A. Latar Belakang
Stroke adalah kondisi kesehatan yang serius yang membutuhkan penanganan cepat.
(Kemenkes RI, 2019). Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya
fungsi otak secara akut yang dapat menimbulkan kematian (WHO, 2014). Stroke merupakan
penyebab kematian kedua di dunia. Kematian akibat stroke mencapai 5,5 juta orang dengan
jumlah kematian pada wanita lebih rendah daripada pria. Kematian akibat stroke lebih
banyak disebabkan oleh stroke hemoragik. Indonesia merupakan negara kedua tertinggi
terjadinya kematian akibat stroke setelah Mongolia dengan angka kejadian 193,3/100.000
Menurut Mauerer dan Smith (2005) dalam Yaslina (2012) menyatakan faktor resiko
utama penyakit jantung dan stroke meliputi hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90
mmHg), penyimpangan kadar kolesterol (lebih dari 200 mg/dl), merokok, obesitas, riwayat
keluarga, usia tua dan aktivitas fisik yang kurang. Neil et al (2000) faktor risiko stroke
meliputi umur, gender, ras, dan riwayat keluarga dengan stroke, faktor ini merupakan yang
tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi meliputi
:hipertensi, diabetes, atrial fibrilasi, merokok, kurang aktivitas, obesitas, konsumsi alkohol,
penyalahgunaan obat dan terapi hormonal. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT)
menunjukan bahwa di Indonesia secara nasional terjadi peningkatan prevalensi faktor risiko
dari tahun 2001 ke tahun 2004, diantaranya hipertensi (8.3% vs 27.5%), hiperkolesterol
(6.5% vs 12.9%), hiperglikemia (7.9% vs 11.3%) dan obesitas (12.7% vs18.3%) (Depkes
RI, 2007).
Proses pemulihan dan perawatan stroke memerlukan waktu yang lama terutama
pada stroke yang berat. Oleh karena itu peran keluarga sangat penting dalam pemulihan dan
perawatan di rumah bagi pasien pasca stroke. Keterlibatan keluarga telah terbukti
meningkatkan efektifitas dalam perawatan klien karena keluarga memainkan suatu peran
yang bersifat mendukung selama masa penyembuhan dan pemulihan klien (Gillis & Davis
Perawatan pasien pasca stroke oleh keluarga di rumah dibutuhkan pengetahuan dan
pemahaman keluarga bidang kesehatan tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
oleh pasien. Menurut Friedman (1998) dalam Zulfitri (2012 ) apabila tugas kesehatan
keluarga terpenuhi, maka keluarga tersebut sudah menunjukan kemandirian keluarga dalam
di rumah pada pasien pasca stroke diperlukan tenaga kesehatan khususnya perawat dapat
memberikan edukasi kepada keluarga pasien melalui kunjungan rumah. Kunjungan rumah
kesehatan terhadap pencegahan penyakit serta meningkatkan kekuatan fungsi dan dukungan
permasalahan kesehatan yang dihadapi pasien pasca stroke, perawat komunitas berkewajiban
keperawatan sederhana sesuai anjuran, melakukan tindakan pencegahan secara aktif, dan
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini selama ±30 menit, diharapkan keluarga mampu
memahami tentang perawatan pasien pasca stroke.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ±30 menit diharapkan dapat menjelaskan tentang :
1. Konsep Stroke
2. Perawatan Stroke
3. Latihan ROM
4.
D. Metode
Ceramah dan diskusi
E. Media
Leaflet
F. Proses pelaksaaan
G.
No Kegiatan Respon peserta waktu Metode &
media
1 a. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri 1. Menjawab salam 5 menit Ceramah
2. Menyampaikan tujuan dan 2. Memperbaiki dan dan Tanya
topik dilaksanakannya menjawab jawab
penyuluhan pertanyaan
3. Menggali pengetahuan
sasaran
2 b. Penyajian
Konsep Stroke 3. Mendengarkan 20 menit Ceramah,
1. Menjelaskan definisi stroke 4. Mengajukan Tanya
dan jenis stroke pertanyaan seputar jawab dan
2. Menjelaskan tentang materi video
Klasifikasi stroke
3. Menyebutkan tanda dan
gejala terjadinya stroke
4. Menyebutkan faktor
resikostroke
5. Menjelaskan
penatalaksanaan stroke
6. Menjelaskan penyebab
stroke
Perawatan Stroke
1. Menjelaskan perawatan
pasien stroke
2. Menjelaskan Pentingnya
control ulang
3. Menjelaskan manajemen
stress
Latihan ROM
1. Menjelaskan tentang
Latihan ROM
2. Demonstrasi ROM
3 c. Penutup a. Menyampaikan
1. Membuka waktu untuk jawaban 5 menit ceramah
diskusi b. Mendengarkan
2. Mengevaluasi hasil c. Menjawab salam
penyuluhan
3. Memberikan umpan balik
4. Salam penutup
H. Setting Tempat
Duduk berhadapan
I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
b. Peserta turut serta dalam kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan
b. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mampu menjelaskan tentang konsep stroke
b. Keluarga mampu menjelaskan tentang perawatan stroke
c. Keluarga mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan latihan ROM
J. Referensi
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta:Media Aesculapius
FKUI
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan.Jakarta: Salemba Medika
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8
Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih.
Jakarta: EGC.