Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nutrisi adalah zat zat gizi atau zat zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerim makanan atau bahan bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat di katakan sebagai
ilmu tentang makanan, zat zat gizi dan zat zat lain yang terkandung, aksi, reaksi,
dan keseimbangan yyang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

Makanan yang kita makan tidak dapat di manfaatkan oleh tubuh dalam
bentuk energy sebelum melalui proses pencernaan, arbsobsi, dan metabolisme.
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi fungsi fisiologis organ tubuh,
pergerakan, mempertahankan temperature, fungsi kelenjar, kerja hormon,
pertumbuhan, dan penggantian sel sel yang rusak

Absorbsi merupakan pemindahan agen subtract seperti air, elektrolit,


vitamin, dan nutrisi melewati membrane epithelium digestif dan masuk ke
cairan interstisial dari saluran pencernaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari nutrisi ?
2. Apa saja elemen – elemen nutrisi ?
3. Apa saja keseimbangan energi?
4. Bagaimana status nutrisi ?
5. Bagaimana pengkajian pada kasus nutrisi ?
6. Bagaimana diagnosa keperawatan dan intervensi pada kasus nutrisi ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian nutrisi
2. Mengetahui elemen – elemen nutrisi
3. Mengetahui keseimbangan energi
4. Mengtahui status nutrisi
5. Mengetahui pengkajian pada kasus nutrisi
6. Mengetahui diagnosa keperawatan dan intervensi pada kasus nutrisi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat zat gizi atau zat zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerim makanan atau bahan bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat di katakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat zat gizi dan zat zat lain yang terkandung,
aksi, reaksi, dan keseimbangan yyang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit.( tarwoto dan watonah )
B. Elemen – Elemen Nutrisi
Tubuh memerlukan nutrisi untuk kelangsungan fungsi – fungsi
tubuh. Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energi bagi fungsi organuntuk
pergerakan, serta kerja fisik. Sebagian zat gizi berperan dalam pembentukan
dan perbaikan jaringan tubuh serta berperan sebagai pelindung dan
pengatur.
Elemen nutrisi terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan air.
1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan


terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian di manfaatkan tubuh dan
kehilangan glukosa akan di simpan di hati dan jaringan otot dalam bentuk
glikogen.

a. Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya, karbohidrat di golongkan menjadi
tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan poliskarida.
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling
sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil.
Dalam bentuk ini karbohidrat dapat di serap oleh

3
pembuluh darah di usus. Jenis monosakarida adalah
glukosa, dektrosa yang terdapat pada buah buahan dan
sayur sayuran frutkosa yang banyak terdapat pada buah –
buhan, sayuran dan madu, serta galaktosa yang merupakan
pemecah dari disakarida.
2. Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa.
Sukrosa dan maltosa banyak terdapat pada makanan
nabati, sedangkan laktosa merupaka jenis gula dalam air
susu baik pada susu ibu maupun susu hewan.
3. Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul
monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen,
dan selulosa.
b. Fungsi karbohidrat
1. Sumber energi yang murah
2. Sumber energi utama bagi otak dan syaraf
3. Cadangan untuk tenaga tubuh
4. Pengaturan metabolism lemak
5. Efisiensi penggunaan protein
6. Memberikan rasa kenyang
c. Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok, umumnya berasal
dari tumbuh tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu,
singkong, dan lain lain. Sedangan karbohidrat pada hewani
berbentuk glikogen
d. Pencernaan karbohidrat
Pencernaan karbohidrat dilakukan secara mekanik dan kimia.
Pencernaan secara mekanik melibatkan gerakan otot otot, untuk
mengunyah, merobek, mendorong, dan menelan makanan sehingga
menjadi bagian bagian kecil atau halus. Pencernaan karbohidrat
secara mekanik terjadi di mulut, lambung, dan usus halus.

4
Pencernaan karbohidrat secara kimia melalui bantuan enzim amilase
saliva yang diaktifkan oleh HCL, enzim enterokinase yang di
hasilkan oleh usus dengan mengaktifkan maltose, laktosa, dan
sukrosa untuk mengubah untuk menjadi gula sederhana. Enzim lain
yang berperan dalam pencernaan karbohidrat adalah pankreatik alfa
amilase yang di hasilkan oleh pakreas dan berfungsi mencegah pati
menjadi maltose yang selanjutnya akan di ubah menjadi glukosa
e. Absorbsi karbohidrat
Karbohidrat belum dapat di absorbsi oleh usus sebelum di pecah
menjadi bagian bagian kecil atau di cerna. Pencernaan karbohidrat
menghasilkan disakarida dan trisakarida dan selanjutnya akan
diubah menjadi glikogen engan pengaruh insulin.
f. Metabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidrat merupakan sumber energy utama tubuh.
Hamper 80% energy dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram
karbohidrat akan dihasilkan 4 kilokalori (kkal). Glukosa dapat
berasal dari zat tepung dan gula, asam amino, serta gliserol. Di
dalam tubuh, glukosa tersimpan dalam plasma darah dalam bentuk
glukosa darah, dan kelebihan glukosa akan disimpan di hati dan di
otot dalam bentuk glikogen. Setelah kebutuhan energy terpenuhi,
kelebihan glukosa akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam
jaringan adiposa. Glukosa darah dipertahankan secara optimal untuk
kebutuhan energy seperti otak dan fungsi organ yang lain.
Untuk dapat dimanfaatkan oleh sel dan jaringan, karbohidrat harus
diubah terlebih dahulu menjadi glukosa. Proses metabolisme
glukosa akan berlangsung melalui 2 mekanisme utama, yaitu
melalui proses aerob dan anaerob. Proses metabolism aerob
berlangsung dengan menggunakan enzim di dalam mitokondria dan
dengan bantuan oksigen, sedangkang metabolism anaerob
berlangsung di dalam sitoplasma. Glukosa berada dalam sel tubuh
dengan cara difusi yang dibantu oleh hormone insulin. Insulin
merupakan hormone yang berfungsi dalam mempertahankan

5
glukosa darah. Jika insulin tidak ada atau kadarnya berkurang, maka
glukosa darah akan meningkat. Kelainan yang ekstrem glikosa darah
dapat menimbulkan penurunan kesadaran, koma, dan meninggal.

Metabolism karbohidrat terjadi melalui empat proses sebagai


berikut.
1. Glikogenolisis, yaitu perubahan dari katabolisme glikogen
menjadi glukosa, karbon dioksida, dan air. Ketika glukosa
darah turun, maka glikogen akan dipecah dengan bantuan
enzim glikogen fosforilase menjadi glukosa 1-fosfat,
selanjutnya menjadi glukosa 6-fosfat yang kemudian dengan
bantuan oksigen diubah menjadi energy.
2. Glikogenesis merupakan proses anabolisme atau
pembentukan glikogen dari glukosa. Ketika glukosa masuk
dalam sel kemudian di fosforisasi menjadi glukosa – 6 –
fosfat, kemudian di ubah menjadi glukosa – 1 – fosfat,
selanjutnya melalui bantuan enzim glikogen sintase akan di
ubah menjadi glikogen. Sintesis dan penyimpanan glikogen
terjadi di hati dan sel otot skeletal.
3. Glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari
protein dan lemak misalnya dari asam amino dan gliserol.
Ketika cadangan energy dan karbohidrat menurun, maka
untuk mempertahankan glukosa darah terjadi pemecahan
lemak dan protein
4. Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi
asam piruvat dan molekut atp. Pada proses glikolisis 1
molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada
rantainya (C6H12O6) akan terpecah menjadi 2 molekul
piruvat yang memiliki 3 atom karbon (C6H3O3). Proses
glikolisis terjadi di sitosol sel yang di percepat oleh enzim
spesifik.
2. Protein

6
Protein merupakan jenis unsur zat gizi yang sangat berperan dalam
penyusunan senyawa senyawa penting seperti enzim, hormon, dan antibodi.

a. Jenis protein
Protein adalah senyawa kompleks, tersusun atas asam amino atau
peptida. Pada manusia terkandung 22 jenis asam amino yang
berbeda. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino.
Berdasarkan sumbernya, asam amino di kelompokkan menjadi dua
macam yaitu asam amino esensisal dan asam amino non esensial.
Asam amino esensial hanya terdapat di peroleh dari luar tubuh
seperti makanan karena tidak dapat disintesiskan dalam tubuh,
misalnya lisin, triptofan, fenilalanin, dan leusin. Sedangkan asam
amino non esersial merupakan asam amino yang dapat disintesis
oleh tubuh dari senyawa lain, misalnya glutamine, alanin,
hidroksisilin dan piruvat.
Tabel jenis asam amino
Asam amino esensial Asam amino non esensial
Histidin Alanin
Isoleusin Arginin
Leusin Asam aspartat
Lisin Sitrulin
Metionin Sistein
Fenilalanin Sistine
Treonin Asam glumamat
Triptofan Glisin
Valin Hidroksilisin
Hidroksiprolin
Serin dan tiroksin
Berdasarkan susunan kimianya protein di golongkan menjadi tiga
golongan yaitu :
1. Protein sederhana, yaitu jenis protein yang tidak berkaitan
dengan senyawa lain seperti albumin dan globulin.

7
2. Protein bersenyawa protein ini dapat membentuk ikatan dengan
zat lain seperti dengan glikogen membentuk glikoprotein,
dengan hemobglobin membentuk kromoprotein.
3. Turunan atau derivate dari protein, termasuk dalam turunan
protein misalnya albuminosa, pepton dan gelatin.
b. Fungsi protein
1. Daam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan cairan
yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid serta
keseimbangan asam dan basa
2. Perubahan dan pemelihraan jaringan tubuh
3. Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon
4. Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak ( lipid )
5. Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat
menyimpan dan meneruskan sifat sifat keturunan.
c. Sumber protein
1. Protein hewani, yaitu protein yang berasal dari hewan seperti
susu, daging, telur, hati, udang, kerang, ayam dan sebagainya.
2. Protein nabati, yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti
jagung, kedelai, kacang hijau, tepung terigu, dan sebagainya.
d. Pencernaan protein
Jika ada makanan yang mengandung protein masuk ke lambung,
maka akan menstimulasi produksi peptinogen oleh sel utama (chief
cell ) lambung. Pepsinogen dengan bantuan HCl diaktifkan dengan
cepat menjadi pepsin pada pH di bawah 5,0 dan akan efektif pada
pH 2,0. Produksi pepsinogen di pengaruhi oleh adanya hormon
asetilkolin, gastrin, dan sekretin selama ada makanan dan kerjanya
di hambat oleh keadaaan alkali seperti pada keadaan keasman di
usus. Pepsin mengubah protein menjadi polipeptida, yaitu
albuminosa dan pepton. Di susus, albuminosa dan pepton akan di
ubah menjadi asam amino dengan bantuan enzin tripsin dan
pancreas.
e. Absorbsi protein

8
Setiap hari sekitar 200 gr asam amino di absorbsi melalui ileum dan
masuk ke kapiler kalpiler darah vilis melalui proses difusi,
selanjtnya di bawa ke vena portahekatika. Karena protein dapat larut
dalam air sehingga umumnya penyerapan dapat terjadi secara
sempurna, maka hamper tidak tersisa protein makanan dalam fases.
f. Metabolisme protein
Protein merupakan sumber energy selain karbohidrat dan
lemak. Setiap 1 gr protein akan menghasilkan 4 kkal. Setelah asam
amino diserap di usus dan masuk ke aliran darah menuju ke hati,
selajutnya akan di seber keseluruh jaringan tubuh dan di manfaatkan
untuk mengganti sel sel yang rusak, pembentukan protein plasma
darah, serta pembentukan enzim dan hormon.
Asam amino yang tidak dapat dipergunakan akan di
transportasikan kembali ke hati untuk kemudian di lakukan
katabolisme dengan dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga
terpecah menjadi senyawa asam organik dan amoniak (NH3). Asam
organic seperti asam keton akan di manfaatkan kembali untuk
pembentukan asam amino lainnya, sedangkan amoniak akan di ubah
menjadi urea dan di buang melalui ginjal.
Apabila asam amino dari makanan berlebihan atau melebihi
kebutuhan tubuh, maka kelebihan atau sisanya tidak dapat di timbun,
tetapi akan di ubah menjadi lemak sebagai cadangan kalori tubuh.
g. Faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein adalah berikut
ini.
1. Berat badan seseorang. Semakin besar berat badanya kebutuhan
akan protein juga lebih bersar, hal ini sangat terkait dengan
semakin banyaknya jumlah sel dan jaringan yang harus di
pertahankan dan memperbaiki jaringan yang rusak.
2. Aktivitas. Aktivitas membutuhkan tambahan energi yang di
antaranya berasal dari protein.

9
3. Keadaan pertumbuhan. Bayi : 3 gr/kg BB, anak anak : 1,75 – 2,5
gr/kg BB, dan pada remaja sampai dengan usia lanjut kebutuhan
protein 1,25 – 1,75 gr/kg BB.
4. Pada wanita hamil ditambah 10 gr/ hari
5. Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari
6. Keadaan atau kondisi kesehatan, misalnya sakit atau terjadi
infeksi.
3. Lemak ( Lipid )

Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan


jumlah kalori lebih besar dari pada karbohidrat dan protein.

a. Jenis lemak
Berdasarkan ikatan kimianya lemak di bedakan menjadi :
1. Lemak murni, yaitu lemak yang terdiri atas asam
lemak dan gliserol. Asam lemak bebas dapat
dengan mudah menembus membrane sel melalui
proses difusi.
2. Lemak yang berikatan dengan unsur lain seperti
fosfolipid merupakan senyawa ikatan lemak
dengan garam fosfor, glikolipid (senyawa ikatan
lemak dengan glikogen ), serta lipoprotein (
senyawa antara lipid dan protein ).
b. Fungsi lemak
1. Sebagai sumber energi, memberikan kalori dimana
dalam 1 gr lemak pada peristiwa oksidasi akan
menghasilkan kalori sebanyak 9 kkal.
2. Melarut vitamin sehingga dapat di serap oleh usus.
3. Untuk aktivitas enzim seperti enzim fosfolipid
4. Penyusun hormon seperti biosintesis hormon
teroid.
c. Sumber lemak

10
Sumber lemak berasal dari nabati dan hewani, lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti pada
kacang kacanagan, kelapa, dan lain lain. Sedangkan lemak
hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan
rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain
lain
d. Pencernaan lemak
Pencernaan lemak di mulai di mulut dengan bantuuan enzim
lipase saliva yang di hasilkan di sublingual, kemudian di
lambung dan duodenum dengan bantuan enzim lipase yang
di hasilkan oleh pancreas. Enzim lipase di aktivkan oleh
adanya garam empedu yang masuk ke duo denum. Lemak di
cerna menjadi asam lemak, monogsiklerida, dan kolesterol
dengan bantuan garam garam empedu dan lipase lalu di serap
ke darah menuju hati.
e. Absorbsi lemak
Sekitar 80 gr/ hari lemak diabsorbsi dalam usus khususnya
di duodenum melalui mekanisme difusi pasif. Asam lemak
dengan rantai pendek ( terdiri atas 10 – 12 atom karbon )
masuk ke jaringan kapiler dan selanjutnya di bawa ke vena
porta hepatika sebagai asam lemak bebas. Sedangkan asam
lemak dengan rantai panjang ( Lebih dari 12 atom karbon) di
sintesis kembali menjadi tridliserida, kemudian bergabung
bersama liprotein, kolerol, dan fosfolipid membentuk
silomikron selanjutnya akan di absorbsi oleh lakteal dari
villi. Dari lakteal kemudian masuk ke sirkulasi limfatik dan
selanjutnya masuk ke sirkulasi darah
f. Metabolisme lemak
Metabolisme lemak terjadi di hati, ketika lemak di absorbsi
di usus halus atau di lepaskan dari jaringan adiposa, gliserol,
yang merupakan bagian dari lemakndi pecah menjadi
piruvat, asam lemak, dan komponen lemak lainnya.

11
Ketika terjadi penurunan gula darah, dimana
cadangan karbohidrat dan protein menurun, maka lemak di
ubah menjadi glukosa. Pada kondisi tertentu oksidasi lemak
menjadi tidak sempurna dan menghasilkan keton dalam
darah lebih cepat dari yang diutuhkan sel untuk sumber
energi maka terjadi ketosis. Karena keton berupa asam maka
dapat mengakibatkan asidosis metabolik dimana pH darah
menjadi turun. Pada kondisi ini pernafasan pasien menjadi
cepat untuk membuang lebih banyak ion hydrogen. Kondisi
ketosis merupakan keadaan kegawatan dimana orang yang
mengalami keracunan dan menurunnya kesadaran sehingga
dapat mengalami kematian.
Jika dalam makanan terdapat kelebihan lemak dalam
tubuh akan disimpan dan akan di pergunakan sebagai:
1. Cadangan energi atau tenaga
2. Bantalan alat alat tubuh seperti ginjal dan bola
mata
3. Mempertahankan panas tubuh karena lemak
sebagai penghambat panas ( konduktor yang
buruk )
4. Perlindungan tubuh terhadap trauma dan zat
kimia yang berbahaya
5. Pembentuk postur tubuh seperti orang yang
terlihat gemuk atau kurus karena adanya lemak.

4. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organic yang di butuhkan tubuh
dalam jumlah kecil dan tidak dapat di produksi dalam tubuh.
Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena
fungsinya sebagai katalisator.
a. Jenis vitamin
Vitamin dikelompokan menjadi dua yaitu sebagai berikut.

12
1. Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B
kompleks, B1 (Tiamin), B2 ( Riboflavin), B3 (niasin),
B5(Asam pontotenat), B6(Piridoksin),B12(kobalamin),
Asam fosfat, dan vitamin C. Jenis vitamin ini dapt larut
dalam air sehingga kelebihannya akan dibuang melalui
urine.
2. Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam
lemak seperti vitamin AD,E,dan K
b. Sumber dan fungsi vitamin
1. Vitamin B1, banyak terdapat pada biji bijian tumbuhan
seperti padi, kacang tanah, kacang hijau, gandum , roti ,
sereal, jaringan tubuh hewan, ginjal hati, dan ikan.
Fungsinya adalah mencegah terjadinya penyakit beri
beri, neuropati perifer, gangguan konduksi sitem syaraf,
dan ensefalopati wernicke.
2. Vitamin B2, banyak terdapat pada ragi, hari, ginjal, susu,
keju, kacang almond, dan yoghurt. Fungsinya adalah
memperbaiki kulit, mata serta mencegah terjadinya
hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir yang
mendapatkan fototerapi
3. Vitamin B3, banyak terdapat pada berbagai jenis
makanan dari hewani dan nabati seperti sereal, beras,
kacang – kacangan. Fungsi vitamin ini adalah
menetralisasi zat racun, berperan dalam sintesis lemak,
memperbaiki kulit dan syaraf, serta sebagai koenzim
pada banyak enzim dehidroginase yang terdapat dalam
sitosol dan mitokondria.
4. Vitamin B5, sumber vitamin ini melimpah di berbagai
jenis makanan, baik di tumbuhan maupun di hewani,
sehingga jarang terjadi kekurangan vitamin B5,
fungsinya sebagai katalisator reaksi kimia dalam

13
pembentukan koenzim A yang berperan dalam
pembentukan energi (ATP).
5. Vitamin B6, vitamin ini banyak terdapat pada hati, ikan,
daging, telur, pisang, dan sayuran. Fungsinya berperan
dalam proses metabolisme asam amino, proses
glikogenolisis pembentukan antibodi, serta regenerasi sel
darah merah. Kekurangan vitamin ini dapat
mengakibatkan dermatitis, bibir pecah pecah, sariawan,
anemia, dan kejang.
6. Vitamin B12, vitamin ini banyak terdapat pada daging,
ikan, kepiting, telur, susu, dan tempe. Fungsinya
membantu pembentukan sel darah merah, mencegah
kerusakan sel darah merah, mencegah kerusakan sel
syaraf, dan membantu metabolisme protein.
7. Vitamin C, sumbernya banyak pada sayuran dan buah
seperti jeruk, mangga, tomat, stoberi, asparagus, kol,
susu, mentega, ikan dan hati. Fungsinya membantu
pembentukan tulang, otot,dan kulit, membantu
penyerapan zat besi, serta melindungi tubuh dari radikal
bebas.
8. Asam folat, sumbernya terdapat pada hati, daging,
sayuran hijau, kacang kacangan. Fungsinya dalam
membantu metabolisme, khususnya asam amino,
pematangan sel darah merah, serta mencegah terjadinya
penyakit jantung bawaan. Kekurangan dapat
mengakibatkan anemia megaloblastik.
9. Vitamin D, sumber vitamin ini adalah ikan, telur susu,
keju, tahu, tempe. Fungsinya adalah meningatkan
penyerapan kalsium, fosfor untuk kekuatan tulang dan
gigi, pengaturan produk hormon, serta pengaturan kadar
kalsium darah.

14
10. Vitamin A, banyak terdapat pada ikan, telur, daging, hati,
susu, wortel, labu, dan bayam. Fungsinya membangun
sel sel kulit, melndungi sel retina dari kerusakan.
Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan gangguan
penglihatan pada senja hari ( Rabun senja )
11. Vitamin E, sumbernya banyak terdapat pada minyak
sayur, alpukat, kacang kacangan, sayuran, daging, telur,
susu, ikan. Manfaat vitamin ini adalah sebagai anti
oksidan dengan cara memutuskan berbagai rantai radikal
bebas
12. Vitamin K, vitamin ini banyak tedapat pada jaringan
tanaman, sayuran, dan hewan sebagai bahan makanan,
produksi oleh bakteri usus. Fungsinya adalah membantu
dalam proses pembekuan darah dan jika terjadi
kekuranagan dapat mengakibatkan penyakit perdarahan.
c. Absorbsi Vitamin
Vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B dan vitamin
C, mudah di absorbsi dalam epithelium mukosa usus melalui
proses difusi, kecuali vitamin B12 yang hanya dapat di
absorbsi dengan bantuan intrinsic faktor yang dihasilkan
oleh sel pariental lambung. Vitamin B12, diabsorbsi pada
ileum terminal. Sedangkan vitamin yang larut dalam lemak
seperti vitamin A,D,E,dan K akan diabsorbsi dalam lemak
seperti vitamin A,D,E,K dan B12 yang di absorbsi dari darah
di simpan dalam hati dan kemudian dipergunakan kembali
jika di perlukan oleh tubuh.
5. Mineral
Mineral adalah ion organik esensial untuk tubuh karena
peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan
vitamin tidak menghasilkan energy, tetapi merupakan elemen
kimia yang berperan dalam mempertahankan proses tubuh.
a. Jenis mineral

15
Berdasarkan kebutuhannya dalam tubuh, mineral di
kelompokan menjadi dua yaitu :
1. Makromineral yaitu jumlah kebutuhan
mineral tubuh terdiri dari 100mg/hari
seperti natrium (Na), kalsium (Ca), fosfor
(P), kalium (K), klorida (Cr), dan
magnesium (Mg)
2. Mikromineral, yaitu jumlah kebutuhan
mineral kurang dari 100mg/hari, seperti zat
besi(Fe), seng (Zn), kronmium ( Cr),
mangan (Mn), tembaga (Cu), fluor ( F), dan
Yodium ( I ).
b. Fungsi mineral
Mineral berperan dalam tiga proses berikut ini.
1. Pertukaran konsentrasi osmotic cairan
tubuh, misalnya natrium dan klorida yang
berperan dalam mempertahankan cairan
ekstrsel. Kalium sangat penting dalam
mempertahankan konsentrasi osmotic
intrasel.
2. Proses fisiologis, variasi dari ion ion
berperan dalam berbagai proses fisiologis
seperti mempertahankan transmembran
potensial, pembentukan dan
mempertahankan tulang, kontraksi otot,
pembentukan neurotransmitter,
pembentukan hormon, pembekuan
darah,transport gas, dan sistem penyangga (
Buffer).
3. Sebagai kofaktor esensial berbagai reaksi
enzimatik, seperti pada calcium –
dependent ATPase pada tulang yang

16
membutuhkan ion magnesium. ATPase
untuk mengubah glukosa menjadi asam
piruvat membutuhkan ion kalium dan
magnesium.
c. Absorbsi mineral
Terjadi melalui proses difusi dan transport aktif.
Meningkatkan absorbsi sodium di pengaruhi oleh
intake makanan yang tinggi natrium dan pengaruh
hormon aldosteron. Peningkatan absorbsi di
pengaruhi oleh hormone paratiroid. Ion klorida,
yodium, bikarbonat, dan nitrat diabsorbsi melalui
proses difusi, sedangkan sulfat dan fosfat masuk ke
epitel usus hanya dengan transport aktif .
6. Air
Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam
kehidupan sel sel tubuh.
Setiap hari sekitar 2 liter air masuk ke tubuh kita melalui
minum, sedangkan cairan digestif yang di produksi oleh
berbagai saluran organ pencernaan sekitar 8 – 9 liter, sehingga
sekitar 10 – 11 liter cairan beredar dalam tubuh. Namun
demikian dari 10 – 11 liter cairan yang masuk hanya 50 – 200
ml yang dii keluarkan melalui fases selebihnya direabsobsi
Absobsi air terjadi pada usus halus dan usus besar dan terjadi
pada saat proses difusi
1. Jejunum : 5 – 6 liter/hari
2. Ileum : 2 liter/hari
3. Kolon : 1,5 liter/hari
C. Keseimbangan Energi
Energy dibutuhkan oleh tubuh untuk aktivitas dan fungsi fisiologis organ
tubuh. Agar fungsi fungsi tersebut berjalan normal, maka energy yang
dibutuhkan harus seimbang dengan energi yang masuk. Dinamika
keseimbangan energi yaitu :

17
Keseimbangan energy = Pemasukan energy – Pengeluaran energi
Energy yang masuk adalah total pengeluaran energi ( kebutuhan energi )
sehingga keseimbangan energi sama dengan energy yang masuk di kurangi
pengeluaran energy.
1. Intake energi
Energy yang masuk ( intake energy ) merupakan energi yang di
hasilkan selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber
utama energy manusia yang berupa karbohidrat, protein dan
lemak. Besarnya energy yang dihasilkan di ukur dengan satuan
kalori. Satu kalori juga disebut dengan satu kalor besar (K ) atau
kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikan
temperature 1 kg air sebanyak 1 derajad Celsius. Satu kkal=1K
atau sama degan 1000 kalori. Ketika makanan tidak tersedia
maka akan terjadi pemecahan glikogen yang tersimpan dalam
hati dan jaringan otot.
2. Output energi
Pengeluaran ( output ) energy adalah energi yang digunakan
oleh tubuh untuk mendukung jaringan dan fungsi fungsi organ
tubuh. Kebutuhan energi menghasilkan panas 60%, di gunakan
untuk bekerja dan penyimpanan dalam bentuk lemak atau
glikogen. Output energi dibagi menjadi dua bagian, yaitu output
energi pada saat beraktivitas.

a. Output energy saat istirahat


Pada saat beristirahat, energy di butuhkan untuk proses
proses – proses tubuh vital seperti aktivitas enzim,
pergerakan jantung, pernafasan, dan lain lain. Energy yang
dibutuhkan pada saat beristirahat di sebut dengan BMR.
Pengukuran BMR dilakukan dengan mengukur konsumsi
oksigen dan produksi CO2. Pada saat istirahat, dimana
seseorang harus puasa selama 12 jam, istirahat mental dan

18
fisik, tidur terlentang selama tes seseorang dalam keadaan
sadar dan temperature lingkungan antara 20 – 25 derajad
celcius.
Faktor yang mempengaruhi laju metabolisme basal meliputi
jaringan aktif dalam tubuh seperti otot dan kelenjar, besar
dan luasnya permukaan tubuh, komposisi tubuh, jenis
kelamin, umur, sekresi hormone misalnya hormon tiroksin,
keadaan tidur, tonus otot, keadaan emosional dan mental,
intake makanan keadaan hamil, serta pengaruh penyakit.
b. Output energi saat aktivitas
Energy yang di keluarkan saat beraktivitas tergantung dari
jenis aktivitas yang di lakukan misalnya untuk aktivitas
duduk 40 kal/jam, berdiri 60kal/jam, menjahit 70kal/jam,
mencuci piring 130 – 176 kal/jam.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan energy adalah


sebagai berikut :

a. Peningkatan laju metabolisme basal


b. Aktivitas tubuh
c. Faktor usia
d. Temperature lingkungan
e. Penyakit atau status kesehatan

Dengan demikian, output energi atau kebutuhan energy di tentukanoleh laju


metablisme basal dan energy untuk aktivitas fisik. Kegiatan lain yang
membutuhkan energi adalah sebagai berikut

1. Vital kebutuhan seperti pernafasan, sirkulasi darah dan lainnya


2. Kegiatan mekanik oleh otot
3. Aktivitas otot dan syaraf
4. Energi kimia untuk membangun jaringan aktivitas enzim, dan hormon
5. Sekresi cairan pencernaan
6. Absorbsi zat zat gizi di saluran pencernaan

19
7. Pengeluaran hasil metabolisme

Jika nilai intake lebih kecil, maka di sebut keseimbangan negatif, sehingga
cadangan makanan dikeluaran dan hal ini akan mengakibatkan penurunan
berat badan. Sebaliknya jika intake energi lebih banyak dari yang di
kelurkan maka terjadi keseimbangan positif dan kelebihan energy akan di
simpan disimpan dalam tubuh sebagai cadangan energi.

D. Status Nutrisi
Karakteristik status nutrisi di tentukan mulai adanya indeks masa tubuh (
body mass index – BMI ) dan berat tubuh ideal (ideal body weight – IBW)
1. Body Mass index ( BMI )
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi
badan. BMI di hubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai
paduan untuk mengkaji kelebihan berat badan ( over weight ) dan
obesitas
Rumus BMI di perhitungkan

BB (Kg) BB(pon) x 704,5

TB (M) Atau TB ( inci )2

2. Ideal Body Weight ( IBW )


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang
sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter
dikurangi seratus dan di kuarang atau di tambah 10% dari jumlah
tersebut.
Rumus IBW di perhitungkan

( TB – 100 ) + 10 %

20
E. Pengkajian pada Status nutrisi
1. Riwayat keperawatan dan diet
a. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
b. Apakah ada diet yang di lakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa
lama periode waktunya ?
d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti
luka bakar dan demam?
e. Adakah toleransi makanan atau minuman tertentu ?
2. Faktor yang mempengaruhi diet
a. Status kesehatan
b. Kultur dan kepercayaan
c. Status sosial ekonomi
d. Faktor psikologis
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik : apatis, lesu
b. Berat badan : Obesitas, kurus ( underweight )
c. Otot : flaksia atau lemah, tonus kurang,
tenderness, tidak mampu bekerja.
d. Sistem syaraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflex
menurun
e. Fungsi gastrointestinal :anoreksia , kontipasi, diare, flatulensi,
lien
f. Kardiovaskuler : Nadi lebih dari 100 kali/menit irama abnormal,
TD rendah atau tinggi
g. Rambut : kuasam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah
h. Kulit : kering, pucat, iritasi, ptekie, lemak di subkutan tidak ada
i. Bibir : kering, pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa
pucat.
j. Gusi : perdarahan, peradangan

21
k. Lidah : edema, hiperemis
l. Mata : konjungtiva pucat, kering, eksoftalamus, tanda tanda
inveksi
m. Gigi : caries, nyeri, kotor
n. Kuku : mudah patah
o. Pengukuran atropometri
i. Berat badan ideal : ( TB – 100) + 10 %
ii. Lingkar pergeangan tangan
iii. Lingkar lengan atas ( MAC):
Nilai normal:
a. Wanita : 28,5 cm
b. Pria : 28,3 cm
iv. Lipatan kulit pada otot trisep ( TSF )
Nilai normal:
a. Wanita : 16,5 – 18 cm
b. Pria : 12,5 – 18 cm
4. Laboraturium
a. Albumin ( N: 4 – 5,5 mg/ 100 ml )
b. Tranferin (N: 170 – 25 mg/ 100ml )
c. Hb (N: 12 mg%)
d. BUN ( N: 10 – 20 mg / 100 ml )
e. Ekresi kreatinin untuk 24 jam ( N: laki laki : 0,6 – 1,3 mg/ 100ml,
wanita : 0,5 – 1,0 mg/ 100 ml )
F. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi pada Kasus Nutrisi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi : Keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan
metabolisme tubuh
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Efek dari pengobatan
b. Mual atau muntah
c. Gangguan intake makan
d. Radiasi atau kemoterapi

22
e. Penyakit kronis

Kemungkinan data yang ditemukan

a. Berat badan menurun


b. Kelemahan
c. Kesulitan makan
d. Nafsu makan berkurang
e. Hipotensi
f. Ketidakseimbangan elektrolit
g. Kulit kering

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada

a. Anoreksia nervosa
b. AIDS
c. Pembedahan
d. Kehamilan
e. Kanker
f. Anemia
g. Maramus

Tujuan yang di harapkan

a. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu


b. Peningkatan status nutrisi
Intervensi Rasional
1. Tingkat intake makanan 1.Cara khusus untuk
melalui : meningkatkan nafsu makan
a. Mengurangi gangguan
dari lingkungan seperti
berisik dan lain lain
b. Jaga privasi
c. Jaga kebersihan
ruangan ( barang –

23
barang seperti sputum
pot, urinal tidak berada
dekat tempat tidur )
d. Beriakan obat sebelum
makan jika ada indikasi
)
1. Jaga kesehatan mulut 2.Mulut yang bersih
pasien meningkatkan nafsu makan
2. Bantu pasien makan 3. Membantu pasien makan
jika tidak mampu
3. Sajikan makanan yang 4.Meningkatkan selera makan
mudah di cerna dalam dan intake makanan
keadaan hangat,
tertutup, dan berikan
sediktit – sedikit tetapi
sering
4. Selingi makan dengan 5.Memudahkan makanan
minum masuk
5. Hindari makanan yang 6.Mengurangi rasa nyaman
meengandung gas
6. Ukur intake makanan 7.Observasi kebutuhan nutrisi
dan timbang berat
badan
7. Lakukan latihan pasif 8.Menambah Nafsu makan
dan aktif
8. Kaji tanda tanda vital, 9.Membantu mengkaji
sensori, bising usus keadaan pasien
9. Monitor hasil lab, 10.Monitor status nutrisi
seperti glukosa,
albumin, hemoglobin,
kolaborasi dengan
dokter

24
10. Beriakn umpan balik 11.Meningkatkan
yang positif tentang kepercayaan untuk
penngkatan intake berat meningkatkan makanan
badan
11. Beriakan pendidikan 12.Meningkatkan
kesehatan tentang cara pengetahuan agar pasien lebih
diet, kebutuhan kalori kooperatif
dan tindakan
keperawatan yang
berhubungan dengan
nutrisi jika pasien
menggunkan NGT
12. Cek kepatenan tube 13.Menghindari aspirasi dan
obstruksi tube
13. Pemberian cairan/ 14.Menghindari aspirasi
mkanan tidak lebih 150
cc sekali pemberian
14. Cek temperatur 15.Mengurangi kram dan
makanan agar tidak terbakar pada abdomen
terlalu panas atau dingin
15. Atur posisi semiflowler 16.Mengurangi reguritasi
saat memberikan makan
16. Jelaskan bagaimana 17.Mencegah komplikasi
tube bekerja dan
perawatanya

2. Kebutuhan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh


Definisi : Pasien dengan resiko atau actual mengonsumsi makanan melebihi
dari kebutuhan metabolisme tubuh.
Kemungkinan berhubungan dengan

25
a. Kelebihan intake
b. Gaya hidup
c. Perubahan kultur
d. Psikologi

Kemungkinan data yang ditemukan

a. 20% lebih berat dari badan ideal


b. Pola makan yang berlebihan

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada

a. Obesitas
b. Hipotirodisme
c. Pasien dengan pemakaian kortikosteroid
d. Imobilisasi yang lama
e. Sindrom cushings
f. Bulimia

Tujuan yang diharapkan

a. Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol.


b. Perencanaan control berat badan untuk yang akan datang
c. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
Intervensi Rasioal
1. Lakukan pengkajian 1.Informasi dasar untuk
kembali pola makan perencanaan awal dan validasi
pasien data
2. Diskusikan dengan pasien 2.Membantu mencapai tujuan
tentang kelebihan
makanan
3. Diskusikan motivasi untuk 3.Membantu memecahkan
menurunkan berat badan masalah
4. Kolaborasi dengan ahli 4.Menentukan makanan yang
diet yang tepat sesuai

26
5. Ukur intake makanan 5.Mengetahui jumlah kalori
dalam 24 jam yang masuk
6. Buat program latihan 6.Meningkatkan kebutuhan
untuk olahraga energi
7. Hindari makanan yang 7.Makanan berlemak banyak
banyak mengandung menghasilkan energi
lemak
8. Berikan pengetahuan 8.Memberikan informasi dan
tentang mengurangi komplikasi
a. Program diet yang
benar
b. Akibat yang mungkin
timbul pada kelebihan
berat badan

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nutrisi adalah zat zat gizi atau zat zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerim makanan atau bahan bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga
dapat di katakan sebagai ilmu tentang makanan, zat zat gizi dan zat zat
lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yyang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.( tarwoto dan watonah )
Elemen elemen nutrisi terdiri dari karbohidrat, protein lemak atau
lipid, vitamin, mineral, dan air.

DAFTAR PUSTAKA

28
1. Tarwoto dan wartonah.2010.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan.Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

29

Anda mungkin juga menyukai