OLEH
c. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta partisipasinya dalam
kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.
11. Setting Tempat
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan yang nyaman
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
2. Menjelaskan aturan main berikut
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
- Lama kegiatan 20 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah.
1) Tanyakan pengalaman tiap klien
2) Tulis kertas observasi
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpaparoleh penyebab
marah sebelum perilaku kerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tandadan gejala)
2) Tulis kertas observasi
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, mencederai/memukul orang lain,memukul diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
2) Tulis kertas observasi
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering
dilakukan untuk diperagakan
e. Melakukan bermain peran/ simulasi untuk perilaku kekerasan yangtidak berbahaya
(terapis sebagai sumber penyebab dan klien yangmelakukan perilaku kekerasan).
f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran /simulasi.
g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2) Tulis kertas observasi
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan danakibat perilaku
kekerasan.
k. Menanyakan kesediaan klien untuk memepelajari cara baru yangsehat menghadapi
kemarahan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah,
yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadiserta akibat perilaku
kekerasan.
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab tanda dan gejala perilaku
kekerasan dan akibat yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan dating
1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan
2) Menyepakati waktu da TAK berikutnya
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung pada tahap kerja. Aspek yang
dievalusi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui
penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan
akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku
kekerasan, tanda dan gejala dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan akibat
perilaku kekerasan. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi persepsi
perilaku kekerasan. Klien mampu menyebut penyebab perilaku kekerasannya
(disalahkan atau tidak diberu uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan
(gregetan dan deg-dean), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja),
akiabat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa).
SESI 2 Mengendalikan Perilaku Kekerasan Secara Fisik
1) Tujuan Therapy Aktivitas Kelompok
Tujuan : Klien mampu menangani risiko perilaku kekerasan yang dialaminya secara fisik
2) Kriteria Anggota
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah
a. Klien dengan riwayat skizofrenia dengan disertai gangguan persepsi sensori risiko perilaku
kekerasan.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk dalam
keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama(cooperative).
3) Metode
a. Diskusi dan Tanya jawab.
b. Bermain peran atau simulasi.
4) Susunan pelaksana
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap sesi yang telah
disepakati, sebagai berikut :
a. Leader : Nurul Diah Anggriani
b. Co. Leader : Diana Novita
c. Fasilitator 1 : Tsabitul Ismi
d. Fasilitator 2 : Dede Widya
e. Fasilitator 3 : Nurhidayah
f. Fasilitator 4 : Ika Candra Ula
g. Fasilitator 4 : Yeni Safitri
h. Fasilitator 5 : Masayu Laela Nur Fitria
i. Fasilitator 6 : Sumiati Anggriati
j. Fasilitator 7 : Dita Ardiana
g. Fasilitator 8 : Dina Yuliana
h. Observer : Selly Krimawati
5) Mekanisme Kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan anggota kelompok
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuaan
2. Orientasi
a. Salam teraupetik Salam dari leader kepada klien. Leader/Co Leader memperkenalkan
diri dan tim terapis lainnya.
b. Evaluasi/Vasilidasi Leader menanyakan perasaan dan keadaan klien saat ini.
c. Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan
b) Menjelaskan aturan main yaitu :
Berkenalan dengan anggota kelompok
Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus minta izin pada
pemimpin TAK
Lama Kegiatan 20 menit
Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
(1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
(2) Terapis meminta klien menceritakan alasan marah, kapan terjadinya, situasi yang
membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi. Mulai dari klien yang sebelah kanan,
secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran.
(3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
(4) Demonstrasikan cara mengatasi risiko perilaku kekerasan secara fisik dengan tarik
nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal atau kasur.
4. Tahap Terminasi
a. Leader atau Co.Leader memberikan pujian atas keberhasilan dan kerjasama kelompok
b. Leader atau Co.Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan TAK
c. Fasilitator membagikan Snack
d. Leader atau Co.Leader menganjurkan klien untuk sering bersosialisasi, selalu
bekerjasama, dan memasukkan kegiatan mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan ke
dalam kegiatan harian sebanyak 2x1.
e. Observer mengumumkan pemenang
f. Fasilitator membagikan hadiah kepada pemenang
5. Evaluasi
a. Klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan
b. Kerja sama klien dalam kegiatan
c. Klien merasa senang selama mengikuti kegiatan
Sesi 2
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik
No Nama klien Mempraktikan cara fisik Mempraktikan cara fisik
yang pertama yang kedua
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klie yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan dua cara fisik untuk
mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klie yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan dua cara fisik untuk
mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.
5) Mekanisme Kegiatan
1) Persiapan
a. Membuat kontrak dengan anggota kelompok
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuaan
2) Orientasi
a. Salam teraupetik Salam dari leader kepada klien. Leader/Co Leader memperkenalkan
diri dan tim terapis lainnya.
b. Evaluasi/Vasilidasi Leader menanyakan perasaan dan keadaan klien saat ini.
c. Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan
b) Menjelaskan aturan main yaitu :
Berkenalan dengan anggota kelompok
Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus minta izin pada
pemimpin TAK
Lama Kegiatan 20 menit
Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Tahap Kerja
(1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
(2) Terapis meminta klien menceritakan alasan marah, kapan terjadinya, situasi yang
membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi. Mulai dari klien yang sebelah kanan,
secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran.
(3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
(4) Demonstrasikan cara mengatasi risiko perilaku kekerasan secara spiritual : berdoa,
sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.
4) Tahap Terminasi
a. Leader atau Co.Leader memberikan pujian atas keberhasilan dan kerjasama kelompok
b. Leader atau Co.Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan TAK
c. Fasilitator membagikan Snack
d. Leader atau Co.Leader menganjurkan klien untuk sering bersosialisasi, selalu
bekerjasama, dan memasukkan kegiatan mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan ke
dalam kegiatan harian sebanyak 2x1.
e. Observer mengumumkan pemenang
f. Fasilitator membagikan hadiah kepada pemenang
3. Evaluasi
a. Klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan
b. Kerja sama klien dalam kegiatan
c. Klien merasa senang selama mengikuti kegiatan
Sesi 4: TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara Spiritual
No Nama Memperaktikkan Kegiatan Memperaktikkan Kegiatan
Klien Ibadah Pertama Ibadah Kedua
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klie yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikan pencegahan perilaku
kekerasan secara social: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan
kekesalan dengan baik. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta
perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik, interaksi social yang asertif dan kegiatan
ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk mencegah
perilaku kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut:
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
b. Lama kegiatan 20 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang yang dimakan klien : nama dan warna
(upayakan tiap klien menyampaikan)
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.
c. Tuliskan di lembar observer hasil a dan b.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum
obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.
e. Menjelaskan tentang prinsip 5 benar dan meminta klien menyebutkan lima
benar cara minum obat, secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di lembar observer)
h. Mendiskusikan peranan klien jika teratur minum obat (catat di lembar
observer).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah
perilaku kekerasan/kambuh.
j. Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
perilaku kekerasan/kambuh.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian
tidak patuh minum obat.
l. Member pujian setiap kali klien benar.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menyanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah
dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi social asertif,
kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Memasukkan minum obat dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan, dan disepakati jika klien
perlu TAK yang lain.
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara
minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda
v jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien pada cartatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh: klien mengikuti sesi 5, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu
menyebutkan lima benar cara minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat
dan akibat tidak minum obat. Anjurkan klien mempraktikan lima benar cara minum obat, bantu
klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muhith (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :Ansi Offest
Ariandy, W., dkk .(2018).Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Berhubungan dengan
Kemampuan pasien dalam Mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan (RPK). jurnal
keperawatan aisyiyah.14 (1).83-90
Depkes, R.I., (2015) Hasil Riskesdas 2015 Departemen Kesehatan Republik Indonesia
http://www.depkes .go.id/resource/download/general
Dermawan, R., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing Keliat,
Budi Anna., Akemat. (2012). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:EGC
Kelliat, B.A. & Pawirowiyono, A. (2015). Keperawatan jiwa terapi aktivitas kelompok Edisi 2.
Jakarta: EGC
Maulana, I., Hernawaty, T., &Shalahuddin, I. (2021).Terapi Aktivitas Kelompok menurunkan
Tingkat Resiko Perilaku Kekerasan pada Pasien Skizofrenia: Literature Review. Jurnal
Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 9(1), 153-160.
Pardede, J. A, Keliat, B.A & Wardani,I.Y. (2013). Pengaruh Acceptance And Commitment
Therapy Dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Gejala,
Kemampuan Berkomitmen Pada Pengobatan Dasar Kepatuhan Pasien Skizofrenia. Tesis.
FIK UI. Depok Pardede, J. A., Sirait, D., Riandi, R., Emanuel, P., & Laia, R. (2016).
Ekspresi Emosi Keluarga Dengan Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia. Idea
Nursing Journal, 7(3), 53-61.
Pardede, J. A., Siregar, L. M., & Hulu, E. P. (2020). Efektivitas Behaviour Therapy Terhadap
Risiko Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Muhammad Ildrem Provsu Medan. Jurnal Mutiara Ners, 3(1), 8-14.
http://114.7.97.221/index.php/NERS/article/view/1005 Pardede, J. A.,
Siregar, L. M., & Halawa, M. (2020). Beban dengan Koping Keluarga Saat Merawat Pasien
Skizofrenia yang Mengalami Perilaku Kekerasan. Jurnal Kesehatan, 11(2), 189-196.
http://dx.doi.org/10.26630/jk.v11i2.1980
Pardede, J. A. (2020). Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Risiko Perilaku
Kekerasan. https://doi.org/10.31219/osf.io/we7zm