Anda di halaman 1dari 9

1

BAB 1

PENDAHALUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan jiwa adalah berbagai karakterisktik positif yang

menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

mencerminkan kedewasaan kepribadian. (Yosep, 2014). Menurut

World Health Organization (WHO) 2012 memperkirakan 450 juta

orang diseluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10%

orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan (25%)

penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia

tertentu selama hidupnya. Pada studi terbaru WHO di 14 negara

menunjukkan bahwa pada negara-negara berkembang, sekitar 76-

85% kasus gangguan jiwa tergolong parah dan tidak dapat

pengobatan apapun

Penderita gangguan jiwa di dunia diperkirakan akan semakin

meningkat seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat.

Masalah ini merupakan masalah yang sangat serius. Satu dari

empat anggota keluarga mengalami gangguan jiwa dan seringkali

tidak terdiagnosis secara tepat sehingga tidak memperoleh

perawatan dan pengobatan dengan tepat. Hampir 400 juta

penduduk dunia menderita masalah gangguan jiwa, diantaranya

skizofrenia yang merupakan gangguan jiwa berat atau kronis. Saat

ini diperkirakan sekitar 26 juta orang di dunia akan mengalami

skizofrenia. ( WHO, 2013).


2

Di Indonesia peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa

cukup banyak hal ini dikarenakan dari beberapa aspek misalnya

keadaan ekonomi yang rendah, konflik yang sering terjadi, bencana

dimana-mana. Berdasarkan data Riset pada tahun 2010 di


1
Indonesia, menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa secara

nasional mencapai (5,6%) dari jumlah penduduk, dengan kata lain

menunjukkan bahwa pada setiap 1000 orang penduduk terdapat

empat sampai lima orang menderita gangguan jiwa. Data dari

Departemen Kesehatan RI tahun 2010, total jumlah penderita

gangguan jiwa di Indonesia mencapai lebih dari 28 juta orang,

dengan kategori gangguan jiwa ringan 11,6% dari populasi dan

0,46% menderita gangguan jiwa berat atau 46 per mil. (Depkes RI

2010)

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Depkes RI, 2010)

menyatakan 14,1% penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa

dari yang ringan hingga berat, kondisi ini diperberat dengan adanya

aneka bencana alam yang terjadi di hampir seluruh wilayah

Indonesia. Berdasarkan dari data tersebut bahwa data pertahun di

Indonesia yang mengalami gangguan jiwa selalu meningkat.

Prevalensi gangguan jiwa tertinggi di Indonesia terdapat di provinsi

Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (24,3%), diikuti Nangroe Aceh

Darussalam (18,5%), Sumatera Barat (17,7%), NTB (10,9%),

Sumatera Selatan (9,2%), dan Jawa Tengah (6,8%). (Depkes RI,

2010).
3

Provinsi Sumatra Selatan termaksud kedalam gangguan jiwa

tertinggi. Sumatra Selatan berada di urutan ke 5 dari 6 kota yang

mengalami gangguan jiwa tertinggi. Pada daerah sumatra selatan

mencapai (9,2%). (Depkes RI , 2010). Di Sumatra Selatan terdapat

rumah sakit jiwa yaitu RS Ernaldi Bahar yang terletak di kota

Palembang yang setiap tahunya mengalami penurunan dan

kenaikan jumlah pasien dengan gangguan jiwa. (Depkes RI, 2010)

Menurut data Medical Record Rumah Sakit Ernaldi Bahar

Provinsi Sumatera Selatan kasus gangguan jiwa pada kurun waktu

3 tahun terakhir mengalami penurunan dan kenaikan. Tahun 2015

sebanyak 5.326 orang, dan pada tahun 2016 sebanyak 2.471

orang. Menurut peneitian yang dilakukan di Rumah Sakit Ernaldi

Bahar didapatkan hasil, pada tahun 2017 sebanyak 2.519 orang

(Rs Ernaldi Bahar, 2017)

Dari data di atas jumlah penderita masih sangat tinggi,

khususnya penderita halusinasi, pada tahun 2017 penderita

halusinasi mencapai 1.002 orang. Walaupun jumlah penderita

halusinasi mengalami penurunan, namun jumlah penderitanya

masih sangat tinggi di banding gangguan jiwa yang lain. Selain itu,

penderita halusinasi harus mendapat penanganan dan asuhan

keperawatan yang komprehensif, karena dampak yang ditimbulkan

sangat aktual diantaranya resiko bunuh diri, perilaku kekerasan,

dan masih banyak lagi dampak yang lainnya. ( Rs Ernaldi Bahar,

2017)
4

Ada beberapa macam gangguan jiwa salah satunya adalah

skizofrenia dengan karakteristik halusinasi. Halusinasi merupakan

salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan

gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa

dimana pasien mengalami perubahan sensori persepsi :

merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,

perabaan atau penghiduan. Direja (2011)

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang

mengalami halusinasi adalah kehilangan kontrol dirinya. Dimana

pasien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh

halusinasinya. Dalam situasi ini pasien dapat melakukan bunuh diri

(suicide), membunuh orang lain (homicide), bahkan merusak

lingkungan. Untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan,

dibutuhkan penanganan halusinasi yang tepat (Hawari 2009,

dikutip dari Chaery 2009).

Penatalaksanaan pengontrolan halusinasi dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu secara kelompok dan individu. Menurut

Afnuhazi (2015) tindakan keperawatan yang di lakukan yaitu :

Membantu klien mengenal halusinasi dan Membantu klien

mengontrol halusinasi dengan melaksanakan strategi pelaksanaan

untuk pasien halusinasi yang terdiri dari 4 strategi pelaksanaan

yaitu : mengontrol halusinasi dengan menghardik , tepat minum

obat, bercakap-cakap dengan orang lain, membuat aktivitas

terjadwal.
5

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil

bahasan mengenai halusinasi dan melakukan Asuhan

Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori :

Halusinasi Pendengaran di Ruang Merpati Rumah Sakit Ernaldi

Bahar Provinsi Sumatera Selatan.

B. Ruang Lingkup Penulisan

Asuhan Keperawatan ini termasuk dalam ruang lingkup

Keperawatan Jiwa dengan judul asuhan keperawatan pada Tn “S”

dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran di

ruang rawat inap Merpati Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2018.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis yang ingin dicapai dalam Karya Tulis

Ilmiah meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Tn "S" Dengan

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran di Ruang

Rawat Inap Merpati Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi

Sumatera Selatan tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk melakukan pengkajian keperawatan pada Tn “S”

dengan Gangguan Persepsi Sensori : Hausinasi

Pendengaran di Ruang Rawat Inap Merpati Rumah Sakit

Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018.


6

b. Untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn “S”

dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

Pendengaran di Ruang Rawat Inap Merpati Rumah Sakit

Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018.

c. Untuk menyusun rencana keperawatan pada Tn “S” dengan

Gangguan Persepsi Sensori : Halusiansi Pendengaran di

Ruang Rawat Inap Merpati Rumah Sakit Ernaldi Bahar

Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018.

d. Untuk melakukan tindakan keperawatan pada Tn “S” dengan

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran di

Ruang Rawat Inap Merpati Rumah Sakit Ernaldi Bahar

Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018.

e. Untuk mengevaluasi tindakan keperawatan pada Tn “S”

dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

Pendengaran di Ruang Rawat Inap Merpati Rumah Sakit

Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018.

D. Manfaat Penulisan

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini di harapkan dapat

diberikan manfaat :

1. Bagi Akper Kesdam II/SWJ

Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai referensi dalam

pengembangan penelitian selanjutnya serta dapat

menambahkan wawasan dan pengetahuan yang diharapkan

dapat meningkatkan mutu pendidikan.


7

2. Bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi

yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan

kekambuhan pasien gangguan jiwa.

3. Bagi Penulis

Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan sebagai pedoman dan

sumbangan pemikiran bagi mahasiswa maupun penulis

selanjutnya dalam menyusun karya tulis ilmiah.

E. Metodologi Penulisan

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penyusunan

menggunakan metode study kasus yaitu suatu metode penelitian

yang dikakukan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan

secara objektif. Menganalisa data dan menggunakan melalui

pendekatan studi kasus. Adapun teknik pengumpulkan data adalah

sebagai berikut.

1. Wawancara

Tehnik wawancara atau tanya jawab langsung dengan

penderita, keluarga, dokter, perawat, atau petugas kesehtan

lainnya untuk mendapatkan data subjektif.

2. Obsevasi

Tehnik observasi atau mengamati langsung terhadap penderita

untuk mengetahui perubahan tingkah laku klien selama

melakukan asuhan keperawatan.

3. Pemeriksaan
8

Pemeriksaan dapat, dilakukan dapat berupa pemeriksaan

laboratorium, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologis.

Pemeriksaan dapat dilakukan berulang-ulang atau cukup sekali

saja. Pemeriksaan dapat dilakukan dilapangan, di sarana

pelayanan kesehatan.

4. Buku sumber

Pengumpulan data dari buku sumber yang berhubungan

dengan judul laporan Karya Tulis Ilmiah.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan

sistematika sebagai berikut yang terdiri dari lima bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini penulis menjelaskan latar belakang masalah, ruang

lingkup penulisan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab ini penulis menjelaskan tentang konsep dasar halusinasi,

rentang respon, faktor predisposisi, faktor presipitasi, koping,

perilaku serta pengkajian sampai evaluasi.

BAB III TINJAUAN KASUS

Pada Bab ini penulis menjelaskan laporan yang di lakukan

langsung dari pengkajian sampai evaluasi dalam bentuk Asuhan

Keperawatan.
9

BAB IV PEMBAHASAN

Pada Bab ini penulis membahas adanya kesenjangan antara teori

dengan kenyataan yang ada waktu penerapan Asuhan

Keperawatan pada pasien dengan gangguan persepsi sensori :

Halusinasi Pendengaran dari pengkajian sampai evaluasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan kesimpulan atas pembahasan dan saran yang bersifat

membangun untuk meningkatkan mutu pelaksanaan serta

pelayanan kesehatan jiwa yang di berikan.

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai