Oleh :
Riris Ristiyani
30901900190
C
Bismillahirohmannirohim
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaika makalah tentang “Nasionalisme dan
Kemerdekaan di Asia Tenggara”. Dan kami berterima kasih kepada ibu Hj. Wahyu Endang
Setyowati, S.Kep.,M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa 2 yang telah memberikan
tugas kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai fakta sosial di sekitar kita khususnya tentang tawuran antar pelajar.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain.
Kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon dengan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dimasa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi 3
B. Penyebab Terjadinya Tawuran 5
C. Faktor Yang Terjadi Dari Tawuran 6
D. Dampak Dari Tawuran 7
E. Upaya Mengatasi Tawuran 7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ____________________________________________________12
B. Saran _________________________________________________________12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia mempunyai ragam agama, adat, suku, bahasa dan budaya oleh karena itu tak heran
indonesia disebut negara yang multikulturalisme. Untuk mempertahankan negara seperti
Indonesia ini sangatlah sulit karena rentan sekali terjadinya konflik. Maka untuk
mempersatukannya perlu lah memupuk rasa persatuan antar warga, namun hal ini pun akan
berdampak buruk apabila terjadinya kubu-kubu antar warga. Simmel mengatakan bahwa
semakin kuat hubungan dalam kelompok, potensi tindak permusuhan juga makin menigkat. Hal
ini berkaitan dengan realita salah satu kenakalan remaja saat ini seperti tawuran antar pelajar.
Tawuran sering terjadi dan dilakukan oleh sekelompok remaja sudah bukan hal yang biasa,
hal ini sudah sering kita dengar bahkan tidak asing lagi bagi telinga kita. apalagi di sekolah
menengah kejuruan (SMK) atau sering disebut dengan STM. Biasanya tawuran ini dilakukan
secara turun temurun yang dilakukan antar sekolah. Gejala sosial yang seperti ini sudah sangat
jelas melanggar norma dan nilai dalam masyarakat. Tawuran ini terjadi akibat konflik antar satu
sekolah, entah karena perasaan solidaritas antar siswa dan sebagainya..
Tawuran antar pelajar ini sangatlah menganggu ketertiban dan keamanan lingkungan
sekitarnya. Saat ini tawuran tidak hanya terjadi disekolah atau lingkungan sekitarnya tetapi
tawuran saat ini melakukan aksinya dijalanan dan menggunakan alat-alat bantu ( senjata tajam).
Yang dapat menimbulkan kerugian yang serius yang dapat mengakibatkan korban yang tidak
bersalah dan dapat merusaka benda-benda yag ada disekitar
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tawuran?
2. Mengapa tawuran dapat terjadi?
3. Apa faktor terjadinya tawuran?
4. Apa dampak yang ditimbulkan dari tawuran tersebut?
5. Bagaimana upaya untuk mengatasi tawuran tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu tawuran
2. Untuk mengetahui dan memahami penyebab tawuran
3. Untuk mengetahui dan memahami faktor terjadinya tawuran
4. Untuk mengetahui dan memahami dampak yang ditimbulkan dari tawuran tersebut
5. Untuk mengetahui dan memahami upaya untuk mengatasi tawuran tersebut
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada tawuran
BAB II
PEMABAHASAN
A. Definisi
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi
banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Dan “kelompok”
adalah sekumpulan orang yang mengindetifikasi satu sama lain dan merasa bahwa mereka saling
memiliki. Suatu kelompok ketika dua atau lebih orang berinteraksi selama lebih dari beberapa
saat, saling mempengaruhi satu sama lain melalui beberapa cara, dan memikirkan diri mereka
sebagai “kita”. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai
salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal
perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
Rasa setia kawan atau lebih dikenal dengan sebutan rasa solidartas adalah hal yang lumrah
atau biasa kita temukan dalam kehidupan, misalkan dalam persahabatan rasa setiakawan akan
menjadi alasan mengapa persahabatan bisa menjadi kuat. Ia bisa menjadi indah ketika
ditempatkan dalam porsi yang pas dan seimbang.
Namun, rasa setia kawan yang berlebihan akan menyebabkan hal yang buruk, salah satunya
adalah mengakibatkan tawuran antar pelajar. Mungkin dari kita pernah mendengar tawuran antar
pelajar yang dipicu karena ketersingguhan seorang siswa yang tersenggol oleh pelajar sekolah
lain saat berpapasan di terminal, atau masalah kompleks lainnya. Misalkan, permasalahan
pribadi, rebutan perempuan, dipalak dan lain sebagainya.
2. Faktor ekstern
a) Bujukan teman
b) Dipicu sekolah lain
c) Seragam sekolah dipakai sekolah lain
d) Seragam sekolahnya ditempel pantat, dikaki dan sepatu
e) Sekolah lain menantang untuk ketemuan disuatu tempat
f) Diskomunikasi antar sekolah dan orang tua
g) Lewat lagu-lagu
D. Dampak Tawuran
Adapun dampak dari tawuran yang dia rasakan antara lain adalah dampak positif dan
negative :
1. Dampak positif
a) Merasa puas apabila mengalahkan lawan pada saat itu
b) Diri dan komunitas dikatakan paling kuat, paling tangguh,paling kompak ,dan
paling disegani oleh pihak lawan apabila lawan telah dikalahkan
c) Baik itu nama sendiri dan komunitas terkenal oleh pihak lawan apabila telah
mengalahan lawan tersebut.
d) Bebas bergerak dan tidak terkekang apabila lawannya telah di kalahkan
e) Tidak ada yang melecehkan lagi
2. Dampak negative
a) Kalau ketahuan dari pihak sekolah otomatis kena sanksi yang sangat berat
(contohnya di tampar,di pusap, di telanjangi dan di jemur 1 hari)
b) Di marahi masyarakat karena mungkin meresahkan masyarakat merasa di
resahkan
c) Di tangkap polisi
d) Apabila ketahuan oleh orang tua di asingkan dari keluarga dan menjadi
gelandangan
e) Dan yang paling patal bisa menyebabkan korban jiwa
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Tn Y
Usia : 40 Tahun
Alamat : Demak
Pekerjaan : PNS
Pendidikan terakhir : S1
Agama : Islam
No cm : 00159445
B. Alasan Masuk
Pasien mengatakan di bawa ke IGD RSJ karena berkelahi dengan polisi mudah marah-
marah dimanapun, sulit tidur, mengamuk, berteriak-teriak serta mondar mandir tidak
jelas, pasien ada masalah dikantor dan merasa tertekan oleh atasannya.
C. Faktor Predisposisi
Pasien sebelumnya pernah dirawat di RS pada tahun 2019 karena pasien mudah marah,
sulit tidur dan tidak terkontrol serta lupa minum obat pada tahun 2018 juga mengalami
hal yang sama. Yang telah dilakukan oleh keluarga adalah membawa pasien ke
puskesmas dan dilakukan rawat inap selama satu hari dan hasilnya pasien di rujuk ke RSJ
D. Fisik
1. TTV
a. TD : 120/90 mmHg
b. Nadi : 94x/mnt
c. Suhu : 36,2 celcius
d. RR : 22 x/mnt
2. TB dan BB
a. TB : 168 cm
b. BB : 74 kg
3. Keadaan Fisik
Pasien mengeluh pandangan matanya kurang jelas, berjalan lambat
E. Psikososial
1. Genogram
Pasien merupakan anak laki-laki satu satunya pasien dengan keluarga bersikap baik, jika
ada masalah dengan istrinya klien selalu bercerita dengan keluarganya, pola asuh klien
ada pada keluarganya.
F. Konsep Diri
1. Citra tubuh/gambaran diri
Pasien mensyukuri bagian tubuhnya tapi pasien tidak suka bagian lengan atasnya karena
ada tatto nya.
2. Identitas diri
Pasien merupakan anak tunggal, berpendidikan S1 pasien bekerja di kecamatan sebagai
PNS pasien merasa puas dengan status sosialnya dan pekerjaannya.
3. Peran
Pasien mengatakan dirinya adalah seorang ayah dari dua anak, pasien bekerja sebagai
kepala bagian seksi dan dimasyarakat aktif. Pasien merasa mampu dalam melakukan
tugasnya sebagai kepala keluarga.
4. Ideal diri
Pasien mengatakan bisa sembuh dan kembali ke kehidupan seperti biasanya untuk
menjalankan peran dan tugasnya. Pasien berharap masih bisa diterima dilingkungan
rumahnya dan diterima oleh masyarakat sekitar. Pasien optimis bahwa penyakitnya bisa
disembuhkan dan bisa sembuh.
5. Harga diri
Pasien mengatakan tidak berdaya fan tidak mampu bekerja
G. Hubungan sosial
Pasien mengatakan orang yang paling dekat dengan dirinya adalah orang tuanya serta
keluarganya. Pasien mengatakan aktif dalam lingkungan keluarganya, pasien juga oernah
menjadi kepala paguyuban didesanya.
H. Spiritual
Pasien beragama islam pasien mengatakan sering melakukan ibadah ketika dirumah,
sesekali shalat dimasjid. Klien dirumah sakit selalu shalat 5 waktu.
I. Status mental
1. Penampilan
Pasien terlihat kurang rapi, karena kancing baju tidak dikenakan sesuai dengan benar,
celana kepanjangan dan tidak dilipat
2. Pembicaraan
Intonasi cepat dan kadang membentak
3. Aktifitas motorik
Klien Nampak labil
4. Alam perasaan
Pasien murung
5. Afek Afek pasien labil, bila ditanya dijawab dengan nada yang tinggi dank eras
6. Interaksi selama wawancara
Selama interaksi klien kadang menjawab dengan nada tinggindan tidak bisa fokus
7. Persepsi
Pasien tidak ada halusinasi apapun
8. Proses piker
Pasien mampu mengungkapkan apa yang dipikirkan.
9. Isi pikir
Tidak ada gangguan isi pikir
10. Tingkat kesadaran
Pasien tidak disorientasi diri waktu dan tempat
11. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan memori jangka pendek
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien tidak bisa berfikir dan berkonsentrasi ketida ditanya
13. Kemampuan penilaian
Pasien mampu mengambil keputusan sederhana seperti beberes setelah
makan.
K. Mekanisme koping
Pasien mengatakan ketika marah selalu bercerita kepada keluarganya,
M. Pengetahuan
Pasien mengatakan bahwa dirinya terdapat gangguan kejiwaan.
N. Aspek medik
Diagnosa medik : F20.3
Therapy medic
1. Clorilex 50 mg/24 jam
2. Trihexyphenidil 2 mg/12 jam
3. Haloperidol 1 tab/12 jam
ANALISIS DATA
DO :
-Postur tubuh kaku tangan mengepal
-Afek labil karena mendengar suara
-Mondar mandir suara keras
-Sering mengancam dan melotot
2 17/5/2020 DS : Resiko mencederai diri,
-Pasien mengatakan tidak takut untuk orang lain dan lingkungan
berkelahi terhadap apa yang dianggapnya
benar
-Pasien terakhir kali dibawa ke RSJ
karena berkelahi dengan polisi
DO :
-Afek labil
-Terdapat bekas luka ditangan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
C. Intervensi
A. Kesimpulan
Tawuran adalah perkelahian secara massal yang dilakukan sekelompok pelajar antar
kelompok pelajar lainnya. Tawuran termasuk salah satu gejala sosial pada kenakalan remaja.
Gejala sosial yang seperti ini sudah sangat jelas melanggar norma dan nilai dalam masyarakat.
Tawuran ini terjadi akibat konflik antar satu sekolah, entah karena perasaan solidaritas antar
siswa dan sebagainya. Tawuran antar pelajar merupakan gejala sosial yang serius yang dapat
mengakibatkan korban yang tidak bersalah dan dapat merusaka benda-benda yag ada disekitar.
Dan tawuran antar pelajar ini terjadi turun temurun pada sekolah tersebut.
B. Saran
Kami menyarankan untuk para pembaca untuk mencari informasi lebih banyak lagi agar
menambah pengetahuan dan wawasan tentang tawuran antar pelajar. Karena dalam tawuran
pelajar sangat tidak baik bagi generasi bangsa, lebih tepatnya merugikan diri sendiri dan orang
lain. Dampak yang terjadinya tawuran antar pelajar pun akan mengakibatkan korban jiwa dan
merusak fasilitas-fasilitas yang ada disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Myers G David. 2012. Psikologi Sosial Edisi 1. Jakarta selatan: Salemba Humanika
Myers G David. 2012. Psikologi Sosial Edisi 2. Jakarta selatan: Salemba Humanika