Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufik serta
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan analisa yang berjudul “Antropologi Kesehatan
tentang Sangkal Putung” tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan
semester II DIII-Keperawatan Malang.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang turut berpartisipasi serta
mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan dapat menambah wawasan pengetahuan
kita.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari
para pembaca.

Malang, 10 Februari 2020

Linda Wahyu L.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 2
C. TUJUAN ..................................................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
A. PENGOBATAN TRADISIONAL SANGKAL PUTUNG DI INDONESIA ............................. 4
B. PELAKU DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL SANGKAL PUTUNG ........................ 5
C. METODE YANG DIGUNAKAN PENGOBATAN SANGKAL PUTUNG ............................. 5
D. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENGOBATAN SANGKAL PUTUNG ....................... 6
E. STUDI KASUS ........................................................................................................................... 8
F. ANALISIS STUDI KASUS........................................................................................................ 8
BAB III ................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
KESIMPULAN ................................................................................................................................. 11
SARAN ............................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gangguan kesehatan merupakan konsekuensi perilaku yang berwujud
tindakan yang disadari atau tidak disadari merugikan kesehatan atau menurunkan
derajat kesehatan si pelaku sendiri, orang lain, atau suatu kelompok. Gangguan
kesehatan yang dimaksud tidak hanya terbatas pada kategori penyakit fisik dan mental
secara mental dan kelompok tetapi juga kategori kesejahteraan sosial. Pada
masyarakat, gangguan kesehatan dapat diatasi dengan melakukan pengobatan.
Berbagai macam pengobatan semakin berkembang, baik pengobatan modern maupun
pengobatan tradisional. Menurut UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
pelayanan kesehatan tradisional merupakan pengobatan atau perawatan dengan cara
dan obat yang mengacu pada pengalaman dan ketrampilan turun temurun secara
empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat.
Meskipun berdasarkan pengalaman yang diwariskan dan norma yang berlaku
di masyarakat, pengobatan tradisional harus tetap bisa dipertanggung jawabkan.
Usaha-usaha pengobatan tradisional berdasarkan ilmu atau cara lain daripada ilmu
kedokteran diawasi oleh pemerintah agar tidak membahayakan masyarakat. Dengan
demikian, pengobatan tradisional jenis apapun diharuskan tidak memberikan dampak
negatif bagi masyarakat. Beragamnya bentuk pengobatan tradisional di masyarakat,
seorang calon tenaga kesehatan harus dapat mengetahui dan mencermati keberadaan
hal tersebut.
Di indonesia terdapat banyak pengobatan tradisional seperti akupunktur, pijat
refleksi,berbagai macam terapi, yoga, pengobatan china, pengobatan india, sangkal
putung, dan lain-lain. Salah satu pengobatan tradisional yang cukup terkenal di
Indonesia adalah sangkal putung yang fokus pengobatannya pada permasalahan
tulang, seperti patah tulang.
Tenaga kesehatan juga perlu mengkritisi keberadaan setiap pengobatan
tersebut agar dapat melakukan pengawasan yang berguna sebagai tindakan preventif
terhadap hal yang tidak diinginkan, yang dalam hal ini berasal dari metode
pengobatan Sangkal Putung.

1
Sangkal putung merupakan suatu pengobatan patah tulang oleh dukun patah
tulang yang dianggap memiliki kekuatan supranatural dengan cara mengurut,
memberi doa, dan minyak. Ternyata alasan masyarakat untuk datang pada suatu
pengobatan bukan hanya persoalan medis tetapi ada persoalan sosial budaya yang
melingkupi perilaku seseorang pada saat mereka mencari pengobatan, antara lain
faktor sosial budaya yaitu mengenai kecocokan dan kepercayaan pasien (sugesti) serta
dari segi ekonomi mengenai mahalnya biaya pengobatan medis.
Hal itu yang membuat semakin menjamurnya praktik pengobatan tradisional
diberbagai daerah didukung dengan minat masyarakat yang masih tinggi terhadap
pengobatan tradisional.Biasanya masyarakat yang berobat ke dukun sangkal putung
karena alasannya biaya pengobatan dan operasi orthopaedi/tulang yang relatif mahal.
Selain itu juga disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat mengenai ilmu
medis dan bingung mengenai langkah atau pilihan yang tepat untuk mengobati patah
tulang.
Pada kenyatannya pengobatan yang dilakukan dukun sangkal putung pun
mengikuti prinsip pengobatan patah tulang secara kedokteran, yaitu mengembalikan
posisi tulang yang patah ke posisi semula sebelum ia mengalami patah/reposisi,
setelah posisi sudah pas seperti semula lalu mempertahankannya sampai sembuh /
immobilisasi agar tulang tersebut dapat tersambung dengan posisi yang benar.
Reposisi dan immobilisasi ini dapat dilakukan dengan cara operasi / pasang pen
maupun tidak operasi / pemasangan gips.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah peran pengobatan Sangkal Putung di Indonesia?
2. Siapakah pelaksana dari pengobatan Sangkal Putung?
3. Bagaimanakah metode pengobatan Sangkal Putung
4. Apakah dampak positif dan negatif pengobatan Sangkal Putung?

2
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui peran pengobatan Sangkal Putung di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pelaku pengobatan Sangkal Putung.
3. Unuk mengetahui metode pengobatan Sangkal Putung.
4. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif metode pengobatan Sangkal Putung.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGOBATAN TRADISIONAL SANGKAL PUTUNG DI INDONESIA


Di Indonesia, obat dan pengobatan tradisional sudah ada sejak berabad-abad
yang lalu, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan modernnya
dikenal masyarakat. Pengobatan seperti ini merupakan salah satu upaya yang
digunakan dalam penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi. Pengobatan
tradisional pada saat ini merupakan salah satu pengobatan alternatif yang hingga kini
makin diminati oleh masyarakat, terlebih lagi dengan kesadaran untuk kembali ke
alam atau Back to Nature.
Salah satu pengobatan tradisional yang masih diminati masyarakat yaitu
sangkal putung. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai sangkal putung, berikut ini
akan dibahas definisi dari sangkal putung. Dukun sangkal putung adalah istilah
populer untuk pengobatan alternatif penyambungan tulang yang patah akibat
kecelakaan dengan metode tradisonal tanpa operasi bedah yang dilakukan oleh
seorang ahli tulang dengan kehalian khusus berupa mantra-mantra, metode
pengobatan khusus dan ramuan khusus.
Ada dua prinsip utama pengobatan patah tulang. Pertama, adalah sedapat
mungkin mengembalikan posisi tulang seperti posisi asalnya, tindakan ini disebut
reposisi. Kedua, mempertahankan posisi tulang yang telah kembali ke tempatnya
(telah direposisi) proses ini disebut fiksasi, biasanya membutuhkan waktu beberapa
bulan sampai terjadi penyambungan pada bagian yang patah. Perlu diketahui,
bersambungnya tulang pada bagian patah merupakan proses alami. Tanpa campur
tangan manusia, tulang patah yang berdekatan, dalam waktu beberapa bulan akan
menyambung sendiri. Prinsip ini dipegang dan diterapkan, baik oleh dukun patah
tulang maupun oleh dokter bedah orthopedi. Walaupun mempunyai prinsip yang
sama, dalam prakteknya keduanya mempunyai perbedaan.
Dukun patah tulang menilai tulang patah dari penampakan luar bagian yang
patah. Kemudian melakukan reposisi dengan penarikan dan pemutaran, sampai kira-
kira diperoleh posisi yang pas. Keberhasilan tindakan ini tergantung jenis patahan
tulang. Jika patahan sederhana, kemungkinan berhasil lebih tinggi. Jika patahan

4
rumit, misalnya terjadi patahan di dua tempat tindakan ini seringkali tidak
memberikan hasil memuaskan. Hal lain yang membuat reposisi lebih sulit, tindakan
ini oleh dukun tidak dilakukan di bawah pembiusan. Akibatnya, penderita merasakan
semua nyeri yang mungkin timbul.
Pada proses fiksasi, dukun biasanya hanya mengandalkan fiksasi luar, apapun
jenis patahannya. Fiksasi luar umumnya menggunakan kayu yang dibungkus dengan
kain kasa. Kelemahan ini dapat menyebabkan proses penyembuhan lebih lama atau
posisi tulang tidak sempurna saat terjadi penyembuhan.

B. PELAKU DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL SANGKAL PUTUNG


Beberapa orang atau masyarakat mengira bahwa pengobatan sangkal putung
atau ahli / dukun dari pengobatan sangkal putung tersebut adalah seseorang yang
dapat menyembuhkan patah tulang dengan cara memijat . Adapun yang memiliki
pemikiran atau mengidentifikasikan dukun sangkal putung tersebut sebagai orang
yang memiliki kemampuan khusus dan memperoleh keistimewaan dengan cara gaib
yang dimiliki. Namun, adapula yang percaya bahwa dukun tersebut memiliki garis
keturunan dari keluarganya.
Seorang dukun sangkal putung, harus memiliki ilmu atau menguasai bidang
tersebut secara khusus yang diperoleh dari banyak sumber. Ilmu khusus tersebut
diperoleh melalui nenek, kakek, ayah, ataupun ibu, tidak menutpi kemungkinan
berasal dari orang lain yang terlebih dahulu menguasai ilmu sangkal putung tersebut.

C. METODE YANG DIGUNAKAN PENGOBATAN SANGKAL PUTUNG


Metode yang digunakan tidak jauh berbeda dengan praktik pijat yang pada
umumnya menggunakan minyak gosok dan keterampilan tangan yang dimiliki. Awal
dari pengobatan ini adalah dukun sangkal putung memeriksa penderita patah tulang
tersebut menggunakan penerawangan atau pengamatan kasat mata dan meraba daerah
yang cidera.
Penerawangan tersebut berguna untuk mendiagnosa seberapa parah cidera
yang dialami dan sebagai pemutusan cara pemijatan patah tulang tersebut. Pada
umumnya, pemijatan sangkal putung tersebut berbeda-beda sesuai dengan cidera yang
dialami penderita cidera patah tulang. Dukun sangkal putung bersprinsip bahwa
setelah dilakukannya pemijatan maka tulang yang patah dengan sendirinya lambat

5
laun akan tersambung dengan sendiri nya tanpa tindakan operasi. Hal itulah yang
membedakan pengobatan tradisional sangkal putung dengan pengobatan kedokteran
orthopedi.
Pengobatan ini tanpa adanya pembiusan, jadi selama pemijatan pasien yang
mengalami cidera merasakan sakit, atau nyeri sepanjang proses pemijatan. Sangkal
putung juga tidak memberikan pen atau gip melaikan hanya kertas kardus atau papan
kayu sesuai dengan ukuran cidera dan di ikatkan pada bagian yang sakit, lalu
dibalutkan dengan perban.
Dukun sangkal putung menggunakan sewek sebagai alat pengobatan dengan
cara digantungkan pada leher jika pada tangan yang mengalami cidera. Jika pada
bagian tubuh yang mengalami cidera mereka memasangkan bengkung sebagai alat
pengobatannya. Pasien sangkal putung akan mendapatkan perawatan secara rutin
yaitu pemijatan yang dilakukan setiap hari untuk membetulkan sambungan tulang
yang patah serta memperlancar aliran darah. Jika pasien dari dukun sangkal putung
mengalami cidera patah tulang parah akan dilakukan terapi secara bertahap hingga
sembuh dengan tarif yang sudah ditentukan oleh dukun tersebut, semakin parah cidera
maka tarif semakin mahal pula. Namun tarif yang ada di sangkal putung jauh lebih
murah daripada pengobatan modern (orthopedi). Adapula beberapa ahli sangkal
putung membuka tempat menginap penderita cidera patah tulang dengan tarif yang
bervariasi pula.
Para pasien/orang yang mengalami cidera tersebut setalah diterapi oleh dukun
sangkal putung harus menjalani istirahat total dan tidak boleh sampai menggerakkan
bagian tubuh yang mengalami cidera, itu berjalan dalam beberapa hari. Namun
pengobatan ini juga dapat menyebabkan beberapa persendian menjadi kaku akibat
tidak pernah digerakan untuk waktu yang lama yaitu sekitar 3-4minggu. Setelah itu
barulah tulang tersambung kemudian dilakukan pemijatan/diurut agar sendi yang
kaku tadi lemas.

D. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENGOBATAN SANGKAL PUTUNG


A) Sisi Positif Sangkal Putung
a. Lokasi yang mudah dijangkau karena sebagaian besar lokasi sangkal putung
dekat dengan pemukiman warga
b. Kemudahan dalam segi administrasi, sehingga lebih mudah ‘dijangkau’ oleh
masyarakat

6
c. Biaya yang relatif lebih murah, karena beberapa sangkal putung menerapkan
sistem pembayaran ‘seikhlasnya’
B) Sisi Negatif Sangkal Putung
a. Pada patah tulang yang terbuka, resiko infeksi tulang besar.
b. Memanipulasi tulang yang patah tanpa mengetahui gambaran patahnya dapat
merusak jaringan sekitarnya.
c. Walaupun tulang dapat menyatu sendiri, namun jika posisinya tidak diatur,
maka penyatuan tulang dapat menimbulkan beberapa masalah seperti gangguan
pada saraf berupa kesemutan sampai gangguan fungsi gerak dan bentuk yang
tidak simetris.

7
E. STUDI KASUS
Berikut ini adalah opini-opini yang terjaring dengan metode wawancara sebagai studi
kasus mengenai pengobatan Sangkal Putung:

1. Kasus ini terjadi pada tahun 2019 ketika Dhani mengalami pecahnya pembuluh
darah di kaki yang menyebabkan dia lumpuh. Orangtua ishma langsung
membawanya berobat ke sangkal putung KEM-KEM di daerah Malang. Setelah
seminggu ke sangkal putung Dhani sudah dapat berjalan lagi dan sembuh sampai
sekarang.
2. Yuli (60 tahun) menyatakan bahwa pernah ke praktik sangkal putung untuk dipijat
karena jatuh dari tempat tidurnya, setelah itu dapat berjalan lagi.

F. ANALISIS STUDI KASUS


Faktor yang menyebabkan masyarakat berobat ke sangkal putung :
a) Budaya
Masyarakat berpendapat bahwa orang yang mengalami patah tulang/lumpuh
itu berbatnya ke sangkal putung agar lebih cepat sembuh.
b) Biaya
Biaya untuk ke sangkal putung sangat murah sehingga mudah dijangkau oleh
semua kalangan masyarakat.
c) Pendidikan dan pengetahuan
Kurangnya pendidikan pada masyarakat setempat sehingga mereka kurang
peduli dengan adanya dokter. Masyarakat mempunyai presepsi/sugesti bahwa
orang yang mengalami patah tulang lebih baik pergi ke sangkal putung.
d) Jarak dan akses mudah
Masyarakat yang terutama tinggal di daerah pedesaan yang memilih
pengobatan sangkal putung banyak mengungkapkan bahwa pengobatan
sangkal putung lebih dekat daripada pergi ke dokter.

Rekomendasi
1) Pemerataan Rumah Sakit dan Puskesmas di daerah-daerah agar lebih mudah untuk
dijangkau masyarakat.
2) Pemberian edukasi tentang kesehatan kepada masyarakat setempat dan informasi
tentang adanya BPJS dan berbagai fasilitas lainnya.
3) Edukasi pada masyarakat tentang pengobatan tulang modern.

8
SOAL DARI MATERI ANTROPOLOGI KESEHATAN

1. Pada tahun berapa dan ditemukan oleh siapa 19 tulisan tentang keperawatan dalam
konteks antropologi ?
A. Brown 1969
B. Leininger 1969
C. Wilian A. 1988
D. Glinka, 1985
E. Raffles 1918

Jawab : B. Leininger 1969

2. Mempelajari sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari sudut
ciri-ciri tubuhnya. Pengertian tersebut termasuk cabang antropologi ...
A. Somatologi
B. Etnologi
C. Paleoantropologi
D. Prehistori
E. Etnolinguistik

Jawab : A. Somatologi

3. Terpenuhinya kebutuhan spiritual apabila...


A. Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu kejadian,
merasakan kehidupan dengan yang terarah, rasa percaya, menjalin hubungan
positif.
B. Cinta dan percaya diri, mengembangkan hubungan positif, bersatu dengan alam,
meyakini kehidupan dan kematian,dinamis.
C. Positif tentang kehidupan, meditasi, terpenuhinya sumber kekuatan dan
penyembuhan.
D. Percaya diri, menjalin hubungan positif, meyakini kehidupan dan
kematian,dinamis.
E. merasakan kehidupan dengan yang terarah, Positif tentang kehidupan, meditasi.
Jawab : A. Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu
kejadian, merasakan kehidupan dengan yang terarah, rasa percaya, menjalin
hubungan positif.

9
4. Dilema iptek dalam transkultural adalah ...
A. Ilmu pengetahuan adalah segi-segi yang dibatasi agar dihasilkan rumusan-
rumusan yang pasti.
B. Ilmu pengetahuan adalah ilmu untuk mencapai tujuan praktis; ilmu terapan dalam
kehidupan manusia.
C. Ilmu pengetahuan adalah ilmu yang diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana
untuk menyediakan barang yang diperlukan bagi kelangsungan hidup.
D. Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelediki, menemukan,
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai sgi kenyataan dalam
manusia.
E. Ilmu pengetahuan adalah ilmu yang memberikan kepastian, dengan metode ilmiah
untuk mencapai tujuan praktis.
Jawab : D. Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelediki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai sgi kenyataan
dalam manusia.
5. Pengaruh kekurangan nutrisi dalam suatu kebudayaan adalah...
A. Perkembangan, etnis, pertumbuhan, dan perilaku.
B. Pertumbuhan, struktur dan fungsi otak, perilaku.
C. Pertahanan tubuh, kesehatan, gizi lebih, obat, perilaku.
D. Etnis dan budaya, obat, fungsi otak, pertahanan tubuh, perilaku.
E. Gaya hidup, pertahanan tubuh, perkembangan perilaku.

Jawab : B. Pertumbuhan, struktur dan fungsi otak, perilaku.

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Di indonesia terdapat banyak pengobatan tradisional seperti akupunktur, pijat


refleksi,berbagai macam terapi, yoga, pengobatan china, pengobatan india, sangkal
putung, dan lain-lain. Salah satu pengobatan tradisional yang cukup terkenal di Indonesia
adalah sangkal putung yang fokus pengobatannya pada permasalahan tulang, seperti patah
tulang. Sangkal Putung berdasarkan pengalaman yang diwariskan dan norma yang berlaku
di masyarakat, pengobatan tradisional ini harus tetap bisa dipertanggung jawabkan.

Usaha-usaha pengobatan tradisional berdasarkan ilmu atau cara lain daripada ilmu
kedokteran diawasi oleh pemerintah agar tidak membahayakan masyarakat. Dengan
demikian, pengobatan tradisional jenis apapun diharuskan tidak memberikan dampak
negatif bagi masyarakat. Beragamnya bentuk pengobatan tradisional di masyarakat,
seorang calon tenaga kesehatan harus dapat mengetahui dan mencermati keberadaan hal
tersebut.

Dengan beragamnya bentuk pengobatan tradisional di masyarakat, seorang calon


tenaga kesehatan harus dapat mengetahui dan mencermati keberadaan hal tersebut. Tenaga
kesehatan juga perlu mengkritisi keberadaan setiap engobatan tersebut agar dapat
melakukan pengawasan yang berguna sebagai tindakan preventif terhadap hal yang tidak
diinginkan, yang dalam hal ini berasal dari metode pengobatan Sangkal Putung.

Sangkal Putung merupakan suatu bentuk pengobatan tradisional yang masih cukup
banyak dipakai oleh penderita patah tulang sebagai alternatif terhadap cara pengobatan
yang diberikan oleh ilmu kedokteran. Beberapa orang beranggapan bahwa menjadi ahli
sangkal putung merupakan seseorang yang pintar memijat, seorang berkemampuan khusus
dan memperoleh keistimewaan itu dengan cara gaib atau seseorang yang memang
memiliki garis keturunan seorang sangkal putung.

Metode yang digunakan tidak jauh berbeda seperti praktik pijat pada umumnya yang
menggunakan keterampilan tangan dan obat gosok. Di dalam dunia pengobatan sangkal
putung, mereka berprinsip bahwa jika tulang yang patah sudah disambungkan maka
dengan sendirinya lambat laun tulang tersebut akan tersambung kembali. Pengobatan

11
sangkal putung juga kebanyakan tidak melalui pembiusan, jadi pasien tetap merasakan
sakit sepanjang proses pengobatan.

Sangkal Putung memiliki sisi positif namun juga sisi negatif. Biaya yang relatif
murah dan keberadaannya yang cukup mudah ditemui menjadi hal positif pengobatan ini.
Namun kecenderungan terjadinya gangguan lanjutan atau juga infeksi merupakan sisi
negatif metode pengobatan tersebut. Akan tetapi, memang tidak dapat dielakkan bahwa
Sangkal Putung memiliki perhatian tersendiri di mata masyarakat. Tidak lain hal tersebut
disebabkan oleh budaya, minimnya pengetahuan, keadaan sosial ekonomi dan efisiensi
jarak dan waktu.

SARAN

Pengobatan tradsional terutama Sangkal Putung harus memiliki izin dan telah
mengikuti pelatihan yang diakui oleh Dinas Kesehatan setempat. Sebaiknya jika dukun
patah tulang atau sangkal putung menangani patah tulang ringan, jika pasiennya
mengalami patah tulang serius sebaiknya dirujuk ke pelayanan kesehatan setempat.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12020561/PENGOBATAN_TRADISIONAL

http://sangkalputunghjmurni.blogspot.com/
http://sangkalputunghjmurni.blogspot.com/
https://lib.unnes.ac.id/4896/1/4080A.pdf
https://www.researchgate.net/publication/307612727_Pemilihan_penyembuhan_penyakit
_melalui_pengobatan_tradisional_non_medis_atau_medis
http://digilib.unila.ac.id/16141/11/BAB%20I.pdf
https://www.scribd.com/document/423943937/Makalah-Kmb-3-Sangkal-Putung
http://wongalus.wordpress.com/category/sangkal-putung/
http://meilinarupiani.blogspot.com/2015/06/pengobatan-dengan-metode-sangkal-putung.html

http://about-medics.blogspot.com/ 2011/10/patah-tulang-sangkal-putung-atau-dokter.htm

http://www.suaramerdeka. com/harian/0606/03/nas03.htm

http://warisanindonesia. com/2011/12/sangkal-putung-tulang-patah-pun-tersambung/

13

Anda mungkin juga menyukai