Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KEPRAWATAN GERONTIK

GANGGUAN SENSORIS

DISUSUN OLEH :
ICE NOVRI

STIKES PERINTIS SUMATERA BARAT

SI KEPERAWATAN KELAS D DHARMASRAYA

TAHUN 2018/2019

1
1. Pendahuluan
Setelah melakukan berbagai praktikum Fisiologi dalam modul neurosains,
kali ini akan dilakukan kegiatan praktikum mengenai mekanisme sensorik,
yang meliputi: perasaan subjektif panas dan dingin, titik-titik panas, dingin,
tekanan dan nyeri pada kulit, lokalisasi taktil, diskriminasi taktil, perasaan
iringan, kemampuan membedakan berbagai sifat benda, dan tafsiran sikap.
Untuk dapat memahaminya, diperlukan pemahaman tentang neuron dan
kontribusinya bagi tubuh. Seperti yang telah kita ketahui bersama, neuron
merupakan suatu sel yang berfungsi mengirimkan sinyal-sinyal pada sel lain
atau pun pada sesama sel neuron. Neuron membentuk sistem saraf.1 Sistem
saraf adalah jaringan komunikasi utama di dalam tubuh manusia.2 Sistem saraf
melakukan kontrolnya terhadap hampir sebagian besar aktivitas otot dan
kelenjar tubuh, yang sebagian besar ditujukan untuk mempertahankan
homeostasis.1 Dalam sistem sensorik, integrasi itu berarti terjadinya korelasi
antara impuls-impuls saraf yang timbul sebagai akibat rangsangan pada
permukaan atau bagian dalam tubuh jasad tersebut, sedangkan dalam sistem
motorik, integrasi itu meliputi koordinasi impuls-impuls motorik, sehingga
kegiatan-kegiatan otot dan kelenjar dapat diatur secara harmonis dan efisien.3
Dari sistem-sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan,
bahasa, sensasi, dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar,
dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi
dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku
individu.4 Dalam praktikum mekanisme sensorik ini, akan ditunjukkan
bagaimana saraf-saraf yang tersebar merata dalam tubuh manusia saling
berkoordinasi dengan jaringan-jaringan tubuh lainnya dalam menerima
rangsangan dan proses penanggapannya.

2. Dasar Teori

Kulit terdiri atas Eperdermis yaitu terletak dibagian terluar,


Dermisterdapat kelenjar dan saluran keringat, bulbus rambut, folikel rambut
dan akar rambut yang terletak dikelenjar sebaseus, dan Subcutaneous ada
pembuluh darah, saraf cutaneous dan jaringan otot.5 Kulit memiliki fungsi

2
sebagai Mekanoreseptor, Thermoreseptor, reseptor nyeri dan
Khemoreseptor.Mekanoreseptor berkaitan dengan indra peraba, tekanan,
getaran dan kinestesi, Thermoreseptor berkaitan dengan pengindraan yang
mendeteksi panas dan dingin, Reseptor nyeri, berkaitan dengan mekanisme
protektif bagi kulit. Khemoreseptor, mendeteksi rasa asam, basa, dan
garam.Pada Epidermisterdapat Merkel’s disc, yaitu sentuhan oleh orang yang
tidak dikenal dan Meisners corpuscle, yaitu sentuhan orang yang dikenal.
Sedangkan pada Dermis, terdapat tiga reseptor, yaitu : Reseptor ruffini’s yaitu
reseptor panas, Reseptor end Krause, yaitu reseptor untuk mendeteksi dingin
dan Reseptor paccini’s corpuscle, untuk mendeteksi tekanan, bisa berupa
pijat.6

Reseptor kulit dan hantaran impuls terdapat di saraf perifer.Stratum


germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk
kelenjar keringat dan akar rambut.Akar rambut berhubungan dengan
pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga
berhubungan dengan serabut saraf.Pada setiap pangkal akar rambut melekat
otot penggerak rambut.Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut
mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat
timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian
dalam tubuh dari kerusakan mekanik.6
Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di
golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis
reseptor yang sama. Satu – satunya perbedaan diantara ketiganya adalah :

1. Sensasi raba, umumnya disebabkan oleh reseptor taktil di dalam kulit atau
di dalam jaringan tepat dibawah kulit.
2. Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang
lebih dalam.
3. Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan
cepat, tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang
digunakan untuk raba dan tekanan.

3
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga
bahwa akhiran syaraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor
taktil.Kita dapat membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya.Disini
yang berperan adalah reseptor kinaesthesi.Bentuk dan berat benda dapat
dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan.Pada tempat di mana
tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan yang besar terdapat stimulus taktil,
ternyata banyak corpuscullum tactus.Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi
perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan
oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan impuls taktil halus
dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus.1
Fungsi sistem saraf adalah:

1. Pusat koordinasi segala aktivitas tubuh


2. Pusat kesabaran, memory, dan intelegensi.
3. Pusat highermental process (Reasoning, thinking, dan judgement).

Gerak terjadi begitu saja.Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan


melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen
tubuh yang terlibat dalam gerak ini baik itu disadari maupun tidak disadari.

Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam
tubuh maupun dari luar tubuh.Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat
sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.

Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan
sistem saraf.Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya
terdapat sel-sel saraf atau neuron.Meskipun sistem saraf tersusun dengan
sangat kompleks, tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel
saraf dan sel neuroglia.

4
Adapun berdasarkan fungsinya sistem saraf itu sendiri dapat dibedakan
atas tiga jenis :

1. Sel saraf sensorik

Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan
dari reseptor (penerima rangsangan), ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang). Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf
indera,karena berhubungan dengan alat indra

2. Sel saraf motorik

Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari


susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju ke kelenjar
tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena
berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak.

3. Sel saraf penguhubung

Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini
disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik
ke sel saraf motorik.

Namun pada hakikatnya sebenarnya sistem saraf terbagi menjadi dua


kelompok besar :

1. Sistem saraf sadar

5
Adalah sistem saraf yang mengaturatau mengkoordinasikan semua
kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita.Contohnya, melempar bola,
berjalan, berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain.

Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :

1) Saraf pusat, terdiri dari :


a. Otak: Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.
b. Sumsum tulang belakang: Sumsum tulang belakang berfungsi
menghantarkan impuls (rangsangan) dari dan ke otak, serta
mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-ruas tulang
belakang, yakni dari ruas-ruas tulang leher hingga ke ruas-ruas tulang
pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul-simpul
gerak refleks.

2) Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat
(otak dan sumsum ulang belakang).Artinya sistem saraf tepi merupakan saraf
yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh
tertentu, sepeti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain.

2. Susunan saraf tak sadar


a. Susunan saraf simpatis
b. Susunan saraf parasimpatis

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang
terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui
jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk
selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa
tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan
oleh efektor.

6
Sensasi adalah perasaan yang timbul sebagai akibat adanya stimulus suatu
reseptor. Sensasi yang berlangsung secara terus-menerus disebut sensasi
beriringan ( after image ).

Ciri-ciri sensasi antara lain:

a. Modalitas ( Modal )

Contoh: Alat indera, melihat cahaya modalnya mata.

b. Kualitas ( Mutu )

Contoh: Mata mampu membedakan warna merah dan biru.

c. Adaptasitas

Contoh: Wanita yang menggunakan anting beratnya menjadi konstan


karna adapatasi.

d. Intensitas ( Kekuatan )

Contoh: Membedakan antara merah muda dengan merah tua.

e. Durasitas ( Lama )

Contoh: 1 bulan atau 1 tahun.

Proses pendeteksian hadirnya stimulus sederhana, perasaan, kesan yang


timbul sebagai akibat prasangka suatu reseptor.

Syarat-syarat sensasi:

1. Adanya stimulus yang mampu menimbulkan respon.


2. Adanya alat indera atau respon yang dapat mengadakan respon terhadap
stimulus.
3. Ada saraf sensoris yang menghantarkan implus dari alat indera ke otak
(sistem saraf pusat).

7
4. Ada bagian dari otak yang mampu mengolah atau menterjemahkan implus
menjadi sensasi.

Sensasi merupakan hasil dari suatu proses didalam otak sebagai akibat
adanya impuls yang datang ke otak. Seseorang dapat memilih beberapa implus
yang datang serta mengabaikannya merupakan dasar dari konsentrasi dan
atensi. Sensasi dapat bertahan lama didalam otak dan dapat didasari kembali
dasar memori.1

Reseptor taktil adalah mekanoreseptor.Mekanoreseptor berespons


terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami
depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi.Apabila depolarisasinya cukup
besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial
aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil
yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang
berbeda pula.Dikriminasi titik adalah kemampuan membedakan rangsangan
kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua
titik.Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua
titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi. Normalnya dua titik terpisah
2– 4 mm dpt dibedakan pada ujung jari tangan, 30-40mm dpt dibedakan pada
dorsum pedis. Tes dapat menggunakan kompas, jepitan rambut.1

Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron
sensorik: serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat
tipe C yang paling kecil. Kedua jenis serat tipe A mengandung mielin dan
menyalurkan potensial aksi dengna sangat cepat; semakin besar serat semakin
cepat transmisinya dibanding serat yang lebih kecil. Informasi taktil yang
dibawa dalam serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak
mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi ke korda spinalis jauh
lebih lambat daripada serat A.1

Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk


ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah
bersinaps di spinal, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang

8
melepaskan potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak
melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sisitem ini
menyeberang dari kiri ke kanan di batang otak sebellum bersinaps di
talamus.Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di
bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensial aksi
secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan
kemudian ke pusat-pusat yang lebih tinggi melalui serat di sistem
anterolateral.1
3. Tujuan
Pada akhir pembelajaran ini mahasiswa dapat:
a. Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin
b. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri di kulit
c. Memeriksa daya (kemampuan) menetukan tempat rangsangan taktil
(lokalisasi taktil)
d. Memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktil) pada
perangsangan serentak (simultan) dan perangsangan berurutan (suksesif)
e. Menentukan adanya perasaan iringan (after image) dan menerangkan
mekanisme terjadinya after image.
f. Memeriksa daya membedakan berbagai sifat benda:
- Kekasaran permukaan
- Bentuk
- Bahan pakaian
g. Memeriksa daya menentukan sikap anggota tubuh.
4. Alat dan bahan
a. 3 baskom i. air bersuhu 20℃,
30℃, 40℃
b. termometer kimia j. es
c. kerucut kuningan k. alkohol atau eter
d. pensil
e. jangka
f. berbagai jenis ampelas
g. benda-benda kecil

9
h. bahan-bahan pakaian

5. Cara kerja
I. Perasaan subjektif panas dan dingin
a. Menyediakan 3 baskom yang masing-masing di isi air dengan suhu kira-
kira 20℃, 30℃ dan 40℃.
b. Meminta orang percobaan (OP) memasukkan tangan kanannya ke
dalam air bersuhu 20℃ dan tangan kirinya ke dalam air bersuhu 40℃
selama kurang lebih 2 menit. Mencatat kesan yang dialami oleh OP.
c. Kemudian meminta OP untuk segera memasukkan kedua tangan itu
serentak ke dalam air bersuhu 30℃. Mencatat kesan yang dialami OP.
d. Meniup perlahan-lahan kulit punggung tangan OP yang kering dari
jarak ± 10 cm.
e. Kemudian membasahi kulit punggung tangan OP dengan air dan
meniup sekali lagi dengan kecepatan yang sama seperti pada cara kerja
#d.
f. Mengolesi sebagian kulit punggung tangan OP dengan alkohol atau eter
dan meniup sekali lagi dengan kecepatan yang sama seperti pada cara
kerja #d dan #e.
g. Membandingkan kesan yang dialami OP pada hasil tiupan pada langkah
#d, #e dan #f.
II. Titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri di kulit
a. Meminta OP untuk meletakkan punggung tangan kanannya di atas
sehelai kertas dan menarik garis pada pinggir tangan dan jari-jari
sehingga diperoleh gambar tangan.
b. Memilih dan menggambarkan di telapak tangan OP suatu daerah
seluas 3x3 cm, dan menggambarkan pula daerah itu di gambar tangan
pada kertas.
c. Menutup mata OP dan meletakkan punggung tangannya santai di meja.
d. Menyelidiki secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang
memberikan kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut
dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah dipanasi. Cara

10
memanasi kerucut yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi
kikiran kuningan yang direndam dalam air bersuhu 50℃.
e. Menandai titik-titik panas yang diperoleh dengan tinta.
f. Mengulangi langkah #d dengan kerucut kuningan yang ditempatkan
dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam air es.
g. Menandai titik-titik dingin yang diperoleh dengan tinta.

III. Lokalisasi taktil


a. Menutup mata OP dan menekankan ujung pensil pada suatu titik di
kulit ujung jari
b. Memerintahkan OP untuk melokalisasikan tempat yang baru di
rangsang dengan ujung pensil
c. Menetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang telah ditunjuk
d. Mengulangi percobaan di atas sampai 5 kali dan menentukan jarak
rata-rata untuk kulit ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan
atas dan tengkuk
IV. Diskriminasi taktil (ambang membedakan 2 titik rangsang taktil)
a. Mengambil sebuah jangka yang sudah disediakan dan meregangkan
jangka sehingga kedua ujung jangka berjarak ± 1 cm (sesuai dengan
ukuran jari telunjuk OP)
b. Menginstruksikan OP untuk menutup mata dan meletakkan secara
simultan (bersamaan waktunya) kedua ujung jangka pada ujung jari
telunjuk OP dan meminta OP untuk mengidentifikasi jumlah rangsang
(1 atau 2 titik rangsang) yang menekan/ merangsang ujung jarinya.
c. Mendekatkan kedua ujung jangka (secara bertahap dan mengulangi
langkah #b sampai OP tidak dapat lagi membedakan kedua ujung
jangka sebagai 2 titik rangsang. Arah gerakan harus tegak lurus
terhadap garis yang menghubungkan kedua ujung jangka.
d. Mencatat ambang rangsang OP dalam membedakan 2 titik rangsang
taktil.

11
e. Mengulangi langkah a s/d c namun kedua ujung jangka diletakkan
tidak secara simultan tetapi secara suksesif (berurutan) yaitu satu ujung
diletakkan lebih dahulu daripada ujung lainnya.
f. Mencatat hasil pemeriksaan ambang membedakan 2 titik rangsang
baik dengan cara perangsangan simultan maupun suksesif.
g. Menentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksesif) ambang
dua titik di tengkuk, bibir, pipi dan lidah.
h. Mencatat apa yang dialami OP.

V. Perasaan iringan
a. Meletakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga OP dan
membiarkan di tempat itu selama melakukan percobaan VI.
b. Setelah selesai dengan percobaan VI, mengangkat pensil dari telinga
OP dan mencatat apa yang dirasakan OP setelah pensil itu dilepaskan.

VI. Kemampuan membedakan berbagai sifat benda


Kekasaran permukaan benda
a. Dengan mata tertutup, memerintahkan OP untuk meraba-raba
permukaan ampelas yang mempunyai derajat kekasaran yang berbeda-
beda.
b. Memperhatikan kemampuan OP untuk membedakan derajat kekasaran
ampelas.
Bentuk benda
a. Dengan mata tertutup, memerintahkan OP untuk memegang-megang
benda kecil yang diberikan.
b. Memerintahkan OP untuk menyebutkan nama/ bentuk benda-benda
itu.
Bahan pakaian
a. Dengan mata tertutup, memerintahkan OP untuk meraba-raba berbagai
jenis bahan pakaian yang diberikan.
b. Memerintahkan OP untuk setiap kali menyebutkan jenis/ sifat bahan
pakaian yang dirabanya.

12
VII. Tafsiran sikap
a. Memerintahkan OP untuk duduk dan menutup mata.
b. Pegang dan menggerakkan secara pasif lengan bawah OP ke dekat
kepalanya, dekat dadanya, dekat lututnya, dan akhirnya
menggantungkan di sisi badannya.
c. Menanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan OP.
d. Memerintahkan OP utnuk menyentuh telinga, hidung dan dahinya
menggunakan menggunakan telunjuknya dengan perlahan-lahan
setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya.
e. Memperhatikan apakah ada kesalahan.
6. Hasil
I. Perasaan subjektif panas dan dingin
Pada percobaan yang telah dilakukan oleh OP pada langkah kerja #a,
#b dan #c. Kesan yang dialami oleh OP adalah:
a. Pada suhu 20℃ OP merasakan tangan kanannya dingin
b. Pada suhu 40℃ OP merasakan tangan kirinya hangat
c. Pada suhu 30℃ OP merasakan tangan kanan yang awalnya dingin
berubah menjadi hangat dan tangan kiri yang awalnya hangat menjadi
dingin.

Pada percobaan yang telah dilakukan oleh OP pada langkah kerja #d,
#e dan #f. Kesan yang dialami oleh OP adalah:

a. Kulit punggung tangan OP yang kering pada saat di tiup terasa dingin
yang merata
b. Kulit punggung tangan OP yang sudah dibasahi dengan air pada saat di
tiup, bagian kulit punggung yang terkena air tidak terasa dingin, yang
terasa dingin hanyalah pada bagian samping yang tidak terkena air. Tetapi
ketika sudah tidak di tiup, kulit punggung yang terkena air kemudian
terasa dingin.
c. Kulit punggung tangan OP yang telah diolesi dengan alkohol terasa
dingin dan semakin terasa dingin ketika kulit punggung tangan di tiup.

13
II. Titik-titik panas, dingin, tekan dan nyeri di kulit

III. Lokalisasi taktil


No. Lokasi Jarak antara titik rangsang dan titik yang di Rata-
percobaan tunjuk rata
1. Kulit ujung jari 0,5 cm 0,1 cm 0 0 0 0,12 cm
2. Telapak tangan 1,7 cm 1 cm 0,6 cm 0,6 cm 1,3 cm 1,04 cm
3. Lengan bawah 1,2 cm 1,2 cm 1,4 cm 1 cm 1,5 cm 1,26 cm
4. Lengan atas 2,1 cm 0,7 cm 0,5 cm 0,5 cm 1,3 cm 1,02 cm
5. Tengkuk 1,9 cm 1,6 cm 1,4 cm 1,5 cm 1,3 cm 1,54 cm

IV. Diskriminasi taktil (ambang membedakan dua titik rangsang taktil)


Dari percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil:
1. Pada saat ujung jari diberikan rangsangan, OP dapat mengidentifikasi
jumlah rangsangan (1 atau 2 titik rangsang) dengan tepat.
2. Pada saat tengkuk diberikan rangsangan, OP sulit untuk
mengidentifikasi jumlah rangsang, karena dari 5 kali percobaan yang
dilakukan di tengkuk, OP hanya mampu mengidentifikasi 1 kali
percobaan dengan tepat.

14
3. Pada saat pipi diberikan rangsangan, OP bisa mengidentifikasi jumlah
rangsangan, walaupun masih terdapat 1 kali kesalahan dari 5 kali
percobaan.
4. Pada saat lidah diberikan rangsangan, OP dapat mengidentifikasi
jumlah rangsangan dengan tepat.
5. Pada saat bibir diberikan rangsangan, OP juga dapat mengidentifikasi
jumlah rangsangan dengan tepat.
V. Perasaan iringan (after image)
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan melalui percobaan ke
VI terlebih dahulu, telingan kanan OP terasa lebih ringan daripada telinga
kiri setelah pensil diangkat.
VI. Kemampuan membedakan berbagai sifat benda
Kekasaran Permukaan benda
Dari percobaan yang telah dilakukan, OP mampu membedakan
permukaan ampelas yang memiliki derajat kekasaran yang berbeda-beda.
Bentuk benda
Dari percobaan yang telah dilakukan, OP mampu menyebutkan
bentuk benda-benda yang diberikan.Sepeti bentuk bulat pada manik-
manik.
Bahan pakaian
Dari percobaan yang telah dilakukan, OP mampu menyebutkan
jenis/ sifat dari bahan pakaian yang dirabanya seperti kasar dan halus.
VII. Tafsiran sikap
Pada percobaan yang telah dilakukan, ketika lengan bawah OP
digerakkan secara pasif ke dekat kepala, dada dan lutut, OP mampu
menentukan lokasi lengannya.Kemudian, pada percobaan selanjutnya, saat
OP diperintahkan secara perlahan untuk menyentuh bagian telinga, hidung
dan dahinya, OP mampu menunjukkan lokasi dengan tepat menggunakan
telunjuk jarinya.Namun, pada saat OP diperintahkan dengan cepat terjadi
kesalahan dalam menunjukkan lokasi.
7. Pembahasan

15
Dalam praktikum pertama, menunjukkan perbedaan suhu secara
bersamaan pada tangan yang berbeda dan disertai dengan peningkatan serta
penurunan kalor.Hal tersebut ditunjukkan pada saat kedua tangan dicelupkan
pada baskom bersuhu 30°C.Thermoreseptor menanggapi dengan cepat saat
menerima suhu berbeda, sehingga akan dirasakan pada tangan disuhu 20°C
berubah menjadi lebih panas dan tangan disuhu 40°C menjadi lebih dingin.
Dapat disimpulkan bahwa terjadi adaptasi pada Thermoreseptor dan tubuh
berusaha menyeimbangkan suhu berbeda tersebut secara bertahap.
Dalam praktikum kedua, rangsangan yang diberikan berubah-ubah secara
cepat.Berbeda dengan praktikum pertama yang memerlukan waktu dua menit
untuk membandingkan perubahan kalor, serta adaptasi reseptor.Terlihat, ketika
tangan kering yang ditiup dengan pelan terasa sejuk, kemudian dioleskan
dengan dengan air terasa lebih dingin dibandingkan kulit kering yang ditiup.
Namun, pada saat diolesi dengan alkohol 70% ternyata lebih dingin dari kedua
uji coba sebelumnya, bahkan sempat terjadi kejutan singkat pada kulit
punggung tangan yang diolesi dengan alkohol. Hal itu, disebabkan karena
alkohol lebih mudah menguap dan disertai kalor yang didapatkan pada
permukaan kulit. Kemudian, rasa kejut sesaat yang dialami oleh OP disebabkan
reaksi Nociceptor yang menanggapi suhu terlalu tinggi ataupun suhu terlalu
rendah sebagai sensasi nyeri, akibat perubahan suhu secara cepat, nociceptor
merasakan alkohol memberi sensasi lebih dingin dibanding bahan uji coba
yang lain.
Dalam praktikum ketiga dilakukan lokalisasi taktil, dimana OP harus
menunjukkan daerah yang ditekan dengan pensil.Mekanoreseptor, mengambil
peran untuk merespon tekanan, getaran, kinestesi, dan berkaitan dengan indra
peraba. Dari tabel pada bagian hasil, terlihat perbedaan yang cukup mencolok
pada jari tangan. Sebab, ditemukan ketepatan sebanyak tiga kali berturut-turut
dan hasilnya tidak ada yang mencapai 5 cm. Hal ini, menunjukkan pengaruh
waktu rangsangan dan proses penyebarannya ke reseptor sekitar akibat luasan
lokasi rangsangan.
Dalam praktikum keempat, diskriminasi taktil agak sedikit berbeda dari
praktikum ketiga karena memakai dua titik yang terkadang akan menyebabkan

16
kesulitan dalam pembedaanya.Hal tersebut disebabkan karena berbagai daerah
tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat
pemisahan bervariasi.Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dapat dibedakan
pada ujung jari tangan, 30-40 mm dapat dibedakan pada dorsum pedis.Dari
hasil percobaan, terlihat pada tengkuk dan pipi hanya satu kali OP dapat
membedakan kedua titik secara tepat. Berdasarkan literatur, disimpulkan
bahwalokalisasi dua titik lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti bibir,
hidung, mata, ujung jari dan telinga. Selain itu, Waktu juga mempengaruhi
sehingga ada penyebaran sensasi.
Dalam praktikum kelima, praktikan melakukan uji coba dengan perasaan
iringan (after image).Dari hasil praktikum menunjukkan bahwa telinga telah
mengalami adaptasi terhadap beban yang diberikan selama beberapa saat.
Namun, setelah beban di angkat akan terasa lebih ringan diakibatkan beban
yang menjadi stimulus pada reseptor telah hilang. Hal ini, berkaitan dengan
sensasi yang diberikan dalam durasi waktu tertentu, sehingga menjadi memori
yang disimpan dalam otak.
Dalam praktikum keenam, praktikan melakukan uji coba untuk
membedakan sifat benda, mulai dari bentuk, tekstur dan juga jenis atau sifat
benda.Dari praktikum ini, OP dapat menyebutkan secara tepat semua benda
yang di berikan saat OP menutup matanya. Hal ini, disebabkan karena adanya
reseptor taktil. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus
anterior, sedangkan impuls taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis
dan faciculus cunneatus.Untuk dapat membedakan benda – benda tanpa
melihat bentuknya, adalah reseptor kinaesthesi.
Dalam praktikum ketujuh, praktikan melakukan tafsiran sikap. Dimana OP
akan menutup mata dan menggerakkan tangan serta jari untuk menunjuk ke
arah yang diperintahkan rekan OP. berdasarkan hasil uji coba, OP dapat
menunjukkan dan menggerakkan lengan ke arah yang tepat sesuai dengan
prosedur dari rekan OP. Hal ini, menunjukkan bahwa koordinasi sistem saraf
berjalan dengan baik. Sebab, gerak merupakan pola koordinasi yang sangat
sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.Seluruh
mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan sistem saraf

17
8. Daftar Pustaka

1. Sherwood, L. 1996. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 2. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Robins.2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Sukardi, E. 1984. Neuroanatomi Medica. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia
4. Puspita, I.1999. Psikologi faal.Depok: Universitas Gunadarma
5. Junqueira,L.C. 2003. Histologi Dasar. Ed 10. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
6. Shidarta, Priguna dan Mahar Mardjono. 2010. Neurologi Klinis Dasar.
Jakarta: Penerbit Dian Rakyat

18

Anda mungkin juga menyukai