T DENGAN DIAGNOSA
MEDIS TB PARU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI DI RUANG PERAWATAN MULTAZAM 4
RS ALIYAH 3
OLEH :
i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P00320018050
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
4. Agama : Islam
6. Alamat : Unaaha
B. PENDIDIKAN
v
MOTTO
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat
dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. T Dengan Diagnosa Medis TB Paru
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Ruang Perawatan Multazam 4 RS
Aliyah 3”.
Terkhusus ucapan terimakasih kepada kedua orang tuaku tersayang,
Bapakku syarief dan Ibuku Aulia Halami yang selalu memberikan semangat,
motivasi untuk menyelesaikan pendidikan dan dengan doa mereka atas
keberhasilan penulis. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih
yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara yang
telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
3. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari yang telah memberi izin penelitian
4. Direktur RSU Aliyah III yang telah memberikan izin penelitian Di Ruang
Multazam 4.
5. Bapak Indriono Hadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kendari.
6. Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep.,Sp.KMB, selaku Sekretaris Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari.
7. Bapak Abd. Syukur Bau, S.Kep.,Ns.,MM selaku pembimbing I dan Ibu Lena
Atoy, SST.,MPH selaku pembimbing II yang telah membimbing saya dengan
sebaik-baiknya demi tercapainya Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp.,M.Kes, Bapak H. Taamu,
A.Kep.,S.Pd.,M.Kes dan Ibu Hj. Nurjannah, B.Sc.,S.Pd.,M.Kes selaku dosen-
dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukan-masukan sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
9. Semua Dosen dan Staf Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasannya serta ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kuliah.
vii
10. Kepada saudaraku satu-satunya Taufik Ismail yang telah memberikan
dorongan dan kasih sayangnya dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini dan
selama penulis kuliah.
11. Kepada saudara Heris yang telah membantu banyak hal, dan memberikan
dukungan sehingga saya bisa mengerjakan KTI ini dengan baik
12. Kepada kakak Ani Lestari, A.Md.Kep yang telah membantu dan
memotivasi dalam penyusunan KTI ini.
13. Kepada sahabatku tersayang Olivia Sri Damayanti, Sindi Widyastuti, Vita
Destiana Sari, Erinda Hestia Ningrum, Iga Aprilia Supu, Sulfitriana, Layli
Fajar Riski, Ayu Wulandari yang selalu membantu dan memberikan
dukungan serta motivasi
14. Tak lupa juga sahabat ku Hilda Meisin Wulandari, Dytia Khoirunnisa, Nining
Susilawati, Alvi Anggun, Betricks Dianasarx, Impriyanti, Alpira Winsi, Sri
Agustin, Pratiwi, Nurul Zeika Wahdaniya, Nurul eika Khoirunnisa dan
teman-teman perawat angkatan 2018.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga amal baik
yang telah disumbangkan dari semua pihak selama penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini kiranya mendapat balasan dari Allah SWT, Aamiin.
Kendari, 24 Juni 2021
Penulis
viii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
x
B. Pembahasan ................................................................................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 81
B. Saran .............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.8 Jadwal Pemberian Nutrisi Di Rumah Sakit Hari Pertama ......... 66
Tabel 4.10 Jadwal Pemberian Nutrisi Di Rumah Sakit Hari Kedua .......... 68
Tabel 4.12 Jadwal Pemberian Nutrisi Di Rumah Sakit Hari Ketiga .......... 70
Tabel 4.14 Jadwal Pemberian Nutrisi Di Rumah Sakit Hari Keempat ...... 72
Tabel 4.16 Jadwal Pemberian Nutrisi Di Rumah Sakit Hari Keempat ...... 74
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
salah satu penyakit menular kronis yang masih menjadi masalah utama
kesehatan dunia dan menjadi isu global juga menjadi penyebab utama
kejadian TB Paru pada tahun 2020 diperkirakan terdapat 10,4 juta kasus baru
sebesar 660,000 dari tahun 2019 sampai 2020 (WHO, 2020) dan estimasi
insidensi berjumlah 430, 000 kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB
Paru diperkirakan 61,000 dari tahun 2018 hingga tahun 2020 mengalami
1
2
tingkat regional sebesar 4%) dan 20% dari kasus TB Paru dengan pengobatan
ulang. Setiap tahun, diperkirakan terdapat sekitar 6.300 kasus MDR TB Paru
yaitu pada tahun 2018 1.300 kasus, pada tahun 2019 1.730, pada tahun 2020
sebanyak 2.900 kasus, dan pada tahun 2021 di bulan Feberuari tercatat
sebanyak 370 kasus. Proporsi kasus TB Paru dengan BTA negatif sedikit
meningkat dari 56% pada tahun 2019 menjadi 59% pada tahun 2020
jumlah penderita TB Paru tahun 2020 sebanyak 4.686 orang. Dari jumlah
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik RSU Aliyah III
menunjukan bahwa jumlah penderita TB Paru RSU Aliyah III pada tahun 2020
yaitu sebanyak 1 orang, dan tahun 2021 sebanyak 7 orang (SIRS RSU Aliyah
III, 2021).
masuknya kuman TB Paru maka akan menginfeksi saluran nafas bawah dan
saluran pernafasan.
3
tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang, tidak berbentuk spora, dan bersifat
tahan asam sehingga biasa disebut basil tahan asam(BTA). Bentuk yang paling
menginfeksi melalui udara, memiliki partikel yang tidak terlihat oleh mata,
disebut dengan droplet nuclei yang banyak berada di dalam saluran pernafasan
orang yang terinfeksi TB Paru. Bakteri ini dapat bertahan dari mekanisme
tubuh untuk merusaknya, dapat bertahan pada sel yang telah mati, dan dapat
terus tumbuh walaupun bakteri ini dapat menyerang bagian tubuh lain selain
tubuh yang lain seperti meningen, tulang, ginjal, sendi, selaput otak, dan
kelenjar getah bening. Penyakit TB Paru di luar paru biasa di sebut dengan TB
sejuk dan gelap selama berbulan-bulan, terutama di tempat yang gelap. Kuman
TB Paru ini bisa menimbulkan infeksi pada paru-paru sehingga biasa di sebut
sosial ekonomi rendah dan kurang gizi. Kecepatan penyebaran infeksi TB Paru
2019). Prinsip diet untuk pasien TB Paru adalah diet tinggi kalori tinggi protein
memastikan asupan nutrisi yang baik tetap berisiko membuat penyakit susah
sembuh. Pasalnya, tubuh tidak memiliki cukup energi untuk mampu melawan
infeksi tersebut sepenuhnya. Maka dari itu, harus sebisa mungkin berusaha
menerapkan pola makan sehat, turut membantu tubuh dalam melawan infeksi
dan juga turut menjaga status gizi, sehingga akan lebih cepat sembuh
(Ambarwati, 2019).
Ruang Melati RSUD dr. Haryono Lumajang pada bulan Januri – April 2018,
kebutuhan nutrisi, diaman tanda dan gejala yang timbul adalah penurunan berat
badan dibawah rentang normal dan penurunan nafsu makan yang merupakan
B. Rumusan Masalah
1. TujuanUmum
2. Tujuan khusus
Aliyah 3.
6
RS Aliyah 3.
RS Aliyah 3
3. Bagi peneliti
4. Bagi Mahasiswa
pasien TB Paru.
menambah pengetahuan dalam hal ini studi kasus pada pasien TB Paru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi TB Paru
berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan
waktu seseorang dengan TB Paru aktif pada paru batuk, bersin atau bicara
(Werdhani, 2019).
7
8
merupakan batang ramping, kurus, dan tahan akan asam atau sering disebut
dengan BTA (bakteri tahan asam). Dapat berbentuk lurus ataupun bengkok
yang panjangnya sekitar 2-4 μm dan lebar 0,2 –0,5 μm yang bergabung
(Ginanjar, 2020).
2. Etiologi
BTA positif pada waktu batuk atau bersin. Penderita menyebarkan kuman
kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam.
kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, saluran nafas, atau
3. Patofisiologi
infeksi tuberkulosis (TB Paru) terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi
sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil, gumpalan yang
lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkhus
seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit
dan seperti keju, isi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Bagian ini disebut
dengan lesi primer. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan
kompleks Ghon. Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah
kavitas. Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk
bagian lain di paru-paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga
nekrotik yang sesudah mencair keluarbersama batuk. Bila lesi ini sampai
2019).
bronkhus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat
penuh dengan bahan perkejuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang
11
Organisme yang lolos melalui kelenjar getah bening akan mencapai aliran
pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran
milier. Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga
organ tubuh. Komplikasi yang dapat timbul akibat TB Paru terjadi pada
Tanda dan gejala yang timbul pada penyakit TB paru yaitu batuk,
batuk darah, sesak napas, nyeri dada, demam, keluar keringat pada malam
hari, anoreksia dan penurunan berat badan serta malaise (gejala malaise
serin ditemukan berupa tidak nafsu makan, sakit kepala, meriang, dan nyeri
apabila tidak diimbangi dengan diet yang tepat. Malnutrisi yang terjadi akan
(Amalia, 2019).
Pathway
Microbacterium
tuberkulosa Droplet infection Masuk lewat jalan nafas Menempel pada paru
Keluar dari
tracheobionchial Dibersihkan oleh Menetap di jaringan paru
bersama sekret makrofag
Terjadi proses peradangan
Sembuh tanpa
pengobatan
Hipertermi
Membentuk jaringan
keju bersihan jalan nafas Alveolus
tidak efektif
Resiko infeksi
Mual, muntah
Deficit nutrisi
14
4. Klasifikasi TB Paru
untuk menetapkan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan
paru :
a. TB Paru
(+) atau 1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen dada
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-) dan foto rontgen
berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgan dada
penyakitnya, yaitu :
c. Tipe Penderita
penderita yaitu:
1) Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
2) Kambuh (Relaps)
(Form TB.09).
5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada TB Paru adalah batuk yang tidak
adanya tanda dan gejala yang khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah :
a. Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
b. Batuk, terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang /
c. Sesak nafas, terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai
setengah paru.
d. Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi
6. Komplikasi TB Paru
a. Pleuritis tuberkulosa
c. Tuberkulosa milier
d. Meningitis tuberkulosa
a. Pemeriksaan Diagnostik
b. Pemeriksaan sputum
17
datang, dahak pagi dan dahak sewaktu kunjungan kedua. Bila didapatkan
hasil dua kali positif maka dikatakan mikroskopik BTA positif.Bila satu
negative
e. Rontgen dada
area fibrosa.
Mikobakterium Tuberkulosis.
terjadinya nekrosis.
h. Pemeriksaan elektrolit
jaringan paru.
rasio residu udara pada kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi
a. Pengobatan TB Paru
(hilangnya keluhan, nafsu makan meningkat, berat badan naik dan lain-
akhir bulan ke-2, 4, dan 6.Pada yang memakai paduan obat 8 bulan
sputum BTA diperiksa pada akhir bulan ke-2, 5, dan 8.BTA dilakukan
diperlukan
yang baik
9. Dampak TB Paru
a. Terhadap individu
1) Biologis
menerus, sesak napas, nyeri dada, nafsu makan menurun, berat badan
21
tinggi
2) Psikologis
kurang menyenangkan.
3) Sosial
4) Spiritual
b. Terhadap keluarga
2) Produktifitas menurun
3) Psikologis
Peran keluarga akan berubah dan diganti oleh keluarga yang lain
4) Sosial
c. Terhadap masyarakat
dipantau selama 6 bulan oleh Pengawas Minum Obat (PMO) dan ada
jingga pekat dan berbau yang menandakan fungsi ginjal masih normal
g. Riwayat Keperawatan
Hal – hal yang harus diperhatikan yaitu keadaan infeksi kronis dari
hidung, nyeri pada sinus, otitis media, nyeri tenggorokan, suhu tubuh
meningkat hingga 38,5 derajat celsius, nyeri kepala, lemah, dan adanya
edema.
apakah batuk termaksud batuk kering, keras, dan kuat dengan suara
produktif serta saat pasien sedang makan, merokok, atau saat malam
hari.
i. Sakit Dada
nyeri dada apabila posisi pasien berubah, serta apakah ada kelainan saat
j. Pengkajian Fisik
simetris atau tidak, jika ada kelainan paru adanya getaran suara atau
3) Perkusi : untuk menilai suara perkusi paru normal (sonor) atau tidak
normal (redup).
5) Nutrisi
nutrisi pada pasien gastritis sebelum dan setelah sakit terdiri dari :
perasaan kem
26
6) Eliminasi
7) Sosialisasi
8) Spiritual
2. Diagnosa Keperawatan
tertahan
c. hipertermia
d. Defisit nutrisi
3. Perencanaan/Intervensi Keperawatan
1) Definisi
2) Ekspektasi : Meningkat
3) Kriteria Hasil
c) Mengi menurun
d) Wheezing menurun
f) Dipsnea menurun
g) Ortopnea menurun
i) Sianosis menurun
j) Gelisah menurun
b. Luaran Tambahan
1) Kontrol gejala
2) Pertukaran gas
6) Tingkat infeksi
c. Perencanaan/Intervensi Keperawatan
Observasi
28
Terapeutik
Edukasi
yang ke 3
2) Manajemen nutrisi
Observasi
Terapiutik
29
Kolaborasi
4. Pelaksanaan/Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
antara lain:
pelayanan kesehatan
dilakukan tindakan
1. Pengertian Nutrisi
tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi,
Nutrisi merupakan kesehatan dasar dan sangat penting bagi tubuh untuk
2019)
distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantung empedu, dan
a. Saluran Pencernaan
1) Mulut
terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang
diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut.
sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk
3) Lambung
atas bagian atas (fundus), bagian utama, dan bagian bawah berbentuk
(cairan asam bening tak berwarna) yang mengandung 0,4% HCI untuk
desinfektan.
4) Usus Halus
meninggal.
a) Usus halus terdiri dari atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan
meter.
b) Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan halus akan
5) Usus Besar
sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau
memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden,
b. Organ Asesoris
35
1) Hati
diafragma, dan memili berat kurang lebih 1500 gram (kira-kira 2,5%
orang dewasa). Hati terdiri atas dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri
2) Kantung Empedu
3) Pankreas
3. Macam-Macam Nutrien
a. Karbohidrat
b. Lemak
daging sapi, kambing, dan lain-lain. Fungsi lemak adalah untuk aktivitas
c. Protein
antibodi. Sumber protein berasal dari nabati dan hewani, protein nabati
Sedangkan protein hewani seperti susu, daging, telur, hati, udang, kerang,
d. Vitamin
dalam jumalah kecil dan tidak dapat di produksi dalam tubuh. Vitamin
katalisator.
e. Mineral
f. Air
a. Pengetahuan
kebutuhan gizi.
b. Prasangka
c. Kebiasaan
beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para
d. Kesukaan
e. Ekonomi
seseorang adalah melalui penentuan berat badan ideal dan indeks massa
tubuh. Rumus Brocca adalah cara untuk menegetahui berat badan ideal,
Hasil:
a. Kekurangan Nutrisi
metabolisme.
Tanda klinis :
3) Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
40
Kemungkinan penyebab :
laktosa
memastikan asupan nutrisi yang baik tetap berisiko membuat penyakit susah
melawan infeksi tersebut sepenuhnya. Maka dari itu, harus sebisa mungkin
melawan infeksi dan juga turut menjaga status gizi, sehingga akan lebih
cepat sembuh. Berikut ini merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh
pengidap TB paru :
a. Kalori
kondisi penyakitnya.
b. Protein
tubuh Anda, sehingga tubuh dapat melawan infeksi lebih baik.Selain itu,
tubuh. Anda dapat memeroleh protein dari daging tanpa lemak, telur,
d. Seng
dalam melawan infeksi dan juga radikal bebas. Pada penderita TB paru
Paru,terlepas dari status gizi mereka. Oleh karena itu, penderita TB Paru
lobster, kacang mede, jamur, bayam, brokoli, kale, bawang putih, susu
e. Vitamin A
tomat, bayam, ubi, selada, asparagus, seledri, hati sapi atau ati ayam,
f. Vitamin D
faktor kunci dalam melawan infeksi TB paru. Oleh karena itu, penderita
yang tidak diobati memiliki kadar vitamin D yang rendah. Anda bisa
h. Vitamin C
buah-buahan (seperti jeruk, kiwi, stroberi, melon, jambu biji, dan pepaya)
dan sayuran (seperti paprika merah dan hijau, brokoli, kale, dan tomat).
i. Zat Besi
karena itu, penderita TB paru membutuhkan lebih banyak zat besi untuk
pada penderita TB paru. Zat besi bisa Anda peroleh dari daging merah,
sayuran hijau (seperti bayam, brokoli, kale, sawi), sayuran yang telah
j. Selenium
tubuh. Sehingga, selenium juga menjadi salah satu nutrisi untuk TB paru
44
Sumber (Ambarwati,2019)
deskriptif dengan bentuk penerapan studi kasus. Hasil yang diharapkan oleh
peneliti adalah pola makan teratur dan nafsu makan meningkat serta
1. Kriteria Inkluisi
48
49
2. Kriteria Eksklusi
Multazam 4 RS Aliyah 3
4 RS Aliyah 3
D. Definisi Operasional
dalam aktivitas tubuh. Nutrisi adalah zat-zat gizi atau berhubungan dengan
P S M P S M P S M P S M P S M
1 -
Skor
Keterangan
membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat
kasus ini adalah : manajemen nutrisi yang terdiri dari identifikasi status
sebelum makan, jika perlu, sajikan makanan secara menarik dan suhu
posisi duduk, jika mampu, dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk
perlu
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
F. Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer yaitu data yang didapatkan langsung kepada
klien baik itu melalui proses pengkajian dan wawancara terhadap responden
(klien atau keluarga klien). Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini
adalah data yang diperoleh dari status klien dan rekam medis Di RS Aliyah 3.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
G. Penyajian Data
dilakukan melalui berbagai bentuk, dari data yang sudah terkumpul dan telah
diolah akan disajikan dan dibahas dalam bentuk textular atau narasi untuk
mengetahuihasil.
determination )
(Nursalam, 2020).
(Nursalam, 2020).
c. Informed Consent
treatment)
peneliti.
BAB IV
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
klien mengatakan sering merasa sesak nafas dan klien mengatakan batuk
56
57
sebagai berikut:
1) Data Subjektif :
2) Data Objektif :
d) BB : 45 kg
f) IMT 18,2.
merokok.
makan
Makanan pantang/yang Tidak ada Tidak ada
tidak disukai
Pembatasan makanan Tidak ada Tidak ada
Jenis makanan yang dibatasi Tidak ada Tidak ada
Konsumsi makanan yang Sayur-sayuran Tidak ada
berserat
Nafsu makan Baik Menurun
Mual Tidak ada Ya
Hipersalivasi Tidak ada Tidak ada
Sensasi asam pada mulut Tidak ada Tidak ada
Perasaan cepat kenyang Tidak ada Ya
setelah makan
Perasaan kembung Tidak ada Ya
Lain-lain - -
c. Pemeriksaan Fisik
kali/menit, suhu tubuh 36,6 0C. pemeriksaan berat badan 45 kg dan tinggi
kepala hormosefali atau tidak ada kelainan, keadaan kulit kepala bersih,
tidak ada nyeri kepala, klien tidak merasa pusing, distribusi rambut
anemis, reflex pupil normal, ketajaman mata baik, pergerakan bola mata
59
baik, lapang pandang baik, tidak ada diplopia, tidak ada photopobia,
tidak ada nistagmus, reflex kornea baik, tidak ada nyeri pada kedua mata.
tidak ada skret atau serumen, ketajaman pendengaran baik, tinnitus baik,
perdarahan, tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, dan tidak ada nyeri
pada hidung.
kelembapan bibir baik, posisi uvula baik, mukosa bibir baik, keadaan
tonsil baik, stomatitis baik, warna lidah merah mudah, tidak ada tremor
pada lidah, kebersihan lidah bersih, tidak ada bau mulut, kelengkapan
gigi sudah tidak lengkap, kebersihan gigi bersih, terdapat karies pada
gigi, suara parau tidak ada, tidak ada kesulitan menelan, kemampuan
bentuk dada simetris, pengembanan dada tidak normal, tidak ada retraksi
dinding dada, tidak ada tanda jejas, taktir fremitus getaran kiri dan kanan,
tidak ada massa, adanya dispnea, adanya ortopnea, suara nafas vesicular,
normal, ukuran jantung normal, klien mengatakan nyeri pada dada, tidak
tidak ada distensi abdomen, tidak ada ostomy, tidak ada tanda jejas,
peristaltic 18x/menit, perkusi abdomen redup, tidak ada massa, dan tidak
keadaan putin susu baik, tidak ada massa, tidak ada neri tekan, dan tidak
ada lesi.
reflex tendon trisep normal, reflex lutut baik, tidak ada kaku kuduk,
haemoroid, tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri pada anus.
matang, tidak terdapat purpura atau ekimosis, tidak terdapat atropi, tidak
ada hipertropi, tidak ada lesi atau luka, pigmentasi baik, tidak ada
deformitas sendi, tidak ada deformitas tulang, tidak ada tremor, tidak ada
varises, tidak ada edema, turgor kulit baik, kelembapan kulit baik,
61
normal, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada kekakuan tulang, tonus otos
normal, kekuatan sendi baik, tidak ada nyeri, dan tidak terjadi
diaphoresis.
d. Pemeriksaan penunjang
1) Rontgen thorax
2. Dignosa keperawatan
a. Klasifikasi Data
Umur : 50 tahun
No. RM : 01 - 12 – 01
No Data Masalah
1 DS : Deficit Nutrisi
a. Klien mengatakan nafsu makannya menurun berhubungan dengan
b. Klien mengatakan berat badannya menurun ketidakmampuan
DO : mencerna makanan
a. Klien nampak lemah
b. Klien nampak tidak nafsu makan
c. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
S : 36,6oC
N : 100 X/m
P : 24 X/m
BB : 45 Kg
IMT : 18,2
62
3. Analisa Data
a. Klasifikasi Data
Umur : 50 tahun
No. RM : 01 - 12 – 01
Annoreksia, mual,
muntah
Deficit nutrisi
63
4. Intervensi Keperawatan
a. Klasifikasi Data
Umur : 50 tahun
No. RM : 01 - 12 – 01
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
64
5. Implementasi Keperawatan
a. Klasifikasi Data
Umur : 50 tahun
No. RM : 01 - 12 – 01
makanan klien
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil studi kasus dan tujuan penulisan studi kasus ini,
maka penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori dengan hasil
1. Tahap pengkajian
objektif tentang keadaan kesehatan pasien. adapun data yang didapat pada
tahap pengkajian yaitu : pada studi kasus ditemukan data klien mengatakan
Data objektif :klien nampak lemah, klien nampak tidak nafsu makan,
18,2.
(SDKI), data atau tanda dan gejala untuk pasien dengan diagnose
keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif adalah batuk tidak efektif,
tidak mampu batuk, sputum berlebih, mengi, wheezing, ronchi, dan pola
napas berubah.
kesenjangan anatara teori dan studi kasus, karena data pada teori tidak
semua ada di studi kasus, begitupun sebaliknya data yang ada pada studi
2. Diagnosa Keperawatan
keperawatan yang ada pada teoriyaitu bersihan jalan nafas tidak efektif,
semua diagnosa keperawatan yang ada dalam teori terdapat pada pasien.
Adapun diagnosa keperawatan yang tidak terdapat pada studi kasus ini
yaitu bersihan jalan napas tidak efektif dan pola napas tidak efektif.Maka
3. Intervensi Keperawatan
makan, jika perlu, sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai,
makanan tinggi kalori dan tinggi protein. Edukasi :anjurkan posisi duduk,
4. Implementasi Keperawatan
tujuan dan kriteria hasil dalam rentang yang telah ditentukan. Adapun
sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai, berikan makanan
kalori dan tinggi protein. Edukasi :anjurkan posisi duduk, jika mampu.
5. Evaluasi Keperawatan
keempat 06 Maret maret 2021 pukul 11.50 wita yaitu data subjektif : klien
berat badan sudah mulai membaik, klien mengatakan sudah mau makan 3
:porsi makan dihabiskan, klien nampak makan hanya pada siang dan
74
malam hari, BB sebelum sakit : 58 kg, BB setelah sakit 51, 5 kg, TTV :TD
IMT : 18,2.
BAB V
A. Kesimpulan
06 Maret 2021 dengan mengacu pada tujuan yang dicapai, maka penulis
spiritual, dan kultural harus dikaji dan melibatkan kerja sama keluarga
untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat karena setiap individu
dengan kondisi dan keadaan klien pada saat itu serta berdasarkan teori
deficit nutrisi.
78
79
yang disusun berdasarkan aplikasi dari teori SDKI, dan disesuaikan dengan
berdasarkan aplikasi teori SDKI, SLKI, dan SIKI sehingga tidak terjadi
selama 4hari dan kemudian dievaluasi akhir pada tanggal 06 Maret 2021
B. Saran
klien dengan kasus TB Paru, dan mengkonsumsi obat secara teratur untuk
status kesehatan klien. Juga diperlukan adanya kerja sama yang baik
klien.
3. Bagi Peneliti
kesenjangan antara teori dan kasus nyata tentang masalah nutrisi pada
pasien TB Paru.
DAFTAR PUSTAKA
Ginanjar. (2020). Karya Tulis Ilmiah Faktor Resiko TB Paru. Diperoleh tanggal
22 Maret 2021, dari https://osf.io/preprints/inarxiu
Haswita, & Reni. (2019). Konsep Dasar Kebutuhan nutrisi. Diperoleh tanggal 22
Maret 2021, dari http://repository.poltekkestjk.ac.id/445/3/BAB%20II.pdf.
Hidayat, A.A. (2019). Pengantar Kebtuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI.
Format Penelitian
Asuhan Keperawatan Pada Tn. T Dengan Diagnosia Medis
TB Paru Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Di Ruang Perawatan Multazam 4 RS Aliyah 3
Nim : P00320018050
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama Lengkap : Tn. T
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur/Tanggal Lahir : 50 Tahun
4. Status perkawinan : menikah
5. Agama : Islam
6. Suku Bangsa : Tolaki
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Petani
9. Pendapatan : -
10. Tanggal MRS : 01 Maret 2021
B. Identitas Penanggung
1. Nama Lengkap : Tn. T
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Pekerjaan : Wiraswasta
4. Hubungan dengan klien : Keluarga
5. Alamat : Puusangi Kabupaten Konawe
II. Riwayat Kesehatan
c) Keluhan Utama : klien mengatakan sering merasa sesak nafas dan
klien mengatakan batuk berdarah sejak 2 minggu lalu
d) Riwayat keluhan :
• Klien mengatakan batuk berdarah sejak 2 minggu lalu
• Klien mengatakan sering sesak napas
• Klien mengatakan nafsu makannya menurun
• Klien mengatakan berat badannya menurun
• Klien nampak tidak nafsu makan
• Klien nampak lemah
• Klien nampak gelisah
1. Penyebab/faktor pencetus : klien mengatakan penyakitnya
muncul secara bertahap
2. Sifat keluhan : klien mengatakan berangsur-angsur
3. Lokasi dan penyebarannya : klien mengatakan lokasi
penyebaran didaerah dada
4. Skala keluhan : klien mengatakan skala nyeri
berada diangka 6
5. Mulai dan lamanya keluhan : klien mengatakan lamanya
berangsur-angsur
6. Hal-hal yang meringankan/memperberat : klien mengatakan saat
beraktivitas
7. Keluhan saat ini : batuk darah sudah 2 minggu dan
pasien sudah batuk sejak 2017
8. Penyebab/faktor pencetus : klien mengatakan penyakitnya
muncul secara bertahap
9. Sifat keluhan : klien mengatakan berangsur-angsur
10. Lokasi dan penyebarannya : klien mengatakan lokasi
penyebarannya didaerah dada
11. Skala keluhan : klien mengatakan skala nyerinya
berada diangka 6
12. Mulai dan lamanya keluhan : klien mengatakan lamanya
berangsur-angsur
13. Hal-hal yang meringankan/memperberat : klien mengatakan saat
beraktivitas
14. Lain-lain :
III. Riwayat Kesehata n Masa Lalu
V. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : 110/80 mmHg
2. Pernapasan : 24 kali / menit, Irama :
3. Nadi : 100 kali / menit, regular/ireguler :
4. Suhu badan : 36,6 0C
2. Berat badan dan tinggi badan
1. Berat badan : 58 Kg
2. Tinggi badan : 150 Cm
3. IMT : 24,4
3. Kepala :
a. Bentuk kepala : hormosefali, tidak ada kelainan
b. Keadaan kulit kepala : bersih
c. Nyeri kepala / pusing: klien mengatakan tidak ada nyeri daerah kepala
d. Distribusi rambut : rambut bersih dan lurus
e. Rambut mudah tercabut : klien mengatakan tidak mudah tercabut
f. Alopesia : tidak ada
g. Lain-lain :
4. Mata
a. Kesimetrisan : Simetris
b. Edema kelopak mata : baik
c. Ptosis : baik
d. Sklera : kemerah-merahan
e. Konjungtiva : Anemis
f. Ukuran pupil : baik
g. Ketajaman penglihatan : baik
h. Pergerakan bola mata : baik
i. Lapang pandang : baik
j. Diplopia : baik
k. Photohobia : baik
l. Nistagmus : baik
m. Reflex kornea : baik
n. Nyeri : tidak ada
o. Lain – lain :
5. Telinga
a. Kesimetrisan : simetris
b. Sekret : tidak ada
c. Serumen : tidak ada
d. Ketajaman pendengaran: baik
e. Tinnitus : baik
f. Nyeri : tidak ada
g. Lain – lain :
6. Hidung
a. Kesimetrisan : Simetris
b. Perdarahan : tidak ada
c. Sekresi : tidak ada
d. Fungsi penciuman : baik
e. Nyeri : tidak ada
f. Lain – lain :
7. Mulut
a. Fungsi berbicara : baik
b. Kelembaban bibir : kering
c. Posisi uvula : baik
d. Mukosa : baik
e. Keadaan tonsil : baik
f. Stomatitis : baik
g. Warna lidah : merah
h. Tremor pada lidah : tidak ada
i. Kebersihan lidah : bersih
j. Bau mulut : tidak ada
k. Kelengkapan gigi : sudah tidak lengkap
l. Kebersihan gigi : bersih
m. Karies : terdapat karies.
n. Suara parau : tidak ada
o. Kesulitan menelan : tidak ad
p. Kemampuan mengunyah : baik
q. Fungsi mengecap : baik
r. Lain – lain :
8. Leher
a. Mobilitas leher : baik
b. Pembesaran kel. Tiroid : tidak ada
c. Pembesaran kel. limfe : tidak ada
d. Pelebaran vena jugularis : tidak ada
e. Trakhaea : baik
f. Lain-lain :
9. Thoraks
Paru – paru
a. Bentuk dada : Simetris
b. Pengembangan dada : tidak normal
c. Retraksi dinding dada : tidak ada
d. Tanda jejas : tidak ada
e. Taktil fremitus : getaran kiri dan kana
f. Massa : tidak ada
g. Dispnea : ada
h. Ortopnea : ada
i. Perkusi thoraks :
j. Suara nafas : veskuler
k. Bunyi nafas tambahan : wheezing
l. Nyeri dada : iya
m. Lain-lain :
Jantung
11. Payudara
a. Kesimetrisan : simetris
b.Keadaan puting susu : baik
c. Pengeluaran dari putting susu : tidak dikaji
d.Massa : tidak dikaji
e. Kulit paeu d’orange : tidak dikaji
f. Nyeri : tidak ada
g.Lesi : tidak ada
h.Lain – lain :
12. Genitalia
Pria
1. Keadaan meatus uretra eksterna : tidak dikaji
2. Lesi pada genital : tidak dikaji
3. Scrotum : tidak dikaji
4. Pembesaran prostat : tidak dikaji
5. Pendarahan : tidak dikaji
6. Lain – lain :
Wanita
1. Keadaan meatus uretra eksterna : tidak dikaji
2. Leukorrhea : tidak dikaji
3. Perdarahan : tidak dikaji
4. Lesi pada genital : tidak dikaji
5. Lain - lain :
13. Pengkajian sistem saraf
1. Tingkat kesadaran : composmetis
2. Koordinasi : baik
3. Memori : baik
4. Orientasi : baik
5. Konfusi : baik
6. Keseimbangan : baik
7. Kelumpuhan : baik sebelah kiri
8. Gangguan sensasi : tidak ada
9. Kejang-kejang :tidak a da kejang
10. Lain – lain :
11. Reflex :
a. Refleks tendon
1. Biseps : tidak normal
2. Trisep : tidak normal
3. Lutut :tidak
1. Ekstremitas
1. Warna kulit : sawo matang
2. Purpura / ekimosis : TIdak ada
3. Atropi : Normal tidak ada pengecilan otot
4. Hipertropi : Normal, tidak ada pembesaran otot
5. Lesi : Tidak ada lesi
6. Pigmentasi : Baik
7. Luka : Tidak ada
8. Deformitas sendi : Tidak ada
9. Deformitas tulang : Tidak ada
10. Tremor : Tidak ada
11. Varises : Tidak ada
12. Edema :Tidak ada
13. Turgor kulit : Membaik
14. Kelembaban kulit :Baik
15. Capillary Tefilling Time (CRT) :2 detik
16. Pergerakan : klien mengatakan mengalami pembatasan
pergerakan diakibatkan kelemahan tubuh sebelah kiri
17. Kekakuan sendi : klien mengatakan mengalami kelemahan tubuh
sebelah kiri
18. Kekuatan otot : klien mengalami kelemahan otot sebelah
kiri
19. Tonus otot : tidak normal
20. Kekuatan sendi : klien mengatakan mengalami kelemahan
tubuh sebelah kiri
21. Nyeri : tidak
22. Diaphoresis : tidak
23. Lain – lain : TIdak ada
VI. Pengkajian Kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Nutrisi
Keterangan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Frekuensi makan sehari 3 kali sehari 1 kali sehari
Waktu Makan Pagi, siang, dan Siang
malam
Porsi makan yang habiskan 1 porsi 1/2 porsi
Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
makan
Makanan pantang/yang Tidak ada Tidak ada
tidak disukai
Pembatasan makanan Tidak ada Tidak ada
Jenis makanan yang dibatasi Tidak ada Tidak ada
Konsumsi makanan yang Sayur-sayuran Tidak ada
berserat
Nafsu makan Baik Menurun
Mual Tidak ada Ya
Hipersalivasi Tidak ada Tidak ada
Sensasi asam pada mulut Tidak ada Tidak ada
Perasaan cepat kenyang Tidak ada Ya
setelah makan
Perasaan kembung Tidak ada Ya
Lain-lain - -
b. Kebutuhan Kenyamanan :
a. Keluhan nyeri : ……iya….lokasi ……dada……….
b.Pencetus nyeri : klien mengatakan nyeri dadanya
diakibatkan dahak yang tidak keluar
c. Upaya yang meringankan nyeri : tidak ada
d.Karakteristik nyeri : klien mengatakan seperti tertusuk-tusuk
e. Intensitas nyeri :
f. Durasi nyeri : klien mengatakan nyerinya
berangur-angsur
g.Dampak nyeri terhadap aktivitas : klien mengatakan jika melakukan
aktivitas suka merasa sesak
h.Lain – lain : ……………………………..
VII Pemeriksaan penunjang
A. Laboratorium
- Rontgen thorakx :
- Pemeriksaan BTA
- Rapid test antigen SARS-COV-2
- Cek darah rutin
B. Studi diagnostic :
VIII. Tindakan medik/pengobatan
- Levofoxacin 750mg
- Metilprednisolon 125 mg
- Inj. As traneksamat
- Inj. Codein 10 mg
- Paracetamol
- Omerprazole 40 mg
- Ceftazidime pentahydrate 1mg
Lampiran 9
PEMBERIAN NUTRISI
DOKUMENTASI