Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL

Disusun Oleh :

Azizah Widyawati Rahmah (SK322032)

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada pembimbing


yang telah meberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan laporan pendahuluan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pendahuluan dan


asuhan keperawatan ini masih memiliki banyak sekali kekurangan didalamnya,
sehingga dalam kesempatan ini penulis bermaksud untuk meminta saran dan
masukan dari semua pihak. Penulis juga berharap laporan pendahuluan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kendal, Oktober 2022

Penulis
A. Definisi Nutrisi

Nutrisi adalah subtansi organik yang dibutuhkan organisme untuk

berfungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan

kesehatan. Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh,

pererakan tubuh, mempertahankan fungsi enzim, pertumbuhan dan

pergantian sel rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada

sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme( membangun) dan

katabolisme (pemecahan).

Sistem yang berperan dalam kebutuhan nutrisi adalah sistem


pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris yaitu
hati, kantong empedu, dan pankreas. Makanan yang telah diproses di usus
halus akan diseleksi oleh pankreas, hati dan kandung empedu. Nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh disalurkan ke seluruh sel sedangkan nutrisi yang
tidak dibutuhkan akan masuk ke usus besar kemudian dikeluarkan melalui
anus. Menurut Alimul (2015), Nutrisi merupakan proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertuuan menghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh. Fungsi utam nutrisi adalah untuk
memberikan serta mengatur berbagai proses kimia didalam tubuh.
B. Fisiologis Nutrisi
Makanan akan diproses oleh tubuh melalui tahap-tahap : Ingesti,
Dingesti,dan Absopsi.
1. Ingesti
Suatu proses masuknya makanan keadalam tubuh yang terdiri dari :
 Dimulai dari koordinasi otot-otot lengan dan tangan untuk membawa
makanan ke mulut
 Proses mengunyah proses pemecahan, penyederhanaan makanan dr
ukuran besar menjadi ukuran lebih kecil. Proses mengunyah
melibatkan gigi & kontrol volunter otot otot mulut →bila makanan
berada pada gigi, gusi, palatum keras & lidah, maka akan terjadi
refleks mengunyah yg volunter (disadari), yang diatur o/ SSP.
 Proses menelan merupakan tahap terakhir dr peristiwa ingesti, yaitu
bergeraknya makanan dr mulut ke esophagus, & masuk lambung.
Proses ini terjadi secara refleks sebagai akibat adanya penekanan
pada bagian faring & mulai sejak makanan sudah dikunyah secara
adekuat, serta refleks ini akan menahan proses respirasi.
2. Dingesti
 Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang
dibawa kedalam tubuh.
 Terjadi penyederhanaan zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh
saluran intestinal.
 Saluran yang berperan antara lain: mulut, pharing, esophagus,
lambung, usus halus, usus besar.
Proses kimiawi pada digesti :
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% eneri
dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kilo kalori (kkal). Karbohidrat yang disimpan
dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang
sangat sedikit. Pemecahan energi selama masa istiraat/puasa.
Klebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak. Sumber
karbohidrat umumnya adalah makanan pokok seperti nasi,
jagung, kacang, sagu ,singkong, dan lain-lain.
b. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempeerahankan dan
menggantikan jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein
menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah asam
amino. Asam amino tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi
harus didapat dari makanan. Fungsi protein untuk keseimbangan
cairan dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid,
keseimbangan asam, sebagai sumber energi disamping
karbohidrat dan lemak. Sumber protein dibagi menjadi 2 yaitu :
protein hewani yang berasal dari hewan seperti susu, daging,
telur, hati, ikan, udang, kerang, ayam. Protein nabati yaitu
protein yang berasal dari tumbuhan yaitu : jagung, kdelai, kacang
hijau, terigu dan sebagainya.
c. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang paling besar. Zat-zat yang
mengandung lea misalnya fosfolopid yaitu ikatan lemak degan
garam fosfor. Fungsi lemak memberikan kalori dimaa 1 gram
lemak dalam peristiwa oksidasi akan memberikan kalori
sebanyak 9 kkal, melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh
dinding usus. Sumber lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemk nabati mengandung lebih bnyak asam lemak tak jenuh
seperti kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain.
d. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena
perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Secara umum
mineral sebagai membangun jaringan tulang, mengatur tekanan
osmotik dala tubuh, memberikan elektrolit untuk keperluan otot-
otot dan saraf, dan membuat berbagai enzim.
e. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaanya sangat sedikit
pada makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin
sangat berperan dalam prpses metabolisme karena fungsinya
sebagai katalisator. Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi :
vitamin yang larut dalam air, vitamin B kompleks,
B1,B2,B3,B12. Vitamin A,D,E,K . fungsi utama vitamin adalah
untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.
f. Air
Air adalah komponen tubuh yag sangat penting karena fungsi sel
bergantung pada air. Air membentuk 60-70% berat tubuh total.
Presentase air dalam selurub tubuh lebih besar untuk orang kurus
daripada orang yang obesitas karena otot lebih banyak air
daripada jaringan yang lain, keculi darah.
3. absorpsi
a. absorpsi adalah proses dimana nutrien yang telah berbentuk
paling sederhana diserap oleh usus.
b. Nutrisi diserap berupa: (glukosa karbohidrat), asam amino
(protein), asam lemak dan gliserol (lemak), tanpa kecuali
vitamin, mineral dan air.
c. Setelah diserap oleh usus nutrien akan dilanjutkan ke saluran
darah dan getah bening →masuk ke hati melewati vena porta.
C. Nilai Status Nutrisi

Tubuh membutuhkan bahan bakar untuk menyediakan energi

untuk metabolisme dan perbaikan sel, fungsi organ, pertumbuhan,

serta pergerakan tubuh. Laju metabolisme basal (Basal Metabolic

Rate/ BMR) adalah energi yang di butuhkan untuk

memepertahankan aktivitas kelangsungan hidup (bernapas, sirkulasi,

denyut jantung, dan suhu) pada periode waktu tertentu saat istirahat.

Faktor-faktor seperti usia, berat badan, jenis kelamin, demam,

kelaparan, menstruasi, penyakit, cidera, infeksi, tingkat aktivitas,

atau fungsi tiroid dapat memengaruhi kebutuhan energy.

Penggunaan energi istirahat (Resting Energy Expenditure/ REE) atau

laju metabolisme istirahat adalah jumlah energi yang dibutuhkan

oleh individu selama 24 jam sehingga tubuh dapat mempertahankan


semua aktivitas kerja internal saat beristirahat. Faktor yang

memengaruh metabolisme adalah penyakit, kehamilan, laktasi, dan

tingkat aktivitas. Di rumah sakit, hitung kebutuhan energi dengan

menghitung konsumsi oksigen, produksi karbon dioksida, dan

ekskresi nitrogen rata-rata pada table metabolisme (Potter & Perry,

2010).

Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan

makanan merupakan faktor penting dalam menentukan status nutrisi

(Wartonah Tarwoto, 2006).

1. Keseimbangan energy

Energi adalah kekuatan untuk bekerja. Manusia membutuhkan

energi untuk terus-menerus berhubungan dengan lingkungannya.

Keseimbangan energi = Pemasukan energy – pengeluaran energi

Atau Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas +

kerja + energi yang disimpan)

a. Pemasukan energy

Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama

oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi

manusia. Dari makanan yang dimakan kemudian dipecah secara

kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat. Besarnya

energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kilokalori

juga disebut juga satu kalori besar.

(K) atau kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk


menaikkan suhu 1 kg air besar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K

atau sama dengan 1.000 kalori. Ketika makanan tidak tersedia

maka akan terjadi pemecahan glikogen yang merupakan

cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.

b. Pengeluaran energi

Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk

men- support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan

energi tubuh berbentuk senyawa fosfat seperti adenosin tripshsfat

(ATP). Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal

Metabolism Rate (BMR) dan aktivitas fisik. Kebutuhan (0,1 x

(Energi energi setiap = (BMR + 24) + Konsumsi + untuk hari

ditentukan kkal setiap hari) aktivitas) dengan rumus Jika nilai

pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan

terjadi keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan

dikeluarkan, hal ini akan berakibat pada penurunan berat badan.

Sebaiknya, jika pemasukan energi lebih banyak dari pengeluaran

energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan energi akan

disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.

c. Basal Metabolism Rate (BMR)

Basal Metabolism Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada

saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh sepergi

pergerakan jantung, pernapasan, peristaltik usus, kegiatan

kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan kalori basal dipengaruhi


oleh:

1) Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah

dengan cepat, hal ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan.

Setelah usia 20 tahun lebih konstan

2) Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar dibanding

wanita. Pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/Kg BB/jam

sedangkan pada wanita 0,9 kkal/Kg BB/jam.

3) Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan

tubuh. Makin luas pengeluaran panas akan lebih banyak

sehingga kebutuhan basal metabolisme lebih besar.

4) Kelainan endokrin

Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme,

peningkatan tiroksin mislanya pada hipertiroid akan

meningkatkan basal metabolisme sedangkan penurunan kadar

tiroksin akan menurunkan metabolisme.

5) Suhu lingkungan

Suhu lingkungan yang lebih dingin akan menigkatkan

metabolisme untuk menyesuaikan diri, tubuh harus lebih

banyak memproduksi panas.


6) Keadaaan sakit

Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu

tersebut akan mempercepat reaksi kimia, di mana peningkatan 1


O
C akan meningkatkan Bmr sebanyak 14%.

7) Keadaan hamil

Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk

memenuhi kebutuhan dan pertumbuhan janin, sehingga

metabolisme juga akan meningkat.

8) Keadaan stres dan ketegangan


Keadaan stres dan keterangan akan merangsang produksi
katekolamin yang mempunyai efek peningkatan metabolisme.
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body

Mass Index (BMI) dan Ideal Body Weight (IBW) (Carpenito,

LJ. 2012).

a. Body Mass Index (BMI)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang

dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak

dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan

berat badan (over weight) dan obesitas. Rumus BMI

diperhitungkan: BB (Kg)/ (TBxTB (M) atau BB (pon) x 704,5

TB (inci)

b. Ideal Body Weight (IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi


tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi

dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10%

dari jumlah itu.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan

nutrisi adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat

memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat

disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi

kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

2. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi

tinggi dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di

beberapa daerah, tempe merupakan sumber protein yang paling

murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan

karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan

tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

3. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap

makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di

beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi


para gadis remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan sumber

vitamin yang sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi

anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan,

padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi

anak-anak.

4. Kesukaan Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis

makanan dapat mengakibatkan kekurangan variasi makanan,

sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara

cukup.Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada

remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

5. Ekonomi

Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena

penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak

sedikit.Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian

yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi

keluargannya dibandingkan masyarakat dengan kondisi

perekonomian rendah.

6. Penyakit

Beberapa penyakit tertentu dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.

E. Jenis Gangguan

Menurut Asmadi (2008) menuliskan secara umum, gangguan


kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas,
malnutrisi, diabetes militus, hipertensi, jantung coroner, kanker, dan
anoreksia nervosa.
1. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam

keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal)

atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi

untuk kebutuhan metabolisme.

2. Kelebihan Nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang

mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan

metabolisme secara berlebih.

3. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai

lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi

kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan

dalam penggunaan kalori.

4. Malnutrisi

Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi

pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi

yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.


5. Diabetes Melitus

Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai

dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan

insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

6. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh

berbagai masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas,

serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang berlebihan.

7. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering

disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.

Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang

tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.

8. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh

konsumsi lemak secara berlebihan.

9. Anoreksia Nervosa

Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak

dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan

badan, nyeri abdomen, kedinginan, dan kelebihan energi.


F. Pengkajian

Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat

meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara

umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi :

a. Identitas

Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin,

umur, status perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir,

tanggal masuk, nomer register, diagnosa medis, dan lain-lain.

b. Riwayat Kesehatan

Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola

makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan,

makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk

membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang dan

rencana makanan untuk masa selanjutnya.

c. Keluhan Utama

Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan

pengkajian

d. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah

ke rumah sakit

e. Riwayat Penyakit Dahulu


Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai

penyakit di masa lalu maupun sekarang

f. Riwayat Penyakit Keluarga

g. Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien,

apakah keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit menurun

maupun menular.

1) Pola Istirahat /Tidur

Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit

dan dilakukan di rumah, waktu tidur yang diperlukan oleh

pasien untuk dapat tidur selama di rumah sakit. Waktu

bangun, waktu yang diperlukan untuk mencapai dari suatu

proses NREM ke posisi yang rileks, waktu bangun dapat

dikaji pada saat pasien sebelum sakit dan pada saat pasien

sudah di rumah sakit. Masalah tidur: Apa saja masalah-

masalah tidur yang dialami oleh pasien pada saat sebelum

sakit dan pada saat sudah masuk di rumah sakit.

Hal-hal yang mempermudah tidur: Hal-hal yang dapat

membuat pasien mudah untuk dapat tidur secara nyenyak.

Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun: Hal-hal

yang menyangkut masalah tidur yang menyebabkan pasien

secara mudah terbangun (Nursalam. 2011)

2) Pola Eliminasi
Buang Air Kecil: Berapa kali dalam sehari, adakah

kelainan, berapa banyak, dibantu atau secara mandiri

Buang Air Besar: Kerutinan dalam eliminasi alvi setiap

harinya, bagaimanakah bentuk dari BAB pasien (encer,

keras, atau lunak) Kesulitan BAK / BAB: Kesulitan-

kesulitan yang biasanya terjadi pada pasien yang kebutuhan

nutrisinya kurang, diet nutrisi yang tidak adekuat. Upaya

mengatasi BAK / BAB: Usaha pasien untuk mengatasi

masalah yang terjadi pada pola eliminasi.

3) Pola Makan dan Minum

Jumlah dan jenis makanan: Seberapa besar pasien

mengkonsumsi makanan dan apa saja makanan yang di

konsumsi.Waktu pemberian makanan: Rentang waktu

yang diperlukan pasien untuk dapat mengkonsumsi makanan

yang di berikan.

Jumlah dan jenis cairan: Berapakah jumlah dan apa

sajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh pasien yang setiap

harinya di rumah maupun dirumah sakit. Waktu pemberian

cairan: Waktu yang di butuhkan pasien untuk mendapatkan

asupan cairan

Masalah makan dan minum: Masalah-masalah yang

dialami pasien saat akan ataupun setelah mengkonsumsi

makanan maupun minuman.


4) Kebersihan Diri / Personal Hygiene

Pemeliharaan badan: Kebiasaan pasien dalam pemeliharaan

badan setiap harinya mulai dari mandi, keramas,

membersihkan kuku dan lain-lain.Pemeliharaan gigi dan

mulut: Rutinitas membersihkan gigi, berapa kali pasien

menggosok gigi dalam sehari

Pola kegiatan lain: Kegiatan yang biasa dilakukan oleh

pasien dalam pemeliharaan badan.

5) Data Psikososial
Pola komunikasi: Pola komunikasi pasien dengan keluarga

atau orang lain, orang yang paling dekat dengan pasien

Dampak di rawat di Rumah Sakit: Dampak yang

ditimbulkan dari perawatan di Rumah Sakit

6) Data Spiritual

Ketaatan dalam beribadah Keyakinan terhadap sehat dan

sakit Keyakinan terhadap penyembuhan

 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum

Kesadaran: composmentis, somnolen, koma, delirum


b. Tanda-tanda vital
Ukuran dari beberapa criteria mulai dari tekanan darah, nadi,
respirasi, dan suhu

c. Pemeriksaan kepala
Pada kepala yang dapat kita lihat adalah bentuk kepala,
kesimetrisan, penyebaran rambut, adakah lesi, warna, keadaan
rambut.

d. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : adakah sianosis, bentuk dan struktur wajah
e. Pemeriksaan Mata
Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah kelengkapan
dan kesimetrisan

f. Pemeriksaan Hidung
Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada pernafasan cuping
hidung, keadaan membrane mukosa dari hidung

g. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi: Keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi infeksi
yang akut atau kronis

h. Pemeriksaan Leher
Inspeksi: adakah kelainan pada kulit leher
Palpasi: palpasi trachea, posisi trachea (miring, lurus, atau
bengkok), adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah
pembendungan vena jugularis

i. Pemeriksaan Integumen
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan pada
kulit, tekstur, warna kulit

j. Pemeriksaan Thorax
Inspeksi dada, bagaimana bentuk dada, bunyi normal
k. Pemeriksaan jantung
Inspeksi dan Palpasi: mendeteksi letak jantung, apakah ada
pembesaran jantung
Perkusi : mendiagnosa batas-batas diafragma dan abdomen
Auskultasi : bunyi jantung I dan II

l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi: bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah luka,
apakah ada pembesaran abdomen)
Auskultasi: mendengarkan suara peristaltic usus 5-35 dalam 1
menit Perkusi: apakah ada kelainan pada suara abdomen, hati
(pekak), lambung (timpani)

Palpasi: adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat dilakukan


palpasi
m. Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi: keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau penis,
warna dari kulit disekitar genetalia
Palpasi: adakah benjolan, adakah nyeri saat di palpasi
n. Pemeriksaan Anus
Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada anus
o. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Kesimetrisan otot, pemeriksaan abdomen, kekuatan otot, kelainan
pada anus

p. Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran atau meninggal ringan, syaraf otak, fungsi
motorik, fungsi sensorik

q. Pemeriksaan Status Mental


Tingkat kesadaran emosi, orientasi, proses berfikir, persepsi dan
bahasa, dan motivasi

G. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan intake yang tidak adekkuat

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan nafsu makan menurun, mual


muntah .

H. Rencana Keperawatan (Intervensi)


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
Tujuan : Setelah dilakukan
1 Ketidakseimbangan
tindakan keperawatan
nutrisi kurang dari selama 1 x 24 jam maka -Observasi ttv
kebutuhan tubuh diharapkan kebutuhan
berhubungan dengan nutrisi pasien dapat - Kaji faktor
terpenuhi dan nafsu makan yang
intake yang tidak pasien meningkat.
berhubungan
adekkuat
Kriteria Hasil : Observasi dengan nafsu
TTV dalam keadaan normal,
makan
Pasien mau makan lagi,
Nafsu makan pasien -Instrusikan
meningkat, Pasien
pasien
mengatakan merasa nyaman
dan lebih sehat karena mengenai
kebutuhan nutrisinya kebutuhan
terpenuhi
nutrisi

- Anjurkan
pasien untuk
duduk pada
posisi tegak
dikursi, jika
memungkinkan

- Motivasi
pasien untuk
makan sedikit
(dalam porsi
kecil rendah
lemak dan
rendah serat)
dan makan lebih
sering (selama
tidak ada
kontraindikasi)

Kolaborasi
dengan ahli gizi

Tujuan: Setelah dilakukan


2 Defisit nutrisi
tindakan keperawatan
berhubungan dengan
-Identifikasikan
diharapkan kebutuhan
nafsu makan
faktor-faktor
nutrisi pasien dapat
menurun, mual
yang
terpenuhi dan mual atau
muntah
menyebabkan
muntah pasien hilang
ata
Kriteria Hasil : Observasi
TTV dalam keadaan normal, berkonstribusi
Porsi makan habis, Intake terhadap mual
makan meningkat, Mual dan
muntah pasien hilang, - monitor
Pasien mengatakan merasa keseimbangan
nyaman karena kebutuhan
cairan dan
nutrisi terpenuhi dan merasa
lebih sehat. elektrolit

-Berikan
informasi
mengenai mual,
seperti
penyebab mual
dan berapa lama
itu berlangsung

-Dorong
penggunaan
nonfarmakologi
sebelum mual
meningkat atau
terjadi, dan
setelah
kemoterapi
bersma dengan
tindakan
pengendalian
mual lainnya.

- Berikan
makanan
kesukaan jika
tidak ada
kontraindikasi
- Tingkatkan
istirahat dan
tidur yang
cukup untuk
memfasilitasi
pengurangan
mual.

Kolaborasi
dengan tim ahli
gizi dan
memonitor
asupan makanan
terhadap
kandngan gizi
dan kalori.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi


2. Buku 2 Jakarta : Salemba Medika

Asmadi.2008. Teknik Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika

NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan


Klasifikasi. Jakarta : EGC

Nursing Interventions Classificatition (NIC). 2017. Buku Edisi 6. Jakarta


Elseiver

Nursing Outcomes Classificatition (NOC). 2017. Buku Edisi 6. Jakarta


Elseiver

Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental


Keperawatan, Buku 3 Edisi 7. Jakarta: Elsevier

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.


Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC .Jakarta:
EGC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. Pengkajian
1. Data Demografi
a. Identitas pasien
Nama :Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Status : Sudah menikah
Suku/ kewarganegaraan : Jawa /WNI
Pendidikan : SMA
Alamat : Tanjungmojo,Kec. Kangkung Kab. Kendal
No. Cm :
Diagnosa medis : Malunion Femur Dextra
b. Penanggung Jawab
Nama : Solikin
Umur : 58 Tahun
Pendidikan :
Alamat : Tanjungmojo,Kec. Kangkung Kab. Kendal
Hubungan dengan pasien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan pusing, mual muntah setiap makan , tidak nafsu
makan karena post op.
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pada saat pengkajian pasien mengatakan pusing, mual, tidak nafsu
makan setelah operasi, kesadaran composmentis, tekanan darah
menurun.

3. Riwayat obat dan alergi :


Pasien tidak ada alergi obat dan makanan.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai penyait
turunan atau menular.
3. Dimensi Biologis
1. Kebutuhan Oksigenasi
Pasien mengatakan ada kesulitan bernafas,, pasien mengunakan lata
bantu pernafsana nasal kanul.
2. Nyeri dan kenyamanan
Pasien mengatakan adanya nyeri di bagian paha bagian atas kaki
kanan, sehingga mengganggu aktivitas.
3. Aktivitas/ mobilitas
Pasien mengatakan menggunakan alat bantu saat beraktivitas,
pasien juga mengatakan merasa lemas sehinga kebutuhan aktivitas
dibantu keluarga dan perawat.
4. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan tidur pukul 22.00 WIB dan bangun 04.30 WIB.
Di rumah sakit pasien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak.
5. Cairan
Pasien mengatakan meminum 6-8 gelas perhari sebelum operasi,
setelah operasi pasien minum 5 gelas. Jumlah minum yang
dikonsumsi 500 cc, jenis minuman yang tidak disukai alkohol dan
minuman bersoda, jenis minuman yang disukai air mineral,
persaaan haus : ada , kelemahan : ya , orogram pembtsanbcairan :
tidak ada.

6. Nutrisi
Pasien mengatakan tidak mau nafsu makan POST OP
- Frekuensi makan sehari : 1x/sehari
- Porsi makan yang dihabiskan : ½ porsi
- Makanan pantang / yang tidak disukai : Tidak ada
- Makanan yang disukai : semua suka
- Pembatasan makanan : tidak ada
- Nafsu makan : kurang
- Mual : ada
- Sensasi asam pada mulut : ada

- Muntah : ada

- Perasaan cepat kenyang setelah makan : Ada

- Merasa kembung : Ada

7. Eliminasi
Pasien mengatakan BAK dan BAK dibantu dan menggunakan
selang kateter

8. Pola hygiene
Pasien mengatakan memerlukan bantuan saat akan mandi dan
berpakaian.

9. Sex

4. Dimensi Psikososial dan Spiritual

1. Spiritual

a) Status Emosi

Pasien mengatakan sedih dengan kondisi kesehatannya dan


ingin sembuh, pasien juga mengatakan tidak nyaman dan
merasa lemah tidak dapat melakukan apa-apa.

b) Konsep Diri

Pasien mengatakan selalu untuk meminta kesembuhan , pasien


juga mengatakan optimis akan sembuh.

2. Hubungan sosial
Pasien mengatakan pasien mempunyai orang terdekat bila pasien
menghadapi masalah dengan dukungann penuh, tetap disamping
pasien.

3. Spiritual
Pasien menganut agama islam, kemampuan menjalankan ibadah
dengan sholar 5 waktu , pasien mengtakan hanya bisa beribadah
diatas tempat tidur
5. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

- Kesadaran : composmentis GCS : E4M6V5


- Kondisi pasien : Sakit sedang
- - TTV : Td : 120/70 mmHg, Nadi : 82 x/menit. RR: 22x/menit ,
Suhu : 36°C , SpO2 94%
2. Pemeriksaan Head To Toe

a. Kepala
Bentuk kepala simetris, rambut dan kulit kepala pasien bersih,
distribusi rambut merata dan tidak rontok, tidak ada benjolan dan
tidak ada keluhan.
b. Wajah
Wajah tampak simetris, tidak ada edema
c. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik dan
pupil isokor
d. Hidung
Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih dan tidak terdapat
sekret
e. Telinga
Telinga tampak bersih, pasien tidak merasa nyeri pada kedua
telinganya, pendengaran baik
f. Mulut dan tenggorokan
Mukosa bibir tampak kering, tidak ada stomatitis dan mulut
bersih
g. Leher
Tidak ada edema, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan
tidak ada nyeri tekan
h. Dada
Bentuk dada simetris. Tidak terdapat retraksi dada, tidak ada
edema dan jaringan parut,suara nafas normal, suara ucapan (vocal
resonans) normal, tidak ada suara tambahan.
Perkusi jantung normal, bunyi jantung reguler.
i. Abdomen
Tampak datar, umbilikus berada ditengah, tidak ada nyeri tekan,
terdengar bising usus 7x/menit.
j. Genetalia
Tidak terkaji
k. Rectum
Tidak terkaji
l. Punggung
Tidak ada kelainan, tampak normal
m. Ekstremitas
1. Atas

- Inspeksi: Jumlah jari tangan normal ada 10 buah, kuku pasien


nampak bersih, dan tidak panjang. Tidak terdapat luka pada
ekstremitas atas. Terpasang infus RL 20 tpm di metacarpal kiri.

- palpasi : Tidak ada edema, akral hangat, turgor kulit baik.

- Kekuatan otot: Kekuatan otot klien pada ekstrmitas atas baik

2. Bawah

- Inspeksi: Jumlah jari kaki normal ada 10 buah, kuku pasien


nampak bersih, dan tidak panjang. Terdapat luka pada
ekstremitas bawah.
- Palpasi: Ada nyeri tekan, akral hangat, turgor kulit baik.

- Kekuatan otot: Kekuatan otot klien pada ekstermitas bawah


kanan kurang.

6. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Laboratorium : Kadar kalium 3,9 (normal : 3,5


mEq/L), kadar kreatinin : 1,84

2) Pemeriksaan USG = -

7. Terapi

No Terapi Dosis Indikasi

1 Ringer Laktat 20 tpm/IV Untuk memenuhi kebutuhan


cairan secara intravena

2 Injeksi 2x1 gr IV Untuk mencegah infeksi bakteri


Cefazolin pada seseorang yang akan atau
telah menjalani operasi

3 Meloxicam 2 x 15 mg (PO) Digunakan untuk meredakan


nyeri dan gejala radang pada
beberapa kondisi.

4 Levofloxacin 2x1 mg (PO) Antibiotik yang bermanfaat


untuk mengobati penyakit akibat
infeksi bakteri

5 Injeksi 1 Ampul/8 jam Digunakan untuk mencegah


Ondansetron serta mengobati mual dan
muntah yang disebabkan oleh
efek samping operasi.
8. Analisa Data

Data Fokus Etiologi Problem

Ds : pasien mengeluh Nafsu makan menurun Defisit nutrisi


lemas, mual , tidak nafsu dan mual muntah
makan dan pusing.

Do :

- pasien tampak sakit


sedang

- klien tampak lemas

- akral teraba hangat

- mukosa bibir kering

- makan habis ½ porsi

Ds : pasien mengeluh Kerusakan jaringan Gangguan


lemas, mual , tidak nafsu dan/atau lapisan kulit Integritas kulit
makan dan pusing.

Do :

- akral teraba hangat

- terdapat luka pada


kaki bagian kanan

- nyeri pada ektermitas

- TTV : TD : 120/70

Nadi : 82 x/menit.
RR: 22x/menit , Suhu
: 36°C , SpO2 94%
9. Diagnosa keperawatan

1. Defisit nutrisi berhubungan dengan nafsu makan menurun dan


mual muntah

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Kerusakan jaringan


dan/atau lapisan kulit

10. Rencana keperawatan


Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria hasil

Defisit nutrisi Tujuan : Setelah Mengidentifikasi -Untuk


berhubungan dilakukan tindakan dan mengelola mengetahui
dengan nafsu keperawatan asupan nutrisi yang asupan nutrisi
makan menurun selama 1 x 24 jam seimbang yang seimbang
dan mual maka diharapkan
muntah kebutuhan nutrisi Observasi - Untuk
pasien dapat mengetahui
- Identifikasi status makanan yang
terpenuhi dan nafsu gizi
makan pasien disukai
meningkat. - Identifikasi - untuk memonitor
makanan yang asupan makanan
Kriteria Hasil : disukai
Observasi TTV - untuk
dalam keadaan Monitor asupan mengetahui
normal, Pasien mau makanan fasilitasi makanan
makan lagi, Nafsu diet piramid
Terapeutik
makan pasien
meningkat, Pasien -Lakukan oral
mengatakan merasa hygiene jika
nyaman dan lebih diperlukan
sehat karena
kebutuhan - fasilitasi
nutrisinya terpenuh menentukan
pedoman diet

- sajikan makanan
yang menarik dan
suhu yang menarik
Edukasi

-Anjurkan posisi
duduk

- ajarkan diet yang


diprogramkan

Kolaborasi

Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan

Gangguan Tujuan : Setelah Perlindungan -Untuk


integritas kulit dilakukan tindakan Infeksi memberikan
berhubungan keperawatan informassi tentang
dengan selama 1 x 24 jam Observasi
perlindungan
Kerusakan maka diharapkan - Monitor adanya infeksi
jaringan kulitdan membran tanda dan gejala
dan/atau lapisan mukosa meningkat - untuk
infeksi sistemik dan
kulit dengan kriteria mengetahui
local
hasil : kerentanan
- Monitor terhadap infeksi
-suhu kulit tidak kerentanan terhadap
terganggu - mengetahui
infeksi
perawatan kulit
- Elastissitas tidak Teraupetik yang tepat
terganggu
- Batasi jumlah - dapat
- Hidrasi tidak pengunjung mengetahui cara
terganggu mencuci tangan
- Pertahankan yang baik dan
- Perfusi jaringan aseptic untuk klien benar
tidak terganggu yang beresiko
- Integritas kulit - Berikan
tidak terganggu perawatan kulit
- Lesi pada kulit
tidak ada yang tepat

- Pengelupasan Edukasi
kulit tidak ada
- Ajarkan cuci
tangan dengan
benar

- Tingkatkan
asupan nutrisi yang
cukup .

11. Implementasi

Diagnosa Implementasi Respon pasien Tanda


kepeerawatan Tangan

Defisit nutrisi -Identifikasi S : pasien Azizah W. R


berhubungan dengan makanan yang mengatakan
nafsu makan menurun disukai
mual saat makan
dan mual muntah
- Monitor asupan O : mukosa bibir
makanan
kering
S : pasien
-sajikan makanan mengatakan
yang menarik dan nafsu makan
suhu yang menarik
menurun
- Anjurkan posisi O : makan habis
duduk
½ porsi

Gangguan integritas -Monitor S : pasien


kulit berhubungan kerentanan nampak
dengan Kerusakan terhadap infeksi
memahami
jaringan dan/atau
lapisan kulit - Pertahankan O : pasien
aseptic untuk klien
koopertif
yang beresiko

- Berikan
perawatan kulit
yang tepat

- Ajarkan cuci
tangan dengan
benar

12. Evaluasi

Tanggal Jam Diagnosa Evaluasi

29 Oktober 09.00 Defisit nutrisi S : Pasien mengatakan nafsu


2022 berhubungan makan berkurang
dengan nafsu O : Pasien mengatakan porsi
makan menurun makan hanya habis ½ dan belum
dan mual muntah habis
A : Masalah nutrisi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan dengan :
-Menganjurkan pasien untuk
duduk, jika perlu
-Mengajarkan diet yang
diprogramkan
- Berikan terapi sesuai advis dokter

29 Oktober 10.00 Gangguan S : Pasien mengatakan nyeri pada


2022 integritas kulit kaki bagian kanan
berhubungan O : Terpasang verban elastis pada
dengan Kerusakan luka op ORIF, kaki bagian kanan
jaringan dan/atau A : Gangguan integritas kulit
lapisan kulit belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-Berikan perawatan kulit yang
tepat.

Anda mungkin juga menyukai