KABUPATEN SIDRAP
OLEH :
MUH HIDAYAT
202003012
CI LAHAN CI INSTITUSI
................................................. .................................................
KABUPATEN SIDRAP
OLEH :
MUH HIDAYAT
202003012
CI LAHAN CI INSTITUSI
................................................. .................................................
a. Definisi
Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan janin
melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus). Seksio sesaria adalah
suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut
dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500
gram ( Wiknjosastro,2005).
perdarahan dan mencegah terjadinya robekan serviks dan segmen bawah rahim. Sectio
caesarea dilakukan pada plasenta previa totalis dan plasenta previa lainnya jika perdarahan
hebat. Selain dapat mengurangi kematian bayi pada plasenta previa, sectio caesarea juga
dilakukan untuk kepentingan ibu, sehingga sectio caesarea dilakukan pada placenta previa
b. Patofisiologi
bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan
lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus
lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi
tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea
(SC).
Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah
post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses
pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga
sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin
yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir,
daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan
c. Manifestasi klinik
Preeklamsia ringan
Preeklamsia ringan diikuti oleh beberapa gejala klinis antara lain:hipertensi antara
140/90 atau kenaikan systole dan diastole 30 mmHg/15 mmHg.oedema kaki tangan
atau muka atau kenaikan berat badan I kg/mgg.proteinuria 0.3 gr/24 jamatau plus 1-
0,oliguria.
5gr/24 jam atau plus 4-5 oliguria 400cc/24 jam.oedema paru dapat disertai
epigastrium.
Eklampsia
konvulsi.
d. Penatalaksanaan medik
Peralatan dan obat-obatan telah siap semua termasuk kain operasi
b. Persiapan Pasien
Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis di cukur dan sekitar
a. Analgesia
muskuler) setiap 3 jam sekali, bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat
Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikan adalah 50 mg.
Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100 mg Meperidin.
nadi jumlah urine serta jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus
diperiksa.
Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah cukup
selama pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya, meskipun demikian, jika
output urine jauh di bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di evaluasi kembali
Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan
paginya setelah operasi. Biasanya bising usus belum terdengar pada hari pertama
setelah pembedahan, pada hari kedua bising usus masih lemah, dan usus baru aktif
e. Ambulasi
dapat bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua
f. Perawatan Luka
Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif
ringan tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan kulit
dapat diangkat setelah hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga
g. Komlikasi
Infeksi post operasi terjadi apabila sebelum keadaan pembedahan sudah ada gejala-
gejala infeksi intra partum atau ada faktor-faktor yangmerupakan gejala infeksi.
b. Infeksi bersifat sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi,disertai dengan
c. Infeksi bersifat berat : dengan peritonitis septis ileus paralitik, halini sering kita
jumpai pada partus terlambat, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intraportal
karena ketuban yang telah lama. Penanganannya adalah dengan pemberian cairan
2. Perdarahan
hilang dengan kelahiran melalui vagina.Kira-kira 800 – 1000 ml yang disebabkan oleh
banyaknya pembuluh darah yang terputus,atonia uteri dan pelepasan pada plasenta.
3. Emboli pulmonal
4. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi
terlalu tinggi.
Komplikasi akibat persalinan SC yang bisa terjadi pada bayi antara lain :
a. Bayi menjadi kurang aktif dan lebih banyak tidur akibat dari efek obat bius, sehingga
kelahiran yang terlalu cepat sehingga tidak mengalami adaptasi atau transisi antara
dunia dalam rahim dan luar rahim ini menyebabkan nafas bayi terlalu cepat.
c. Angka mortalitas bayi dengan ibu yang melahirkan dengan proses SC berkisar antara
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Tujuan :
Kriteria Hasil :
- Acral hangat
- Hb normal
- Tidak lemas
Intervensi :
R/ Tensi, nadi yang rendah, RR dan suhu tubuh yang tinggi menunjukkan gangguan
sirkulasi darah
R/ Cairan infus isotonik dapat mengganti volume darah yang hilang akiba perdarahan.