BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, psikologi, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis (UU No. 36 tahun 2009). Kesehatan jiwa adalah berbagai
terhadap kesehatan jiwa atau gangguan jiwa. (UU No. 18 tahun 2014 pasal 1
ayat 4).
1
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2
terdapat sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan
tertentu selama hidupnya. Gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit secara
Gangguan jiwa juga berhubungan dengan bunuh diri, lebih dari 90% dari satu
juta kasus bunuh diri setiap tahunnya akibat gangguan jiwa, ini termasuk
dampak dari gangguan jiwa yg mana dapat melukai diri sendiri, orang lain
usia diatas 15 tahun di Indonesiamencapai 0,4%. Hal ini berarti terdapat lebih
dari satu juta orang diindonesia yang mengalami gangguan jiwa berat.
penderita gangguan jiwa berat mencapai 1,7% per 1000 penduduk atau
sekitar400.000 jiwa (Riskesdas, 2013). Salah satu gangguan jiwa yang kita
Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa yang ditandai dengan penurunan atau
afek yang tidak wajar atau tumpul, gangguan kognitif (tidak mampu berfikir
yang merupakan suatu tanda dan gejala positif dari gangguan skizofrenia
yang dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain dan
ditemukan adalah bunuh diri dan perilaku kekerasan (Yosep, 2009 dalam
jurnal Puji, 2013). Resiko perilaku kekerasan merupakan salah suatu diagnosa
yang memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain, karena jika
pasien tersebut kambuh maka dapat membahayakan diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan baik secara fisik maupun emosional, seksual, dan verbal.
Resiko perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu resiko perilaku
yang terdahulu atau memiliki riwayat resiko perilaku kekerasan (Keliat, 2012).
pada keadaan sehat, resiko dan gangguan jiwa dengan melakukan strategi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
klien dengan masalah resiko perilaku kekerasan Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Lampung.
2. Tujuan Khusus
Lampung.
Lampung.
Lampung.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
d. Bagi Klien
dan komperhensif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dapat mengancam secara fisik, emosional dan atau seksual kepada orang
membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah
Perasaan : Kecemasan
memungkinkan.
Perasaan : Marah
c. Tahap 3 : Krisis
Perasaan : Marah
pengekangan fisik.
Perasaan : Agresi
balas dendam.
Perasaan : Marah
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
yang berasal daei biologis dapat dilihat sebagai suatu keadaan atau
maupun lingkungan.
2015).
b) Genetik
(Damaiyanti, 2012).
c) Neurotransmiter
agresif.
d) Imunovirologi
2) Faktor Psikologis
a) Teori Psikoanalitik
adanya ketidak puasan fase oral pada usia 0-2 tahun, dimana anak
menyelesaikan masalah.
b) Teori Permbelajaran
orang tua, saudara, model peran dan ragawa (Stuart, 2016) sejalan
budaya dapat menentukan cara yang dapat diterima atau tidak dalam
a) Jenis Kelamin
sampai 55 tahun.
b. Faktor Presipitasi
disebabkan dari luar maupun dalam. Contoh stresor yang berasal dari
penyakit fisik dan lain-lain. Selain itu lingkungan yang terlalu ribut,
1) Faktor Biologi
2) Faktor Psikologi
keberadaan dirinya.
c. Penilaian Stressor
Model Stres Diatesis dalam sebuah karya klasik oleh Liberman dan
keadaan.
d. Sumber Koping
e. Mekanisme Koping
(Damaiyanti, 2012).
2) Verbal, beberapa tanda dan gejala verbal yang terjadi pada pasien
(Stuart, 2016).
dijelaskan dari beberapa poin seperti agresif dan amuk (perilaku kekerasan)
Bagan 2.1
Rentang Respon Marah
1. Asertif
Perilaku asertif adalah sikap yang berada di tengah pada rentang perilaku
secara hormat pada orang lain. Seorang dengan perilaku asertif dapat
bicara dengan orang lain secara langsung dan jelas, dan sikap tubuh dapat
menyakiti orang lain. Dengan perilaku ini dapat melegakan perasaan pada
2. Pasif
terhadap diri mereka sendiri. Orang yang berperilaku pasif biasanya bicara
3. Frustasi
4. Agresif
dan mengabaikan hak asasi orang lain, mereka berpikir bahwa mereka
dapat ditunjukan dengan fisik atau verbal, dan menunjukan sikap dalam
menutupi rasa kurang percaya diri, orang tersebut akan menunjukan harga
Individu agresif tidak memedulikan hak orang lain. Bagi individu ini
5. Amuk
individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Resiko
(Satrio & Laraia, 2015) sejalan dengan pendapat (Purwanto, 2015) Violent
(amuk) adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai
1. Konsep Model
a. Adaptasi Roy
b. Pengkajian
a. Data Subyektif
kesehatannya.
b. Data Obyektif
D. Pohon Masalah
E. Diagnosa Keperawatan
F. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Sp/Kemampuan Klien
Keperawatan
Resiko perilaku SP 1:
kekerasan - Identifikasi penyebab tanda dan gejala, PK
yang dilakukan, akibat Pk
- Jelaskan cara mengontrol PK, fisik, obat, verbal
spiritual.
- Latihan cara mengontrol PK jelaskan scera
fisik: tarik nafas dalam dan pukul kasur atau
bantal
- Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan
Fisik
SP 2 :
- Evaluasi kegiatan latihan fisik, beri pujian
- Latih cara mengontrol PK dengan obat
(jelaskan 6 benar :jenis, guna, dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas minum obat)
- Masukan pada jadwal kagiatan untuk latihan
fisik dan minum obat
SP 3 :
- Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat, beri
pujian
- Latih cra mengontrol PK secara verbal (3 cara
yaitu, mengungkapkan, meminta, menolak dengan
benar)
- Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik, minum obat dan verbal
SP 4 :
- Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat, verbal,
berikan pujian
- Latih cara mengontrol spritul (2 kegiatan)
- Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan
fisik, minum obat, verbal dan spiritual
G. Implementasi Keperawatan
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
keperawatan masih dibutuhkan dan disesuikan dengan kondisi klien saat ini.
H. Evaluasi Keperawatan
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan kenyataan yang
akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain
(Kemenkes, 2017) sejalan dengan pendapat (Farida & Yudi, 2012) Evaluasi
menilai efek dari tindakan keperawatan yang telah yang telah dilaksanakan,
tindakan keperawatan.
telah dilaksanakan.
dilaksanakan.
klien.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, studi yang
sumber informasi. Studi kasus ini adalah studi yang mengeksplorasi masalah
B. Batasan Istilah
Tabel 3.1
Batasan Istilah
32
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
33
C. Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini yaitu dua klien dengan masalah keperawatan
yaitu resiko perilaku kekerasan di Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Daerah
1. Penelitian ini akan dilakukan di ruang Melati Rumah Sakit Jiwa Provinsi
2. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret tahun 2020.
E. Pengumpulan Data
1. Wawancara
Mengadakan tanya jawab dengan pihak yang terkait dan klien maupun
2. Observasi Partisipan
sakit.
3. Studi Dokumetasi
F. Analisa data
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
1. Pengumpulan Data
2. Mereduksi Data
3. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, bagan maupun teks naratif.
klien.
4. Kesimpulan
induksi.
G. Etika Penelitian
Pada penelitian ini dicantumkan etika yang menjadi dasar penyusunan studi
1. Informed Consent
hak pasien (Hidayat, 2008 dalam jurnal Adinda, 2016) sejalan dengan
dampaknya.
2. Anonimity
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2008 dalam jurnal
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
3. Confidentiality
identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain,
5. Justice (Keadilan)
hal beban dan manfaat. Hal ini dilakukan dengan distribusi usia, gen,
etnik.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2012). Pedoman pelayanan kesehatan jiwa komunitas. Jakarta: Ditjen
BUK.
Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012. Dalam :
http://www.depkes.go.id
Dilfera. (2018). faktor yang berhubungan dengan kasus skizofrenia pada pasien
rawat inap rumah sakit khusus jiwa soeprapto provinsi bengkulu. Jurnal
Keperawatan Silampari (JKS)
Farida & Yudi. (2012). Buku Ajaran Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika
Satrio,K.L. (2015). Buku ajaran keperawatan jiwa lampung : Pusat Penelitian dan
Penerbit LP2M Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Stuart, G.W. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi
Indonesia Pertama. Elsevier singapore.
Yuni, Dwi. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Ny. H Dengan Risiko Perilaku
Kekerasan Di Ruang Nakula Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.
Thesis (diploma) tidak dipublikasikan. Purwokerto: Program Studi Ilmu
Keperawatan D3, FIK UMP.
Adinda. 2016
WHO. 2012