Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan
aktifitas berbagai organ sel tubuh.
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan
fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen
tubuh. Dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih
memahami tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan
gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik keperawatan yang mengalami masalah
atau gangguan oksigenasi.

B.

Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa khususnya mahasiswa
S1 keperawatan, mampu mengingat kembali (review) mengenai konsep pemenuhan
kebutuhan oksigenasi dan praktek keperawatan yang bisa diimplementasikan pada
klien yang mengalami gangguan oksigenasi
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa lebih memahami :
Pengertian Oksigenasi
Tujuan pemberian oksigenasi
Anatomi sistem pernafasan
Fisiologi sistem pernafasan
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen
Perubahan Fungsi pernapasan

iii

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih
mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan
oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara
permanen.. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan
kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel
membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel tubuh
agar berfungsi secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2)
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada
tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

B.

Diagnosa Keperawatan Potensial


Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status kesehatan
atau masalah aktual atau potensial. Perawat memakai proses keperawatan dalam
mengidentifikasi dan mensintesis data klinis dan menentukan intervensi keperawatan
untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada
pada tanggungjawabnya, (Lismidar ; 1992).
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Bersihan jalan nafas tidak efektif


Pola napas tidak efektif
Gangguan pertukaran gas
Penurunan kardiak output
Rasa berduka
Koping tidak efektif
Perubahan rasa nyaman
Potensial/resiko infeksi
Interaksi sosial terganggu
Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien

iii

C.

Indikasi dan Kontra Indikasi


Indikasi
1. Gagal nafas
2. Gangguan jantung (gagal jantung)
3. Kelumpuhan alat pernafasan
4. Perubahan pola napas.
5. Keadaan gawat (misalnya : koma)
6. Trauma paru
7. Metabolisme yang meningkat : luka baker
8. Post operasi
9. Keracunan karbon monoksida
Kontraindikasi
Tidak ada konsentrasi pada pemberian terapi oksigen dengan syarat pemberian jenis
dan jumlah aliran yang tepat. Namun demikan, perhatikan pada khusus berikut ini
1. Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang mulai
bernafas spontan maka pemasangan masker partial rebreathing dan non
rebreathing dapat menimbulkan tanda dan gejala keracunan oksigen. Hal ini
dikarenakan jenis masker rebreathing dan non-rebreathing dapat mengalirkan
oksigen dengan konsentrasi yang tinggi yaitu sekitar 90-95%
2. Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah
3.

D.

Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul.

Tujuan pemberian oksigenasi


Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian
oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara
penghisapan lendir (suction)
Tujuan :
1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi,
kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.

E.

Beberapa Metode pemenuhan kebutuhan oksigen


1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paruparu melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada
pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian

iii

oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah


terjadinya hipoksia.
Persiapan Alat dan Bahan :
o Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
o Nasal kateter, kanula, atau masker
o Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly)
Prosedur Kerja :
o Cuci tangan
o Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
o Cek flowmeter dan humidifier
o Hidupkan tabung oksigen
o Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
o Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
o Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu
berikan lubrikan dan masukkan.
o Catat pemberian dan lakukan observasi.
o Cuci tangan
2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas
perkusi, vibrasi dan postural drainage.
a. Perkusi
Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada
dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.
Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding
bronkhus.
Prosedur:

Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk
mengurangi ketidaknyamanan.

Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit

Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera
seperti : mammae, sternum dan ginjal.

iii

b. Vibrasi
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan
datar pada dinding dada klien.
Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara
ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian dengan
perkusi,
Prosedur:
o Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada
yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari
menempel bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara
bersebelahan.
o Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan
napas secara lambat lewat mulut atau pursed lips.
o Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan
hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah.
Hentikan getaran jika klien melakukan inspirasi.
o Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam
tempat sputum.
c. Postural drainage
Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen
paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik utnuk
melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum
tidur pada malam hari. Postural drainage harus lebih sering dilakukan apabila lendir
klien berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental atau ketika klien menderita
demam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu:
o Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi
o Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
o Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan
postural drainage
o Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan
lendir.
Peralatan:

iii

Bantal
Papan pengatur posisi
Tisu wajah
Segelas air
Sputum pol
Prosedur:
o Cuci tangan
o Pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua
area paru, data klinis dan chest X-ray.
o Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
o Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
o Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi
dada diatas area yang di drainage
o Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak
bisa batuk, lakukan suction. Tampung sputum di sputum spot.
o Minta klien istirahat sebentar bila perlu
o Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
o Anjurkan klien minum sedikit air.
o Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage
o Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
o Cuci tangan
o Dokumentasikan
3. Napas dalam dan batuk efektif
a. Napas dalam
Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal (diafragma)
dan purse lips breathing.
Prosedur:
o Atur posisi yang nyaman
o Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
o Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga

iii

o Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3
selama inspirasi
o Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara
perlahan-lahan
b. Batuk efektif
Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.
Prosedur:
Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik
Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret
pada sputum pot.
Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan
fatigue dan hipoksia.
4. Suctioning (pengisapan lendir)
Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk
membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
o Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
o Kateter pengisap lender
o Pinset steril
o Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
o Kasa steril
o Kertas tisu
Prosedur Kerja :
o Cuci tangan
o Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
o Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
o Gunakan sarung tangan
o Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
o Hidupkan mesin penghisap

iii

o Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam


kom berisi akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
o Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
o Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
o Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
o Lakukan hingga lendir bersih
o Catat respon yang terjadi
o Cuci tangan
F.

Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan oksigen secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam:
o Mempertahankan jalan nafas secara evektif yang ditunjukan dengan cara adanya
kemampuan

untuk

bernapas,jalan

nafas

bersih,tidak

adanya

sumbatan,frekuuensi,irama,kedalaman nafas norma,seta tidak ditemukan adanya


tanda hipoksia.
o Mempertahankan pola nafas secara efektif yang ditunjukan engan adanya
kemampuan untuk bernafas,frekuensi,irama, dan kedalaman nafas normal, tidak
ditemukan adanya tanda hipoksia,serta kemampuan paru berkembang dengan
baik.
o Mempertahan kan pertukaran gas secara efektif yang ditunjukan dengan adanya
kemampuan untuk bernapas secara efektif,tidak ditemukan dispenea pada usaha
napas, inspirasi dan ekspirasi dalam batas normal,serta siturasi oksigendan pco2
dalam keadaan normal.
o Meningkatkan

ferpusi

jaringan

dengan

adanya

kemampuan

pengisian

kapiler,frekuensi,irama,kekuatan nadi dalambatas normal,dari status hidrasi


normal.

iii

BAB IV
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah
peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh
serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian
oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler
dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah
pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi
abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat
frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi
yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.

B.

Saran
Penulis menginginkan agar para mahasiswa/pembaca dengan membaca makalah
ini dapat lebih memahami mengenai tindakan keperawatan yang harus dimengerti dan
dilakukan dalam keterampilan kritis pada gangguan system pernafasan mulai dari
memahami teorinya sampai dalam persiapan alat,pasien dan langkah-langkah kerja
yang harus dilakukan oleh para perawat dalam tindakan keperawatan.

iii

DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M. 1999. Medical Surgical Nursing ; Clinical Management For Continuity Of
Care, W.B Sunders Company.
Brunner& Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 2.
Jakarta : EGC.
Johnson,M., Maas,M., Moorhead,S. 2000. Nursing outcome classification 2nd edition.
USA : Mosby.
McCloskey,J.C., Bulechek,G.M. 1995. Nursing intervention classification 2nd
edition.USA : Mosby
Potter, Patricia A. Perry, Anne G. 1997. Fundamental of Nursing ; Concepts, Process and
Practice. St. Louis : Mosby.

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
Rahmat, Hidayah dan bimbingan-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
penulis.
Penulisan makalah ii digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
KDM II. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Dosen mata
kuliah KDM II dan Teman-temanku semua yang telah mendukung dan memberi semangat
kepada penulis
Semoga bantuan dan dukugan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan serta karunia dari Allah SWT. Penulis menyadari penulisan makalah ini jauh dari
sempurna, maka dari itu penulis berharap saran dan kritik untuk kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manafaat yang sebesarbesarnya bagi penulis sendiri dan pihak yang memerlukan.
Wassalamualaikum

Bima,

Februari 2015

Penulis

iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul

....................................................................................... i

Kata Pengantar

.......................................................................................... ii

Daftar Isi

................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUUAN
A. Latar Belakang

..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

........................................................................... 1
.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Pengertian
Diagnosa Keperawatan Potensial
Indikasi dan Kontra Indikasi
Tujuan pemberian oksigenasi
Beberapa Metode pemenuhan kebutuhan oksigen
Evaluasi keperawatan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

........................................................................................ 10
.................................................................................................. 10
11

iii

Anda mungkin juga menyukai