Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN NUTRISI DAN METABOLIK

OLEH :

NAMA : NI LUH PUTU WELIANI

NIM :209012424

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

NUTRISI DAN METABOLIK

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Gizi adalah
substansi organic dan nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh
tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2010). Nutrisi berfungsi untuk
membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses - proses dalam tubuh,
sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Fungsi
utama nutrisi adalah untuk member energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur
kerangka jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh
(Mubarak, 2008).
Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme
dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecahan). Masalah nutrisi
erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang
memengaruhinya.Secara umum faktor yang memengaruhi kebutuhan nutrisi adalah
faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya
penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi,
faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.
Nutrisi adalah zat-zat gisi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Wartonah,
2010).
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas
tubuh,membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur
berbagai proses kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008). Nutrisi juga dapat dikatakan
sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi
didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan
mineral (Potter and Perry, 2010).

2. Elemen - Elemen Nutrisi


Menurut Tarwoto, Wartonah (2006), Elemen nutrient/zat gizi terdiri atas:
1) Karbohidrat.
2) Protein.
3) Lemak.
4) Vitamin.
5) Mineral.
6) Air.
Karbohidrat, lemak, dan protein disebut energi nutrient karena merupakan sumber
energi dari makanan; sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan substansi penting
untuk membangun, mempertahankan, dan mengatur metabolisme jaringan tubuh. Fungsi
zat gizi adalah :
(1) Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
(2) Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikian jaringan.
(3) Sebagai pelindung dan pengatur.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan
dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4 kilokalori (kkal).
Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah
yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan energi
selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
a. Jenis - jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga
jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan
merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat
langsung diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari monosakarida adalah
glukosal dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran,
fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan galaktosa yang
berasal dari pecahan disakarida.
2) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa. Sukrosa dan maltose
banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula
dalam air susu baik susu ibu maupun susu hewan.
3) Polisakarida
Polisakarida merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis
polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
b. Fungsi karbohidrat
1) Sumber energi yang murah.
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
3) Membuat cadangan tenaga tubuh.
4) Pengaturan metabolisme lemak.
5) Untuk efesiensi penggunaan protein.
6) Memberikan rasa kenyang.
c. Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal
dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-
lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.

d. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui
pencernaan, absorpsi, dan metabolisme. Pencernaan adalah memecahkan makanan
menjadi bagian yang lebih kecil dan dapat diabsorpsi melalui cairan tubuh.
Mekanisme pencernaan bisa secara mekanik maupun secara kimia. Pencernaan
secara mekanik melibatkan fungsi saraf dan otot untuk memindahkan makanan
dalam saluran pencernaan melalui kontraksi otot, pencernaan secara kimia melalui
tipe sekresi yang diproduksi pada saluran pencernaan. Ada 4 tipe produk sekresi
yang dapat membantu pencernaan yaitu enzym yang spesifik, Hcl, mucus, air, dan
elektrolit.
Zat gizi diabsorpsi oleh usus kecil dan bagian proksimal usus besar
metabolisme karbohidrat mengandung tiga proses :

1) Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, kabon dioksida, dan air
disebut Glikogenolisis.
2) Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut Glikogenesis.
3) Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
Glukoneogenesis.
e. Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Energi Malnutrisi
(PEM) dan penyakit kegemukan karena ketidakseimbangan antara asupan dengan
energi yang dibutuhkan. Penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat
tampak pada Diabetes Mellitus.

2. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh. Setiap 1gram protein menghasilan 4 kkal. Bentuk sederhana dari
protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk
hormone dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi
harus didapat dari makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan,
fenilalanin, leusin.Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu:
1) Protein sederhana
Jenis protein ini tidak berkaitan dengan zat lain, misalnya abumin dan globulin.
2) Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti glikogen membentuk
glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.
3) Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalam albuminosa, pepton, dan gelatin.
a. Fungsi Protein
1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik
koloid, keseimbangan asam.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.
4) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan
meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes.
b. Sumber Protein
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging,
telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung,
kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan
enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan
pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam
amino dengan bantuan enzim tripsin dari pankreas dan selanjutnya diserap atau
berdisfusi ke aliran darah yang menuju ke hayi. Asam-asam amino disebar oleh
hati ke jaringan tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan
untuk membuat protein darah. Karena protein dapat larut dalam air sehingga
umumnya dapat dicerna secara sempurna sehingga hampir tidak tersisa protein
makanan dalam feses.

Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati


kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya seghingga terpecah menjadi dua macam
zat yaitu asam organik dan amoniak (NH3). Amoniak dibuang melalui ginjal,
sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan protein di antaranya:

1) Berat badan individu.


2) Aktivitas.
3) Keadaan pertumbuhan, bayi: 3gr/kg BB, anak-anak: 1,75-2,5gr/kg BB, dan
pada remaja sampai dengan lanjut usia: 1,25-1,75gr/kg BB.
4) Pada wanita hamil ditambah 10gr/hari.
5) Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari.
6) Keadaan/kondisi kesehatan.
Kebutuhan Protein per Hari
Umur Berat Badan Tinggi Badan Protein
(kg) (cm) (gr)
0 – 6 Bulan 5,5 60 12
7 – 12 Bulan 8,5 71 15
1 – 3 Tahun 12 89 23
4 – 6 Tahun 18 108 32
7 – 9 Tahun 23,5 120 36
Pria
10 – 12 Tahun 30 135 45
13 – 15 Tahun 40 152 57
16 – 19 Tahun 53 160 62
20 – 59 Tahun 56 162 50
60 Tahun 56 162 50
Wanita
10 – 12 Tahun 32 139 49
13 – 15 Tahun 42 153 47
16 – 19 Tahun 46 154 47
20 – 59 Tahun 50 154 44
60 Tahun 50 154 44

3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan ikatan
kimianya lemak dibedakan menjadi:

1) Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
2) Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan
garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
a. Fungsi lemak
1) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi
akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3) Memberikan asam-asam lemak esensial.
b. Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,
kambing, dan lain-lain.
c. Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim lipase
yang berasal dari pankreas. Di dalam duodenum trigliserida dipecah menjadi
diglyserida, monoglysakarida, dan asam lemak bebas dengan bantuan lipase.
Asam lemak bebas rantai panjang tidak larut dalam air tetapi berkaitan dengan
garam-garam empedu dan dapat larut (emulsi). Lemak kemudian diserap ke darah
menuju ke hati. Di dalam hati sebagian digunakan untuk energi, sebagian diubah
menjadi zat keton, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk lemak badan.
Apabila tubuh kehabisan glikogen maka lemak badan akan diambil kembali.
Mula-mula lemak badan menjadi fosfolipid, kemudian dalam hati dalam bentuk
lemak bebas, jika dalam makanan terdapat kelebihan karbohidrat atau lemak dari
kebutuhan tubuh maka kelebihan tersebut disimpan sebagai cadangan tenaga.
Lemak cadangan disimpan disekitar jantung, paru-paru, ginjal, dan alat tubuh
yang lain. Simpanan lemak dalam tubuh digunakan sebagai:
1) Cadangan tenaga/energi.
2) Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata.
3) Mempertahankan panas tubuh.
4) Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya.
5) Membentuk postur tubuh.
Kebutuhan Energi per Hari
Umur Berat Badan Tinggi Energi ( Kkal )
(kg) Badan (cm)
0 – 6 bulan 5,5 60 560
7 – 12 bulan 8,5 71 800
1 – 3 tahun 12 89 1220
4 – 6 tahun 18 108 1720
7 – 9 tahun 23,5 120 1860
Pria
10 – 12 tahun 30 135 1950
13 – 15 tahun 40 152 2200
16 – 19 tahun 53 160 2360
20 - 59 tahun 56 162 2400
60 tahun 56 162 1960
Wanita
10 – 12 tahun 32 139 1750
13 – 15 tahun 42 153 1900
16 – 19 tahun 46 154 1850
20 59 tahun 50 154 1900
60 tahun 50 154 1700
4. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya
sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi
makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100mg atau lebih; dan mikromineral jika
kebutuhan tubuh kurang dari 100mg. Termasuk dalam makromineral adalah kalsium,
magnesium fosfat sedangkan yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida,
yodium, iron, zinc.

Secara umum fungsi dari mineral adalah:

1) Membangun jaringan tulang.


2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
4) Membuat berbagai enzim.

Jenis Mineral, Sumber, dan Fungsi

Jenis Mineral Sumber Fungsi


Kalsium Susu Pembentukan gigi dan tulang,
aktivitas neuromuscular, dan
koagulasi (penggumpalan) darah.
Fosfor Telur, daging, Penyangga pembentukan tulang
dan susu dan gusi.
Yodium Garam Pengaturan metabolisme tubuh dan
beryodium dan memperlancar pertumbuhan.
makanan laut
Besi Hati, telur, dan Komponen hemoglobin dan
daging membantu oksidasi dalam sel.
Magnesium Biji-bijian, Pengaktifan enzim, pembentukan
susu, dan gigi dan tulang, dan membantu
daging kegiatan neuormuskular.
Zinc Makanan laut Bahan pembentuk enzim dan
dan hati insulin

5. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan
dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses
metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat dikasifikasikan
menjadi:

1) Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid,
serta vitamin C.
2) Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E, K.
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
pemeliharaan kesehatan.

Jenis Vitamin, Sumber, dan Fungsi


Jenis Sumber Fungsi
Vitamin
Vitamin A Lemak hewani, mentega, Membantu pertumbuhan
keju, kuning telur, susu sel tubuh dan penglihatan,
lengkap, minyak ikan, menyehatkan rambut dan
sayuran hijau, buah yang kulit, integritas membrane
kuning, dan sayuran. epitel, dan mencegah
xerophtalmia.
Vitamin B1 Ikan, daging ayam tanpa Metabolisme karbohidrat,
(thiamin) lemak, kacang-kacangan, membantu kelancaran
Larut dalam dan susu. system pernafasan, dan
air mencegah beri-beri atau
penyakit yang ditandai
neuritis.
Vitamin B2 Telur, sayuran hijau, daging Membantu pembentukan
(riboflavin) tanpa lemak, susi, dan biji – enzim, pertumbuhan, dan
Larut dalam bijian. membantu adaptasi cahaya
air dalam mata.
Vitamin B3 Daging tanpa lemak, hati, Metabolisme karbohidrat,
(niacin) ikan, kacang-kacangan, biji lemak, protein, dan
-bijian, telur dan hati. komponen enzim seta
mencegah menurunnya
nafsu makan.
Vitamin B6 Biji-bijian, sayuran, daging, Membantu kesehatan gusi
(pyridoksin) pisang. dan gigi, pembentukan sel
darah merah, serta
metabolism karbohidrat,
lemak, dan protein.
Vitamin Hati, susu, daging tanpa Metabolisme protein,
B12 lemak, ikan, dan kerang membantu pembentukan
(cyanocobal laut. sel darah merah, kesehatan
amin ) jaringan, dan mencegah
anemia.
Vitamin C Jeruk, tomat, kubis, sayuran Menjaga kesehatan tulang,
atau hijau, dan kentang. gigi, dan gusi, membantu
ascorbutaci pembentukan dinding
d. pembuluh darah dan
pembuluh kapiler,
kesembuhan jaringan dan
tulang, serta memudhkan
penyebaran zat besi dan
asam folat.
Vitamin D Minyak ikan, susu, kuning Membantu penyerapan
telur, mentega, hati, kerang, kalsium dan fosfor serta
atau terbentuk dikulit akibat mencegah rakhitis.
pemanasan sinar matahari.
Vitamin E Sayuran hijau Membantu pembentukan
(alpha sel darah merah dan
tocopherol ) melindungi asam amino
utama.
Vitamin Kuning telur, sayuran hijau, Kegiatan enzim dan
(biotin) susu, dan hati. metabolism karbohidrat,
lemak dan protein.
Vitamin K Hati, telur, dan sayuran Membantu produksi
hijau. protrombin.

6. Air
Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel bergantung
pada lingkungan air.Air membentuk 60-70% berat tubuh total. Persentase air dalam
seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada orang yang obesitas karena otot
terdiri atas lebih banyak air daripada jaringan yang lain, kecuali darah. Bayi memiliki
persentase total air yang paling besar dalam tubuh, dan lansia memiliki persentase
total air yang paling sedikit. Saat kehilangan air, seseorang tidak akan mampu
bertahan hidup lebih dari beberapa hari.
Individu memenuhi cairan yang dibutuhkan dengan minum air dan makan
makanan yang tinggi air, seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran segar. Air juga di
produksi selama proses pencernaan saat makanan dioksidasi. Pada individu yang
sehat, asupan cairan dari berbagai sumber sama dengan keluaran cairan melalui
eleminasi, respirasi dan keringat. Seseorang yang sakit memiliki kebutuhan cairan
yang meningkat.Sebaliknya, seseorang yang sakit juga mengalami penurunan
kemampuan untuk mengekskresikan cairan yang menyebabkan dibutuhkannya
restriksi cairan.

3. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ dalam
manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat - zat gizi
dan energi, menyerap zat - zat gizi kedalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rectum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ -
organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.
1) Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
air. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian
awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut
merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari
manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di
hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan di
potong - potong oleh gigi depan (incivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian - bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian - bagian dari makanan
tersebut dengan enzim - enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah
juga mengandung antibody dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai
secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
2) Tenggorokan.

Tenggorokan merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.


Berasal dari bahasa Yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung,
faring, dan laring. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan
ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,
dengan perantara lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantara lubang yang disebut fausium Tekak terdiri dari :

(1) Bagian superior

Bagian yang sangat tinggi dengan hidung. Bagian superior disebut


nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak
dengan ruang gendang telinga.

(2) Bagian media

Bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian media disebut orofaring,
bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah.

(3) Bagian inferior

Bagian yang sama tinggi dengan laring, bagian inferior disebut laring
gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

3) Kerongkongan

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan
melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga
disebut esophagus. Esofagus bertemu dengan dengan faring pada ruas ke 6 tulang
belakang. Menurut histology. Esophagus dibagi menjadi tiga bagian :

(1) Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

(2) Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

(3) Bagian inferior (terdiri dari otot halus)


4) Lambung

Lambung merupakan otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai. Terdiri dari tiga bagian, yaitu :

(1) Kardia

(2) Fundus

(3) Antrum

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk


cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung
berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim - enzim. Sel - sel yang melapisi lambung
menghasilkan tiga zat penting :

a. Lendir
Lendir melindungi sel - sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
b. Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai
bakteri.
c. Prekursor pepsin (enzim yang memecah protein)

5) Usus halus

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
diantara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat - zat yang diserap ke hati melalui vena. Dinding usus melepaskan
lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan -
pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil
enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus : lapisan
mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M sirkuler), lapisan otot
memanjang (M longitudinal) dan lapisan serosa (sebelah luar). Usus halus terdiri
dari tiga bagian, yaitu :

(1) Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus,
dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak


terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang
normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua
muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum
berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari


(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pylorus dalam jumlah yang bisa
dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal
kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

(2) Usus kosong (Jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah


bagian kedua dari usus halus, diantara usus dua belas jari (duodenum) dan
usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus 2
- 8 meter, 1 - 2 meter adalah bagian dari usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membrane mukus dan terdapat jonjot -
jonjot usus (villi), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologist
dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner. Secara histologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan,
yakni sedikitnya sel goblet dan plak peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan
usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum diturunkan
dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa inggris modern. Arti
aslinya berasal dari bahasa Laton, jejenus, yang berarti "kosong".

(3) Usus penyerapan (ileum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2 - 4 meter
dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam - garam empedu.

6) Usus Besar

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rectum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :

(1) Kolon asendens (kanan)

(2) Kolon transversum

(3) Kolon desendens (kiri)

(4) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rectum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna


beberapa bahan dan membantu penyerapan zat - zat gizi. Bakteri di dalam usus
besar juga berfungsi membuat zat - zat penting, seperti vitamin K. bakteri ini
penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotic bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri - bakteri didalam usus besar. Akibatnya
terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, terjadilah
diare.

7) Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormone penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan
erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

Pankreas terdiri dari dua jaringan dasar yaitu :


(1) Asini, menghasilkan enzim - enzim pencernaan

(2) Pulau pankreas, menghasilkan hormone

Pankreas melepaskan enzim pencernaan kedalam duodenum dan melepaskan


hormone ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna
protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam
bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif.
Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga
melepaskan sejumlah besar sodium bikarbona, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

8) Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolism dan memiliki beberapa
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan
penetralan obat.

Zat - zat gizi dari makanan diserap kedalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil - kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah
kedalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya
masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh -
pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan
proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat - zat
gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

9) Kandung empedu

Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan
sekitar 50 mL empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada
manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7 - 10 cm dan berwarna hijau
gelap (bukan warna jaringannya, melainkan karena warna empedu yang
dikandungannya). Organ ini berhubungan dengan hati dan usus dua belas jari
melalui saluran empedu. Empedu memiliki dua fungsi penting, yaitu :

(1) Membantu pencernaan dan penyerapan lemak


(2) Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.

4. Epidemiologi
Epidemiologi nutrisi merupakan bidang penelitian medis yang mempelajari
hubungan nutrisi dan kesehatan (Michels, 2003). Secara global sekitar 462 juta orang
dewasa tergolong mengalami berat badan kurang (underweight). Diperkirakan lebih
dari 150 juta balita mengalami stunting dan 50 juta anak mengalami gizi buruk
(World Health Organization, 2016). Data UNICEF menyatakan bahwa secara global,
1 dari 4 balita menderita stunting. India merupakan Negara dengan jumlah bayi
pendek tertinggi, sementara Indonesia menempati peringkat kelima (United Nation
Children's Fund, 2013).
Populasi yang paling beresiko mengalami malnutrisi adalah wanita, bayi, dan
anak - anak, untuk itu penting untuk memastikan asupan nutrisi adekuat bagi ibu dan
anak, sejak saat konsepsi hingga usia 2 tahun (World Health Organization, 2016).
Di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, persentase balita
pendek (stunting) termasuk tinggi, yaitu mencapai 37,2%, dengan NTT sebagai
provinsi dengan angka persentase tertinggi menderita stunting (Kemenkes, 2016).
5. Etiologi
1) Kekurangan nutrisi
a. Efek dari pengobatan
b.Mual muntah
c. Gangguan intake makanan
d.Radiasi dan kemoterapi
e. Penyakit kronis
f. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker.
g.Disfagia karena adanya kelainan persarafan
h.Penurunan absorbs nutrisi akibat penyakit atau intoleransi laktosa
i. Nafsu makan menurun (Wartonah & Alimul, 2006).
2) Kelebihan nutrisi
a. Kelebihan intake
b. Gaya hidup
c. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
d. Penurunan laju metabolic
e. Latihan dan aktivitas yang tidak adekuat (Wartonah, 2006).

Menurut Johnson (2000), faktor - faktor penyebab gangguan nutrisi adalah sebagai
berikut :

1. Fisiologis (intake nutrient)


1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
2) Pengetahuan
3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
6) Nausea dan vomitus
7) Intake kalori dan lemak yang berlebih
2. Kemampuan mencerna nutrient
1) Obstruksi saluran cerna
2) Malabsorbsi nutrient
3) Diabetes Mellitus
3. Kebutuhan metabolism
1) Pertumbuhan
2) Stress
3) Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan, hyperthyroid)
4) Kanker
4. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang tidak perlu diterapkan pada usia toddler
5. Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
6. Sumber ekonomi
7. Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak memperdulikan tugas memasak
untuk menyediakan makanannya
8. Kelemahan fisik
Salah satu contoh kelemahan fisik adalah atritis atau cedera serebrovaskular
(CVA) yang menyebabkan kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka
tidak mampu merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri
9. Kehilangan
Contoh kehilangan salah satunya adalah seorang pria lansia yang kehilangan
istrinya. Pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka sendiri biasanya
tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya seimbang
10. Depresi
Depresi dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau
bersusah payah berbelanja, memasak, dan memakan makanannya
11. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan
pengonsumsian makanan yang bergizi
12. Penyakit saluran pencernaan
Contoh : sakit gigi dan ulkus
13. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia
lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan
akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

6. Patofisiologi
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat
aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta
prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka
nutrisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan
meningkat atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau pengobatan
yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorbsi,
metabolisme dan ekskresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zar makanan
tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan
protein oleh karena protein di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-penyakit fisik biasanya
meningkatkan kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit
saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran pencernaan yang menyebabkan
menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absrobsi, gangguan tranportasi, atau
penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat menyebabkan
menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. Diare dapat menurunkan absorbsi
nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu, di
mana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang berfungsi untuk
mencerna lemak menjadi tidak efektif

7. Pathway
Terlampir

8. Klasifikasi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan
dankelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung
Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalamkeadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan
akibatketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme. Tanda
klinis :
1) Berat badan 10-20% dibawah normal
2) Tinggi badan dibawah ideal
3) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5) Adanya penurunan albumin serum
6) Adanya penurunan transferin
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan. Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
c. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zatgizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat giziyang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badanrendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhantubuh,
adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit,
membranemukosa, konjungtiva dan lain- lain.
1) Kwarshiorkor
Merupakan gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein atau
defisiensi nutrient lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa dipisah dan
anak pra sekolah (balita).
2) Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan kuantitas
konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai berikut :
PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.
PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB Normal.
PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.
3) Marasmus
Merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi yang paling buruk yang sering
ditemui pada balita yang disebabkan karena masukan makanan yang sangat
kurang, infeksi, pembawaan lahir prematunitas, penyakit pada masa
neonatus, serta kesehatan lingkungan.
4) Obesitas
Kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga
menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan dan meningkatkan masalah
kesehatan.

5) Under Weight
Merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh.
6) Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandaidengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan
insulin ataupenggunaan karbohidrat secara berlebihan.
7) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan olehberbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanyaobesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
8) Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang
seringdisebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Saat ini,penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau
gaya hidupyang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
9) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.

9. Gejala Klinis
1) Defisit nutrisi
a. Data mayor
Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
b. Data minor
 Cepat kenyang setelah makan
 Kram/nyeri abdomen
 Nafsu makan menurun
 Bising usus hiperaktif
 Otot pengunyah lemah
 Otot menelan lemah
 Membran mukosa pucat
 Sariawan
 Serum albumin turun
 Rambut rontok berlebihan
 Diare
2) Berat badan lebih
a. Data mayor
IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari presentil
95 (pada anak 2-18 tahun)
b. Data minor
Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

10. Pemeriksaan Fisik


1) Keadaan fisik : apatis, lesu.
2) Berat badan : obesitas, kurus.
3) Otot : flaksia/lemah, tonus berkurang, tendernes, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, refleks menurun.
5) Fungsi gastrointesial : anoreksia, konstipasi, diare, flaktuslen, pembesaran
liver atau lien.
6) Kardiovaskular : denyut nadi lebih dari 10x/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.

Area pemeriksaan Tanda- tanda


Penampilan umum Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih
BB Berlebih/ kurang
Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen, ada
petekie/ memar, lemak subkutan kurang
Kuku Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti
sendok
Rambut Kering, kusam, jarang, warna memudar, rapuh
Mata Konjungtiva pucat/merah, kering, kornea lunak,
kornea berawan
Bibir Bengkak, pecah berwarna merah dipinggir
mulut, fisura vertical
Lidah Bengkak, berwarna merah, penampakan halus
Gusi Berspons, bengkak, mudah berdarah, meradang
Otot Lemah, mengecil
System Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare,
gastrointestinal konstipasi, pembesaran hati
Saraf Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa
terbakar, kesemutan ditangan dan kaki,
iritabilitas
11. Pemeriksaan Diagnostik
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan
ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
1) Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
2) Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
3) Hb (N: 12 mg %).
4) BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5-
1,0 mg/100 ml).

12. Therapy
Terapi pada pasien dengan gangguan nutrisi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Medis
1) Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri
dengan cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada
pasien.
 Alat dan Bahan
 Piring
 Sendok
 Garpu
 Gelas
 Serbet
 Mangkok cuci tangan
 Pangalas
 Jenis diet
 Prosedur Kerja
 Cuci tangan.
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
 Atur posisi pasien.
 Pasang pengalas.
 Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
 Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan secara
sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
 Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk
sebentar.
 Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan.
 Cuci tangan.
2) Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral
atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung
atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
 Alat dan Bahan
 Pipa penduga dalam tempatnya
 Corong
 Spuit 20 cc
 Pengalas
 Bengkok
 Plester, gunting
 Makanan dalam bentuk cair
 Air matang
 Obat
 Stetoskop
 Klem
 Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
 Vaselin
 Prosedur Kerja
 Cuci tangan.
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
 Atur posisi semifowler.
 Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
 Letakkan bengkok di dekat pasien.
 Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari
epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telingan dan beri
tanda batasnya.
 Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa
tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil
pasien dianjurkan untuk menelannya.
 Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung
dengan cara sebagai berikut.
a. Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air
(klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke
paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung.
Setelah itu diklem atau dilipat kembali.
b. Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa
tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar
bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu dikeluarkan
udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
 Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemeberian makanan dengan cara
pasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
 Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat
pinggirnya.
 Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada
masukkan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
 Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
 Cuci tangan
3) Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan
infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara sentral
(untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi parenteral
parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak
bisa makan melalui oral atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk menunjang
nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.
(1) Metode Pemberian
a) Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk
memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena pasien masih
dapat menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang biasanya digunakan
dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
b) Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni kebutuhan nutrisi
sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran pencernaan
pasien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan
yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang
mengandung lemak seperti intralipid.
c) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka
waktu lama dan melalui vena perifer (Hidayat dan Uliyah, 2005).
b. Keperawatan
1. Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah biasa dan memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksik
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum
atau setelah makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau
yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang
tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan
pengaruh negative pada nafsu makan.
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan,
istirahat bila mengalami keletihan
6) Kurangi stress psikologi
7) Berikan oral hygiene sebelum makan.
2. Membantu klien makan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi klien
(Kozier, 2011)

13. Komplikasi
1) Malnutrisi
Malnutrisi adalah tubuh kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan
zat makanan (nutrisi).
2) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.
3) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
4) Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang
tidak sehat, obesitas dan lain - lain.
5) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
6) Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan,
nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi (Alimul, 2006).

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian nutrisi
Data skrining Data tambahan
Antropometri 1. Tinggi badan 1. Lipatan trisep
2. Berat badan 2. LILA
3. Berat badan ideal 3. Lingkar otot lengan tengah
4. Indeks massa tubuh 4. Lingkar lengan tengah
Biokimia 1. Hemoglobin 1. Kadar transferin serum
2. Albumin serum 2. Nitrogen urea kemih
3. Hitung limfosit total 3. Ekskresi kreatinin kemih
Clinical 1. Kulit 1. Analisis rambut
2. Rambut dan kuku 2. Neurologi
3. Membran mukosa
Diet 1. Porsi makan dalam 24 jam Riwayat diet
2. Frekuensi makan
Environment Lingkungan
Fatique Tingkat aktivitas Penyakit tertentu yang berhubungan
dengan aktivitas

a. Identitas
Kaji identitas pasien dengan meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, suku
bangsa, agama, bahasa yang dimengerti, tanggal MRS, No.Registrasi.
b. Anamnesis
Dalam melakukan pengkajian anamnesis klien dengan gangguan pemenuhan
nutrisi, perawat perlu menggali bagaimana diet yang dilakukan secara khusus,
anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan, adakah penurunan atau
peningkatan berat badan, berapa lama periode dietnya, adakah status fisik pasien
yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam, faktor yang
mempengaruhi diet, dan status kesehatan.

c. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Biasanya
pasien dengan gangguan pemenuhan nutrisi mengeluh perutnya perih seperti
terbakar, tidak nafsu makan, mual, muntah, dan ketidakmampuan menelan.
d. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pada pengkajian riwayat penyakit saat ini didapatkan adanya keluhan yang
dirasakan seperti lemas, mual, muntah, dan nafsu makan menurun.
e. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Dikaji tentang penyakit yang pernah diderita klien seperti penyakit gastritis.
f. Riwayat Alergi
Mengkaji apakah pasien mempunyai riwayat alergi obat, makanan, minuman,
dan lain - lain.
g. Riwayat Penyakit Keturunan
Dikaji apakah anggota dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit
seperti klien, penyakit pada sistem pencernaan seperti gastritis, dan penyakit
keturunan seperti DM, Hipertensi, Jantung Koroner, dan penyakit lainnya. Jika
ada riwayat penyakit keturunan maka dibuat genogram.
h. Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
1) Pemeliharaan dan Persepsi Kesehatan
Bagaimana manajemen pasien dalam memelihara kesehatan, adakah
kebiasaan diet, merokok, mengkonsumsi alkohol, dan apakah pasien
mempunyai riwayat alergi terhadap obat, makanan atau yang lainnya.
2) Pola Nutrisi dan Metabolik (Makanan dan Cairan)
Dikaji tentang frekuensi makan, jenis diet, porsi makan, riwayat alergi
terhadap suatu jenis makanan tertentu, pada klien dengan gangguan
pemenuhan nutrisi biasanya terjadi penurunan nafsu makan akibat mual.
Dikaji tentang jumlah dan jenis minuman setiap hari. Makanan dan
minuman yang harus dihindari pada klien gangguan pemenuhan nutrisi.
3) Pola Aktivitas dan Latihan
Pengkajian untuk aktivitas disini adalah kemampuan perawatan diri,
makan/minum, mandi, toileting, berpakian, mobilisasi di tempat tidur,
berpindah, ambulasi ROM. Dimana disini ada skor untuk tiap aktivitas yang
dilakukan yaitu :
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total.
Dikaji mengenai frekuensi dan kebiasaan mandi, keramas, gosok gigi dan
menggunting kuku. Pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi
kemungkinan dalam perawatan dirinya tersebut memerlukan bantuan baik
sebagian maupun total.
4) Pola Tidur dan Istirahat
Waktu tidur, lamanya tidur setiap hari, apakah ada kesulitan dalam tidur.
Pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi hal ini mungkin akan
mengganggu istirahat tidur klien akibat mual yang dirasakan.
5) Pola Eliminasi
Frekuensi BAB, warna, bau, konsistensi feses dan keluhan klien yang
berkaitan dengan BAB pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi.
6) Pola Peran dan Hubungan
Mengkaji hubungan pasien dengan keluarga dan orang sekitar baik-baik
saja atau tidak dan dapat berkomunikasi menggunakan bahasa verbal
maupun non verbal.
7) Mekanisme Koping Stress
Penyebab stress belakangan ini, penetapan tingkat stress, gambaran umum
dan spesifik respon stress, strategi mengatasi stress yang biasa digunakan
dan efektifitasnya, perubahan kehidupan dan kehilangan, strategi koping
yang biasa digunakan, penilaian kemampuan pengendalian akan kejadian-
kejadian yang dialami, pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen
stress, hubungan antara manajemen stress terhadap dinamika keluarga.
8) Pola Kognitif/Konseptual
Menggambarkan penginderaan khusus (penglihatan, pendengaran, rasa,
sentuh, bau), penggunaan alat bantu (seperti: kacamata, alat bantu dengar),
perubahan dalam penginderaan, persepsi akan kenyamanan, alat bantu
untuk menurunkan rasa tidak nyaman, tingkat pendidikan, kemampuan
membuat keputusan
9) Pola Persepsi Diri (Konsep Diri)
Bagaimana pasien mampu mengenal diri dan menerimanya seperti harga
diri, ideal diri pasien dalam hidupnya, identitas diri dan gambaran akan
dirinya. Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi : (Harga diri, Ideal diri,
Identitas diri, Gambaran diri).
10) Pola Seksual dan Reproduksi
Masalah atau problem seksual, gambaran perilaku seksual seperti (perilaku
seksual yang aman), pengetahuan tentang seksualitas dan reproduksi,
dampak pada status kesehatan, riwayat menstruasi dan reproduksi.
11) Nilai dan Kepercayaan
Latar belakang budaya atau etnik status ekonomi, perilaku sehat yang
berkaitan dengan kelompok budaya atau etnik, tujuan kehidupan, apa yang
penting bagi klien dan keluarga, pentingnya agama, dampak masalah
kesehatan pada spiritualitas
i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan fisik : apatis, lesu.
2) Berat badan : obesitas, kurus.
3) Otot : flaksia/lemah, tonus berkurang, tendernes, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, refleks menurun.
5) Fungsi gastrointesial : anoreksia, konstipasi, diare, flaktuslen, pembesaran
liver atau lien.
6) Kardiovaskular : denyut nadi lebih dari 10x/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
Area pemeriksaan Tanda- tanda
Penampilan umum Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih
BB Berlebih/ kurang
Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen, ada
petekie/ memar, lemak subkutan kurang
Kuku Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti
sendok
Rambut Kering, kusam, jarang, warna memudar, rapuh
Mata Konjungtiva pucat/merah, kering, kornea lunak,
kornea berawan
Bibir Bengkak, pecah berwarna merah dipinggir
mulut, fisura vertical
Lidah Bengkak, berwarna merah, penampakan halus
Gusi Berspons, bengkak, mudah berdarah, meradang
Otot Lemah, mengecil
System Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare,
gastrointestinal konstipasi, pembesaran hati
Saraf Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa
terbakar, kesemutan ditangan dan kaki,
iritabilitas

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan respon manusia
dari individu atau kelompok dimana perawat dapat mengidentifikasi dan memberi
intervensi pasti untuk menjaga status kesehatan. Adapun diagnosa keperawatan yang
sering muncul pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi adalah sebagai
berikut :
a. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient.
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
c. Obesitas berhubungan dengan gangguan persepsi makan
d. Resiko berat badan berlebih berhubungan dengan kurang aktivitas fisik harian
e. Nausea berhubungan dengan iritasi lambung.
f. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis.

3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan & Kriteria
Intervensi Rasional
. Keperawatan Hasil
1 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
berhubungan tindakan 1. Kaji adanya alergi 1. Untuk mengetahui
dengan keperawatan makanan adanya alergi
ketidakmampuan selama ... x 24 jam 2. Monitor adanya makanan pada
mengabsorbsi diharapkan asupan penurunan berat klien.
nutrient. nutrisi seimbang badan 2. Untuk mengetahui
dengan kriteria 3. Monitor kulit lebih dini adanya
hasil : kering dan perubahan tanda - tanda
1. Nafsu makan pigmentasi malnutrisi.
meningkat. 4. Monitor lingkungan 3. Untuk mengetahui
2. Adanya selama makan lebih dini adanya
peningkatan Nursing Treatment : tanda - tanda
berat badan 5. Berikan substansi malnutrisi.
sesuai dengan gula 4. Untuk
tujuan. 6. Berikan makanan memberikan
3. Tidak ada tanda terpilih (yang sudah kenyamanan saat
- tanda dikonsultasikan pasien makan.
malnutrisi dengan ahli gizi). Nursing Treatment :
4. Menunjukkan Edukasi 5. Untuk menambah
peningkatan 7. Ajarkan pasien nutrisi klien.
fungsi menelan. tentang kebutuhan 6. Untuk menjaga
nutrisi keseimbangan
8. Anjurkan pasien nutrisi klien
untuk meningkatkan Edukasi
protein dan vitamin 7. Agar pasien
C. mengetahui
9. Berikan informasi pentingnya
tentang kebutuhan kebutuhan nutrisi.
nutrisi. 8. Agar pasien tetap
Kolaborasi bisa menjaga
10.Kolaborasi dengan keseimbangan
ahli gizi untuk nutrisi
menentukan jumlah 9. Agar pasien bisa
kalori dan nutrisi. memenuhi
kebutuhan
nutrisinya.
Kolaborasi
10.Agar jumlah
kalori dan nutrisi
pasien selalu
terjaga.
2 Defisit Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
pengetahuan tindakan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
berhubungan keperawatan kemungkinan penyebab pasien
dengan kurang selama ... x 24 jam penyebab, dengan mengalami
terpapar diharapkan deficit cara yang tepat kurang
informasi pengetahuan klien Nursing Treatment : pengetahuan atau
teratasi, dengan 2. Berikan penilaian defisit
kriteria hasil : tentang tingkat pengetahuan.
1. Pasien dan pengetahuan pasien Nursing Treatment :
keluarga tentang proses 2. Untuk mengetahui
menyatakan penyakit yang sejauh mana tingkat
paham dengan spesifik pengetahuan pasien
penyakit, kondisi, 3. Sediakan informasi tentang
prognosis dan pada pasien tentang penyakitnya.
program kondisi, dengan cara 3. Sebagai upaya
pengobatan yang tepat untuk
2. Pasien dan 4. Gambarkan tanda meningkatkan
keluarga mampu gejala yang biasa pengetahuan klien
melaksanakan muncul pada 4. Agar pasien dapat
prosedur yang penyakit, dengan mengetahui lebih
dijelaskan secara cara yang tepat dini tanda dan
benar Edukasi gejala yang muncul
3. Pasien dan 5. Sediakan bagi dari sebuah
keluarga mampu pasien dan keluarga penyakit
menjelaskan informasi tentang Edukasi
kembali apa yang kemajuan pasien 5. Agar pasien dan
dijelaskan dengan cara yang keluarga juga
perawat atau tim cepat. mengetahui batas
kesehatan 6. Diskusikan peningkatan
lainnya. perubahan gaya pengetahuan klien
hidup yang mungkin dan keluarga
diperlukan untuk terhadap penyakit
mencegah 6. Agar klien
komplikasi di masa mengetahui gaya
yang akan dating hidup yang dapat
atau proses memperberat
pengontrolan penyakit untuk
penyakit. mengurangi
Kolaborasi komplikasi
7. Kolaborasi dengan Kolaborasi
tenaga medis lain 7. Untuk mengetahu
perihal terapi yang terapi yang akan
akan diberikan diberikan
selanjutnya. selanjutnya..
3 Obesitas Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
berhubungan tindakan 1. Identifikasi 1. Untuk
dengan gangguan keperawatan kemampuan pasien memastikan jika
persepsi makan selama ... x 24 jam dan keluarga klien dan
diharapkan obesitas menerima informasi keluarga dapat
pada klien dapat 2. Identifikasi menerima
teratasi, dengan kebiasaan pola informasi dengan
kriteria hasil : makan saat ini dan baik.
1. Perubahan pola masa lalu 2. Untuk mengetahui
makan dan 3. Identifikasi persepsi kesalahan pola
keterlibatan klien dan keluarga makan klien yang
individu dalam tentang diet yang di akan diperbaiki
program latihan programkan 3. Untuk
2. Menunjukkan Nursing Treatment : memastikan agar
penurunan berat 4. Siapkan materi, klien dan keluarga
badan media dan alat dapat satu persepsi
peraga dengan perawat
5. Jadwalkan waktu perihal diet yang di
yang tepat untuk programkan.
memberikan Nursing Treatment :
pendidikan kesehatan 4. Untuk
6. Berikan memudahkan klien
kesempatan klien dan dan keluarga
keluarga untuk memahami
bertanya informasi yang
7. Sediakan rencana disampaikan
makan secara tertulis 5. Agar klien dan
(jika perlu) keluarga dapat
Edukasi menerima informasi
8. Jelaskan pada klien dengan baik.
tujuan diet terhadap 6. Untuk mengatasi
kesehatan kebingungan klien
9. Informasikan dan keluarga terkait
makanan yang informasi yang
diperbolehkan dan telah diberikan
dilarang 7. Untuk
10.Ajarkan cara memudahkan klien
merencanakan menjalankan
makanan yang sesuai program diet yg
program ditentukan
Kolaborasi Edukasi
11.Kolaborasi dengan 8. Agar klien
ahli gizi dan sertakan mengetahui apa saja
keluarga (jika perlu) tujuan diet terhadap
kesehatan
9. Agar pasien
mengetahui
makanan yang baik
konsumsi dan
kurang baik untuk
di konsumsi
10.Agar program diet
dapat berjalan
sesuai tujuan
Kolaborasi
11.Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
memodifikasi diet
klien dan agar
keluarga
mengetahui
informasi diet yang
baik untuk klien.
4 Resiko berat Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
badan berlebih tindakan 1. Identifikasi kondisi 1. Untuk mengetahui
berhubungan keperawatan kesehatan pasien hal - hal yang
dengan kurang selama ... x 24 jam yang dapat mempengaruhi
aktivitas fisik diharapkan resiko mempengaruhi peningkatan berat
harian berat badan berlebih berat badan badan klien
klien dapat teratasi, Nursing Treatment : Nursing Treatment :
dengan kriteria 2. Hitung berat badan 2. Untuk mengetahui
hasil : ideal pasien berapa berat badan
1. Perubahan pola 3. Hitung persentase ideal klien
makan dan lemak dan otot 3. Untuk mengetahui
keterlibatan pasien berapa
individu dalam 4. Fasilitasi perbandingan
program latihan menentukan target persentase lemak
2. Menunjukkan berat badan yang dan otot klien
penurunan berat realistis 4. Membantu klien
badan Edukasi agar dapat menuju
3. Berat badan 5. Jelaskan hubungan berat badan ideal
menunjukkan antara asupan Edukasi
berat badan ideal makanan, aktivitas 5. Agar klien
fisik, penambahan mengetahui
berat badan dan bagaimana
penurunan berat hubungan antara
badan. asupan makanan,
6. Jelaskan faktor aktivitas fisik,
resiko berat badan penambahan berat
lebih dan berat badan badan dan
kurang penurunan berat
Kolaborasi badan sehingga
7. Kolaborasi dengan klien dapat
ahli gizi untuk mengetahui
memodifikasi diet bagaimana menjaga
pasien berat badan ideal.
6. Agar pasien dapat
mencegah
terjadinya kenaikan
dan penurunan
berat badan
berlebih.
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
memodifikasi diet
pasien
5 Nausea Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
berhubungan tindakan 1. Monitor berat 1. Untuk mengetahui
dengan iritasi keperawatan badan klien berat badan klien
lambung. selama ... x 24 jam 2. Monitor turgor kulit (underweight
diharapkan nausea klien atau overweight)
klien dapat teratasi, 3. Identifikasi 2. Untuk mengetahui
dengan kriteria perubahan berat tercukupnya asupan
hasil : badan terakhir cairan di dalam
1. Pasien dapat Nursing Treatment : tubuh
mengetahui dan 4. Lakukan 3. Untuk mengetahui
menghindari pengukuran terjadinya
penyebab mual antropometri. penurunan berat
2. Frekuensi mual 5. Tentukan pola badan pada klien
klien berkurang makan Nursing Treatment :
Edukasi 4. Untuk mengetahui
6. Ajarkan klien untuk IMT klien dan
makan sedikit tapi dapat menentukan
sering. tindakan
Kolaborasi selanjutnya
7. Kolaborasi dengan 5. Untuk
ahli gizi untuk memberikan pola
memodifikasi diet makan yang baik
pasien dan benar.
Edukasi
6. Untuk menambah
asupan nutrisi klien.
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
memodifikasi diet
pasien
6 Keletihan Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
berhubungan tindakan 1. Observasi adanya 1. Untuk dapat
dengan kondisi keperawatan pembatasan klien mengetahui
fisiologis. selama ... x 24 jam dalam melakukan aktivitas -
diharapkan keletihan aktivitas aktivitas apa saja
pasien dapat teratasi, 2. Kaji adanya faktor yang masih dapat
dengan kriteria yang menyebabkan dilakukan klien
hasil : kelelahan dengan mandiri
1. Memverbalisasik 3. Monitor nutrisi dan 2. Untuk mengetahui
an peningkatan sumber energi yang penyebab
energi dan adekuat. kelelahan klien
merasa lebih baik Nursing Treatment : 3. Untuk
2. Menjelaskan 4. Bantu aktivitas mengetahui
penggunaan sehari - hari sesuai sumber - sumber
energi untuk dengan kebutuhan energi adekuat
mengatasi 5. Tingkatkan tirah yang dikonsumsi
kelelahan baring dan klien
pembatasan Nursing Treatment :
aktivitas 4. Untuk mengurangi
Edukasi aktivitas klien,
6. Anjurkan pasien untuk mencegah
untuk meningkan keletihan
periode istirahat 5. Untuk mengurangi
Kolaborasi penyebab
7. Kolaborasi dengan keletihan
ahli gizi untuk Edukasi
meningkatkan 6. Untuk memenuhi
asupan makanan kebutuhan energi
yang berenergi dengan
tinggi beristirahat
Kolaborasi
7. Untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
dan energi klien.

4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses perawatan. Implementasi
merupakan tahap pengerjaan atau tindakan dari intervensi yang telah disusun.
Tindakan keperawatan disesuaikan dengan intervensi yang dilakukan.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak. Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari
jalan keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan
perubahan intervensi.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul, H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.
Jakarta:Salemba Medika

Hidayat, A.A., & Uliyah, M., 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. EGC :
Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.J. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktik (7 ed.)

Kozier. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta :
Penerbit buku kedokteran EGC

Mubarak, Wahit Iqbal. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam
Praktik. Jakarta: EGC

Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan, Buku 3 Edisi
7. Jakarta: Elsevier
Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika

UNICEF. 2013. Improving Child Nutrition. United Children's Fund.


http://www.unicef.org/media/files/nutrition_report_nutrition_2013.pdf
diakses pada 6 Oktober 2020

Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

World Health Organization. 2016. What is Malnutrition?. World Health Organization.


http://www.who.int/features/qa/malnutrition/en diakses pada 6
Oktober 2020.

Pathway

Penyakit pencernaan

Gastritis Malnutrisi

Erosi mukosa lambung Penurunan tonus dan Intake dan output tidak seimbang
peristaltik lambung
Gangguan persepsi makan
Gangguan usus halus Refluksi duodenum
ke lambung RESIKO BERAT BADAN LEBIH
Malabsorbsi
Iritasi lambung
Akumulasi lemak pada
Ketidakmampuan
Mual seluruh jaringan adiposa
absorbs nutrient

NAUSEA Peningkatan berat badan


DEFISIT NUTRISI
Kurang aktivitas fisik harian Penurunan
metabolisme
Peradangan mukosa lambung
OBESITAS
Penurunan energi
Perubahan status kesehatan yang dihasilkan

DEFISIT PENGETAHUAN Kelemahan umum

KELETIHAN

Anda mungkin juga menyukai