Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sehat adalah keadaan sejatera dari badan, jiwa dan social

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan

ekonomis (UU.No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan Dalam buku

Prabowo, 2014)

Kesehatan jiwa dan gangguan jiwa yaitu sehat sakit dan

adaptasi-maladaftasi merupakan konsep yang berbeda. Tiap

konsep berada pada rentang yang terpisah, rentang sehat sakit

berasal dari sudut pandang medis. Rentang adaftasi-maladaftasi

berasal dari sudut pandang keperawatan, jadi seseorang yang

mengalami sakit baik fisik maupun jiwa dapat beradaftasi terhadap

keadaan sakitnya, sebaliknya seseorang yang tidak didiagnosis

sakit mungkin memiliki respon koping yang maladatif (Stuart,2012)

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang

berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien

yang berperan pada fungsi yang terintergerasi. Sistem pasien atau

kllien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau

komunitas (Stuart,,2012).
2

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana

seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara

fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain (Yosep, 2007).

Menurut, (Yosep,2010), terdapat beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi perilaku kekerasan, diantara yaitu, secara

biologi dan psikologi. Faktor biologi terdiri dari neurologic, genetic

maupun biokimia (neurotransmitter/ penghantar syaraf).

Sedangkan, untuk faktor psikologis sendiri, dapat dipengaruhi dari

pikiran orang yang bersangkutan, lingkungan sekitar, dan perilaku

meniru, yang biasanya terjadi pada anak-anak.

Perilaku kekerasan dapat disebabkan karena frustasi dan

takut. Gejala klinisnya percaya diri kurang, rasa bersalah terhadap

diri sendiri, perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit,

gangguan hubungan sosial, menciderai diri sendiri akibat harga diri

yang rendah disertai harapan yang suram.

Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami

peningkatan yang sangat signifikan dan setiap tahun diberbagai

belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah.

Berdasarkan data dari WHO (Yosep, 2013),ada sekitar 450 juta

orang di dunia yang mengalami gannguan jiwa. Data dari 33

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) yang ada diseluruh Indonesia

menyebutkan hingga kini jumlah penderita gangguan jiwa berat

mencapai 2,5 juta orang.


3

Penderita gangguan jiwa berat dengan usia diatas 15 tahun

di Indonesia mencapai 0,46%. Hal ini berarti terdapat lebih dari satu

jiwa di Indonesia yang menderita ganggguan jiwa berat, sedangkan

pada tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 1,7 juta

(Riskesdas, 2013).

Adapun di Propinsi Sumatera Selatan, berdasarkan profil

kesehatan tahun 2012 tercatat sebanyak 56.122 0rang (0,69%)

menderita gangguan jiwa dari 1.5233.310 jiwa jumlah penduduk

secara keseluruhan. Sedangkan tahun 2013, data profil kesehatan

mencatat penderita gangguan jiwa sebesar 108.816 orang yaitu

1,3% dari penduduk asli Sumatera Selatan.

Hal ini di artikan bahwa penderita gangguan jiwa di Provinsi

Sumatera Selatan per tahun juga mengalami peningkatan.

Berdasarkan data di atas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

menempatkan pelayanan kesehatan jiwa berpusat di Rumah Sakit

Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan (Dinkes SUMSEL,2012)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Medical Record

RumahSakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, tercatat

pada tahun 2015, penderita gangguan jiwa dengan perilaku

kekerasan sebanyak 1958 orang , dengan terbagi antara laki-laki

sebanyak 1597 orang dan perempuan sebanyak 351 orang, pada

tahun 2016, penderita ganggguan jiwa dengan perilaku kekerasan

sebanyak 1791 orang, jumlah penderita laki-laki sebanyak 1435

orang dan perempuan sebanyak 335 orang sedangkan pada tahun


4

2017 penderita dengan gangguan prilaku kekerasan sebanyak

1400 orang dengan rinjcian laki –laki 1237 orang dan perempuan

153 orang, Pada tahun 2018 perbulan april, penderita ganggguan

jiwa dengan perilaku kekerasan sebanyak 481 orang, dengan

terbagi laki-laki sebanyak 334 orang dan perempuan sebanyak 127

orang (RM Rs ERBA Palembang )

Resiko perilaku kekerasan adalah adanya kemungkinan

seseorang melakukan tindakan yang dapat mencederai orang lain

maupun dirinya sendiri. Menurut jurnal yang dikemukakan oleh ( Ni

Made Dian Sulistiowati, Budi Ana Keliat, Ice Yulia Wardani, 2014).

Perilaku kekerasan timbul akibat rasa tidak nyaman dan panic yang

terjadi akibat stressor dari dalam dan luar lingkungan. Perilaku

kekerasan yang timbul pada klien skizofrenia diawali dengan

adanya perasaan tidak berharga, takut dan ditolak lingkungan

sehinggga individu akan menyingkir dari hubungan interpersonal

dengan orang lain.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk

menulis study kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Pada TN

“B” dengan Perilaku kekerasan Di Ruang Bangau Rumah Sakit

Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan.

1.2. Ruang Lingkup Penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini termasuk dalam ruang lingkup

keperawatan jiwa. .Metode pengumpulan data dengan wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, sumber


5

buku dan jurnal ilmiah. Karya Tulis Ilmiah dengan Asuhan

Keperawatan pada pasien Tn “B” dengan Resiko Perilaku

Kekerasan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Propinsi Sumatera

Selatan dilaksanakan dari tanggal 01-20 April 2018.

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan Asuhan Keperawatan pada Tn “B” dengan

Resiko Perilaku kekerasan di Ruang Bangau Rumah Sakit Ernaldi

Bahar Palembang

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengakajian dan pengumpulan data untuk

melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn”B” dengan

Resiko Perilaku kekerasan di Ruang Bangau Rumah Sakit

Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan

b. Menetapkan diagnosa keperawatan pada Tn”B” dengan

Resiko Perilaku kekerasan di Ruang Bangau Rumah Sakit

Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018.

c. Menyusun intervensi pada Tn”B” dengan resiko Perilaku

kekerasan di Ruang Bangau Rumah Sakit Ernaldi Bahar

Provinsi Sumatera Selatan.

d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada Tn”B”

dengan Resiko Perilaku kekerasan di Ruang Bangau Rumah

Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan.


6

e. Menilai hasil (Mengevaluasi tindakan) yang telah diberikan

pada Tn”B” dengan Resiko Perilaku kekerasan di Ruang

Bangau Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera

Selatan. Tahun.

1.4. Manfaat Penulisan

1.4.1. Bagi Akper akesdam II /Sriwijaya Palembang

Diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang dapat

menambah wawasan terutama bagi keperawatan jiwa dalam

menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan resiko

perilaku kekerasan.

1.4.2. Bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan

Diharapkan dapat memberikan masukan kepada perawat yang

sering terlibat langsung dalam menangani pasien dengan resiko

perilaku kekerasan.

1.4.3. Bagi Mahasiswa

Dapat menjadi panduan dalam menyelesaikan asuhan

keperawatan jiwa serta dapat meningkatkan pengetahuan dalam

menangani asuhan keperawatan jiwa khususnya pada kasus yang

berhubungan dengan resiko perilaku kekerasan

1.5. Metode Penulisan

Dalam melaksana penulisan karya tulis ilmiah ini

menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut :


7

1.5.1. Wawancara / Interview

Dalam Pengkajian dalam rangka pengumpulan data

dilakukan dengan Tanya jawab langsung kepada klien, keluarga

klien dan perawat diruangan yang ada kaitannya dengan klien

tersebut.

1.5.2. Observasi

Mengamati klien langsung selama melakukan asuhan

keperawatan untuk memperoleh data yang objektif dengan

menggunakan format pengkajian.

1.5.3. Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan fisik persistem dari B1-B6

(Brain,Blood,Breathing,Bladder,Bone,Bowel) pada pasien dengan

gangguan sistem pencernaan.

1.5.4. Pemeriksaan Penunjang

Dalam pemberian asuhan keperawatan penulis

melakukan kalaborasi dengan team medis lain untuk menegakkan

diagnosa keperawatan yang timbul..

1.5.5. Sumber Buku

Dengan mengambil data-data teori melalui internet,bahan

bacaan dan buku sumber yang ada hubungannya dengan judul

karya tulis ilmiah ini

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan karya tulis ini adalah

sebagai berikut :
8

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang isi karya tulis ini

secara singkat, terdiri dari latar belakang, ruang lingkup, tujuan

penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika

penulis.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Penulis membagi bab ini menjadi dua bagian yaitu konsep

penyakit dan konsep dasar keperawatan pada klien dengan resiko

perilaku kekerasan yang meliputi pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi secara teoritis dan ilmiah.

BAB III TINJAUAN KASUS

Pada bab ini membahas tentang asuhan keperawatan yang

terdiri dari pengkajian data, diagnosa keperawatan,

perencanaan,implementasi dan evaluasi keperawatan.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas hasil asuhan keperawatan yang

disesuaikan dengan tujuan penulisan. Penulis membandingkan

teori yang didapat dengan praktek nyata di Ruang Bangau Rumah

Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera 2018 sehingga hal-hal yang

menjadi hambatan dan mendukung asuhan keperawatan dapat

dikenali.
9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Menguraikan tentang beberapa kesimpulan yang di

dapat dari asuhan keparawatan yang telah dilakukan untuk

menjawab tujuan penulisan, berupa dukungan atau bantahan

terhadap teori yang ada atau menemukan teori yang baru.

b. Saran

Penulis membahas beberapa saran untuk menanggapi

kesimpulan dan merupakan pemecahan masalah yang realistis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai