Anda di halaman 1dari 7

Refleksi

Menguraikan kebijakan K3

Materi tentang resiko dan hazard K3 dalam keperawatan sangat menarik bagi saya karena
dengan mempelajari resiko dan hazard K3 dalam keperawatan kita jadi mawas diri dalam
melaksanakan pelayanan dan tindakan keperawatan dimanapun kita bekerja.

Dengan mempelajari K3 akan bermanfaat bagi saya karena disamping melakukan pelayanan kita
juga perlu menjaga dan melindungi diri sendiri dari kemungkinan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja

Dengan mempelajari K3 saya juga dapat tambahan pengetahuan bahwa peralatan kesehatan,
lingkungan fisik,biologi,kimiawi,maupun sosial dapat mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga perlu diperhatikan standarisasi pelayanan dan keselamatan kerja

Saya juga menyadari peranan perawat pada pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bisa
dikatakan sangat vital ,mengingat tugas fungsional perawat dalam K3 begitu luas. Bisa
dikatakan bahwa fokus utama perawatan kesehatan kerja adalah kesehatan dan keselamatan
kerja bagi tenaga kerja dengan penekanan pada pencegahan terjadinya penyakit dan cidera. Hal
ini senada dengan tujuan K3. Hanya saja perawatan kesehatan kerja di Indonesia belum
seperti yang diharapkan. Hal ini terjadi/antara lain karena perkembangan yang sangat pesat dari
industri di Indonesia dan perkembangan fasilitas pendidikan dibidang kesehatan dan
keselamatan kerja yang ada di Indonesia. Pengaruh lain adalah hambatan jenjang
pendidikan dasar perawat yang berbeda-beda.untuk menanggulanginya ,salah satunya
diharapkan organisasi profesi meningkatkan peranannya dalam membinadan memantau
anggotanya, serta menerus aktif dalam meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
anggotanya.

Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kita harus memperhatikan sehat yang meliputi faktor
bawaan, sikap dan sifat serta lingkungan yang mempengaruhi. Kesehatan kerja yakni kondisi
yang mempengaruhi kesehatan para pekerja kesehatan. Serta harus mengetahui risiko dan
hazard. , Risiko adalah kombinasi dan konsekuensisuatu kejadian yang berbahaya dan peluang
terjadinya kejadian tersebut. Bahaya atau hazard merupakan segala hal atau sesuatu yang
mempunyai kemungkinan mengakibatkan kerugian baik pada harta benda, lingkungan, maupun
manusia dalam pemberian asuhan dari segala aspeknya.

Dengan memahami perbedaan hazard dan resiko semoga kedepannya saya dalam melakukan
pelayanan dan tindakan keperawatan yaitu menolong yang sakit tapi tidak lupa melindungi diri
sendiri.
Refleksi

Menguraikan berbagaai resiko dan hazard K3 dalam keperawatan

Dengan mempelajari materi ini saya jadi tahu bahwa risiko dan hazard tidak hanya terjadi dalam
pelaksanaan tindakan tetapi juga dari pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan.

Dalam pengkajian asuhan keperawatan misalnya

Saya memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan ketika berdinas di ICU RSUD Datoe
Binangkang ketika mendekat untuk mengumpulkan data menyarankan agar keluarga pasien
meninggalkan ruangan atau melepas alas kaki sontak keluarga pasien suaranya mulai meninggi
dan mengeluarkan kata kata yang tidak pantas dan menunjuk-nunjuk ke wajah saya. Sementara
itu pasien mulai teriak teriak karena kondisi yang mulai pengap, saya berusaha menenangkan
dengan mendatangi dan memegang tangannya tetapi ia melemparkan tangan saya sehingga saya
mundur beberapa langkah.

Dalam perencanaan asuhan keperawantan juga memiliki resiko dan hazard. Oleh karena itu
sebelum melakukan perencanaan kita harus memiliki data pasien yang lengkap usahakan tidak
ada data yang ditutupi oleh pasien atau keluarganya. Karena jika kita memiliki data yang kurang
lengkap ada kemungkinan didalam kita melakukan perencanaan asuhan keperawatan yang tidak
sesuai dengan kondisi pasien yang bisa mengakibatkan terhambatnya kesembuhan yang bisa
memicu komplin dari pasien atau keluarganya

Dalam implementasi asuhan keperawatan adalah masa paling banyak menghadapi resiko dan
hazard karena kita berhadapan langsung dengan pasien ataupun keluarganya yang memerlukan
tindakan sesuai prosedur atau SOP yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga dimana
tempat kita bekerja. Karena begitu besarnya hazard dan risiko dalam implementasi asuhan
keperawatan kita perlu pencegahan agar kita tidak mengalami resiko dan hazard tersebut

Salah satu contoh perawat WS yang bekerja di salah satu puskesmas pada program TB/Paru
sangat menjaga penataan ruangan dan alat kesehatan serta bertindak sesuai prosedur untuk
menghindari tertular penyakit TBC dari para pasiennya

Dalam evaluasi keperawatan juga memiliki hazard dan risiko karena hasil penilaian kita
terhadap pasien menentukan tindakan selanjutnya apakah pasien diperbolehkan pulang atau
masih memerlukan tindakan keperawatan lainnya apalagi pasien dengan penyakit kronis seperti
penyakit jantung. Tenaga kesehatan harus melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan
tindakan keperawatan selanjutnya pada pasien.
Refleksi

Pentingnya manajemen risiko, proses manajemen risiko dan hirarki manajemen risiko

Mempelajari manajemen risiko membuat saya lebih memahami tentang hazard dan risiko karena
dengan pembelajaran ini saya jadi tahu betapa pentingnya manajaemen risiko pada pekerjaan
saya. Dengan manajemen risiko sedapat mungkin kita menghindari risiko dan hazard dalam
pekerjaan misalnya jika puskesmas saya dekat dengan sungai yang sering meluap ketika musim
hujan maka perlu manajemen risiko agar ketika musim penghujan air tidak sampai menggenangi
jalan masuk kepuskesmas

Dalam proses manajemen risiko kita perlu mengidentifikasi hazard dan risiko pekerjaan kita
salah satunya sepertu contoh diatas dimana jika kita sudah mengetahui bahwa pada musim
penghujan air sering meluap menggenangi jalan masuk puskesmas maka ketika musim
penghujan datang kita sedapat mungkin meminimalisir pengaruh terhadap diri kita misalnya
melewati jalur alternatif dengan meminjam pekarangan warga serta memarkir kendaraan di
tempat yang lebih tinggi sehingga ketika air meluap kita masih dapat pulang kerumah dengan
selamat

Hirarki manajemen risiko adalah tahapan tahapan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir
hazard dan risiko dari sebuah pekerjaan yang kita lakukan misalnya jika kita mengetahui sering
banjir dijalan menuju puskesmas, kita dapat membuat tanda atau measosiasikan sesuatu sebagai
penanda ketinggian air agar kita mengetahui apakah masih bisa dilewati atau tidak ketika air
masih bisa dilewati maka sebaiknya kita membawa alas kaki pengganti sepatu sehingga saat kita
melewati air yang keruh tidak ada benda asing yang membuat luka pada kaki

Jika cara di atas belum memadai maka dapat membuat papan informasi prosedur penanganan
keadaan banjir dijalan menuju puskesmas papan informasi ini diharapkan memberi pengetahuan
terhadap semua komponen puskesmas sehingga meminimalisir risiko dan hazard

Jika belum maka dapat membuat SOP dari penanganan keadaan banjir sehingga ketika banjir
terjadi kita bisa mengurangi risiko dan hazard misalnya kita tidak menjadi panik ataupun
kecemasan berlebihan ketika banjir datang

Yang terakhir adalah dengan selalu menyiapkan alat perlindungan diri untuk keselamatan kita
saat banjir misalnya menyiapkan sepatu boot, menyiapkan baju pengganti menyiapkan tali untuk
penyebrangan.
Refleksi

Manajemen risiko di dalam dan luar gedung

Dengan mendapat materi manajemen risiko di dalam dan luar gedung maka saya dapat
meminimalisir risiko dan hazard pada pekerjaan saya. Puskesmas tempat saya bekerja
merupakan puskesmas baru sehingga di luar gedung masih terdapat sisa sisa bangunan lama
yang berpotensi menimbulkan resiko dan hasard dalam pekerjaan misalnya tertusuk paku,
terselip ketika mengendarai kendaraan bermotor ataupun terkilir betika berjalan melewati
serakan bekas bangunan lama, tempat yang tidak rata juga memiliki hazard dan risiko misalnya
tempat parkir tidak nyaman karena takut motor jatuh ketika di parkir ataupun ketika berjalan
tidak hati hati kita pun bisa terjatuh karena berkontur tanah, ketika musim penghujan halaman
menjadi becek sehingga harus hati hati agar tidak jatuh, tidak mengotori pakaian. Keadaan luar
gedung puskesmas juga berpotensi mengganggu pelayanan kepada pasien karena kadang pasien
dengan seenaknya masuk ke dalam gedung meskipun alas kaki penuh lumpur saat musim hujan
yang membuat lantai gedung menjadi licin dan perlu kehati hatian dalam melangkah agar tidak
terjatuh

Bangunan dalam gedung juga berpotensi memiliki risiko dan hazard karena ketika musim
penghujan datang pancaran air hujan memasuki teras puskesmas. Teras puskesmas yang berupa
tehel membuat permukaannya menjadi licin sehingga perlu kehati hatian extra dalam
melangkah. Pun demikian ketika musim penghujan pasien dengan latar belakang petani mungkin
tidak menyadari lumpur atau becek yang dibawa kedalam puskesmas bisa mengaakibatkan
bahaya misalnya karena licin bisa saja terjatuh, atau lumpur membawa kuman penyakit yang
berbahaya bagi perawat maupun pasien.

Penanganan kebakaran dalam gedung perlu juga menjadi perhatian karena puskesmas belum
dilengkapi dengan tabung pemadam yang memadai, serta belum terdapat petunjuk atau alur
penyelamatan pada saat kebakaran. Gedung juga belum dilengkapi pemadam otomatis sehingga
ketika terjadi kebakaran tidak bisa langsung dipadamkan

Penanganan keadaan gempa menjadi sangat penting karena kita berada di jalur gempa sehingga
ketika gempa terjadi kita bisa menyelamatkan diri dari gedung puskesmas. Informasi yang
kurang mengenai struktur bangunan, daya tahan terhadap gempa dapat mengakibatkan risiko dan
hazard ketika terjadi gempa. Oleh karena itu kita harus pula mengetahui penyelamatan diri dari
gempa ketikaa berada dalam gedung misalnya kalau gempa kecil berlindung di bawah meja,
disudut sudut ruangan atau jika memungkinkan berlari keluar geung mencari tanah lapang.
refleksi

Menguraikan penyakit akibat kerja

Saya yang bekerja di puskesmas dapat mengetahui penyakit akibat kerja di puskesmas. Misalnya
pemakaian helm ternyata juga berpotensi menyebarkan penyakit karena ketika dikampung
kebersihan helm menjadi kurang diperhatikan karena jarak yang dekat antara rumah dan
puskesmas. Tapi ternyata kebersihan helm mempengaruhi, jika helm kotor dapat membuat
kepala gatal sehingga dalam melakukan pelayanan menjadi terganggu.

Penggunaan handscoon yang kurang diperhatikan dapat juga menyebabkan perawat ketika
melakukan tindakan yang bersentuhan dengan fisik pasien dapat ditulari penyakit. Akan terjadi
kontak tangan pemeriksa dengan darah atau duh tubuh lainnya, selaput lendir atau kulit yang
terbuka. Sehingga memungkinkan perawat terkena infeksi bakterial pasien, penyakit kulit serta
mikro organisme yang dapat berpindah dari pasien ke perawat. Dan yang paling ditakuti adalah
ketika penanganan luka maka perawat wajib menggunakan handscoon karena ketidaktahuan
riwayat pasien jangan sampai kita tertular HIV/AIDS, penyakit yang sampai saat ini belum
ditemukan obatnya.
Perawat yang bertugas pada bidang yang dapat tertulari penyakit pasien harus lebih extra hati
hati dalam melindungi diri dari resiko dan hazard pekerjan yang kita lakoni misalnya perawat
yang bekerja pada pengendalian TB/Paru, kusta dan penyakit kulit sehingga ketika melakukan
kontak dengan pasien kita terlebih dahulu melakukan safety diri misalnya dengan menggunakan
masker dan handscoon serta mengatur ruangan tempat pelayanan pasien lebih terspesialisasi dari
penanganan pasien umum. Seperti Salah satu contoh perawat WS yang bekerja di salah satu
puskesmas pada program TB/Paru sangat menjaga penataan ruangan penempatan kipas angin,
meja dan kursi pasien, meja dan kursi perawat, serta lemari dan alat kesehatan sehingga sirkulasi
udara dan cahhaya dalam ruang dapat berjalan dengan baik dan tak kalah penting bertindak
sesuai prosedur atau SOP untuk menghindari tertular penyakit TBC dari para pasiennya.

Walaupun telah berulangkali terbukti sangat efektif mencegah kontaminasi pada tangan petugas
kesehatan, sarung tangan tidak dapat menggantikan perlunya cuci tangan. Sarung tangan lateks
kualitas terbaik pun mungkin mempunyai kerusakan kecil yang tidak tampak. Selain itu, sarung
tangan juga dapat robek sehingga tangan dapat terkontaminasi sewaktu melepaskan sarung
tangan.
Refleksi

Menguraikan upaya pencegahan resiko dan hazard

Pencegahan terhadap risiko dan hazard sangat penting dilakukan oleh seorang perawat, karena
mencegah lebih baik dari mengobati.

Dalam tahap pengkajian keperawatan mengenal latar belakang pasien, budaya dan bahasa sangat
diperlukan disamping cara berkomunikasi antara perawat dan pasien beserta keluarganya.
Seorang perawat harus menunjukkan empati terhadap keadaan pasien sehingga dengan
penerimaan yang baik seorang perawat dapat melakukan tugasnya untuk melakukan pengkajian
keperawatan. Disamping itu untuk mencegah risiko dan hazard sebaiknya disetiap tempat
pelayanan kesehatan ditempel ajakan kerjasama antara pasien,keluarga, dan perawat agar
tercipta suasana yang kondusif

Dalam tahap perencanaan asuhan, kegiatan ini akan lebih mudah dilakukan jika tahap
pengkajian mendapat sambutan baik dari pasien dan keluarganya. Tahap perencanaan akan
menjadikan pasien tertangani dengan baik tetapi apabila tahap pengkajian kurang baik maka
tahap perencanaan perlu komunikasi dibangun dengan pasien dan keluarganya tentang harapan
tantangan dan risiko dari perencanaan tindakan keperawatan yang akan dilakukan

Dalam tahap implementasi keperawatan, perawat perlu berhati hati, berkomunikasi yang baik
dan bila diperlukan tindakan yang lebih jauh misalnya operasi maka tenaga kesehatan perlu
mendapatkan persetujuan dari keluarga utama dan memastikan yang bertanda tangan adalah
keluarga sah jangan sampai kejadian dokter ayu terjadi kembali, petugas kesehatan perlu
melindungi diri dari kemungkinan jeratan hukum.

Dalam tahap penilaian asuhan keperawatan, petugas kesehatan perlu mengecek secara
keseluruhan keadaan umum pasien sehingga hasil penilaian benar benar akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga ketika menyampaikan kepasien maupun keluarganya dapat
dilakukan dengan baik

Pembuatan tugas presentasi membuat kami harus berkomunikasi yang intens agar tugas dapat
terselesaikan meskipun kurang sempurna. Pembuatan tugas penuh dengan kejadian kejadian
unik dimana kami awalnya memiliki pandangan yang berbeda tentang tugas yang dibuat namum
tak dapat bertatapan langsung karena berjauhan. Kami hanya mengandalkan media
telekomunikasi ataupun media sosial untuk meneruskan ide ide kami sehingga meski kurang
sempurna tugas dapat terselesaikan

Kesibukan kami yang memiliki latar belakang yang hampir sama yakni sebagai petugas
kesehatan pemerintah dan telah berkeluarga kadang membuat kesulitan dalam membagi waktu.
Tapi atas usaha bersama dan pertolongan Tuhan akhirnya tugas dapat terselesaikan
Refleksi

Menganalisis konsep dan prinsip patient safety serta faktor faktor yang mempengaruhinya

Dengan pembelajaran ini kita sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk melakukan pelayanan
dengan mengutamakan patient safety sehingga tindakan keperawatan yang kita lakukan dapat
bermanfaat, dapat menjadikan seorang pasien senyum dan dapat kembali pulih dari sakitnya.
Dengan melakukan tindakan yang didasari patient safety, akan mengurangi kasus kasus
perselisihan antara tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarganya. Penerapan prinsip patient
safety membantu peerawat dalam melakukan pelayanan. Perawat harus melaksanakan seluruh
tindakan sesuai dengan SOP yang telah diterbitkan oleh lembaga tempat kita bekerja.
Keteledoran pelaksanaan patient safety akan mengakibatkan hazard dan risiko pada pelaksanaan
tindakan keperawatan yang kita lakukan.

Ini adalah salah satu pengalaman saya ketika saya masih bertugas di Ru ICCU/icu diRsu datoe
binangkang,,pada saat itu saya tugas shif malam bersama salah satu teman saya, ketika
pergantian shift dari shift sore ke shift malam kami hanya berkomunikasi seperti biasanya,
kadang diselingi gurauan serta menanyakan pasien, keadaan dan keluhannya. Ketika jam 2 pagi
teman saya salah dalam memberikan injeksi tradosik,seharusnya tradosik diencerkan dengan
aquades 10 cc tetapi teman saya tidak melakukannya karena yang dibaca hanya instruksi
pertama didak dibaca instruksi penjelasan berikutnya. sehingga ketika pasien diberikan injeksi
beberapa menit kemudian pasien mengeluh pusing dan terasa perih pada tangan yang diberikan
injeksi. Untunglah efek yang ditimbulkan tidak berbahaya namun tetap merupakan sebuah
kesalahan prosedur dan tindakan keperawatan.
Hal itu terjadi karena teman saya tidak membaca kembali instruksi yang diberikan oleh
dokter<yang tertulis dilyest Pasien>
Dalam melayani pasien seharusnya kita harus membaca instruksi dokter secara detail dan jelas.
Dalam melayani pasien diperlukan ketelitian dalam membaca instruksi dokter,leys pasien
keadaan umum pasien dan asuhan keperawatan tentang penyakit yang ditangani dengan
memperhatikan instruksi seorang perawat dapat melakukan tindakan keperawatan yang sesuai
dan tepat dengan keadaan pasien. Penanganan yang tepat pada pasien meminimalisir terjadinya
risiko dan hazar dalam tindakan keperawatan

Rencana selanjutanya,adalah melakukan kerjasama dan komunikasi yang baik terhadap teman
sejawat dengan mengedepankan prinsip patient safety.

Anda mungkin juga menyukai