Anda di halaman 1dari 6

ERITROPOIESIS

SERI ERITHROCYTIC

Proerythroblast/ Pronormoblast/ Rubriblast:


sel ini sulit dibedakan dengan sel blast seri lain.
diameter: 15 20 micron
nukleus: ukuran besar (hampir memenuhi sebagian besar sel),
kromatin berhialin halus, nucleoli terlihat;
sitoplasma: berwarna biru tua atau basofilik.

Basophilic erythroblast/ prorubricyte:


sulit dibedakan dengan proerythroblast
diameter 10-12 micron
nukleus: ukuran < nucleus pronormoblast, kromatin lebiH
padat,

nukleoli tidak terlihat, membran nukleus lebih tebal,

sitoplasma: berwarna biru laut

Polychromatophilic erythroblast/Rubricyte:
diameter: 8 12 mikron
nukleus: bulat, lebih kecil, kromatin lebih padat & kasar,
sitoplasma: berwarna kebiruan, mulai tampak bintik bintik
merah dalam sitoplasma karena terbentuknya Hb

Orthochromatophilic/ erythroblast/Metarubricyte:
diameter: 8 - 10 mikron
nukleus: makin kecil dan piknotik;
sitoplasma: mulai berwarna kemerah-merahan

Reticulocyte:
diameter: 8 9.5 mikron
nukleus: tidak ada;
sitoplasma: asidofilik

Erythrocyte:

diameter: 6 8 mikron
eritrosit matur tanpa nukleus; bentuk bikonkaf
sitoplasma: berwarna merah muda karena ribosom yang
berkurang dan adanya sejumlah besar protein seperti
hemoglobin
Eritrosis / Red Blood Cell (RBC) berbentuk cakram bikonkaf, cekung pada kedua sisinya,
sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua bulan sabit yang saling bertolak belakang.
Struktur eritrosit terdiri atas pembungkus luar atau stroma yang berisi masa hemoglobin. RBC
memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari asam amino dan zat besi. Wanita
memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan laki-laki karena beberapa diantaranya ibuang
sewaktu menstruasi.
Pembentukan RBC terjadi di dalam Bone Marrow(sumsum tulang) dengan tahapan : (1) mulamula besar dan berisi nucleus tetapi tidak ada hemoglobin, (2) dimuati hemoglobin dan akhirnya
kehilangan nucleus, (3) mulai beredar dalam sirkulasi. Proses ini terjadi selama 7 hari. RBC
memiliki umur rata-rata 120 hari, setelah itu sel menjadi using dan dihancurkan dalam retikuloenditelial, terutama dalam limpa dan hati.
Globin dari hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam
jaringan-jaringan dan zat besi .Heme dari hemoglobin dikeluarkan untuk digunakan dalam
pembentukan eritrosit lagi. Sisa heme diubah menjadi bilirubin (pigmen waran kuning) dan
biliverdin (warna kehijauan dan terlihat saat perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka
memar).

ANALISIS
1.bagaimana morfologi normal ? (neneng,alek, adam)
a. eritrosit

Erythrocyte:
diameter: 6 8 mikron
eritrosit matur tanpa nukleus; bentuk bikonkaf
sitoplasma: berwarna merah muda karena
ribosom yang berkurang dan adanya sejumlah besar protein seperti hemoglobin.
b. leukosit

(i)

diameter : 10 m.
bening dan tidak berwarna, punya
nucleus
i. (+) granula : Eosinofl, basofil, netrofil
ii. (-) granula : Limfosit dan monosit

c. trombosit

Thrombocyte
diameter: 2-4 mikron
merupakan fragmen sitoplasma megakaryocyte
yang tak berinti dan mengandung granula azurofil
berupa lempeng yang berbentuk bulat, oval atau
bikonkaf

2.bagaimana morfologi abnormal sel sel darah diatas? (alek, adam)

Variasi Kelainan dari Besar RBC


1. Makrositosis
Keadaan dimana diameter rata-rata eritrosit > 8,5 mikron dengan tebal ratarata 2,3 mikron. Ditemukan ada anemia megaloblastik, anemi pada
kehamilan, anemi karena menstruasi.
2. Mikrositosis
Keadaan dimana diameter rata-rata RBC < 7 mikron dengan tebal rata-rata
1,5-1,6 mikron. Ditemukan pada anemi defisiensi besi.
3. Anisositosis
Keadaan dimana ukuran besarnya eritrosit bervariasi, jadi terdapat makro,
normo, mikrosit. Ditemukan pada anemi kronik yang berat.

Variasi Warna RBC


1. Normokromia

: Keadaan dimana RBC dengan konsentrasi hemoglobin

normal.
2. Hipokromia

: Keadaan dimana RBC dengan konsentrasi hemoglobin

rendah.
3. Hiperkromia

: Keadaan dimana RBC dengan konsentrasi hemoglobin

tinggi.
4. Polikromasia

: Keadaan beberapa warna pada RBC, miasalnya: basofilik,

asidofilik atau polikromatofilik.

Variasi Bentuk RBC


1. Echnosit

: Crenated Eritrosit, masalnya RBC pada media

hipertonik.
2. Sferosit

: RBC dengan diameter < 6,5 mikron tetapi hiperkrom

misalnya pada sferositosis.


3. Leptosit

: Misalnya pada hemoglobinopati Ca atau E.

4. Sel Target

: Bulls eyo cell; misalnya pada thalassemia.

5. Ovalosit

: Elliptosit, misalnya pada elliptositosis hereditaria.

6. Drepanosit

: Sickle Cell, misalnya pada sickle cell anemi.

7. Sehistocyte

: Helmet Cell merupakan pecahan eritrosit, misalnya pada

anemi hemolitika
8. Stomatosit

: Misalnya pada thalasemia dan anemia pada penyakit hati

menahun.
9. Tear drop cell

: Misalnya pada anemia megaloblastik.

10. Poikilositosis

: Keadaan dimana terdapat bermacam-macam bentuk RBC

dalam satu sediaan hpus, misalnya pada hemopoisis extraedularis.


(Depkes RI, 1989)

3.bagaimana
eritrosit

mekanisme
abnormal?

(neneng,alek,)
4.bagaimana

proses

eritropoiesis? (neneng, adam)


(copas yang LI
ya :)

diatas aja

Anda mungkin juga menyukai