Anda di halaman 1dari 10

Prinsip dan Teknik Komunikasi Dalam Mengkaji Pasien Terminal dan

Menjelang Ajal

By Unknown at 06.43 No comments


BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada keperawatan individu, keluarga, dan
masyarakat sehingga mencapai atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas dari hidup
sampai mati.

Menurut Dadang Hawari (1977,53), orang yang mengalami penyakit terminal dan
menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis
kerohanian sehingga pembina kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan
perhatiann khusus.

Pasien biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan marah dan
ketidakberdayaan dan keputus asaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut selalu
berada disamping perawat. Karena peran perawat yang komprenhensif tersebut pasien senantiasa
mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya dan perawat juga
dapat bertindak sebagai falisitator agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin
sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering sekali diabaikan oleh perawat.
Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal yang di diagnosa
harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.

B. Tujuan
a. Tujuan umum :
1. mengetahui tahap-tahap menjelang ajal
2. mengetahui tipe-tipe menjelang kematian
3. mengetahui Tanda-tanda klinis menjelang kematian
4. mengetahui respon berduka

b. Tujuan khusus :
1. menambah pengetahuan tentang prinsip dan teknik komunikasi dalam mengkaji pasien terlminal
dan menjelang ajal
2. untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah pertukaran informasi, pikiran, ide, dan perasaan diantara dua atau
lebih individu.
Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiantannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994).
Menjelang ajal atau sakaratul maut adalah suatu keadaan dimana menurut akal sehat tidak ada
harapan lagi bagi klien untuk sembuh “terminal illings” (wolf/witzel/furngs. 1984 : 661).

B. Cara Komunikasi
1. Komunikasi Verbal
Menggunakan kata-kata yang diungkapkan atau ditulis.
Hal yang harus diperhatikan :
a. Kesederhanaan ; Kalimat yang digunakan harus sederhana, mudah dimengerti,
singkat dan jelas.
b. Kejelasan ; Komunikasi bias lebih jelas apabila ada kecocokan dengan apa yang diungkapkan
dan yang diekspresikan oleh wajah serta gerakan tubuh.
c. Tepat waktu dan relevan ; Perawat harus peka terhadap kebutuhan yang sedang dirasakan oleh
pasien.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan sikap tubuh.
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Sikap tubuh dan cara berjalan ; Sikap tubuh dan cara berjalan dapat menunjukan suasana hati
dan kondisi fisik seseorang. Sikap tubuh yang tegak, aktif, dan jalannya mempunyai tujuan
menunjukan bahwa orang tersebutu merasa nyaman dan aman secara fisik maupun
emosionalnya.
2. Ekspresi wajah ; Wajah, terutama mata, otot-otot disekitar mata dan mulut dapat
mengekspresikan macam-macam emosi seperti kegemberiaan, kesedihan, kemarahan,
kekecewaan, ketakutan, malu, dan seterusnya.
3. Gerakan Tangan
Gerakan tangan adalah suatu komunikasi yang penuh arti. Gerakan tangan bisa
mengkomunikasikan macam-macam perasaan.

2.3. Prinsip Komunikasi Terapeutik (Keliat, 1996)


a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya sendiri
serta nilai yang dianut.
b. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya, dan saling
menghargai.
c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut pasien.
d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
e. Perawat harus menciptakan suasanan yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk
mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
f. Perawat mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi
perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun masalah.
g. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
h. Memahami arti empati sebagai tindakan yang terapetik.
i. Kejujuran dan komunikasi terbuka.
j. Mampu berperan sebagai role mode agar dapat menunjukan dan menyakinkan orang lain tentang
kesehatan.
k. Altruisme, mendapatkan kepuasaan dengan menolong orang lain secara manusiawi
l. Bertanggung jawab
2.4. Teknik Komunikasi Terapeutik
a. Mendengarkan ( Listening)
Mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian akan menunjukan bahwa apa yang
dikatakannya adalah penting.
b. Pertanyaan Terbuka (Broad Opening)
Memberikan inisiatif kepada klien, mendorong klien untuk menyeleksi topic yang akan
dibicarakan.
c. Mengulang (Restarting)
Berguna untuk memvalidasi untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat
untuk mengikuti pembicaraaan.
d. Penerimaan (Acceptance)
Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukan ketertarikan dan
tidak menilai.
e. Klarifikasi
Merupakan teknik yang digunakan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien
malu mengemukakan informasi dan perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan
klien.
f. Refleksi
Refleksi ini dapat berupa refleksi isi dengan cara memvalidasi apa yang didengar, refleksi
perasaan dengan cara memberi respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar klien
mengetahui dan menerima perasaannya.
g. Asertif
Asertif adalah kemampuan dengan cara menyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan
perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain.
h. Memfokuskan
Teknik untuk menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yang lebih spesifik, lebih jelas,
dan berfokus pada realitas.
i. Membagi persepsi
Teknik dengan cara meminta pendapat klien tentang hal-hal yang dirasakan dan difikirkan.
j. Identifikasi “tema”
Teknik dengan mencari latar belakang masalah klien yang muncul dan berguan untuk
meningkatkan pengertian dan eksplorasi masalah yang penting.
k. Diam
Teknik yang bertujuan untuk mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukan
bahwa perawat bersedia menunggu respon.
l. Informing
Teknik yang menyediakan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut.
m. Humor
Teknik yang digunakan utnuk membantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan
oleh stress, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional
terhadap klien.
n. Saran
Teknik yang bertujuan memberi alternative ide untuk pemecahan masalah.

E. Pengertian Terminal
Kondisi Terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui
suatau tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu (Carpenito, 1995).
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada harapan
lagi untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu
kecelakaan.
Kondisi Terminal adalah fase akhir kehidupan menjelang kematian yang dapat berlangsung
singkat atau panjang.

F. Tahap-tahap Menjelang Ajal


Kubler-Rosa (1969), telah menggambarkan atau membagi tahap-tahap menjelang ajal (dying)
dalam 5 tahap, yaitu:
1. Menolak/Denial
Pada fase ini , pasien/klien tidak siap menerima keadaan yang sebenarnya terjadi, dan
menunjukkan reaksi menolak.
2. Marah/Anger
Kemarahan terjadi karena kondisi klien mengancam kehidupannya dengan segala hal yang telah
diperbuatnya sehingga menggagalkan cita-citanya
3. Menawar/bargaining
Pada tahap ini kemarahan baisanya mereda dan pasien malahan dapat menimbulkan kesan sudah
dapat menerima apa yang terjadi dengan dirinya.
4. Kemurungan/Depresi
Selama tahap ini, pasien cen derung untuk tidak banyak bicara dan mungkin banyak menangis.
Ini saatnya bagi perawat untuk duduk dengan tenang disamping pasien yang sedangan melalui
masa sedihnya sebelum meninggal.
5. Menerima/Pasrah/Acceptance
Pada fase ini terjadi proses penerimaan secara sadar oleh klien dan keluarga tentang kondisi yang
terjadi dan hal-hal yang akan terjadi yaitu kematian. Fase ini sangatmembantu apabila kien dapat
menyatakan reaksi-reaksinya atau rencana-rencana yang terbaik bagi dirinya menjelang ajal.
Misalnya: ingin bertemu dengan keluarga terdekat, menulis surat wasiat.

G. Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian


Ada 4 tipe dari perjalanan proses kematian, yaitu:
1. Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanya perubahan yang cepat dari fase
akut ke kronik.
2. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, biasanya terjadi pada kondisi penyakit
yang kronik.
3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti, biasanya
terjadi pada pasien dengan operasi radikal karena adanya kanker.
4. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasien dengan sakit kronik dan
telah berjalan lama.

H. Tanda-tanda Klinis Menjelang Kematian


1. Kehilangan Tonus Otot, ditandai:
a. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun.
b. Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan hilangnya reflek menelan.
c. Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai: nausea, muntah, perut kembung.
d. Penurunan control spinkter urinari dan rectal.
e. Gerakan tubuh yang terbatas.
2. Kelambatan dalam Sirkulasi, ditandai:
a. Kemunduran dalam sensasi.
b.Cyanosis pada daerah ekstermitas.
c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan, telinga dan hidung.

3. Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital


a. Nadi lambat dan lemah.
b.Tekanan darah turun.
c. Pernafasan cepat, cepat dangkal dan tidak teratur.

4. Gangguan Sensoria.
a. Penglihatan kabur.
b.Gangguan penciuman dan perabaan.

I. Jenis Penyakit Terminal


Adapun yang dapat dikategorikan sebagai penyakit terminal adalah :
1. Penyakit kanker
2. Penyakit infeksi
3. Stroke
4. AIDS
5. Akibat kecelakaan fatal

J. Beberapa Respon Berduka :


1. Denial (Tahap Pegingkaran)
a. Respon dimana klien syok, tidak percaya, mengingkari kenyataan, dan kehilangan.
b. Reaksi Fisik yang terjadi : Letih, lemah, pucat, mual, gangguan pernapasan, detak jantung cepat,
menangis.
2. Anger (Tahap Marah)
a. Respon klien menolak kenyataan,yang sering diproyeksikan sama orang lain / dirinya,dengan
berperilaku kasar, agresif, menolak pengobatan, menuduh dokter dan perawat tidak kompeten.
b. Reaksi Fisik : Muka merah, denyut nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
3. Bergaining (Tahap Menawar)
a. Terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan yang terjadi dan mencoba membuat kesepakatan
secara halus / terang-terangan seolah-olah kehilangan dapat dicegah.
b. Berupaya untuk tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan.
4. Depresion (Depresi)
Respon dengan klien sering menunjukan sikap menarik diri, kadang bersikap sangat penurut,
tidak mau bicara, menyatakan keputusan, rasa tidak berharga, bahkan bias muncul keinginan
bunuh diri.

5. Acceptance (Tahap Menerima)


Respon klien dengan mulai menerima kenyataan dengan mulai memandang kedepan secara
bertahap objek / orang yang hilang mulai dilepaskan.
Jika klien gagal masuk ke tahap ini, akan mempengaruhi kemampuan individu dalam mengatasi
perasaan kehilangan selanjutnya.

1. Tujuan Keperawatan Klien Terminal


a. Menghilangkan/mengurangi rasa kesendirian, takut, atau depresi.
b. Mempertahankan rasa aman, harkat, dan rasa berguna.
c. Membantu klien menerima rasa kehilangan.
d. Mempertahankan harapan
5. Acceptance (Tahap Menerima)
Dampingi klien untuk mempertahankan rasa berguna berdayakan klien untuk melakukan segala
sesuatu yang masih mampu dilakukan dengan pendamping.

2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa yang ada pada pasien sakit terminal
a. Duka cita adaftif berhubugan dengan kehilangan kepemilikan pribadi.
b. Duka cita maladaptive berhubungan dengan penyakit terminal kronis.
c. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor psikologis (respon
duka cita yang tertahan).
d. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi/kritis situasi.
e. Isolasi social berhubungan dengan sumber pribadi tidak adekuat.
f. Gangguan pada tidur berhubungan dengan stress karena respon berduka.
g. Distres spiritual berhubungan dengan perpisahan dari ikatan keagamaan dan kultural.

3. Intervensi Keperawatan
a. Denial (Tahap Pegingkaran)
Beri dukungan pada fase awal karena ini berfungsi untuk protektif dan memberi waktu bagi klien
untuk melihat kebenaran dengan konfirmasi kondisi atara lain melalui second opinion.
b. Anger (Tahap Marah)
Bantu klien untuk memahami bahwa marah adalah respon normal akan kehilangan dan
ketidakberdayaan, siapkan bantuan agar klien merasa aman.
c. Bergaining (Tahap Menawar)
Asah kepekaan perawat bila fase tawar menawar ini dilakukan secara diam-diam. Bergaining
selalu dilakukan pasien karena rasa bersalah atau ketakutan terhadap bayang-bayang masa lalu.
Bantu agar klien mampu untuk mengekspresikan apa yang dirasakan. Apabila perlu komunikasi
ke pemuka agama untuk pendamping.
d. Depresion (Depresi)
Klien perlu untuk merasa sedih dan beri kesempatan untuk mengekspresikan kesedihannya.
Perawat hanya sebagai pendamping.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kondisi terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit atau sakit yang
tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses kematian. Respon
klien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung kondisi fisik, psikologi, social yang
dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda. Hal ini
mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukkan oleh pasien terminal.
Orang yang telah lama hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan menderita
penyakit kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi perbedaan terhadap
penderitaan. Atau sebagia beranggapan bahwa kematian sebagai jalan menuju kehidupan atau
yang akan mempersatukannya dengan orang-orang yang dicintai. Sedangkan yang lain
beranggapan takut akan perpisahan, dikucilkan, dilantarkan, kesepian, atau mengalami
penderitaan sepanjang hidup.

3.2 Saran
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menambah ilmu.
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang prinsip dan tehnik komunikasi dalam keperawatan.
2. Instansi
Instansi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung
tercapainya makalah yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI Pusdiknakes.995.Asuhan Keperawatan Pasien dengan gangguan dan penyakit kronik
dan terminal. Jakarta: Depkes RI.

Craven,Ruth F. Fundamentals of nursing: human healt and function.

Tamsuri, Anas.(2006).”komunikasi dalam keperawatan”.Erlangga: Jakarta.


http://chaerunnisatia.blogspot.com/2016/11/prinsip-dan-teknik-komunikasi-dalam.html pukul 13.55,
kamis

Anda mungkin juga menyukai