Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN NUTRISI

PADA NY. W DI RUANG TULIP RS PARU JEMBER DENGAN


PENYAKIT EFUSI PLEURA

SITI AZLINDA
NIM 16010136

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2019
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN NUTRISI

1.1 PENGERTIAN
Nutrisi menurut Coffee (1998), adalah zat yang dibutuhkan tubuh manusia
untuk mempertahankan kesehatan. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan
memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai
sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dalam
konsep dasar nutrisi kita mengenal istilah yang disebut nutrien (Novia, 2015).
Nutrien merupakan zat kimia organik maupun anorganik yang ditemukan
dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian
didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrien digunakan
untuk proses fungsional sel tersebut, sumber energi, dan sintesis protein
(Asmadi, 2008).

1.2 KOMPONEN-KOMPONEN NUTRIEN


Nutrien utama tubuh terdiri dari enam, yaitu:
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama
diperoleh dari tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat
diklasifikasikan menurut unit atau sakarida. Monosakarida, seperti glukosa
(dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi unit gula
yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltose dibentuk dari
banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air dan dicerna untuk ber
agam tingkatan (A. Potter, 2006). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yan
g cukup maka dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukros
a, tepung, dan sayu-sayuran (Alimul Hidayat, 2006).
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K
yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewa
ni. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdap
at pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani ba
nyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging
sapi, kambing dan lainnya.
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma
sel. Selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup, penting untuk pert
umbuhan dan perbaikan sel jaringan serta sebagai larutan untuk keseimbangan o
smotik. Protein ini terdiri dari 24 asam amino, diantaranya 9 asam amino esens
ial (yang tidak dapat dibuat didalam tubuh, sehingga harus didatangkan dari lua)
dan selebihnya asam amino non-esensial.
4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia. Jumlah air sekitar
73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass). Air me
mpunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain sebagai pelarut da
n alat angkut zat-zat gizi, katalisator berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan s
endi-sendi tubuh, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator me
tabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta d
apat mempertahankan organisme. Vitamin yang dibutuhkan antara lain vitamin
A, B, B2, B12, C, D, E, dan K.
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro ya
ng terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium, besi,
magnesium, mangan, fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng. Semuanya harus
tersedia dalam jumlah yang cukup.

1.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI


Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya perkembangan,
jenis kelamin, kesehatan, dan umur.
1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi dan
remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain, lansia
memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko penyakit jantung
korononer, osteoporosis, dan hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubuh dan
fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya
kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih
banyak zat besi dibandingkan pria sebelum menopause. Wanita hamil dan
menyusui memiliki peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.
3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan status
nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah
makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang
menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk
mendapat nutrisi yang memadai (Kozier, 2010).
4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur
menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja (Almatsier, 2001).
1.4 MASALAH/DIAGNOSA MEDIS
Efusi pleura adalah kondisi yang ditandai oleh penumpukan cairan diantara dua
lapisan pleura. Pleura merupakan membran yang memisahkan paru-parudengan
dinding dada bagian dalam. Ciran yang diproduksi pleura ini sebenarnya berfungsi
sebagai pelumas yang membantu kelancaran pergerakan paru-paru ketika bernapas.
Namun ketika cairan tersebut berlebihan dan menumpuk, maka bisa menimbulkan
gejala-gejala tertentu (Marianti, 2017).

1.5 KONSEP KEPERAWATAN


1.5.1 Pengkajian
A. Biodata
Tanggal/ jam MRS :
Ruang :
No. Register:
Diagnosa medis:
Tgl/jam pengkajian:
1. Nama:
2. umur :
3. jenis kelamin:
4. agama:
5. suku/budaya:
6. bahasa:
7. pendidikan:
8. pekerjaan:
9. status:
10. alamat:
B. Anamnesa pra assesment
1. Kaluhan utama
2. Riwayat penyakit saat ini
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
C. Pengkajian pola aktivitas sehari-hari / Activity Daily Live (ADL)
D. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
E. Kesimpulan Pemeriksaan
F. Pemeriksaan Penunjang
1.5.2 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
2. Mual berhubungan dengan distensi lambung, program pengobatan
1.5.3 Kriteria Hasil dan Intervensi
1. Kriteria hasil
a. Nafsu makan (1014)
Kode Indikator SA ST
101401 Hasrat/keinginan 3 5
untuk makan
101404 Merasakan makanan 3 5
101409 Rangsangan untuk 3 5
makan
Keterangan:
1: Sangat terganggu
2: Banyak terganggu
3: Cukup terganggu
4: Sedikit terganggu
5: Tidak terganggu
b. Tingkat ketidaknyamanan (2109)
Kode Indikator SA ST
210925 Kehilangan nafsu 3 5
makan
210928 Mual 2 5
Keterangan:
1: Berat
2: Cukup berat
3: Sedang
4: Ringan
5: Tidak ada
2. Intervensi
Manajemen gangguan makan (1030)
Aktivitas:
1. Monitor perilaku klien yang berhubungan dengan pola makan
2. Observasi klien selama dan setelah pemberian makan untuk
meyakinkan asupan makanan yang cukup tercapai dan
dipertahankan
3. Motivasi klien untuk mendiskusikan makanan yang disukai
4. Berikan dukungan dan arahan jika diperlukan
5. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan klien dan
orang terdekat klien dengan tepat
Manajemen mual (1450)
1. Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup untuk memfasilitasi
pengurangan mual
2. Dorong pola makan dengan porsi sedikit tapi sering untuk pasien
mual
3. Ajari penggunaan teknik non farmakologi (relaksasi, terapi
music, akupresur) untuk mengatasi mual
DAFTAR PUSTAKA

A. Potter, P. A. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, ed. 4. Jakarta: EGC.

Alimul Hidayat, A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.

Almatsier. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Selemba Medika.

Baradero, M. D. (2008). Klien gangguan kardiovaskuler: seri asuhan keperawatan.


Jakarta: 2008.

Kozier, d. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan ed 5. Jakarta : EGC.

Marianti, d. (2017). Efusi Pleura. Retrieved July 4, 2019, from Perhipunan Dokter Paru
Indonesia: klikpdpi.com

Morton, P. G. (2012). Keperawatan Kritis Ed. 2. Jakarta: EGC.

Novia, T. (2015). Kebutuhan Nutrisi. Retrieved July 1, 2019, from Academia:


https://www.academia.edu

Peate, M. N. (2015). Dasar-dasar Patofisiologi Terapan edisi 2. Jakarta: Bumi Medika.

Permata, I. (2015). Efusi Pleura. Retrieved July 3, 2019, from Academia:


https://www.academia.edu
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NOC DAN
NO DITEGAKKAN/ KODE
INDIKATOR
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai