokus utamaperawatan
kesehatan kerja adalah kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja
denganpenekanan pada pencegahan terjadinya penyakit dan cidera. Hal ini senada
dengan tujuan K3.
Hanya saja perawatan kesehatan kerja di Indonesia belum seperti yang
diharapkan. Hal ini terjadi atau antara lain karena perkembangan yang sangat
pesat dari industri di Indonesia dan perkembangan
fasilitas pendidikan di bidang kesehatan dan keselamatan kerja yang ad
a di Indonesia. Pengaruh lain adalah hambatan jenjang pendidikan dasar perawat
yang berbeda-beda. Peranan profesi dalam mengembangkan tingkat profesi-
onalisme belum terlihat bermakna. Untuk menjaga mutu profesionalisme, sudah
saatnya kita semua memikirkan upaya yang perlu dilakukan.
Salah satunya diharapkan organisasi profesi meningkatkan perananny
a dalam membina dan membantau anggotanya, serta menerus aktif dalam
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggotanya.

5
Fungsi dan Tugas Perawat dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( Nasrul
Effendi, 1998)
Fungsi Perawat
1. Mengkaji masalah kesehatan
2. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja
3. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan tehadap pekerja
4. Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan
Tugas Perawat
1. Mengawasi lingkungan pekerja
2. Memelihara fasilitas kesehatan rumah sakit
3. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
4. Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja
5. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawat di rumah
kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah kesehatan
6. Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) terhadap pekeja
7. Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja
8. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan
keluarganya
9. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja
10. Mengoordinasi dan mengawasi pelaksaan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3)

Menurut American Association of Occupational Healths Nurses (AAOHN),


ruang lingkup pekerjaan perawat hiperkes adalah :
A. Care Provider
Merupakan pelayanan kesehatan langsung terhadap penyakit dan
kecelakaan pada tenaga kerja, termasuk diagnosis keperawatan, pengobatan,
rujukan dan perawatan emergensi.

6
1. Melaksanakan proses perawatan
2. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pelayanan
kesehatan primer
3. Melakukan assessment phisik
4. Melakukan anamnesa
5. Melakukan testing medis
6. Melaksanakan immunisasi sesuai protokol
7. Respon terhadap hal-hal yang emergensi
8. Pengetahuan tentang issues kesehatan

B. Edukator
Membantu tenaga kerja dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari tenaga kerja setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
1. Pengajaran tidak harus formal dan direncanakan, tetapi bisa dalam bentuk
informal.
2. Pilih topik-topik yang mudah dikenali dan banyak berkaitan serta mudah
direspon, seperti pola makan yang kurang baik, kebiasaan mengecek
tekanan darah, penggunaan obat-obatan
3. Membuat kelompok pengajaran untuk melancarkan proses diskusi dan
pemahaman
4. Menggunakan media yang menarik dan mudah dipahami seperti leaflet,
lembar balik.
5. Mengenali perbedaan budaya yang berkaitan dengan isu-isu kesehatan
6. Menggunakan komunikasi efektif dalam menyatukan perbedaan antara
karyawan dan manajer perusahaan
7. Membuat peresentasi efektif
8. Perencanaan, implementasi dan pengevaluasiaan program kesehatan yang
dibutuhkan oleh tenaga kerja

7
C. Konselor
Membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan kesehatannya
dan membantu untuk mengatasi dan keluar dari situasi krisis.
1. Menjadi nara sumber bagi perusahaan dan karyawan terhadap issu-issu
yang berhubungan dengan kesehatan
2. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang kesehatan masyarakat dan
prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja
3. Bisa dilakukan kontak langsung dengan laporan yang tepat
4. Menggunakan tehnik-tehnik konseling yang efektif, prinsip yang paling
penting untuk percaya diri.
5. Faktor yang berhubungan dengan konseling yang harus dikerjakan antara
perawat dan manajemen adalah sejauh mana informasi yang meyakinkan
dapat ditangani.

D. Research
Mengenali pelayanan yang berhubungan dengan masalah kesehatan,
mengenali faktor – faktor yang berperanan untuk mengadakan perbaikan.
1. Mampu mengembangkan dan melaksanakan suatu survey
2. Mampu secara sistematis mengumpulkan data, menganalisa serta membuat
interpetasi data dari sumber-sumber yang berbeda
3. Mengenal kecenderungan dari tingkat kesehatan setiap departemen pada
alur perusahaan tempat
bekerja.

E. Advokasi
Membuat upaya sistematik dan terorganisir untuk melancarkan aksi
dengan tujuan agar terjadi perubahan pada kebijakan, pelaksanaan kebijakan
dan perilaku para pengambil keputusan melalui penggalangan dukungan
terhadap pelayanan keperawatan.
1. Mempunyai pengetahuan tentang alur dan proses produksi di perusahaan
2. Mampu mengidentifikasi paparan yang ada pada tempat kerja

8
3. Mampu membuat rekomendasi yang tepat dan sasaran yang tepat dalam
mengendalikan bahaya potensial
4. Mempunyai pengetahuan tentang pengendalian engineering, administrasi
serta alat pelindung diri untuk pencegahan bahaya.
5. Mengetahui peraturan dan perundangan yang berlaku
6. Pengetahuan terhadap standar keperawatan dan tanggung jawab
profesi yang berlaku (legal-practice)
7. Mengetahui legal-practice
8. Hubungan antara tenaga kerja dan perawat (The client-nurse
relationship)

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja secara keilmuan
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan, baik berupa
pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar; sampai
dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria,
dsb., dan keahlian.
Menurut American Association of Occupational Healths Nurses
(AAOHN), ruang lingkup pekerjaan perawat hiperkes adalah :
a. Care Provider
b. Advotator
c. Research
d. konseler
e. edukator

B. Saran
Perawat mengetahui fungsi dan peran seorang perawat dan
disarankan berkerja dengan memperhatikan fungsi dan perannya tersebut.
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam
pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan
kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu
kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan
saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.safetyshoe.com/tag/peran-perawat-kesehatan-kerja-occupational-
health-nursing/
https://www.academia.edu/10189223/Fungsi_Perawat_dalam_Kesehatan_dan
_keselamatan_Kerja
jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/240/422
https://dokumen.tips/documents/peran-perawat-55cd801a99855.html

11

Anda mungkin juga menyukai