Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENANGANAN PERTAMA LUKA BAKAR

Oleh :

Kelompok 6 Stase Keperawatan Medikal Bedah

GUNAWAN FEBRIANTO 032STYJ22


JULIA NINGSIH 050STYJ22
NOVITASARI 072STYJ22
SELLY KRIMAWATI 117STYJ22
ST NUR 091STYJ22

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI
MATARAM
2023

1
POKOK BAHASAN : Penanganan Pertama Luka Bakae
SUB POKOK BAHASAN : a. menjelaskan pengertian Luka Bakar
b. menjelaskan penyebab luka bakar
c. menjelaskan cara mencegah luka bakar
d. menjelaskan penanganan pertama luka bakar
SASARAN : Pasien dan keluarga
WAKTU : Kamis, 30 Maret 2023

A. Latar Belakang
Luka bakar telah menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang
menyebabkan kematian sekitar 180.000 orang per tahun yang diakibatkan oleh
luka bakar. Sebagian besar terjadi di beberapa negara yang berpenghasilan
rendah serta menengah dan hampir dua pertiganya terjadi di Asia Tenggara dan
Afrika. Menurut laporan di tahun 2012-2014 terdapat 3.518 kasus luka bakar.
Angka kejadian pada tahun 2012 sejumlah 1.187 kasus, pada tahun 2013
menurun menjadi 1.123 kasus dan meningkat pada tahun 2014 terdapat 1.209
kasus. Pravelensi tertinggi luka bakar terdapat di provinsi Papua (2.0%) dan
Bangka Belitung (1.4%) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Kejadian luka bakar mayoritas berusia 20 tahun dan sebagian besar terjadi
dirumah (Rahayuningsih, 2012). Individu dewasa yang berusia 65 tahun dan
lansia juga rentan terjadi cedera luka bakar. Individu dewasa terjadi cedera
luka bakar diakibatkan merokok sembarangan, disabilitas fisik dan jiwa, dan
intoksikasi alkohol. Sedangkan lansia terjadi cedera luka bakar diakibatkan air
panas dikarenakan kulit lansia jauh lebih tipis (LeMone et al., 2015).
Adapun perkembangan manajemen tentang pertolongan pertama luka
bakar di masyarakat menggunakan pasta gigi dan ramuan lainnya yang
dioleskan pada area luka yang dapat dipercaya dapat mengurangi dampak serta
memberikan rasa dingin pada luka tersebut, tetapi setelah di teliti di Germany,
ternyata membuat semakin buruk dan memperluas luka. Penggunaan air
mengalir setelah terjadinya luka bakar dapat menurunkan pelebaran luka bakar
(Wood et al., 2016).
Pendidikan kesehatan merupakan konsep pendidikan yang diterapkan

2
dalam bidang kesehatan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan serta menanamkan keyakinan agar masyarakat mengerti dan bisa
melakukan suatu perintah yang berhubungan dengan kesehatan dengan
tujuannya dapat mengubah perilaku individu dan masyrakat yang tidak sehat
menjadi sehat (Notoatmodjo, 2010).
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu rumah
tangga dalam pertolongan pertama kasus luka bakar masih kurang (Ersabriana
Victor Putri et al., 2019) (Adi et al., 2021). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa edukasi mengenai bahaya luka bakar dan P3K kegawatan luka bakar
pada Anggota Ranting Aisyiyah Sidabowa dapat meningkatkan pengetahuan
seputar bahaya luka bakar, meliputi pengetahuan tentang pengertian, agen
penyebab, klasifikasi dan derajat luka bakar, tanda-tanda luka bakar
(Ramdani, 2019). Pengetahuan orang tua terkait dengan pertolongan pertama
luka bakar pada anak sangat penting karena tindakan pertolongan pertama
yang tepat dapat menurunkan terjadinya angka kecacatan dan mengurangi
munculnya rasa nyeri pada anak bahkan dapat mengurangi morbiditas dan
mortalitas akibat luka bakar (Davies et al., 2013).
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan pasien dan keluarga di
ruang rawat inap Kawi RS Dr. Saiful AnwarKota Malang dapat memahami
penanganan pertama pada luka bakar
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga di ruang rawat inap
Kawi RS Dr Saiful Anwar Kota Malang diharapkan dapat:
e. Mengetahui pengertian Luka Bakar
f. Mengetahui penyebab luka bakar
g. Mengetahui cara mencegah luka bakar
h. Mengetahui penanganan pertama luka bakar
C. Materi Pelajaran
Pokok Bahasan: Penanganan pertama luka bakar (materi terlampir).
Sub Pokok Bahasan:

3
1. Menjelaskan pengertian luka bakar
2. Menjelaskan penyebab luka bakar
3. menjelaskan cara mencegah luka bakar
4. menjelaskan cara penanganan pertama luka bakar
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
E. Media
1. Leaflet
F. Rencana Penyuluhan
NO TAHAPAN/ KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN
WAKTU SASARAN
1 Pembukaan 3 menit 1. Mengucapkan salam Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
penyuluhan
4. Kontrak waktu Memperhatikan
5. Menjelaskan peraturan Memperhatikan
penyuluhan
2 Melaksanaan 25 1. Menjelaskan pengertian Memperhatikan
menit luka bakar
2. Menjelaskan penyebab Memperhatikan
luka bakar
3. menjelaskan cara Memperhatikan
mencegah luka bakar
4. menjelaskan cara Memperhatikan
penanganan pertama luka
bakar
3 Penutup 3 menit 1. Menanyakan materi yang Menjawab
telah disampaikan pertanyaan yang
2. Mengucapkan terima kasih diajukan
dan salam penutup Menjawab salam

G. Pengorganisasian
Protokol/pembawa acara : Gunawan Febrianto
Penyuluh : Julia Ningsih
Notulen : St. Nur

4
Fasilitator : Selly Krimawati
Novitasari
H. Setting tempat
Tempat kondisional

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama
dengan Perawat Ruangan rehabilitas RSJ Mutiara sukma
c. Pengorganisasian dilakukan sebelum pelaksanaan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan permateri.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
c. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
b. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan permateri.
c. Jumlah peserta 30 orang

5
Lampiran
Materi Penanganan Pertama pada Luka Bakar
A. Definisi Luka Bakar
Luka bakar adalah jenis luka yang dapat terjadi kapan saja bagi siapa saja
yang kontak dengan sumber panas seperti api atau minyak.ada tiga jenis luka
bakar, luka bakar superfisial, luka bakar tingkat dua, dan luka bakar tingkat
tiga. Luka superfisial ditandai dengan kemerahan, nyeri, dan bengkak. Luka
hanya terjadi pada apisan atas kulit. Luka kedua, di sisi lain, berada di lapisan
terluar dari kulit yang rusak dan mengiritasi lapisan di bawahnya. Cirinya
adalah munculnya gelembung-gelembung berisi cairan pada kulit. Selanjutnya
ada luka bakar tingkat tiga yang terjadi pada kulit hingga tulang dan organ
dalam.
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. (Musliha, 2010).
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi (Rembulan, 2017).
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase
syok) sampai fase lanjut (Nugroho, 2012).
Luka bakar adalah hal yang sering terjadi dalam rumah tangga maupun
kejadian besar diluar rumah. Sehingga masing-masing individu harus
menyiapkan penanganan pertama yang tepat dan memberi kesembuhan yang
cepat. Luka bakar memiliki angka kejadian dan prevalensi yang tinggi,
mempunyai resiko morbiditas dan mortalitas yang tinggi, memerlukan sumber
daya yang banyak dan memerlukan biaya yang besar (Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/555/2019 Tentang
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Luka Bakar,
2019).Perlu adanya edukasi untuk memahamkan seseorang dengan sebuah
tindakan yang baru atau diluar kebiasaannya. Pengetahuan seseorang terhadap
suatu objek dapat berubah dan berkembang sesuai dengan pengalaman dan

24
tinggi rendahnya mobilitas informasi tentang objek tersebut di lingkungannya.
Penaganan kegawatdaruratanmemerlukan ketepatan dan kecepatan, agar tidak
meninggalkan injuri yang lebih parah atau kecacatan. Pencegahan luka bakar
sangat esensial terutama karena banyaknya korban luka bakar fatal yang tidak
mampu bertahan hidup sampai mendapat pertolongan medis lebih lanjut (Lam
et al., 2017).
Klasifikasi Berdasarkan Derajat dan Kedalaman Luka Bakar yaitu(Barbara
et al., 2011): 1) Derajat I (superficial partial-thickness); 2) Derajat II (deep
partial-thickness); 3). Derajat III (full thickness). Lukabakar derajat I ditandai
dengan terjadi kemerahan dan nyeri pada permukaan kulitdansembuh 3-6 hari
dan tidak menimbulkan jaringan parut saat remodeling. Pada derajat II
melibatkan seluruh lapisan epidermis dan sebagian dermis. Kulit akan
ditemukan bulla, warna kemerahan, sedikit edema dan nyeri berat. Bila
ditangani dengan baik, luka bakar derajat II dapat sembuh dalam 7 hingga 20
hari dan akan meninggalkan jaringan parut. Pada derajat III melibatkan
kerusakan semua lapisan kulit, termasuk tulang, tendon, saraf dan jaringan
otot. Kulit akan tampak kering dan mungkin ditemukan bulla berdinding
tipisdengan tampilan luka yang beragam dari warna putih, merahterang hingga
tampak seperti arang. Nyeri yang dirasakan biasanya terbatas akibat hancurnya
ujung saraf pada dermis.Penyembuhan luka yang terjadi sangat lambat dan
biasanya membutuhkan donor kulit.
B. Penyebab Luka Bakar
Luka bakar dapat desebabkan oleh berbagai faktor, yaitu fisik seperti api,
air panas, listrik seperti kabel listrik yang terbuka, petir, atau bahan kimiawi
seperti asam bassa kuat.. Bila terjadi luka bakar, harus segera ditangani. Jika
tidak diobati di waktu yang lama, dapat merusak jaringan kulit dan
memperparah luka.
C. Cara Mencegah Luka Bakar
1. Tidak meninggalkan kompor menyala atau meninggalkan makanan yang
sedang diolah
2. Memutar gagang panci dan wajan ke sisi lain agar tidak terkena tangan
3. Tidak menggunakan pakaian yang berukuran besar atau longgar saat

25
memasak
4. Menjauhkan anak dari sumber api dan benda panas, seperti air mendidih
5. Mencabut setrika dan perangkat listrik lainnya setelah digunakan
6. Meletakkan peralatan listrik jauh dari air
7. Tidak memanaskan botol bayi di dalam microwave
8. Tidak merokok di dalam rumah, terutama di tempat tidur
9. Memeriksa suhu air yang akan dipakai untuk mandi
10. Menyimpan alat pemadam api ringan (APAR) dan kotak P3K di rumah
11. Menggunakan penutup atau pelindung stop kontak pada tempat yang
mudah dijangkau oleh anak-anak
12. Menggunakan alat pelindung dan sarung tangan saat menggunakan bahan
kimia
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya luka bkaar di
rumah:
1. Dapur
Jauhkan open dan pemanggang dari sumber gas terutama LPG. Ciptakan
zona larangan di sekitarnya untuk anak-anak
2. Kamar mandi
Jauhkan blow dryer, curling irons, dari jangkauan anak-anak
3. Di setiap ruangan
Jauhkan blow dryer, curling irons dari jangkauan anak-anak
D. Penanganan pertama pada luka bakar
Penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain mencegah infeksi
dan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi dan menutup
permukaan luka (Rahayu, 2012). Pertolongan pertama pada luka bakar yaitu
menjauhlah dari sumber luka bakar. Selanjutnya, bilas area dengan lembut
dengan air dingin untuk mengurangi suhu, kemudian melepaskan pakaian dari
luka kecuali pakaian menempel di tubuh yang mengalami luka. Tutup luka
bakar dengan kain bersih atau kain kasa. Hindari memakai semprotan,
mentega, atau salep pada luka bakar, karena dapat menahan panas (Mitra
Keluarga, 2022). Penanganan pertama sangat penting dalam kejadian luka
bakar guna mengurangi morbiditas dan mortalitas yang disebabkan oleh luka

26
bakar, yaitu dengan mengaliri luka menggunakan air dingin bersuhu 2-15°C
dengan durasi 15 menit segera setelah terjadi luka bakar (Wijaya et al., 2019).
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan berbeda, tergantung jenis,
penyebab, luas, pengetahuan, dan informasi tentang pertolongan pertama luka
bakar sehingga pendidikan tentang pertolongan pertama luka bakar terutama
pada masyarakat (Rachmawati et al., 2021). Lebih jelasnya seperi uraian
berikut:
1. Saat panik ketika terpapar minyak panas, api, atau terkenan sumber luka
bakar lainnya. Sering orang menggunakan pasta gigi atau es batu untuk
mendinginkan luka, namun hal ini tidka sepenuhnya benar. Pertolongan
pertama luka bakar adalah dengan menuangkan air suhuh ruangan pada
area yang terbaka selama 15 menit. Pilihan lain adalah menggunakan
kompres es, tetapi tidak langsung ke kulit, karena luka bakar yang lebih
dalam akan terjadi jika suhu yang berhubungan dengan kulit terlalu dingin.
2. Setelah air mengalir, maka langkah selanjutnya adalah perban dengan
menggunakan kain lembut atau kapas yang telah dibasahi dnegan air
dingin. Pemberian perban inin bertujuan untuk melindungi luka lepuh agar
tak teriritasi dan terinfeksi
3. Bila ada muncul gelembung, maka jangan dipecahkan karena dapat
membuat kulit menjadi infeksi
4. Pakaian atau perhiasan yang melekat pada luka sebaiknya tidak dipaksa
dilepas namun digunting perlahan.
5. Setelah melakukan penanganan awal luka bakar ini jangan lupa untuk tetap
ke rumah sakit atau dokter untuk mendapatkan penanganan perawatan
luka.
Secara sistematik dapat dilakukan 6C yaitu: clothing, cooling, cleaning,
chemoprophylaxis, covering, and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk
pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling, baru
selanjurnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.
1. Clothing
Singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang
menempel dan tidak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada

27
fase cleaning
2. Cooling
a. Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air
mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di
bawah normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif
sampai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar
b. Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap
memberikan rasa dingin) sebagai analgesic (penghilang rasa nyeri)
untuk luka yang terlokalisasi
c. Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah
mengkerut (vasokontriksi) sehingga akan memperberat derajat luka
dan risiko hipotermia
d. Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata,
siram dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih.
Bila penyebab luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih
dahulu dari kulit baru disiram air mengalir.

28
DAFTAR PUSTAKA

Adi, N. M. K. D. W. P., Saputra, I. K., & Ni Luh Putu Eva. (2021). Gambaran
Kejadian Luka Bakar Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pertolongan
Pertama Luka Bakar Pada Anak Usia Toddler Di Desa Padangsambian
Klod. Community of Publishing In Nursing (COPING), 9(3), 297–304.
Davies, M., Maguire, S., Okolie, C., Watkins, W., & Kemp, A. M. (2013). How
much do parents know about first aid for burns? Burns: Journal of the
International Society for Burn Injuries, 39(6), 1083–1090.
https://doi.org/10.1016/j.burns.2012.12.015
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2013). Riset kesehatan dasar. Jakarta:
Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan
RI. Diakses dari: https://depkes.go.id/resources/download/general/Hasil
%20Riskesdas%202013.pdf
Ersabriana Victor Putri, -, Muhamat Nofiyanto, -, & Agus Warseno, -. (2019).
Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Dalam Pertolongan Pertama
Kasus Luka Bakar Di Desa Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta
[Other, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta].
http://www.unjaya.ac.id
LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2015). Keperawatan Medikal Bedah
(5th ed.). Jakarta: EGC.
Mitra Keluarga. (2022). Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Sesuai
Keparahannya. Mitra Keluarga.
http://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/pertolongan
pertama-pada-luka-bakar
Musliha, 2010.Keperawatan Gawat darurat.Yogyakarta : Nuha Medika
Nugroho, Taufan, 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Ana, Bedah,
PenyakitDalam. Yogyakarta : Nuha Medika
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Rachmawati, D., Saputro, R. G., & Anam, A. K. (2021). Pertolongan Pertama
Keluarga Pada Luka Bakar Sebelum Dibawa Ke IGD RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi. Journal of Borneo Holistic Health, 4 (1), 63–72.
https://doi.org/10.35334/borticalth.v4i1.1942
Rahayu, T. (2012). Penatalaksanaan Luka Bakar (Combustio). Profesi
(Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian, 8(1), 1–13.
https://doi.org/10.26576/profesi.11
Rembulan, Vidianka. (2015). “Potency of Honey in Treatment of Burn Wounds”.
2015, Vol.4 No.1
Wijaya, G. A., Adnyana, I. M. S., & Subawa, I. W. (2019). Gambaran Tingkat
Pengetahuan Pedagang Gorengan Tentang Pencegahan Dan Penanganan
Pertama Luka Bakar Di Denpasar Tahun 2017. E-Jurnal Medika Udayana,

24
8(9), 1–5.

25

Anda mungkin juga menyukai