Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI)

Oleh :

M. Fahrur Rijani, S.Kep

NIM :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA

BANJARMASIN

2020
LEMBAR PENGESAHAN

KAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI)

Oleh :

M. Fahrur Rijani, S.Kep

NIM :

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Muhammad Saputra, S.Kep, Ners., MM Ristati Ningsih, S.Kep, Ners


A. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan sensori yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan
aktual dan potensial. Sedangkan menurut Mc. Coffery (1979), nyeri adalah
suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya
diketahui jika orang tersebut pernah menderita atau mengalaminya.
Definisi nyeri menurut Maskey tahun 1986 yaitu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan jaringan rusak atau
cenderung rusak.

B. Fisiologi Nyeri
1. Reseptor Nyeri
a. Mekanik (Mekano Sensitif) : kerusakan ujung saraf bebas akibat
trauma karena benturan atau gerakan.
b. Thermis (Thermo Sensitif) : Rangsangan panas atau dingin yang
berlebihan.
c. Kimia (Khemo Sensitif) : Rangsangan zat kimia berupa bradikinin,
serotinin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim
proteolitik.

2. Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri


a. Serabut delta A (menusuk dan tajam) : pada kulit dan otot bermielin
halus, garis tengah 2-5 um, kecepatan 6-30 m/detik.
b. Serabut delta C (panas dan terbakar) : dalam otot, tidak bermielin,
garis tengah 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik.

C. Klasifikasi Nyeri
1. Menurut Tempatnya:
a. Perifer pain : Daerah Perifer (Kulit dan mukosa)
b. Deep pain : Somatik (Periosteum/lapisan luar tulang, otot, sendi/
tendon, pembuluh darah)
c. Viseral / splanik pain : Organ viseral (renal kolik, cholesistisis/
radang)
d. Reffered pain : Penyakit organ / struktur tubuh (vertebrata, viseral,
otot), ditransmisikan di bagian tubuh lain.
e. Psykogenik pain : Tanpa penyebab organik, tapi karena trauma
psikologis.
f. Phantom pain : Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah tidak ada,
contohnya yaitu nyeri pada kaki yang sudah di amputasi.
g. Intractable pain : Nyeri yang resisten (melawan)

2. Menurut Serangannya
a. Nyeri akut : mendadak, berlangsung <6 bulan, area dapat
diidentifikasi, karakteristik ketegangan otot meningkat, dan cemas.
b. Nyeri kronis : berlangsung >6 bulan, sumber nyeri tidak diketahui
dan sulit dihilangkan, sensasi difus (menyebar)

3. Menurut Sifatnya
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya yaitu
trauma ringan.
b. Stedy : menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu abses.
c. Paroximal : intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu menghilang
dan timbul lagi.

D. Teori Nyeri
1. Pemisahan (specifity theory)
Rangsangan nyeri masuk ke medulla spinalis melalui karnu dorsalis
yang bersipnasis dari daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur
dan menyilang dari garis median ke garis/ ke sisi lainnya dan berakhir
dari korteks sensori tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
2. Teori pola (pattern theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla
spinalis dan merangsang sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respon
yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta
kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkotraksi sehingga
menimbulkan nyeri.

3. Teori pengendalian gerbang (gate control theory)


Jika pintu dalam substansia gelatinosa membuka maka impuls masuk ke
spinal coral dan nyeri dipersepsikan. Sebaliknya jika pintu ditutup
transmisi impuls nyeri ke sel T dan otak di blok sehingga tidak ada
impuls nyeri.

4. Teori transmisi dan inhibisi


Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls
saraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-
impuls saraf. Pada serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls
lamban dan endogen opials system supresif.

E. Respon Fisiologis Terhadap Nyeri


1. Activation Stage
Dimulai persepsi nyeri sehingga terjadi reaksi fight of fight. Efek yang
terjadi yaitu diantaranya muka pucat, pupil dilatasi, RR meningkat,
denyut jantung meningkat, kontraksi jantung meningkat, otot bertambah
tegang, dan simpanan energi menurun.

2. Rebound Stage
Nyeri hebat tapi singkat. Efek yang terjadi diantaranya yaitu tekanan
darah meningkat dan heart rate menurun.
3. Adaptation Stage
Jika terjadi hambatan pada pusat vasomotor di medula, maka tonus
vasomotor menurun.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Nyeri


1. Lingkungan
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Kelelahan
5. Budaya
6. Ansietas
7. Gaya koping
8. Pengalaman sebelumnya
9. Dukungan keluarga dan sosial

G. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Fokus
a. Perilaku non verbal : beberapa perilaku non verbal yang dapat kita
amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir
bawah, dll.
b. Kualitas : deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas
dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
c. Faktor presipitasi : beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan
nyeri antara lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
d. Intensitas : nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak
tertahankan atau dapat menggunakan skala dari 0-10.
e. Waktu dan lama : perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri
mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri,
kapan nyeri terakhir timbul.
f. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya
nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (skala nyeri) : keparahan/ intensitas nyeri
T (time) : lama/ waktu serangan/ frekuensi nyeri

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
Definisi : pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau
yang digambarkan sebagai kerusakan (International Association fol
the Study of Pain), awitan yang tiba-tiba atau lambt dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprrediksi.
Batasan karakteristik :
1) Mengkomunikan deskriptor nyeri (misalnya rasa tidak nyaman,
aman, mual, kram otot)
2) Menyeringai
3) Rentang perhatian terbatas
4) Pucat
5) Menarik diri
Faktor yang berhubungan :
1) Biologis
2) Kimia
3) Fisik
4) Psikologis
b. Definisi : pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual dan potensial atau
yang digambarkan sebagai suatu kerusakan (International
Association fol the Study of Pain), awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang
tanpa akhir yang dapat di antisipasi atau diprediksi dan berlangsung
lebih dari tiga bulan.
Batasan karakteristik :
Subyektif
1) Depresi
2) Keletihan
3) Takut kembali cidera
Obyektif
1) Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya
2) Anoreksia
3) Perubahan pola tidur
4) Wajah topeng
5) Perilaku melindungi
6) Iritabilitas
7) Perilaku
8) Penurunan interaksi dengan orang lain
9) Gelisah
10) Berfokus pada diri sendiri
11) Respon yang dimediasi oleh saraf simpatis (suhu, dingin,
perubahan posisi tubuh)
12) Perubahan berat badan
Faktor yang berhubungan
1) Kanker metastasis
2) Cedera
3) Neurologi
4) Arthritis

3. Rencana Keperawatan
a. Nyeri akut
Tujuan yang diharapkan :
1) Adanya penurunan intensitas nyeri
2) Ketidaknyamanan akibat nyeri berkurang
3) Tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri
akut
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji nyeri Mengetahui daerah nyeri, kualitas,
kapan nyeri dirasakan, faktor
pencetus, dan berat ringannya nyeri
yang dirasakan.
Ajarkan teknik relaksasi Untuk mengajarkan pasien apabila
kepada pasien nyeri timbul
Berikan analgetik sesuai Untuk mengurangi rasa nyeri
program
Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum
pasien

b. Nyeri kronis
Tujuan yang diharapkan :
1) Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah
2) Tidak ada posisi tubuh yang melindungi
3) Tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot
4) Tidak kehilangan nafsu makan
5) Rekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah
atau ringan

Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji keadaan umum, Untuk mengetahui keadaan umum
karakteristik nyeri, tanda- pasien, mengetahui daerah nyeri,
tanda vital, serta efek kualitas, kapan nyeri dirasakan,
penggunaan obat jangka faktor pencetus, berat ringannya
panjang nyeri yang dirasakan serta
mengetahui efek penggunaan obat
secara jangka panjang
Bantu pasien Untuk mengetahui tingkat nyeri
mengidentifikasi tingkat pasien
nyeri
Ajarkan pola istirahat/tidur Untuk mengurangi rasa nyeri secara
yang adekuat adekuat
Kolaborasi pemberian obat Untuk mengurangi rasa nyeri
analgetik

DAFTAR PUSTAKA

Juall, Linda. 2001. Diagnosa Keperawatan. ECG: Jakarta


NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC

Perry dan Potter. 2002. Fundamental Keperawatan, Edisi 4.


EGC: Jakarta

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson, J. M. 2007. Buku Saku diagnosa Keperawatan dengan Kriteria


Hasil (NOC) dan Intervensi (NIC). EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai