Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Skenario

“Anakku Mencret”

Seorang ibu, suatu pagi membawa anak perempuannya yang berusia 3 tahun ke UGD RSU
karena diare sejak 10 hari yang lalu disertai demam. Ibu telah membawa anaknya ke Puskesmas
2 kali, diberikan obat yang katanya membunuh kuman penyebab diare tersebut selama 3 hari,
namun tidak membaik. Frekwensi BAB 5-6 kali, warna kuning, terdapat busa, awalnya ada
ampas, namun sejak tadi malam ampas (-). Sejak tadi malam, anaknya juga muntah, dan tidak
mau makan dan makin malas minum, perut kembung dan mules. Hasil pemeriksaan fisik; KU
tampak rewel, BB 12 kg, tinggi badan 85 cm, Nadi 110 x/menit, lemah, reguler, RR 38
kali/menit, peristatik meningkat, suhu 38 C, mata tampak cekung, tidak BAK sejak tadi malam.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Skenario

Nama : Mrs X

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 3 tahun

Keluhan Utama : Diare

Kuluhan Penyerta : Demam

RPS : Diare dialami sejak 10 hari yang lalu dengan frekuensi BAB 5-6 kali, warna kuning, terdapat
busa, awalnya ada ampas, namun sejak tadi malam ampas tidak ada. Pasien juga mengeluhkan
menderita diare disertai demam. Pasien juga mengeluhkan muntah, tidak mau makan, makin malas
minum, perut kembung dan mules dialami sejak tadi malam.

RPD :-

RPK :-
Riwayat Pengobatan : Pemberian antibiotik selama 3 hari

Interpretasi hasil pemeriksaan fisik

Suhu

Suhu badan pasien diatas adalah 38, suhu tubuh pada anak-anak rata-rata 37. Dapat dilihatat bahwa
pasien di skenario mengalami penigkatan suhu tubuh

Status gizi

Pasien pada kasus di skenario memiliki berat badan 12 kg dengan tinggi badan 85 cm untuk menilai
status gizi digunakan metode penghitungan z score sebagai berikut :

Z score = nilai yang diamati – nilai median rujukan / z – score populasi rujukan

Z score = 12 – 11,4 / 12,5 – 11,4 = 0,54

Z score normal = -2 SD sampai dengan 2

Nadi 110 x/menit, lemah, regular

Denyut nadi normal untuk anak usia 1-6 tahun adalah 75-160 kali permenit jadi denyut nadi pada pasien
tersebut masih normal namun kuat angkat yang lemah menunjukan

RR 38 kali/menit

Respiratrory rate normal anak usia 1-6 tahun adalah 20-26 kali permenit, jadi pasien diskenario
mengalami peningkatan respiratory rate hal ini merupakan kompensasi dari beberapa keadaan seperti
demam dan asidosis metabolik.

peristatik meningkat

peristaltik usus normal terdengar 5-12 kali/menit, peningkatan peristaltik usus di akibatkan oleh Bising
usus meningkat disebabkan hipermotilitas usus pada diare atau gastro enteritis, obstruksi usus.

Analisis gejala pada skenario

Diare berwarna kuning, terdapat busa, dan tidak disertai ampas

Kuning cerah adalah warna yang umum untuk diare dapat disebabkan virus , bakteri, atau berhubungan
dengan makanan, tapi warna kuning tidak memberitahu Anda apa penyebab diare adalah. Terdapat
busa menandakan adanya aktivitas dari mikroorganisme dan tidak adanya ampas disebabkan karena
anak tidak mau makan lagi sejak semalam.

Demam
Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas 37,2˚C (99,5˚F) sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh interleukin-1 (IL-1). Demam
sangat berguna sebagai pertanda adanya suatu proses inflamasi, biasanya tingginya demam
mencerminkan tingkatan dari proses inflamasinya. Dengan peningkatan suhu tubuh juga dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri maupun virus.

Suhu tubuh normal adalah berkisar antara 36,6˚C - 37,2˚C. Suhu oral sekitar 0,2 – 0,5˚C lebih rendah dari
suhu rektal dan suhu aksila 0,5˚C lebih rendah dari suhu oral. Suhu tubuh terendah pada pagi hari dan
meningkat pada siang dan sore hari. Pada cuaca yang panas dapat meningkat hingga 0,5˚C dari suhu
normal. Pengaturan suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan keseimbangan antara produksi
dan pelepasan panas.

Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan noninfeksi berinteraksi dengan mekanisme pertahanan
hospes. Pada kebanyakan anak demam disebabkan oleh agen mikrobiologi

Muntah

Dapat disebabkan oleh lambung yang ikut meradang atau karena gangguan keseimbangan asam basa
dan elektrolit.

Perut kembung dan mules

Perut kembung diakibatkan oleh adanya fermentasi bakteri yang menghasilkan gas. Fermentasi bakteri
di usus besar terjadi karena adanya substrat yang tidak diabsorbsi seperti laktosa atau fruktosa akan
difermentasi oleh bakteri komensal menghasilkan asam lemak rantai pendek (shortchain fatty acid),
beberapa molekul alkohol dan gas hidrogen.fermentasi disebabkan oleh adanya bacterial overgrowth
yang didefinisikan sebagai terdapatnya spesies koloni bakteri lebih dari 106 unit per mililiter cairan usus
halus yang seharusnya steril. Rasa idak enak diperut dapat disebabkan oleh akumulasi gas maupun
peningkatan dari peristaltik usus.

EDUKASI

Cucilah tangan sebelum makan.

Hindari makan-makanan yang tidak sehat, pedas, dan berminyak yang dapat mengiritasi peceranaan.

Hidup bersih dan sehat.

Hindarkan diri dari orang yang terinfeksi diare akut, terutama Diare akut oleh karena infeksi Vibro
Cholera

KESIMPULAN

Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Atau dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat
dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus. Diare dapat disebabkan melalui berbagai
mekanisme patofisiologi. Bererapa penyebab yang sering menyebabkan diare pada anak antara lain
bakteri, virus, parasite dan jamur serta diare karena antibiotic dan malabsorbsi. Untuk mendiagnosis
diare pada anak diperlukan anamnesis maupun heteroanamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik
serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan tinja dan kultur.

Dari hasil diskusi yang telah kami lakukan, maka kami mendiagnosis anak di scenario mengalami diare
akut dan dehidrasi berat. Untuk etiologi dari diare sendiri masih belum dapat kami simpulkan namun
berdasarkan tanda dan gejala diskenario maka diagnosis banding kami yang pertama adalah diare et
causa bekteri. Untuk dapat menegakkan diagnosis pasti, masih harus dilakukan anamnesis tambahan
serta pemeriksaan fisik dan penunjang.

Penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada pasien dengan dehidrasi berat seperti di scenario
adalah rehidrasi kemudian dilanjutkan dengan pengobatan berdasarkan kausanya.

Anda mungkin juga menyukai