2 September 2019
Abstrak
Kejadian kekerasan verbal ditempat kerja dalam industry kesehatan adalah 3,8 kali lebih tinggi
dari semua industry swasta Kekerasan verbal adalah salahsatu kekerasan yang paling sering
dialami oleh perawat khususnya perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD). Kekerasan verbal oleh
pasien dan keluarga pasien dapat memberikan trauma psikologis yang dapat juga merusak
prestasi kerja. Tujuan penelitian ini untuk memahami trauma psikologis yang dialami oleh
perawat IGD dalam menghadapi kekerasan verbal di tempat kerja. Jenis penelitian kualitataif
dengan pendekatan fenomenologi. Populasi yang digunakan adalah perawat Instalasi gawat
darurat (IGD) di Rumah Sakit di Jombang, Jawa timur. Partisipan menggunakan 10 perawat
yang bekerja di IGD minimal 6 bulan, tidak sedang cuti melahirkan, sedangkan sebagai
triangulasi adalah manajer perawat/kepala ruangan.Teknik pengumpulan data menggunakan
in-depth interview. Keabsahan data menggunakan triangulasi dan member check. Analisis data
menggunakan metode analisis Collaizi (1978) dengan 8 langkah analisa data. Tema yang
ditemukan dalam penelitian ini adalah: tema pertama adalah pengetahuan dengan sub-tema:
jenis kekerasan verbal, bentuk kekerasan verbal. Tema kedua adalah sumber kekerasan verbal
dengan sub-tema pelaku dan penyebab kekerasan verbal. Tema ketiga adalah pengaruh
kekerasan verbal dengan sub-tema respon saat mengalami kekerasan verbal, efek kekerasan
verbal dan koping dalam menghadapi kekerasan verbal. Kekerasan verbal ditempat kerja
memberikan dampak pada psikologis dan kinerja perawat. Dengan memahami trauma
psikologis perawat, maka diharapkan timbul upaya dalam melindungi perawat untuk
melakukan pemberian asuhan keperawatan secara profesional dan meningkatkan mutu
pelayanan.
Kata Kunci: Kekerasan ditempat Kerja, Kekerasan Verbal, Perawat Gawat Darurat
Abstract
The incidence of verbal violence in the workplace in the health industry is 3.8 times higher
than that of all private industries Verbal violence is one of the most common violence
experienced by nurses, especially nurses in the Emergency Department (IGD). Verbal violence
by the patient and the patient's family can provide psychological trauma which can also
damage work performance.The purpose of the study was to understand the psychological
trauma experienced by emergency nurses in the face of verbal violence at work. Methods: The
research method was a qualitative study with a phenomenological approached. The population
is the emergency department nurse (EDN) at the Hospital in Jombang, East Java. Participant
was10 nurses, who worked in the emergency department for at least 6 months, were not on
maternity leave, while the triangulation was the nurse manager / head of the room. Data
collection techniques used in-depth interviews. Data validity uses triangulation and member
check. Data analysis using the analysis method Collaizi (1978) with 8 steps of data analysis
Results: The themes found in this study are: the first theme is knowledge with sub-themes: types
of verbal violence, forms of verbal violence. The second theme is the source of verbal violence
with the sub-theme of the perpetrators and the causes of verbal violence. The third theme is the
influence of verbal violence with the sub-theme response when experiencing verbal violence,
the effects of verbal violence and coping in dealing with verbal violence. Conclusion: Verbal
violence at work has an impact on the psychological and performance of nurses. By
understanding nurses' psychological trauma, efforts are expected to arise in protecting nurses
to provide professional nursing care and improve service quality.
Keywords: Violence in the Workplace, Verbal Violence, Emergency Nurses
Naskah diterima : Agustus 2019 Naskah Revisi : Agustus 2019 Naskah diterbitkan :
September 2019
tetang trauma psikologis perawat IGD dalam (4) Mengecilkan arti; (5) Melecehkan
menghadapi kekerasan verbal di tempat kerja kemampuan (Hendrata, n.d.).
Dampak Kekerasan Verbal
KAJIAN LITERATUR Menurut studi fenomenologis pengalaman
Kekerasan merupakan tindakan yang kekerasan verbal yaitu perasaan kecewa.
disengaja yang mengakibatkan cidera fisik Hampir semua informan menyatakan bahwa
atau tekanan mental (Putri & Santoso, 2012). dampak dari kekerasan kata-kata (verbal
Perilaku kekerasan adalah perilaku abuse) adalah perasaan kecewa.
membahayakan orang, diri sendiri sera fisik, Menurut Kuspartianingsih (2012)
emosional, seksualitas (ENA, 2008). dampak kekerasan verbal
Verbal abuse atau lebih di kenal dengan yaitu:Gangguan emosi; Konsep diri
kekerasan verbal merupakan “kekerasan rendah; Agresif; Hubungan sosial;
terhadap perasaan”, mengatakan kata – kata Bunuh diri; Akibat lain
kasar tanpa menyentuh fisik, kata-kata yang (Kuspartianingsih, 2012)
memfitnah, kata-kata yang mengancam,
menakutkan, menghina atau membesar- Pelaku Tindakan Kekerasan Di Pelayanan
besarkan kesalahan orang lain merupakan Kesehatan.
kekerasan verbal (Putri & Santoso, 2012) Pelaku tindakan kekerasan di pelayanan
Karakteristik Kekerasan Verbal kesehatan menurut Christlevica et al.,
Menurut Anderson 2011 membagi 2016, yaitu: Pasien; Keluarga pasien;
karakteristik dari kekerasan verbal atau Pengunjung rumah sakit; Karyawan rumah
verbal abuse menjadi tujuh, yaitu: Verbal sakit seperti perawat,dokter,atasan; Siswa
abuse sangat menyakitkan dan selalu kesehatan (Christlevica, Joan, & Ricky,
mencela sifat dan kemampuan; Verbal abuse 2016).
dapat bersifat terbuka seperti luapan
kemarahan atau memanggil nama dengan METODE PENELITIAN
sebutan tidak baik dan tertutup seperti Desain penelitian ini akan menggunakan
ungkapan atau komentar tajam yang metode penelitian kualitatif dengan
menyakiti hati korban; Verbal abuse mengunakan pendekatan fenomenologi.
merupakan manipulasi dan mengontrol yang Populasi penelitian adalah seluruh perawat
merendahkan mungkin terdengar sangat jujur UGD di Rumah Sakit di Jombang. Teknik
dan mengenai sasaran, tetapi bertujuan untuk sampling penelitian ini menggunakan teknik
memanipulasi dan mengontrol; Verbal abuse purposive sampling. Semua partisipan harus
merupakan perlakuan jahat secara diam-diam memiliki pengalaman tentang fenomena yang
, dan menyusutkan rasa percaya diri diteliti, dan dapat menjelaskan seperti apa
seseorang; Verbal abuse tidak dapat yang mereka alami (Polit & Beck, 2008).
diprediksikan; Verbal abuse Untuk itu partisipan yang memenuhi kriteria
mengekspresikan pesan ganda, antara tujuan sebagai berikut: terlibat secara aktif dalam
dari ucapan kasar dan bagaimana proses tindakan keperawatan, bekerja di IGD
perasaannya; Verbal abuse selalu meningkat sekurang-kurang nya 6 bulan, tidak sedang
sedikit demi sedikit, meningkat dalam cuti melahirkan, dengan menggunakan
intensitasnya, frekuensi, dan jenisnya, manajer perawat / kepala ruangan perawat
dimulai dengan merendahkan dengan sebagai trianggulasi. Teknik wawancara
tersembunyi seperti bercanda (Anderson & menggunakan indepth interview dan focus
West, 2011). group discussion (FGD).
Bentuk-bentuk Kekerasan Verbal
Terdapat berbagai bentuk kekerasan Peneliti melakukan perekaman saat
verbal, yaitu: (1) Membentak; (2) Memaki; wawancara berlangsung dengan recorder.
(3) Memberikan julukan negative/melabel; Peneliti membuat catatan lapangan (field
yaitu kekerasan verbal yang mana paling Iya, iya jadi tidak enak sama in, ini lo
sering dilaporkan oleh perawat (Farrel, C, kak, misalnya kok menghilang terus, gitu,
& P, 2006). Penilitian Crilly et al (2004) iya sebentar di tunggu saja tidak apa-apa,
mengindikasikan bentuk kekerasan kalau bertengkar cekcok gitu ya tidak,
psikologikal yang diidentifikasi dalam paling ya tengkar, tapi ya tidak besar-besar
bentuk kekerasan verbal yang paling keras ya, tidak ada cekcok hehe, terus sebentar
yaitu pelontaran kata-kata kotor (J, W, & D, gitu sudah bercanda
20104).
Pengetahuan perawat tentang “Kalau sama dokter mungkin kita nggak
kekerasan di tempat kerja hanya terbatas cocoknya mungkin ya nggak cocoknya
pada kekerasan verbal dan fisik. Terutama sama kerjaannya kita doktere nggak bilang
yang paling banyak adalah kekerasan verbal kalau nambah, kita itu salah komunikasi,
yang dapat berupa bentakan, pelontara kata- terus perawate yang kenak marah padahal
kata kotor, ancaman dan paksaan. Hal perawate nggak tau padahal pasiene pas
tersebut dikarenakan dua kekerasan banyak”(P5)
tersebut yang pernah terjadi di tempat kerja
mereka. Terjemahan :
Kalau sama dokter mungkin kita nggak
2. Sumber Kekerasan Verbal cocoknya mungkin ya nggak cocoknya
Pelaku kekerasan Verbal sama kerjaannya kita dokternya nggak
Kekerasan verbal yang terjadi di rumah bilang kalau nambah, kita itu salah
sakit, salah satunya dilakukan oleh keluarga komunikasi, terus perawatnya yang kenak
pasien dan pasien itu sendiri, dibuktikan marah padahal perawatnya tidak tau
dengan padahal pasiene pas banyak
“ Ya kan yang 1 1 1 gak isok sambat,tapi Dalam hal kekerasan verbal, pernah
prioritas utama, saya tangani dulu, itu, juga dilakukan oleh perujuk dari faskes lain,
saya dipisuhi ambek keluargane (sambil dibuktingan
tersenyum)”(P10)
“perujuk juga ada, he’em faskes lain,
Terjemahan : ditanya jawabane nggak enak, ngunu-
Ya kan yang 1 1 1 tidak bisa mengeluh, ngunu juga ada, kadang kita
tapi tetap prioritas utama, saya tangani dulu, juga..jenenge..kadang pas iku yo..melok
saya dilontari kata-kata kotor sama nyolok ngunu lho mbak hehe”(P3)
keluarganya (sambil tersenyum) Terjemahan :
Selain keluarga dan juga pasien perujuk juga ada, iya faskes lain,
kekerasan verbal yang terjadi juga ditanya jawabanya nggak enak, gitu-gitu
dilakukan oleh rekan sesama profesi dan juga ada, kadang kita
juga antar profesi yang lain, dibuktikan juga..namanya.kadang pas itu ya..ikut
dengan emosi gitu lo mbak hehe
“ Iya, jadi iki gak enak ambek iki “iki lho Keluarga pasien tidak diperbolehkan
kak” misale “kok ngilang ae” gitu “yo sek menemani pasien di dalam UGD kecuali
di enteni ae gapopo” , nek bertengkar beberapa alasan seperti pasien butuh
cekcok gitu ya ndak, paling ya tengkar, tapi bantuan keluarga untuk penjelasan prosedur
ya ndak besar-besar ya, ndak ada cekcok atau menyediakan inform consent.
hehe terus bentar gitu udah guyon“(P3) Konsekuensinya penyedia layanan
kesehatan khususnya perawat harus
Terjemahan : melakukan perawatan pada banyak pasien.
Koping dalam Menghadapi Kekerasan lama bekerja menganggap bahwa itu hal
Verbal yang biasa. Lamanya bekerja juga
Sub tema yang ketiga yaitu koping yang mempengaruhi terhadap dampak kekerasan
dilakukan setelah mendapatkan kekerasan verbal. Perawat yang baru bekerja dampak
verbal. Berikut adalah pernyataan dari yang ditimbulkan yaitu malas bekerja.
masing-masing partisipan : Namun, lamanya tidak mempengaruhi
terhadap koping yang dilakukan. Tindakan
“saya biasanya tarik napas terus biasanya koping yang dilakukan tergantung dari
saya minum air putih, masih 20% ada setiap tim. Tindakan koping itu sendiri
diditu saya cuci muka hahaha” (P2) terdiri dari koping adaptif dan maladaptif.
“yaudah diem aja, ngerjakan yang lain,
curhat ke temen-temen”. (P3) PENUTUP
“minum, makan hehehe, soalnya kenapa? Kekerasan verbal ditempat kerja
Kan kita energi sama emosi yang terkuras” menimbulkan trauma psikologis pagi
(P5). perawat IGD. Dari hasil penelitian secara
“yah tak buat bercanda sama temen-temen tidak langsung trauma yang ditimbulkan
aja” (P7) dapat mempengaruhi kinerja perawat.
“kalau misalkan kita repot masih ngomel- Perawat IGD melakukan berbagai upaya
ngomel dipanggilkan katim biar katim yang sebagai strategi koping dalam menghadapi
menangani terus kita kerja lagi ke pasien kekerasan verbal ditempat kerja.
lain” (P8)
“tinggal ngopi, hahaha betul, tak tinggal Ucapan terima Kasih
ngopi keluar” (P10). Direktorat Jendral Riset dan Pengembangan,
Direktur Riset dan Pengabdian Masyaarakat,
Rendahnya follow up dari institusi Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan
terhadap pasien yang memiliki risiko Tinggi Republik Indonesia
kekerasan verbal menempatkan perawat
dalam posisi rentan tanpa adanya bantuan DAFTAR PUSTAKA
(Wolf et al., 2014). Dukungan manajemen, Adib, S. M., Al-Shatti, A. K., Kamal, S., El-
kebijakan tertulis, prosedur melaporkan Gerges, N., & Al-Raqem, M. (2002).
kekerasan diharapkan bermanfaat dalam Violence against nurses in healthcare
menangani dan mencegah kekerasan pada facilities in Kuwait. International
perawat (Noorana Zahra & Feng, 2018). Journal of Nursing Studies, 39(4), 469–
Namun, hasil survey di Norway 478.
melaporkan bahwa beberapa UGD sudah Afiyanti, Y., & Rachmawati, I. N. (2014).
mengaplikasikan banyak cara pengukuran Metodologi penelitian kualitatif dalam
terhadap pencegahan berdasarkan riset keperawatan. Jakarta: PT. Raja
keamanan di tempat kerja tetapi tidak Grafindo Persada.
semua angka kejadian kekerasan Anderson, A., & West, S. G. (2011).
terlaporkan (Morken & Johansen, 2013). Violence against mental health
Pawlin (2008), menambahkan pengetahuan professionals: when the treater becomes
baru dalam menyediakan dukungan untuk the victim. Innovations in Clinical
menggunakan “incident reporting tools” Neuroscience, 8(3), 34.
atau alat pelapor kejadian (Pawlin, 2008). Arnetz, J. ., Arnetz, B. ., & Soderman, E.
Sebagian besar perawat yang baru kerja (1998). Violence toward health care
menunjukkan respon seperti ikut emosi, workers:Prevalance and incidence at a
gemas, dan kaget yang mana sebagian besar large, regional hospital in Sweden.
dialami oleh perawat perempuan. American Association of Occupational
Sebaguiannya lagi bagi perawat yang sudah Health Nurses Journal, 46(3), 107–114.
Catllete, M. (2005). A descriptive study of Kualitatif : Teori dan Praktik (1st ed.;
the perceptions of workplace volence Suryani, ed.). Jakarta: Bumi Aksara.
and safety strategies of nurses working Hendrata, D. (n.d.). Kekerasan verbal.
in level I trauma centers. Emergency Inoue, M., Tsukano, K., Muraoka, M.,
Nurs, 31, 519–525. Kaneko, F., & Okamura, H. (2006).
Christlevica, M., Joan, G. A., & Ricky, D. Psychological impact of verbal abuse
(2016). Pengalaman Kekerasan Pada and violence by patients on nurses
Perawat Instalasi Gawat Darurat. Jurnal working in psychiatric departments.
Skolastik Keperawatan, 2(1). Psychiatry and Clinical Neurosciences,
Colaizzi, P. F. (1973). Reflection and 60(1), 29–36.
research in psychology. https://doi.org/10.1111/j.1440-
ENA. (2008). Violence in the emergency 1819.2006.01457.x
department: findingsfrom ENA’s study J, C., W, C., & D, C. (20104). Violence
of workplace violence against towards ED nurses by patients. Accid.
registered nurses. Emergency Nurse Emerg. Nurs, 12, 67–73.
Association. Retrieved from Jackson, D., Clare, J., & Mannix, J. (2002).
http://ena.org/conference/annual/2008/ Who would want to be a nurse?
handouts/339-C.pdf (accesed 4 Agustus Violence in the workplace- a factor in
2019) recruitment and retention. Nurs. Man,
Esmaeilpour, M., Salsali, M., & Ahmadi, F. 10, 13–20.
(2011). Workplace violence against Kamchuchat, C., Chongsuvivatwong, V.,
Iranian nurses working in emergency Oncheunjit, S., Yip, T. W., &
departments. International Nursing Sangthong, R. (2008). Workplace
Review, 58(1), 130–137. violence directed at nursing staff at a
Estryn-Behar, M., Van Der Heijden, B., general hospital in southern Thailand.
Camerino, D., Fry, C., Le Nezet, O., Journal of Occupational Health, 50(2),
Conway, P. M., & Hasselhorn, H.-M. 201–207.
(2008). Violence risks in nursing— Kuspartianingsih, S. (2012). Hubungan
results from the European antara Verbal Abuse Orang Tua
“NEXT”Study. Occupational dengan Perilaku Agresif pada Remaja
Medicine, 58(2), 107–114. Agresif di Sekolah Menengah Pertama
Farrel, G., C, B., & P, B. (2006). Scoping Negeri 129 Jakarta Tahun 2012.
workplace aggresion in nursing: Li, K. E., Ng, Y., Cheung, M., Fung, V.,
findings from an Australian study. J. Kwok, K., Tong, J., & Leung, W.
Adv. Nurs, 55, 778–787. (2006). Prevalence of workplace
Findorff, M. ., McGovern, P. ., Wall, M., & violence against nurses in Hong Kong.
Gerberich, S. . (2004). Risk factors for Hong Kong Med J, 12(1), 6–9.
work related violence in a healthcare Lyneham, J. (2000). Violence in New South
organization. Injury Pervention, 10, Wales. Aust. Adv. Nurs, 18, 8–17.
296–302. Mitchell, A., & Szabo. (2014). Workplace
Gates, D., Fitzwater, E., & Succop, P. (n.d.). Violence Amoung Nurses, Why Are
Relationship of stressor, strain, and We Still Discussing this? Literatur
anger to caregiver assaults. Mental Review. Journal of Nursing Education
Health Nursing, 24(8), 775–793. and Pratice, 4, No. 4.
Gates, D. M., Gillespie, G. L., & Succop, P. https://doi.org/10.5430/jnep.v4n4p147.
(2011). Violence against nurses and its Morken, T., & Johansen, I. H. (2013). Safety
impact on stress and productivity. Nurs measures to prevent workplace violence
Econ, 29(2), 59–66. in emergency primary care centres a
Gunawan, I. (2014). Metode Penelitian crssectional study. BMC Health Service