Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
gangguan sosiologis, biologis, psikologis, genetik, fisik atau kimiawi dengan
jumlah pasien yang meningkat dari tahun ke tahunnya. (WHO, 2015)
Gangguan jiwa sudah mencapai 13% dari penyakit yang secara
keseluruhan dan berkemungkinan akan bertambah dan berkembang menjadi
25% di tahun 2030 yang akan datang. Gangguan jiwa juga berhubungan
dengan bunuh diri, lebih dari 90% dari satu juta kasus bunuh diri setiap
tahunnya akibat gangguan jiwa (WHO, 2015).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 yang menyebutkan
bahwa gangguan jiwa mencapai 1,7% meningkat dari tahun 2007 sebesar
0,46%. Wilayah paling banyak dengan kasus gangguan jiwa Daerah Istimewa
Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali dan Jawa Tengah (Kemenkes RI,
2014). Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun (2018),
presentasi gangguan mental emosional yang ditunjukkkan dengan gejala-
gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 14
juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevelensi
gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau
sebanyak 7% per 1.000 penduduk. Menurut data Riskesdas Provinsi
Kalimantan Timur (2018) didapat prevelensi kasus skizofrenia atau psikosis
5%
Pada tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 1,7%
per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 jiwa (Riskesdas, 2013). Begitu juga
di Sumatera Barat Jumlah penderita gangguan jiwa pada tahun 2008 data
Dinas Provinsi Sumatera Barat dari jumlah penduduk 3.198.726 orang ada
0,26 % yang menderita gangguan jiwa. Data Dinas Kesehatan Kota Padang
pada tahun 2009 dari jumlah penduduk di kota Padang 839.190 orang, yang
mengalami gangguan jiwa di kota Padang sebanyak 0,75 %.
Menurut Stuart dan Sundeen,1995 dalam Fitria Nita 2012, salah satu
gejala positif dari skizofrenia yang sering muncul adalah Perilaku kekerasan.
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun secara psikologis (Keliat, dkk 2011).
Perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan secara verbal
dan fisik. Setiap aktivitas bila tidak di cegah dapat mengarah pada kematian.
Beberapa tanda dan gejala yang biasanya muncul pada pasien dengan
perilaku kekerasan baik secara verbal maupun secara fisik. Tanda dan gejala
verbal yang muncul biasanya mengancam, mengumpat dengan katakata kotor,
berbicara dengan nada keras, dan kasar (Fitria Nita, 2012). Sedangkan tanda
dan gejala fisik nya dapat berupa mata melotot/pandangan tajam, tangan
mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, postur tubuh kaku,
serta riwayat melakukan perilaku kekerasan (Badan PPSDM, 2013).
Penyebab dari perilaku kekerasan yaitu kehilangan harga diri karena
tidak dapat memenuhi kebutuhan sehingga individu tidak berani bertindak,
cepat tersinggung dan lekas marah. Akibatnya frustasi tujuan tidak tercapai
atau terhambat sehingga individu merasa cemas dan terancam, individu
berusaha mengatasi tanpa memperhatikan hak-hak orang lain, kebutuhan
aktualisasi diri yang tidak tercapai sehingga menimbulkan ketegangan dan
membuat individu cepat tersinggung. Dampak atau perubahan yang terjadi
dapat berupa perasaan tidak sabar, cepat marah, dari segi sosial kasar,
menarik diri, dan agresif (Dalami, dkk 2009).
Menurut Suliswati, dkk 2005 dalam Abdul, dkk 2013, keperawatan jiwa
adalah pelayanan keperawatan profesional di dasarkan pada ilmu perilaku,
ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
respons psiko-sosial yang mal adaptif yang disebabkan oleh gangguan
biopsiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan
jiwa melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah,
mempertahankan, dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien.
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk
meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi
utuh sebagai manusia.
Berdasarkan pemaparan yang telah di jelaskan di atas maka peneliti
tertarik mengangkat kasus tentang Penerapan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada
Klien Dengan Perilaku Kekerasan di RSJ Prof. HB. Sa’anin Padang Tahun
2021.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka permasalahan
peneliti adalah bagaimana cara menerapkan asuhan keperawatan jiwa pada
Pasien Perilaku Kekerasan Rumah Sakit Prof.HB.Saanin Padang Pada Tahun
2021.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini untuk melakukan Penerapan
asuhan Keperawatan Jiwa pada Klien dengan Perilaku Kekerasan di RSJ
Prof. HB. Sa’anin Padang Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Gangguan
Perilaku kekerasan di RSJ. Prof. HB, Saanin Padang.
b) Mampu merumuskan masalah Keperawatan pada pasien dengan
Gangguan Perilaku kekerasan di RSJ. Prof. HB, Saanin Padang.
c) Mampu merumuskan perencanaan Intervensi pada pasien dengan
Gangguan Perilaku kekerasan di RSJ. Prof. HB, Saanin Padang.
d) Mampu melakukan pelaksanaan Implementasi pada pasien dengan
Gangguan Perilaku kekerasan di RSJ. Prof. HB, Saanin Padang.
e) Mampu merumuskan hasil Evaluasi pada pasien dengan Gangguan
Perilaku kekerasan di RSJ. Prof. HB, Saanin Padang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Kegiatan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi penulis tentang penerapan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Gangguan Perilaku Kekerasan Di Rumah Sakit
Prof.HB.Saanin Padang Pada Tahun 2017.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan bagi
petugas kesehatan Rumah Sakit Prof. HB, Saanin Padang dalam
meningkatkan mutu pelayanan dan Profesionalitas khususnya dalam
kasus Perilaku Kekerasan. Di samping itu hasil penelitian ini juga dapat
dijadikan sebagai data pembanding dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Gangguan Perilaku Kekerasan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran
untuk pengembangan ilmu dalam penerapan Asuhan Keperawatan Jiwa
Pada Klien dengan Gangguan Perilaku Kekerasan di RSJ. Prof. HB,
Saanin Padang.

Anda mungkin juga menyukai