Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

PERSALINAN SC (SEKSIO SESAREA)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen pengampu: IrisanaTambunan,S.Kep.,Ners.,MKM

KELOMPOK 6

Disusun Oleh:

MEYRA MUTIARA 191FK01073

PADILLA MUTIARA NINGRUM 191FK01086

SITI NURAENI 191FK01124

TINGKAT 2B

FAKULTAS KEPERAWATAN PRODI D III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2021

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas khadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan Inayah-nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Persalinan SC dengan maksud untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kami berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan manfaat bagi pembaca.

Bandung,
28 April 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4
2.1 DEFINISI........................................................................................4
2.2 KLASIFIKASI SETIO CAESAREA................................................4
2.3 INDIKASI SECTIO CAESAREA..................................................6
2.4 PATOFISIOLOGI...........................................................................6
2.5 MASALAH YANG MUNCUL/ RESIKO PADA PASIEN
PERSALINAN SEKSIO SESAREA.........................................................7
2.6 PERENCANAAAN YANG DISUSUN PADA PASIEN PERSALINAN
SC 9
BAB III PENUTUP.....................................................................................12
3.1 Kesimpulan........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization) melalui pemantauan ibu


meninggal diberbagai belahan dunia memperkirakan bahwa setiap tahun jumlah
500.000 ibu meninggal disebabkan kehamilan, persalinan dan nifas
(Depkes,2002)

Salah satu Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) 2015 adalah


perbaikan kesehatan maternal.kematian maternal dijadikan ukuran keberhasilan
terhadap pencapaian target MDGs, adalah penurunan 75 % rasio kematian
maternal (Adriansz.G.2006). Di Negara-negara sedang berkembang frekuensi
dilaporkan berkisar antara 0,3 % -0,7 %, sedangkan dinegara-negara maju angka
tersebut lebih kecil yaitu 0.05 %-0,1 % (informasi wadah organisasi
islamiah,2008).

Kasus panggul sempit dapat meningkatkan resiko kematian pada ibu dan
bayi sehingga diperlukan salah satu cara alternatif lain dengan mengeluarkan hasil
konsepsi melalui pembuatan sayatan pada dinding uterus melalui dinding perut
yang disebut Sectio Caesarea (mochtar.R,1998).

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan


membuka dinding perut dan dinding rahim. Ada tiga teknik section caesarea,
yaitu transperitonealis, corporal (klasik), dan ekstraperitoneal. Section caesarea
adalah lahirnya janin, plasenta, dan selaput ketuban melalui irisan yang dibuat
pada dinding perut dan rahim.

Beberapa kerugian dari persalinan yang dijalani melalui bedah Caesar,


yaitu adanya komplikasi lain yang dapat terjadi saat tindakan bedah Caesar
dengan frekuensi diatas 11 %, antara lain cidera kandung kemih, cidera rahim,
cidera pada pembuluh darah, cidera pada usus dan infeksi yaitu infeksi pada
rahim/endometritis, alat-alat berkemih, usus serta infeksi akibat luka operasi. Pada
operasi Caesar yang direncanakan angka komplikasi nya kurang lebih 4,2 %
sedangkan untuk operasi Caesar darurat (septio Caesar emergency) berangka
kurang lebih 19 %.

Setiap tindakan opersi Caesar memiliki tingkat kesulitan berbeda-beda.


Pada operasi kasus persalinan macet dengan kedudukan kepala janin pada akhir
jalan lahir misalnya, sering terjadi cidera pada rahim bagian bawah atau cidera
pada kandung kemih (robek). Sedangkan pada kasus bekas operasi sebelumnya
dimana dapat ditemukan perlekatan organ dalam panggul sering menyulitkan saat
mengeluarkan bayi dan dapat pula menyebabkan cedera pada kandung kemih dan
usus.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi dari persalinan SC ?
2. Apa saja klasifikasi dari persalinan SC ?
3. Sebutkan apa saja indikasi persalinan SC ?
4. Bagaimana patofisiologi proses persalinan seksio sesarea ?
5. Apa saja masalah yang muncul pada pasien persalinan seksio sesarea ?
6. Bagaimana perencanaaan yang disusun pada pasien persalinan SC ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Definisi dari persalinan SC
2. Untuk mengetahui Sebutkan apa saja indikasi persalinan SC
3. Untuk mengetahui Apa saja klasifikasi dari persalinan SC
4. Untuk mengetahui Bagaimana patofisiologi proses persalinan seksio
sesarea
5. Untuk mengetahui Apa saja masalah yang muncul pada pasien persalinan
seksio sesarea
6. Untuk mengetahui Bagaimana perencanaaan yang disusun pada pasien
persalinan SC

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI

Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin melahirkan


melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2010).

Operasi sectio caesarea adalah tindakan untuk melahirkan bayi melalui


pembedahan abdomen dan dinding uterus (Nugroho, 2011).

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan dengan membuat sayatan


pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (amru sofian,2012).
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatann pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina
(Mochtar, 1998 dalam Siti, dkk 2013)

2.2 KLASIFIKASI SETIO CAESAREA


Klasifikasi Sectio Caesarea menurut (Hary Oxorn dan Wiilliam R. Forte,
2010).
1. Segmen bawah : Insisi melintang
Karena cara ini memungkinkan kelahiran per abdominam yang
aman sekalipun dikerjakan kemudian pada saat persalinan dan sekalipun
dikerjakan kemudian pada saat persalinan dan sekalipun rongga Rahim
terinfeksi, maka insisi melintang segmenn bawah uterus telah
menimbulkan revolusi dalam pelaksanaan obstetric.
2. Segmen bawah : Insisi membujur
Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama seperti
insisi melintang, insisi membujur dibuat dengan scalpel dan dilebarkan
dengan gunting tumpul untuk menghindari cedera pada bayi.
3. Sectio Caesarea klasik
Insisi longitudinal digaris tengah dibuat dengan scalpel kedalam
dinding anterior uterus dan dilebarkan keatas serta kebawah dengan
gunting yang berujung tumpul. Diperlukan luka insisi yang lebar karena
bayi sering dilahirkan dengan bokong dahulu. Janin serta plasenta
dikeluarkan dan uterus ditutup dengan jahitan tiga lapis. Pada masa
modern ini hamper sudah tidak dipertimbangkan lagi untuk mengerjakan
Sectio Caesarea klasik. Satu-satunya indikasi untuk prosedur segmen atas
adalah kesulitan teknis dalam menyingkapkan segmenn bawah.
4. Sectio Caesarea Extraperitoneal
Pembedahan Extraperitoneal dikerjakan untuk mennghindari
perlunya histerektomi pada kasus-kasus yang menngalami infeksi luas
dengan mencegahh peritonitis generalisata yang sering bersifat fatal. Ada
beberapa metode Sectio Caesarea Extraperitoneal, seperti metode Waters,
Latzko, dan Norton, T. tekhnik pada prosedur ini relative lebih sulit, sering
tanpa sengaja masuk kedalam vacuum peritoneal dan isidensi cedera
vesica urinaria meningkat. Metode ini tidak boleh dibuang tetapi tetap
disimpan sebagai cadangan kasus-kasus tertentu.
5. Histerektomi Caesarea
Pembedahan ini merupakan Sectio Caesarea yang dilanjutkan denngan
pengeluaran uterus. Jika mmuungkin histerektomi harus dikerjakan
lengkap (histerektomi total). Akan tetapi, karena pembedahan subtoral
lebih mmudah dan dapatt dikerjakan lebih cepat, maka pemmbedahan
subtoral menjadi prosedur pilihan jika terdapat perdarahan hebat dan
pasien terjadi syok, atau jika pasien dalam keadaan jelek akibat sebab-
sebab lain. Pada kasus-kasus semacam ini lanjutan pembedahan adalah
menyelesaikannya secepat mungkin.

2.3 INDIKASI SECTIO CAESAREA


1. Indikasi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, pramiparatua
disertai ada kelainan letak, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi
janin/panggul), sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat
kesempitan pannggul, plasenta previa terutama pada primigravida, solusio
plasenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan yaitu preeklamsia-eklamsia,
atas permintaan, kehhamilan yang disertai penyakit (jantung-DM),
gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan
sebagainya).
2. Indikasi yang berasal dari janin
Fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan mal posisi
kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan
persalinan vakum atau forceps ekstraksi (Jitowiyono, 2010).

2.4 PATOFISIOLOGI
Terjadi kelainan pada ibu dan kelainan pada janin menyebabkan persalinan
normal tidak memungkinkan dan akhirnya harus diilakukan tindakan
Sectiocaesarea, bahkan sekarang Sectiocaesarea menjadi salah satu pilihan
persalinan (Sugeng, 2010).
Adanya beberapa hambatan ada proses persalinan yyang menyebabkan
bayi tidak dapat dilahirkan secara normal, misalnya plasenta previa, rupture
sentralis dan lateralis, pannggul sempit, partus tidak maju (partus lama), pre-
eklamsi, distokksia service dan mall presentasi janin, kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectiocaesarea
(SC). Dalam proses operasinya dilakukan tindakan yang akan menyebabkan
pasien mengalami mobilisasii sehingga akan menimbulkan masalah
intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan
menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri pasien
secara mandiri sehingga timbul masalah deficit perawatan diri. Kurangnya
informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan dan perawatan post
operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu dalam
proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding
abdomen sehingga menyebabkan inkontinuitas jaringan, pembuluh darah dan
saraf-saraf di daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin
dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri. Setelah semua proses
pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post
operasii, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah
resiko infeksi

2.5 MASALAH YANG MUNCUL/ RESIKO PADA PASIEN PERSALINAN


SEKSIO SESAREA
Resiko atau efek samping melahirkan Sectio Caesarea mencangkup :

1. Masalah yang muncul akibat bius yang digunakan dalam pembedahan


dan obat-obatan penghilang nyeri sesudah bedah Setiocaesarea.
2. Peningkatan insidensi infeksi dan kebutuhan akan antibiotic.
3. Perdarahan yang lebih berat dan peningkatan resiko perdarahan yang
dapat menimbulkan anemia atau memerlukan tranfusi darah.
4. Rawat inap yang lebih lama, yang meningkatkan biaya persalinan.
5. Nyeri pasca bedah yang berlangsung berminggu-minggu atau
berbulan-bulan dan membuat sulit merawat diri sendiri, merawat bayi,
ataupun kakak-kakaknya.
6. Resiko timbulnya masalah dari jaringan parut atau perlekatan
diidalam perut.
7. Kemungkinan cederanya organ-organ lain (usus besar atau kandung
kemih) dan resiko pembentukan bekuan darah dikaki dan daerah
panggul.
8. Peningkatan resiko masalah pernapasan dan temperatur untuk bayi
baru lahir.
9. Tingkat kemandulan yang lebih tinggi disbanding pada wanita dengan
melahirkan lewat vagina.
10. Peningkatan resiko plasenta previa atau plasenta yang tertahan pada
kehamilan berikutnya.
11. Peningkatan kemungkinan harus dilakukannya bedahh Caesar pada
kehamilan berikut. (Penny, dkk 2008).

MASALAH YANG MUNCUL PADA PASIEN SEKSIO SESAREA


Diagnosa keperawatan pada pasien post operasi Menurut Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia(2016)

DATA DIAGNOSA SDKI


Nyeri akibat ada luka pembedahan Nyeri akut
Peristaltik usus menurun Konstipasi
Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian secara Defisit perawatan diri
mandiri
Perdarahan Risiko syok
Adanya luka insisi pada bagian abdomen Risiko infeksi
2.6 PERENCANAAAN YANG DISUSUN PADA PASIEN PERSALINAN SC

RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN PERSALINAN SC

Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 2 3
Nyeri akut Kontrol nyeri Manajemen nyeri
1. Nyeri yang di laporkan tidak ada 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
2. Ekspresi wajah tidak nyeri kualitas, intensitas nyeri
3. Dapat beristirahat 2. Identifikasi faktor yang memperberat nyeri
4. Tekanan darah dalam 3. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi(seperti
rentang normal relaksasi tarik napas dalam)
4. Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian
analgesik
5. Berikan informasi mengenai nyeri,seperti penyebab
nyeri berapa nyeri akan dirasakan dan antisipasi dari
ketidaknyaman akibat prosedur
Konstipasi Eliminasi Usus Edukasi Mobilisasi
1. Pola eliminasi tidak terganggu 1. Monitor tanda dan gejala konstipasi
2. Warna feses normal 2. Instruksikan pasien/keluargapada diet tinggi serat yang
3. Pengeluaran feses tanpa bantuan tepat
4. Kemudahan BAB 3. Instruksikan pasien /keluarga akan penggunaan
laksatif yang tepat
4. Buatlah jadwal BAB dengan cara yang tepat
Defisit perawatan diri Perawatan diri: mandi Bantuan perawatan diri : mandi
1. Klien mampu mencuci wajah 1. Sediakan barang pribadi yang
2. Klien mampu mencuci badan diinginkan(misalkan deodorant sikat gigi,sabun
bagian atas mandi,sampo)
3. Klien mampu mencuci badan 2. Fasilitasi klien untuk mandi secara mandiri
bagian bawah 3. Monitor kebersihan kuku dan wajah,sesuai
4. Klien mampu membersihkan area dengan kemampuan merawat diri pasien
perineum 4. Berikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu
merawat diri secara mandiri
Risiko syok Keparahan syok hipovolemik Manajemen hipovolemia
1. Tidak ada penurunan tekanan 1. Periksa tanda hipovolemia(misal nadi teraba lemah,
nadi tekanan darah menurun, turgor kulit menurun,
2. Tidak ada penurunan tekanan membran mukosa kering)
darah sistolik 2. Monitor intake output
3. Tidak ada penurunan tekanan 3. Berikan asupan cairan oral
darah diastolik 4. Berikan cairan IV isotonis (seperti NaCl, Rl) untuk
4. Akral tidak dingin dan tidak pucat dehidrasi cairan intraseluler
Risiko infeksi Keparahan Infeksi Perlindungan Infeksi
1. Tidak ada kemerahan 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik san
2. Cairan luka yang berbau busuk lokal
3. Tidak demam 2. Monitor kerentanan infeksi
4. Tidak menggigil 3. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
5. Hiportermia 4. Anjurkan asupan cairan yang cukup
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sectio caesarea adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan
dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk
mengeluarkan bayi. Bedah caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan
normal melalui vagina tidak memungkinkan karena beresiko kepada komplikasi
medis lainnya. Sebuah prosedur persalinan dengan pembedahan umumnya
dilakukan oleh tim dokter yang beranggotakan spesialis kandungan, spesialis
anak, spesialis anastesi serta bidan.

DAFTAR PUSTAKA
DWIS Sholihah · 2019 . BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sectio
Caesarea . http://eprints.umpo.ac.id/5038/3/BAB%202.pdf (Diakses pada tanggal
28 April 2021 pada pukul 13.23 WIB)

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/758/5/BAB%20II.pdf (Diakses pada tanggal


29 April 2021 pada pukul 12.25 WIB)

Anda mungkin juga menyukai