Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM

PADA Ny. K DENGAN INDIKASI POST SECTIO CAESAREA


DI RUANG MAWAR RSUD SOEWONDO

Disusun oleh :
Khavimayta Chentivolia Fiaellaere Sattapabumi
SK120024

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-nya, sehingga ”Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Post op Sectio Caesarea Di RSUD Dr. H Soewondo Kendal” ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Ns.Yuni Puji Widiastuti, S.Kep., M.Kep., selaku dosen pembimbing akademik
praktik klinik Keperawatan Maternitas
2. Ibu Ns. Andriyani MN.,S.Kep.,M.H., selaku dosen pembimbing akademik praktik
klinik Keperawatan Maternitas
3. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan motivasi.

Terimakasih atas segala do’a, bantuan, bimbingan, dan sumbangan, baik materi maupun
pemikirannya. Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan agar menjadi
lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Kendal, Desember 2022

Khavimayta Chentivolia
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………….

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………

A. Latar Belakang…………………………………………….......................................
B. Tujuan………………………………………………………………………………….

BAB 2 TINJAUAN MATERI………………………………………………………………..

A. Definisi…………………………………………………………………………………
B. Etiologi…………………………………………………………………………………
C. Manifestasi Klinis……………………………………………………………………...
D. Patofisiologi……………………………………………………………………………
E. Komplikasi……………………………………………………………………………..

BAB 3 TINJAUAN KASUS (ASUHAN KEPERAWATAN)……………………………..

A. Pengkajian…………………………………………………………………………….
B. Analisa Data…………………………………………………………………………..
C. Diagnose Keperawatan………………………………………………………………
D. Prioritas
Data…………………………………………………………………………..
E. Intervensi Keperawatan………………………………………………………………
F. Implementasi…………………………………………………………………………..
G. Hasil (SOAP)…………………………………………………………………………..

BAB 4 PEMBAHASAN……………………………………………………………………...

BAB 5
PENUTUP………………………………………………….....................................
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………

LAMPIRAN……………………………………………………….......................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melahirkan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persalinan normal
(persalinan pervaginaan) dan sectio caesarea atau yang dikenal dengan operasi.
Adapun sectio caesarea merupakan tindakan keperawatan dalam upaya pengeluaran
janin melalui insisi menembus dinding abdomen dan uterus (Sihotang & Yulianti,
2018).
Terdapat beberapa indikasi section caesarea seperti yang dipengaruhi oleh ibu dan
janin. Pengaruh dari ibu sendiri meliputi usia, persalinan menggunakan sectio
caesarea sebelumnya, sempitnya tulang punggul, adanya hambatan pada jalan lahir,
pecahnya
ketuban lebih dulu, kelainan kontraksi pada Rahim, serta hipertensi dalam kehamilan
atau biasa disebut dengan pre eklamsia. Sementara yang disebabkan oleh janin
meliputi adanya kelainan pada letak, ukuran janin yang besar, kondisi janin abnormal,
kelainan pada tali pusat, bayi kembar, dan terdapat faktor plasenta (Sugiarti, 2018).
Post partum merupakan salah satu fase yang terjadi pada saat plasenta sudah
lahir hingga seluruh alat reproduksi pulih sebagaimana kondisi pada saat tidak hamil.
Fase ini biasanya terjadi sekitar 6 jam sampai 42 hari setelah persalinan, dan
merupakan fase yang penting bagi seorang wanita, dimana pada fase ini seluruh
bagian reproduksi tengah berproses untuk pulih kembali setelah mengalami hamil dan
melahirkan (Ima AzizahOktiaworo Kasmini Handayani, 2017). Pada saat seseorang
mengalami fase post partum ini akan mengalami berbagai perubahan psikologis dan
fisiologis. Adapun perubahan psikologis tersebut ditandai dengan adanya
kekhawatiran dan ketakutan bagi
ibu yang baru melahirkan sehingga berpengaruh pada ibu menjadi lebih sensitif pada
berbagai hal yang biasanya dalam kondisi normal dapat dilewatinya dengan baik.
Sementara perubahan fisiologis ditandai dengan berubahnya reproduksi ibu yang
mengalami proses involusio uteri, berubahnya hormonal, dan laktasi (Kirana, 2015)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum Tujuan umum dilakukannya penulisan laporan ini untuk
membuat asuhan keperawatan pada klien dengan post op Sectio Caesarea di
Ruang Mawar (Nifas) RSUD Dr. H Soewondo Kendal.
2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penulisan karya ilmiah ini untuk
a) Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami post
op Sectio Caesarea di Ruang Mawar (Nifas) RSUD Dr. H Soewondo
Kendal
b) Merumuskan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami post
op Sectio Caesarea di Ruang Mawar (Nifas) RSUD Dr. H Soewondo
Kendal
c) Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami post
op Sectio Caesarea di Ruang Mawar (Nifas) RSUD Dr. H Soewondo
Kendal
d) Melaksanakan implementasi keperawatan pada klien yang mengalami
post op Sectio Caesarea di Ruang Mawar (Nifas) RSUD Dr. H
Soewondo Kendal
e) Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami post op Sectio
Caesarea di Ruang Mawar (Nifas) RSUD Dr. H Soewondo Kendal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

SECTIO CAESARIA (SC)

A. Definisi
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009)
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding rahim (Mansjoer, 2010)
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk melahirkan
janin dari dalam rahim. (Mochtar, 2011)

B. Etiologi
Manuaba (2008) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri iminen,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal
distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas
dapat diuraikan beberapa penyebab sectio caesarea sebagai berikut:
1. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak
dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul merupakan susunan
beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang
harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang
menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan
dalam proses persalinan alami sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi
asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
2. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan
oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan
infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan
perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah
penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi
eklamsi.
3. KPD (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini
adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu.
4. Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran
kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran
satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak
lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
5. Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan
adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat
pendek dan ibu sulit bernafas.
6. Kelainan Letak Janin
a) Kelainan pada letak kepala
 Letak kepala tengadah : Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada
pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan
panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar
panggul.
 Presentasi muka : Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala
yang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-
0,5 %.
 Presentasi dahi : Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada
posisi terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya
dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang
kepala.
b) Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal
beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki,
sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki

C. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis,
panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus
tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien
mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya
kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit
perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan
post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses
pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga
menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di
sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin
yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir,
daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan
baik akan menimbulkan masalah resiko infeksi. (Manuaba, 2008)
D. Manifestasi Klinis
Persalinan dengan Sectio Caesaria , memerlukan perawatan yang lebih koprehensif
yaitu: perawatan post operatif dan perawatan post  partum.Manifestasi klinis
sectio caesarea menurut Doenges (2010), antara lain :
1. Nyeri akibat ada luka pembedahan
2. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
3. Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
4.  Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea  tidak
banyak)
5. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml
6. Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan ketidakmampuan
menghadapi situasi baru
7. Biasanya terpasang kateter urinarius
8. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
9. P e n g a r u h a n e s t e s i d a p a t m e n i m b u l k a n m u a l d a n m u n t a h
10. Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler
11. Pada kelahiran secara SC tidak direncanakan maka bisanya kurang paham
prosedur
12. Bonding dan Attachment pada anak yang baru dilahirkan.

E. Komplikasi
1. Infeksi Puerperalis
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa
nifas atau dapat juga bersifat berat, misalnya peritonitis, sepsis dan lain-lain. Infeksi
post operasi terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala - gejala infeksi
intrapartum atau ada faktor - faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu
(partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal sebelumnya). Bahaya
infeksi dapat diperkecil dengan pemberian antibiotika, tetapi tidak dapat dihilangkan
sama sekali, terutama SC klasik dalam hal ini lebih berbahaya daripada SC
transperitonealis profunda.
2. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria uterina
ikut terbuka atau karena atonia uteri
3. Komplikasi - komplikasi lain seperti :
 Luka kandung kemih
 Embolisme paru – paru
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada
dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri.
Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.

BAB 3
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN POSTPARTUM

NAMA MAHASISWA : Khavimayta Chentivolia F.S


TANGGAL PENGKAJIAN : 29 Desember 2022
TEMPAT PRAKTIK : Ruang Mawar (nifas) RSUD Soewondo
I. DATA UMUM KLIEN
Inisial Klien : Ny. K Nama Suami : Masduki
Usia : 38 thn Usia : 46 thn
Pekerjaan : Petani/berkebun Pekerjaan : Buruh harian
lepas
Pendidikan Terakhir : SD Pendidikan Terakhir : SMP
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Brangsong
Tanggal masuk RS : 28 Desember 2022

II. RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan utama (saat pengkajian)
Klien mengatakan nyeri pada luka operasi H-1
2. Pengkajian nyeri
P: klien mengatakan nyeri saat bergerak
Q: klien mengatakan nyeri senut-senut
R: klien mengatakan nyeri pada bagian perut
S: klien mengtakan nyeri pada skala 4
T: nyeri dirasa saat bergerak
3. Keluhan penyerta : klien masih merasa mual

B. Riwayat Kesehatan Dahulu


Tidak ada

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak

III. RIWAYAT OBSTETRI


A. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 15 tahun
b. Siklus : 7 hari
c. Banyaknya : ……….. (pemakaian pembalut/hr)
d. Keteraturan : ………..
e. Lamanya : 7 hari
f. HPHT : 23, Maret 2022
g. Keluhan yang menyerta: tidajk ada

B. Riwayat perkawinan
a. Kawin / tidak kawin : kawin
b. Umur klien menikah : 18 thn
c. Umur suami menikah : 26 thn
d. Lama pernikahan : 20 thn
e. Berapa kali menikah : satu kali
C. Riwayat Keluarga Berencana
- Melaksanakan KB : (√ ) Ya ( ) Tidak
- Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan:
( ) MOP
( ) MOW
( ) IUD
( ) Pil
( √ ) Suntik
( ) inplant
( ) lain-lain……………………………….
- Sejak kapan menggunakan kontrasepsi: sejak lahir anak ke 2
- Masalah yang terjadi: tidak masalah
- Rencana kontrasepsi yg akan digunakan: MOW
Alasan: faktor ekonomi

D. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas


G 3 P2 A0
Anak Kehamilan persalinan Komplikasi nifas Anak
Ke Umur pen jenis penolon penyulit laserasi infeksi perdaraha Jns BB PJ Keadaan
kehamilan yulit g n kelamin fisik
1 Normal Bidan Perempuan 3200g Sehat
2 Normal Bidan Laki-laki r sehat
3200g
r

E. Riwayat Kehamilan Sekarang


1. Pemeriksaan kehamilan
a. Trimester I : ……………. X 1 bulan
b. Trimester II : ……………. X 1 bulan
c. Trimester III : ……………. X 1 bulan
tempat pemeriksaan:…................................
2. Riwayat imunisasi: TT ………pada usia kehamilan: …………………….
3. Riwayat pemakaian obat selama kehamilan: …………………..
4. Keluhan selama kehamilan: ketuban pecah dini
F. Riwayat Persalinan Sekarang
- Tanggal persalinan: 29, Desember 2022 jam …………………
- Tipe persalinan: spontan / tindakan (jelaskan dg narasi)
Sectio Caesarea
- Lama persalinan:
Kala I : …………jam, penyulit …………………
Kala I : …………jam, penyulit …………………
Kala I : …………jam, penyulit …………………
Jumlah : …………jam, ……………menit
- Jumlah perdarahan; …………………..ml
- Jenis kelamin bayi: perempuan BB 3000 gr .PB 45 cm
- APGAR scor: menit I ……………………..meit V …………………..

IV. RIWAYAT KEBIASAN SEHARI-HARI


(sebelum masuk dan saat ini)
1. Pola nutrisi
- frekuensi makan : 3 X/hr, porsi sedang
- Nafsu makan : baik
- Jenis makanan : padat
- Makanan yang tidak disukai : tidak ada
Bila ada sebutkan ………………………..
- Kebiasaan sebelum makan …………………………………..
2. Pola eliminasi
BAK
- Frekuensi 5 kali
- Jumlah ………………………ml/24 jam
- Warna kuning keruh.
- Bau ……………………………….
- Keluhan yg berhubungan dg BAK ………………………
BAB
- Frekuensi ……………….x/hr
- Warna ……………………..
- Konsistensi …………………
- Keluhan ………………………………………………..
3. Pola personal hygiene
- Penampilan secara umum (pakaian, kuku, bau, dll)
bersih
- Mandi, frekuensi 2x/hr (sibin)
- Oral hygiene, frekuensi 2x/hr
- Cuci rambut, frekuensi
4. Pola istirahat tidur
- Lama tidur 5 jam/hr
- Tidur siang (√ )ya ( ) tidak
- Kebiasaan sebelum tidur/pengantar tidur …………………
- Keluhan …………………………………………………..
5. Pola aktifitas dan latihan
- Kegiatan dlm pekerjaan …………………………..
- Waktu bekerja ( √ ) pagi ( ) sore ( ) malam
- Olah raga ( ) ya ( ) tidak
Jenis…….
Frekuensi ……….
- Kegiatan waktu luang ……………..
- Keluhan dlm aktifitas ………………..
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a. Merokok ( ) ya (√ ) tidak
Jumlah…..
Lama pemakaian ……….
b. Minuman keras ( ) ya (√ ) tidak
Frekuensi ……………….
Jumlah …………………
Lama pemakaian …………….
c. Ketergantungan obat ( ) ya ( √ ) tidak
Frekuensi ……………….
Jumlah …………………
Lama pemakaian …………….
Alasan …………………
Jenis obat ………………….

V. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
a. Respon ibu terhadap kelahiran bayinya : baik
b. Respon anggota keluarga terhadap kelahiran bayinya : baik
c. Kesiapan mental utk mjd ibu ( √ ) ya jelaskan karena sebelumnya sudah
mempunyai anak
( ) tidak, jelaskan …………………….
d. Rencana perawatan bayi ( √ ) sendiri ( ) orang tua ( ) lain-lain……..
e. Self care:
- Breast care : (√ ) memahami ( ) mengerjakan ( ) tdk mengerjakan,
alasannya …………………………………………..
- Perineal care : (√ ) memahami ( ) mengerjakan ( ) tdk mengerjakan,
alasannya …………………………………………..
- Nutrisi : (√ ) memahami ( ) mengerjakan ( ) tdk mengerjakan,
alasannya …………………………………………..
- Senam nifas : ( ) memahami ( ) mengerjakan ( √ ) tdk mengerjakan,
alasannya …………………………………………..
- KB : ( ) memahami (√ ) mengerjakan ( ) tdk mengerjakan,
alasannya …………………………………………..
- Menyusui : ( ) memahami ( √ ) mengerjakan ( ) tdk mengerjakan,
alasannya …………………………………………..

f. Perawatan bayi:
- Memandikan : ( ) memahami (√ ) mengerjakan ( ) tdk mengerjakan,
alasannya …………………………………………..
- Perawatan tali pusat: ( √ ) memahami ( ) mengerjakan ( ) tdk
mengerjakan, alasannya …………………………………………..

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Kepala : tidak teraba benjolan
2. Muka : simetris, tidak ada lebam
3. Mata : mata tampak simetris antara kanan dan kiri
4. Hidung : bentik simetris, tidak ada cuping hidung
5. Mulut : mukosa mulut lembab
6. Leher tidak ada pembesaran kelenjar
7. Dada
- Bentuk dada datar
- Jantung dan paru

- Mammae:
 Inspeksi : bentuk simetris kanan dan kiri
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Warna
Pembengkakan mammae ( ) ya (√ ) tidak
Nyeri tekan saat palpasi : tidak ada
Warna areola mammae: coklat
Papilla mammae ( √ ) menonjol ( ) datar ( ) ke dalam
Colostrums (√ ) sudah keluar, sejak kapan setelah persalinan ( )
belum keluar
Kebersihan mammae : bersih
8. Abdomen
- Warna kulit putih
- Turgor kulit baik
- Striae ada
- Linea alba ……………….
- Linea nigra ………………
- Hepar : palpasi …….., perkusi ……..
- Limpa : palpasi …….., perkusi ……..
- Lambung : palpasi …….., perkusi ……..auskultasi ……………….
- Bising usus ………………..x/mnt
- Ginjal: palpasi………………
Obstetric
- TFU 34 cm
- Kontraksi : baik.
- Konsistensi uterus.
- Luka post operasi (keadaan, jahitan, panjang, bila perlu dlm gambar)
Luka jahitan bagus

- Kondisi vesika urinaria …………………


9. Genital
- Labiya mayora dan minora ……………………………….
- Kebersihan vagina …………………………….
- Perineum ( √ ) utuh ( ) rupture, keadaan …………… ( ) episiotomy,
jenis …………….. ( ) REEDA ……………………..

10. Ekstremitas : baik


11. Anus : baik

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Lab

VIII. PENGOBATAN/TERAPI
No Obat / terapi Fungsi
1 Ondansetron (3x1 ampul) 3 mg Untuk mengurangi mual

2 Ketorolac (3x1 ampul) 3 mg Untuk mengurangi rasa nyeri

3 Cefazolin Untuk mencegah infeksi bakteri

4 Infus RL Untuk menjaga balance cairan


tubuh

IX. DATA FOKUS

ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1 Ds: Agen pencedera fisik Nyeri akut
 Klien (D.0077) Hal 172
mengatakan
nyeri pada area
luka jahitan
P: Klien mengatakan
nyeri saat bergerak
Q : Klien mengatakan
nyeri seperti senut-
senut
R : Klien mengatakan
nyeri dibagian perut
S : Klien mengatakan
nyeri pada skala 4
T : nyeri dirasa saat
bergerak

Do :
 Klien tampak
meringis sakit
2 Ds : Efek samping terapi Gangguan rasa
 Klien (mis. Medikasi, radiasi, nyaman
mengatakan kemotrapi) (D.0074) Hal 166
perutnya nyeri
 Klien
mengatakan
saat beraktivitas
rasanya tidak
nyaman

Do :
 Klien tampak
gelisah
 Klien tampak
tidak nyaman

3 Ds : Nyeri Gangguan Mobilitas


 Klien Fisik (D.0054)
mengatakan Hal 124
sulit bergerak
karena nyeri
Do :
 Klien tampak
meringis
 Klien tampak
menahan sakit
di area luka jahit

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Agen Pencedera Fisik
2. Gangguan rasa nyaman b.d Efek samping terapi
3. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Nyeri

XI. PRIORITAS DIAGNOSA


1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik
2. Gangguan rasa nyaman b.d Efek samping terapi
3. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Nyeri
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx.KEP TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
HASIL
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam
Hal 201
dengan Agen diharapkan tingkat nyeri menurun
pencedera fisik dengan kriteria hasil : Observasi
Tingkat Nyeri (I.08066) hal 145
1) Identifikasi skala nyeri
1) Klien mengatakan nyeri
2) Identifikasi respon nyeri non
berkurang atau hilang
verbal
2) Klien tampak lebih rileks,
Terapeutik
ceria
1) Berikan Teknik
3) Pemeriksaan TTV
nonfarmakologis untuk
- TD : 100/70
mengurangi rasa nyeri (mis.
mmHg
TENS, hypnosis,akupresur,
- Suhu : 36 C 0
terapi musik, biofeedback,
- RR : 20x/menit terapi pijat, aromaterapi,
- Nadi : 80x/menit Teknik imajinasi, terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
2) Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3) Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgetik (ketorolac)

2 Gangguan rasa Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)


nyaman keperawatan selama 2x24 jam Hal 201
berhubungan diharapkan status kenyamanan Observasi :
dengan Efek meningkat dengan kriteria hasil :
samping terapi Status kenyamanan (L.08064) 1. Identifikasi faktor yang
1. Keluhan tidak nyaman memperberat dan
menurun memperingan nyeri
2. Klien tampak lebih rileks 2. Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
Terapeutik :

1. Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis,
TENS, hypnosis,akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi,
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
2. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
2. Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasikan pemberian
analgetik (ketorolac)

3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi (I.05173)


Mobilitas Fisik keperawatan selama 2x24 jam Hal 30
berhubungan diharapkan mobilitas fisik Observasi :
dengan Nyeri meningkat dengan kriteria hasil : 1) Identifikasi adanya keluhan
Mobilitas fisik (L.090790) nyeri atau keluhan fisik
Hal 65 lainnya
1) Kekuatan otot meningkat 2) Monitor kondisi umum
2) Rentang gerak (ROM) selama melakukan mobilitas
meningkat
3) Nyeri menurun Terapeutik :
1) Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat bantu
(mis. Pagar tempat tidur)
2) Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi :
1) Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2) Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
IMPLEMENTASI
Hari, Diagnosa Jam Implementasi Hasil respon Ttd/Nama
Tanggal Keperawatan
Kamis, Nyeri akut 14.1 1) Mengidentifikasi S : klien Khavimayta
29 berhubungan 5 mengatakan nyeri
skala nyeri
Desember dengan Agen dengan skala 4
2022 Pencedera O : klien tampak
Fisik menahan nyeri

S:-
O : klien tampak
2) Mengidentifikasi
14.2 meringis kesakitan
0 respon nyeri non
verbal

3) Memberikan Teknik
S : klien
nonfarmakologis mengatakan nyeri
14.3 berkurang setelah
untuk mengurangi
0 melakukan napas
rasa nyeri (mis. dalam
O: klien tampak
TENS,
lebih rileks setelah
hypnosis,akupresur, melakukan napas
dalam
terapi musik,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi,
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
4) Mempertimbangkan
S:-
jenis dan sumber
O : klien tampak
nyeri dalam kooperatif
14.3
pemilihan strategi
0
meredakan nyeri
5) Menjelaskan
S : klien
penyebab, periode, mengatakan
paham
dan pemicu nyeri
O : klien tampak
6) Menjelaskan strategi paham
14.4 S : klien
meredakan nyeri
5 mengatakan sudah
mengerti cara
meredakan nyeri
O : klien tampak
mengerti
14.5
7) Mengajarkan Teknik
5
nonfarmakologis S : klien
mengatakan
untuk mengurangi
paham
nyeri O : klien tampak
bisa melakukan
Teknik
nonfarmakologis
15.0
8) Mengkolaborasi
0 S:-
pemberian
O : memberikan
analgetik (ketorolac
obat sesuai resep
30mg)
dokter

15.0
0
Gangguan 14.1 1) Mengidentifikasi S : klien Khavimayta
rasa nyaman 5 skala nyeri mengatakan nyeri
berhubungan dengan skala 4
dengan Efek O : klien tampak
samping menahan nyeri
terapi
2) Mengidentifikasi S:-
14.2 respon nyeri non O : klien tampak
0 verbal meringis kesakitan

3) Memberikan S : klien
Teknik mengatakan nyeri
14.3 nonfarmakologis berkurang setelah
0 untuk mengurangi melakukan napas
rasa nyeri (mis. dalam
TENS, O: klien tampak
hypnosis,akupresur, lebih rileks setelah
terapi musik, melakukan napas
biofeedback, terapi dalam
pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi,
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)

4) Mempertimbangkan
jenis dan sumber S : -
nyeri dalam O : klien tampak
pemilihan strategi kooperatif
14.3 meredakan nyeri
0
5) Menjelaskan
penyebab, periode, S : klien
dan pemicu nyeri mengatakan
paham
O : klien tampak
14.4 paham
5 6) Menjelaskan
strategi meredakan S : klien
nyeri mengatakan sudah
mengerti cara
meredakan nyeri
O : klien tampak
14.5 mengerti
5 7) Mengajarkan
Teknik S : klien
nonfarmakologis mengatakan
untuk meredakan paham
nyeri O : klien tampak
bisa melakukan
Teknik
15.0 nonfarmakologis
0 8) Mengkolaborasi
pemberian S:-
analgetik (ketorolac O : memberikan
30mg) obat sesuai resep
dokter

15.0
0

Gangguan 14.0 1) Mengidentifikasi S : klien Khavimayta


rasa nyaman 0 adanya keluhan mengatakan nyeri
berhubungan nyeri atau keluhan di luka jahit
dengan nyeri fisik lainnya O : klien tampak
meringis kesakitan

2) Memonitor kondisi S : -
14.3 umum selama O : klien tampak
0 melakukan kooperatif
mobilitas

3) Memfasilitasi S:-
aktivitas mobilisasi O : klien Nampak
dengan alat bantu bisa melakukan
14.4 (mis. Pagar tempat mobiisasi
0 tidur)

4) Melibatkan S:
keluarga untuk O : klien dan
membantu pasien keluarga Nampak
dalam koeperatif
15.0 meningkatkan
0 pergerakan
5) Menjelaskan tujuan
dan prosedur S : klien
mobilisasi mengatakan
mengerti
O: klien Nampak
15.3 mengerti
0 6) Menganjurkan
melakukan S : klien
mobilisasi dini mengatakan bisa
melakukan
mobilisasi dini
O : klien Nampak
15.3 bisa melakukan
0 mobilisasi dini

IMPLEMENTASI
Hari, Diagnosa Jam Implementasi Hasil respon Ttd/Nama
Tanggal Keperawatan
Jumat, 30 Nyeri akut 21.1 1) Mengidentifikasi S : klien Khavimayta
Desember berhubungan 0 mengatakan nyeri
skala nyeri
2022 dengan Agen dengan skala 4
Pencedera O : klien tampak
Fisik menahan nyeri

S:-
O : klien tampak
2) Mengidentifikasi
meringis kesakitan
21.2 respon nyeri non
0
verbal

3) Memberikan Teknik
S : klien
nonfarmakologis mengatakan nyeri
21.3 berkurang setelah
untuk mengurangi
0 melakukan napas
rasa nyeri (mis. dalam
O: klien tampak
TENS,
lebih rileks setelah
hypnosis,akupresur, melakukan napas
dalam
terapi musik,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi,
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
4) Mempertimbangkan S : -
O : klien tampak
jenis dan sumber
kooperatif
21.4 nyeri dalam
5
pemilihan strategi
meredakan nyeri
S : klien
5) Menjelaskan
mengatakan
penyebab, periode, paham
O : klien tampak
dan pemicu nyeri
paham
6) Menjelaskan strategi S : klien
22.0 mengatakan sudah
meredakan nyeri
0 mengerti cara
meredakan nyeri
O : klien tampak
mengerti

22.2
7) Mengajarkan Teknik
0
nonfarmakologis
S : klien
untuk mengurangi
mengatakan
nyeri paham
O : klien tampak
bisa melakukan
22.2 Teknik
8) Mengkolaborasi
0 nonfarmakologis
pemberian
analgetik (ketorolac
30mg)
S:-
O : memberikan
obat sesuai resep
dokter

23.0
0

Gangguan 21.1 1) Mengidentifikasi S : klien Khavimayta


rasa nyaman 0 skala nyeri mengatakan nyeri
berhubungan dengan skala 4
dengan Efek O : klien tampak
samping menahan nyeri
terapi
2) Mengidentifikasi S:-
21.2 respon nyeri non O : klien tampak
0 verbal meringis kesakitan

3) Memberikan S : klien
Teknik mengatakan nyeri
21.3 nonfarmakologis berkurang setelah
0 untuk mengurangi melakukan napas
rasa nyeri (mis. dalam
TENS, O: klien tampak
hypnosis,akupresur, lebih rileks setelah
terapi musik, melakukan napas
biofeedback, terapi dalam
pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi,
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)

4) Mempertimbangkan S : -
jenis dan sumber O : klien tampak
nyeri dalam kooperatif
21.4 pemilihan strategi
5 meredakan nyeri

5) Menjelaskan S : klien
penyebab, periode, mengatakan
dan pemicu nyeri paham
O : klien tampak
22.0 paham
0
6) Menjelaskan S : klien
strategi meredakan mengatakan sudah
nyeri mengerti cara
meredakan nyeri
O : klien tampak
22.2 mengerti
0
7) Mengajarkan S : klien
Teknik mengatakan
nonfarmakologis paham
untuk meredakan O : klien tampak
nyeri bisa melakukan
Teknik
22.2 nonfarmakologis
0
8) Mengkolaborasi S:-
pemberian O : memberikan
analgetik (ketorolac obat sesuai resep
30mg) dokter

23.0
0
Gangguan 21.1 1) Mengidentifikasi S : klien Khavimayta
mobilitas fisik 0 adanya keluhan mengatakan nyeri
berhubungan nyeri atau keluhan di luka jahit
dengan nyeri fisik lainnya O : klien tampak
meringis kesakitan

2) Memonitor kondisi S : -
21.2 umum selama O : klien tampak
0 melakukan kooperatif
mobilitas

3) Memfasilitasi
aktivitas mobilisasi S:-
21.3 dengan alat bantu O : klien Nampak
0 (mis. Pagar tempat bisa melakukan
tidur) mobiisasi

4) Melibatkan
keluarga untuk S:
membantu pasien O : klien dan
21.4 dalam keluarga Nampak
5 meningkatkan koeperatif
pergerakan
5) Menjelaskan tujuan
dan prosedur S : klien
mobilisasi mengatakan
mengerti
22.0 O: klien Nampak
0 mengerti
6) Menganjurkan
melakukan S : klien
mobilisasi dini mengatakan bisa
melakukan
mobilisasi dini
22.2 O : klien Nampak
0 bisa melakukan
mobilisasi dini
SOAP
Kamis, 29 Desember 2022
No Dx.Kep HASIL TTD/NAMA
(SOAP)
1 Nyeri akut S: Khavimayta
berhubungan  klien mengatakan nyeri pada area
denga Agen luka jahit
pencedera fisik  P: Klien mengatakan nyeri saat
bergerak
Q : Klien mengatakan nyeri
seperti senut-senut
R : Klien mengatakan nyeri
dibagian perut
S : Klien mengatakan nyeri
pada skala 4
T : nyeri dirasa saat bergerak
O:
 Klien nampk meringis menahan
sakit
A:
 Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
 Reaksi nonverbal dan kenyamanan
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Kolaborasikan dengan terapi
relaksasi
2 Gangguan rasa S: Khavimayta
nyaman  Klien mengatakan tidak nyaman
berhubungan O:
dengan efek  Klien mengatakan sulit untuk
samping terapi bergerak
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Berikan Teknik nonfarmakologis
berupa relaksasi
3 Gangguan S: Khavimayta
mobilitas fisik  Klien mengatakan butuh bantuan
berhubungan saat melakukan aktivitas
dengan nyeri O:
 Klien belum mampu ke kamar
mandi
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
 Memonitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
Jumat, 30 Desember 2022
No Dx.Kep HASIL TTD/NAMA
(SOAP)
1 Nyeri akut S : Khavimayta
berhubungan  Klien mengatakan nyeri menurun
denga Agen dengan skala 3
pencedera fisik O:
 Wajah klien tidak Nampak
meringis lagi
 Wajah klien Nampak santai
 Pasien didiagnosa nyeri akut
A:
 Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

2 Gangguan rasa S : Khavimayta


nyaman  Klien mengatakan sudah mulai
berhubungan nyaman
dengan efek O :
samping terapi  Klien Nampak sudah bisa bergerak
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

3 Gangguan S: Khavimayta
mobilitas fisik  Klien mengatakan mulai
berhubungan melakukan pergerakan ringan
dengan nyeri  Klien mengatakan mencoba untuk
miring kanan kiri sendiri
O:
 Klien Nampak mulai beraktivitas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB 4
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Kamis, 29 Desember 2022, pukul 20.30 WIB
diruang Mawar (Nifas) RSUD Soewondo Kendal. Pengkajian dilakukan pada Ny.
K dengan melakukan wawancara. Hasil pengkajian ditemukan keluhan utama
pasien mengatakan nyeri pada area luka jahit SC.
B. DIAGNOSA
Diagnosa yang muncul pertama kali pada Ny.K adalah nyeri akut berhubungan
dengan Agen pencedera fisik yang didukung dengan kriteria mayor yaitu klien
tampak meringis. Diagnosa yang menjadi prioritas adalah nyeri akut berhubungan
dengan Agen pencedera fisik. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan berintenitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan (buku SDKI Edisi 1).
Diagnosa yang kedua adalah Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Efek
samping terapi. Diagnosa yang ketiga adalah Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan Nyeri.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi untuk diagnosa nyeri akut dimulai dar penentuan tujuan, kriteria hasil
serta untuk mengatasi masalah pasien. Tujuan setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri menurun. Intervensi untuk
Gangguan rasa nyaman dimulai dari penentuan tujuan, kriteria hasil serta
mengatasi masalah pasien. Tujuan setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama
2x24 jam diharapkan status kenyamanan meningkat. Intervensi untuk Gangguan
mobilitas fisik dimulai dari dari penentuan tujuan, kriteria hasil serta mengatasi
masalah pasien. Tujuan setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan mobilitas fisik meningkat.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi pertama kali dilakukan pada Kamis, 29 Desember 2022 yaitu :
Mengidentifikasi skala nyeri, Mengidentifikasi skala nyeriMengidentifikasi respon
nyeri non verbal, Memberikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri,
Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, Menjelaskan strategi meredakan
nyeri, Mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, Mengkolaborasi
pemberian analgetik (ketorolac 30mg).
Implementasi hari kedua dilakukan pada Jumat, 30 Desember 2022 yaitu :
Mengidentifikasi skala nyeri, Mengidentifikasi skala nyeriMengidentifikasi respon
nyeri non verbal, Memberikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri,
Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, Menjelaskan strategi meredakan
nyeri, Mengajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, Mengkolaborasi
pemberian analgetik (ketorolac 30mg).

E. EVALUASI
Evaluasi dihasilkan data yaitu memperoleh rencana tindakan keperawatan yakni
Teknik relaksasi dan klien sudah bisa melakukan Teknik relaksasi sesuai dengan
yang diajarkan oleh perawat.
BAB 5
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil pengkajian diatas yang didapatkan dari Ny. K yaitu nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik,gangguan rasa nyaman berhubungan dengan efek samping terapi,
gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. Diagnosa keperawatan yang
menjadi prioritas pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
Diagnosa ini menjadi prioritas pertama karena dari hasil pengkajian didapatkan data
subyektif yaitu pasien mengatakan nyeri di skala 4. Dan didapatkan data obyektif yaitu
pasien tampak meringis kesakitan, pemeriksaan TTV (TD : 100 / 70 MmHg, N : 80
x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36 0C, SPO2 : 99),
B. SARAN
Saran untuk keluarga, diharpakan keluarga atau pendamping pasien ikut serta berperan
dalam perawatan pasien, misalnya perawatan yang dapat dilakukan mandiri dirumah.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M.E. (2010). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Mansjoer Arief. (2010). Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4. Jakarta : Media Aesculapius.

Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga. Berencana (Edisi 2).

Jakarta : EGC.

Mochtar, R. (2011). Sinopsis Obstetri . Jakarta : EGC.

Sarwono Prawirohardjo. (2009). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina. Pustaka.

Wilkinson, J.M & Ahern, R.N.. (2014). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 9. Jakarta :

EGC.

Anda mungkin juga menyukai