Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta
terdiri dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan
stimulus eksternal dipantau dan diatur. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan, dan
mengontrol interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang
penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena
pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga
menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal
segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan.

Sistem saraf juga berperan dalam iritabilitas atau kemampuan untuk menanggapi
rangsangan. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus,
dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu proses terhadap stimulasi,
diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama. Pertama, input sensorik yaitu sistem saraf
menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor yang terletak di tubuh baik eksternal
maupun internal. Kedua, aktivitas integratif yaitu reseptor mengubah stimulus menjadi
impuls listrik yang menjalar disepanjang saraf sampai ke otak dan medula spinalis. Ketiga,
outpur motorik yaitu impuls dari otak dan medula spinalis memperoleh respon yang sesuai
dari otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor.

Susunan saraf dibagi atas dua bagian penting yaitu susunan saraf pusat atau sistem
serebrospinal dan susunan saraf otonom yang mencakup susunan saraf simpatik dan
susunan saraf parasimpatik. Susunan saraf pusat terdiri atas otak, sumsum tulang belakang
dan urat-urat saraf atau saraf cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang
yang disebut urat saraf perifer (urat saraf tepi).

Tubuh manusia terdiri atas berbagai organ tubuh yang memiliki fungsi-fungsi
tertentu yang berbeda. Pengaturan atau koordinasi sangat penting untuk mengatur organ-
organ tubuh tersbut agar dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dalam makalah ini
akan dibahas tentang anatomi dan fisiologi sistem saraf.

2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2) Apa saja penyusun sistem saraf ?
3) Apa saja fungsi sistem saraf ?
4) Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
5) Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
6) Apa saja penyakit dan kelainan pada sistem saraf ?

3. Tujuan Penulisan
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.
2) Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
3) Untuk mengetahui apa saja penyusun sistem saraf.
4) Untuk mengetahui fungsi sistem saraf
5) Untuk mengetahui klasifikasi sistem saraf.
6) Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.
7) Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada sistem saraf.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM SARAF
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan,
sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan
mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem
tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh
mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf
diantara berbagai system.
` Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini
terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem
koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan
dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat
menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara
cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron .
Neuron berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki
oleh sistem saraf, antara lain:
 Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap
lingkungan eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang
diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh kita
yang bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.

 Penghantar impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ – organ
lain. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung
terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
 Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan
baik dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi
rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada
manusia adalah otot dan kelenjar.
B. PENYUSUN SISTEM SARAF
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan
unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak
dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan
suatu impuls (rangsangan).
Berdasarkan Bentuknya
Satu sel saraf (neuron) terdiri dari Badan Sel, Dendrit, dan Akson.
1. Badan Sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat
berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya menuju
ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan
golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma
tempat transportasi sintesis protein.
2. Dendrit
Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan dari
badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan rangsangan ke
badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada umumnya neuron terdiri
dari beberapa dendrit. Dendrit tidak mengandung selubung myelin maupun neurolema.
3. Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang
panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita dari
badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik ,yaitu sebagai berikut:
 Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabut-serabut
halus. Bagian-bagian inilah yang memilik tugas pokok untuk meneruskan impuls.
 Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut schwan. Selubung mielin
merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson. Selain
itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
mempertahankan kegiatan dari akson.
 Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi
selubung mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan bagian ini, terlihat bagian
akson tampak berbuku-buku. Agar lebih dapat memahami tentang struktur dan bentuk
neuron.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu
selubung dan membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk
ganglion atau simpul saraf.
Berdasarkan Struktur dan Fungsinya
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) dapat dibagi menjadi 3
macam, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1. Sel saraf sensorik (aferen)
Sel saraf sensorik merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk
ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan
alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensorik sebagai penghantar
impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang
(medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensorik berhubungan dengan saraf asosiasi
(intermediet).
2. Sel saraf motorik (eferen)
Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson
yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan
dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motorik sebagai pengirim
impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari
tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motorik berada di sistem saraf pusat.
3. Sel saraf asosiasi
Sel saraf asosiasi dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi
menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik atau berhubungan dengan sel
saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf asosiasi menerima impuls dari
reseptor sensorik atau sel saraf asosiasi lainnya.
C. FUNGSI SISTEM SARAF
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1) Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2) Bereaksi pada sensasi dan menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya.
3) Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4) Mengekspresikan emosi.
5) Mengirimkan pesan untuk bagian sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin
dan organ lain.
6) Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau
menghadapi bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
7) Untuk mengetahui kejadian atau perubahan yang terjadi di sekitar kita, dilakukan
melalui alat indera.
8) Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada
tubuh kita.
9) Mengendalikan kerja organ-organ tubuh

D. KLASIFIKASI SISTEM SARAF


Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf
tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. Memiliki 3 materi esensial
yaitu :
 Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu
 Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih
 Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
sistem saraf pusat.

Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian
putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu
berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

1. SISTEM SARAF PUSAT


Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat
penting maka perlu perlindungan dari rangka.
a. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan,
belahan kanan mengendalikan belahan kiri.Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat
untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf.Otak juga
sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan.
Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu
berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon
berkembang menjadi otak besar (Cerebrum).Diencephalon berkembang menjadi thalamus,
hipotamus.
 Otak besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran,
dan pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau
sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian
korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area
sensorik) yang terletak di sebelah belakang area motorik yang berfungsi mengatur gerakan
sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan
area motorik dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah
bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan
merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan
emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
 Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “Tempat
Penerimaan untuk Sementara” sensorik data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya
untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
 Hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur
kepentingan biologis lainnya.

2. Otak tengah (Mesencephalon)


Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.Otak tengah tidak
berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
3. Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon.Metencephalon
berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli.Sedangkan mielencephalon berkembang
menjadi medulla oblongata.
 Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
 Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti
detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks
yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
 Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang..
b. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi
atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls
sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan
impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.
Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensorik dan akan menghantarkannya ke saraf motorik.
2. SISTEM SARAF PARIFER
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat (otak
dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada
seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian,
otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf
perifer tidak dilindungi tulang.Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial),
yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal),
yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.

 saraf sensorik (saraf aferen) disebut juga sel saraf indra, karena berfungsi membawa
rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
 Saraf motoorik (saraf eferen) berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari pusat
saraf ke otot atau kelenjar berupa respon

a. Saraf Volunter/Somatik (disadari)


Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau
dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar
dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang
belakang (spinal).
b. Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari)
Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita
sadari, seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim
dan keringat. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.Dalam sistem
ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks
dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat
saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion
pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu. Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik
mempunyai efek yang berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatetik :
memperlambat denyut jantung, menurunkan tekanan darah mempercepat gerakan-gerakan
usus serta sekresi kelenjar. Sementara sistem saraf simpatetik kebalikannya.
Parasimpatik :
• mengecilkan pupil
• menstimulasi aliran ludah
• memperlambat denyut jantung
• membesarkan bronkus
• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
• mengerutkan kantung kemih

Simpatik :
• memperbesar pupil
• menghambat aliran ludah
• mempercepat denyut jantung
• mengecilkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar pencernaan
• menghambat kontraksi kandung kemih

A. MEKANISME PENGHANTAR IMPULS


Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf, yaitu sebagai berikut :
1) Impuls Melalui Sel Saraf
Impuls dapat mengalir melalui serabut saraf karena adanya perbedaan potensial
listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut saraf. Pada saat sel saraf istirahat,
sebelah dalam serabut saraf bermuatan negatif, kira-kira –60 mV, sedangkan di sebelah
luar serabut saraf bermuatan positif. Keadaan muatan listrik tersebut diberi nama potensial
istirahat, sedangkan membran serabut saraf dalam keadaan polarisasi. Jika sebuah impuls
merambat melalui sebuah akson, dalam waktu singkat muatan di sebelah dalam menjadi
positif, kira-kira +60 mV, dan muatan di sebelah luar menjadi negatif. Perubahan tiba-tiba
pada potensial istirahat bersamaan dengan impuls disebut potensial kerja. Pada saat ini
terjadi depolarisasi pada selaput membran akson. Proses depolarisasi merambat sepanjang
serabut saraf bersamaan dengan merambatnya impuls. Akibatnya, muatan negatif di
sebelah luar membran merambat sepanjang serabut saraf.
Apabila impuls telah lewat, maka sementara waktu serabut saraf tidak dapat dilalui oleh
impuls karena terjadi perubahan dari potensial kerja menjadi potensial istirahat. Agar dapat
berfungsi kembali, diperlukan waktu kira-kira 1/500 sampai 1/1.000 detik untuk
pemulihan.
Kecepatan merambatnya impuls pada mamalia tertentu dapat lebih dari 100 meter
per detik sedangkan pada beberapa hewan tingkat rendah kira-kira hanya 0,5 meter per
detik. Ada dua faktor yang mempengaruhi kecepatan rambatan impuls saraf, yaitu selaput
myelin dan diameter serabut saraf. Pada serabut saraf yang bermyelin, depolarisasi hanya
terjadi pada nodus ranvier sehingga terjadi lompatan potensial kerja, akibatnya implus
saraf lebih cepat merambat. Semakin besar diameter serabut saraf semakin cepat rambatan
impuls sarafnya.
2) Impuls Melalui Sinapsis
Sinapsis merupakan titik temu antara ujung neurit dari suatu neruron dengan ujung
dendrit dari neuron lainnya. Setiap ujung neurit membengkak membentuk tonjolan yang
disebut tonjolan sinapsis. Pada tonjolan sinapsis tersebut terdapat mitokondria dan
gelembung-gelembung sinapsis. Gelembung-gelembung sinapsis tersebut berisi zat kimia
neurotransmitter, yang disebut vesikula sinapsis. Neurotransmitter berperan penting dalam
merambatkan impuls saraf ke sel saraf lain.
Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran
ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila
impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran
pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.
Neurotransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyalurkan impuls dari neuron pra-
sinapsis ke post-sinapsis. Zat kimia neurotransmitter mengakibatkan terjadinya
depolarisasi pada membran post-sinapsis dan terjadilah potensial kerja. Ini berarti impuls
telah diberikan ke sarabut saraf berikutnya. Dengan demikian impuls saraf menyeberangi
celah sinapsis dengan cara perpindahan zat-zat kimia, untuk kemudian dilanjutkan pada sal
saraf berikutnya dengan cara rambatan potensial kerja.
Neurotransmitter ada berbagai macam misalnya, asetilkolin yang terdapat pada
sinapsis di seluruh tubuh, noradrenalin yang terdapat di sistem saraf simpatik, dan
dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati
celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis.
Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila
asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim
asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motorik ke otot? Antara saraf
motorik dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan
membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip
kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan
luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian
pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan adalah sebagai berikut :
a. Perubahan dari dingin menjadi panas
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung
d. Suatu benda yang menarik perhatian
e. Suarabising
f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan
terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang,
yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya diolah oleh otak,
kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
b. Gerak refleks
Gerak refleks merupakan gerakan yang terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau
tanpa disadari terlebih dahulu. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan. Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut :
 Terangkatnya kaki jika menginjak sesuatu, misalnya duri
 Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke
mata
 Menutup hidup pada waktu mencium bau yang sangat busuk
 Gerakan tangan menangkap beda yang tiba-tiba terjatuh
 Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi
Rangkaian (jalur) saraf yang terlibat dalam aktivitas gerak refleks disebut lengkung
refleks, yaitu terdiri dari 5 komponen dasar: (1) Reseptor (2) Jalur aferen sensorik (3)
Pusat pengintegrasi (4) Jalur aferen motorik (5) Efektor.
Reseptor akan merespon stimulus yang merupakan suatu perubahan atau kimia
dalam lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor mengubah energi stimulus
menjadi energi bioelektrik disebut potensial reseptor yang berbentuk potensial bertingkat.
Potensial reseptor ini akan dirambatkan ke pusat pengintegrasi refleks-refleks dasar,
sedangkan bagian otak yang lebih tinggi memproses refleks yang dipelajari. Pusat
pengintegrasian memproses semua informasi yang dapat diperoleh dari reseptor tersebut
termasuk semua informasi dari input lain, kemudian membuat suatu keputusan tentan
respon yang sesuai. Instruksi dari pusat pengintegrasi diteruskan melalui lintasan eferen ke
efektor (suatu otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan. Berikut
adalah macam-macam gerak refleks berdasarkan pengklasifikasiannya, antara lain:
A. Gerak Refleks Berdasarkan Prosesnya
Terdapat dua tipe refleks menurut prosesnya, yaitu:
1. Refleks sederhana atau refleks dasar : Refleks yang menyatu tanpa dipelajari, seperti
mengedipkan mata pada saat ada benda yang menuju ke arahnya.
2. Refleks yang dipelajari atau dikondisikan : Refleks yang dihasilkan dari berbuat dan
belajar, seperti membelokkan mobil kalau mau menabrak benda. Kita mengerjakan
hal tersebut secara otomatis, tetapi hanya setelah banyak berlatih secara sadar.

B. Gerak Refleks Berdasarkan Pusat Pengintegrasinya.


Terdapat dua tipe refleks menurut pusat pengintegrasinya, yaitu:
1. Refleks Kranial : refleks yang diintegrasikan oleh otak. Semua komponen yang
diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen pada otak. Contoh:
refleks mengedipkan mata.
2. Refleks Spinal: refleks yang diintegrasikan oleh sumsum tulang belakang, semua
komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen berada
dalam sumsum tulang belakang.

C. Gerak Refleks Berdasarkan Jumlah Sinapsis dalam Lengkung Refleksnya.


Terdapat dua tipe refleks menurut jumlah sinapsnya, yaitu:
1. Refleks Monoseptik: refleks yang melibatkan satu sinaps. Contoh: refleks regangan
pada patela yang melibatkan satu sinaps, yaitu antara neuron aferen yang berasal dari
reseptor regangan dalam otot kerangka, yang bersinapsis dengan neuron eferen untuk
otot rangka yang sama.
2. Refleks Polisinaptik: refleks yang melibatkan banyak sinaps. Contoh: refleks
menarik tangan ketika terkena api.
Refleks menarik diri dapat dijelaskan sebagai berikut : Stimulus panas yang
mengenai jari, oleh reseptor panas akan diubah menjadi potensial aksi yang akan
dirambatkan melalui saraf aferen masuk ke sumsum tulang belakang. Saraf aferen
bersinapsis dengan beberapa interneuron dan akan terjadi rangkaian peristiwa, sebagai
berikut ini:
a. Potensial aksi akan menstimulus beberapa saraf interneuron yang pada gilirannya
menstimulus saraf eferen motorik yang menginervasi triseps, suatu oto ekstensor
pada persendian siku. Akibat dari konstraksi triseps maka tangan tertarik dari
benda panas tersebut.
b. Potensial aksi pada saat yang sama juga menstimulus interneuron lain, yang pada
gilirannya menghambat neuron eferen yang menginervasi biseps, sehingga biseps
tidak berkontraksi. Biseps adalah otot-otot pada lengan atas yang menggerakkan
lengan bawah sehingga siku lebih menekuk (menutup). Jika triseps sedang
berkontaksi membuka lengan bawah, ini akan diimbangi oleh relaksasi dari
biseps. Tipe hubungan saraf yang melibatkan stimulasi saraf yang menginervasi
satu otot dan secara bersama-sama melakukan penghambatan pada otot
antagonisnya diketahui sebagai inervasi resiprokal.
c. Potensial aksi juga stimulus interneuron yang lain lagi yang membawa sinyal ke
atas ke otak melalui jalur naik. Pada impuls mencapai daerah korteks sensori otak,
maka orang yang bersangkutan merasa sakit dan menyadari apa yang sedang
terjadi. Juga bila impuls mencapai otak, maka informasi dapat disimpan sebagai
memori, dan seseorang dapat mulai berpikir tentang situasi yang terjadi, apa yang
harus dilakukan untuk menghindari kejadian yang sama.

F. PENYAKIT DAN KELAINAN PADA SISTEM SARAF

1. Stroke (Cerebrovascular accident ( CVA ) atau Cerebral apoplexy ), adalah


kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah otak.
2. Poliomielitis, penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang
neuron-neuron motoris sistem saraf ( otak dan medula spinalis ). Agen pembawa
penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV).
3. Migrain, adalah nyeri kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah yang
terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran
darah di otak dan mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah otak
serta proses inflamasi (peradangan).
4. Parkinson, penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya neurotranslator
dopamin pada dasar ganglion dengan gejala tangan gemetaran sewaktu istirahat
(tetapi gemetaran itu hilang sewaktu tidur), sulit bergerak, kekakuan otot, otot
muka kaku menimbulkan kesan seolah-olah bertopeng, mata sulit berkedip dan
langkah kaki menjadi kecil dan kaku.
5. Transeksi , kerusakan atau seluruh segmen tertentu dari medula spinalis.
Misalnya karena jatuh, tertembak yang disertai dengan hancurnya tulang
belakang.
6. Neurasthonia, (lemah saraf) , penyakit ini ada karena pembawaan lahir, terlalu
berat penderitanya, rohani terlalu lemah atau karena penyakit keracunan.
7. Neuritis, radang saraf yang terjadi karena pengaruh fisis seperti patah tulang,
tekanan pukulan, dan dapat pula karena racun atau defisiensi vitamin B1, B6,
B12.
8. Amnesia, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengingat atau mengenali
kejadian yang terjadi dalam suatu periode di masa lampau. Biasanya kelainan ini
akibat guncangan batin atau cidera otak.
9. Cutter, kelainan di mana penderitanya selalu melukai dirinya sendiri pada saat
depresi, stres, atau bingung.
10. Alzheimer, atau pikun, bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis
sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan,
sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan
sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.
11. Bell’s palsy adalah nama penyakit yang menyerang saraf wajah hingga
menyebabkan kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah. Terjadi disfungsi
syaraf VII (syaraf fascialis). Berbeda dengan stroke, kelumpuhan pada sisi
wajah ditandai dengan kesulitan menggerakkan sebagian otot wajah, seperti
mata tidak bisa menutup, tidak bisa meniup, dsb. Beberapa ahli menyatakan
penyebab Bell’s Palsy berupa virus herpes yang membuat syaraf menjadi
bengkak akibat infeksi.
12. Disleksia (Inggris: dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar
pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam
melakukan aktivitas membaca dan menulis. Para peneliti menemukan disfungsi
ini disebabkan oleh kondisi dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga dalam
beberapa hal akibat bawaan keturunan dari orang tua. Developmental dyslexsia
diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik.
13. Ayan atau Epilepsi, penyakit karena dilepaskannya letusan-letusan listrik
( impuls ) pada neuron-neuron otak. Epilepsi adalah penyakit saraf menahun
yang menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang tak beralasan. Pada
penderita ayan, Sinyal-sinyal yang berhubungan dengan perasaan penglihatan,
berpikir, dan bergerak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
14. Kelumpuhan atau paralisis adalah hilangnya fungsi otot untuk satu atau banyak
otot. Kelumpuhan dapat menyebabkan hilangnya perasaan atau hilangnya
mobilitas di wilayah yang terpengaruh. Kelumpuhan sering disebabkan akibat
kerusakan pada otak.
15. Leukoaraiosis (bahasa Inggris: leukoencephalopathy, White matter changes,
WMC) adalah perubahan pada bagian ganglia basal dari otak besar. WMC dapat
disebabkan oleh hipoperfusi atau iskemia pada otak, khususnya pada area sub-
cortical dari ganglia basal.
16. Leukoensefalopati multifokal progresif atau progressive multifocal
leukoencephalopathy (PML), adalah penyakit yang jarang dan fatal yang
disebabkan oleh virus. Penyakit ini dikarakterisasikan sebagai kerusakan
progresif atau peradangan pada massa putih otak pada dua lokasi. Penyakit ini
biasanya muncul pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang, contohnya
pasien yang terinfeksi HIV.
17. Lumpuh otak (Inggris: cerebral palsy, spastic paralysis, spastic hemiplegia,
spastic diplegia, spastic quadriplegia, CP) adalah suatu kondisi terganggunya
fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar,
pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir.
18. Meningitis adalah radang selaput pelindung sistem saraf pusat (meninges).
Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau
obat-obatan tertentu.
19. Penyakit Huntington, chorea Hunting atau chore mairo adalah penyakit yang
menyerang saraf. penyakit ini disebabkan oleh faktor genetika, sehingga dapat
diwariskan dari orang tua kepada anaknya.
20. Penyakit Minamata atau Sindrom Minamata adalah sindrom kelainan fungsi
saraf yang disebabkan oleh keracunan akut air raksa.
21. Sklerosis multipel, merupakan suatu kelainan peradangan yang terjadi pada otak
dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh banyak faktor, terutama
focal lymphocytic infiltration (sel T secara terus-menerus bermigrasi menuju
lokasi dan melakukan penyerangan seperti yang layak terjadi pada setiap
infeksi) dan berakibat pada kerusakan mielin dan akson.
22. Sindrom Kleine-Levin (Inggris: Kleine-Levin Syndrome disingkat KLS) adalah
penyakit syaraf yang langka dimana penderita tidak bisa mengontrol rasa
kantuknya. Penderita bisa tertidur selama berjam-jam, berhari-hari, berminggu-
minggu, bahkan bisa berbulan-bulan, tergantung pada berapa lama penyakit itu
muncul/kambuh.
23. Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari
hewan ke manusia.
24. Radang otak (bahasa Inggris: encephalitis) adalah peradangan akut otak yang
disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti
rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri).
25. Sindrom Adie atau sindrom Holmes-Adie adalah sindrom yang dikerenakan
kerusakan pada serat pascaganglionik pada sistem saraf parasimpatik pada mata
dan ditandai dengan pupil yang terdilatasi atau midriasis.
26. Sindrom Alice di Wonderland atau mikropsia adalah keadaan disorientasi saraf
yang memengaruhi persepsi penglihatan pada manusia, penderita sindrom ini
akan merasa melihat rekannya, bagian tubuh dari manusia, hewan, objek tak
bergerak menjadi lebih kecil dari kenyataan. Secara umum, objek yang
dipersepsi muncul sangat jauh atau sangat dekat pada waktu bersamaan.
Sindrom Alice di Wonderland ini dapat merupakan gejala utama dari
mononukleosis atau dapat menyebabkan epilepsi sebagian kompleks. dan akibat
obat psikoaktif.
27. Tumor otak, adalah proliferasi dan pertumbuhan tak terkendali sel-sel di dalam
dan di sekitar jaringan otak. Tumor otak mencakup sekitar 7-9% dari semua
jenis kanker dan dapat terjadi pada semua usia. Tumor otak dinamai menurut
jaringan otak yang terkena, antara lain:
a. Glioma: pada sel-sel glia atau neuroglia, tisu yang mengelilingi dan
mendukung neuron atau sel-sel saraf otak. Glioma adalah yang paling
umum, meliputi 50% tumor otak primer.
b. Astrocytoma: pada sel-sel neuroglia astrosit yang berbentuk bintang.
c. Ependymoma: pada ependyma atau membran epitel yang melapisi
ventrikel otak dan kanal tulang belakang.
d. Glioma batang otak: pada bagian otak yang berisi medula oblongata,
pons varolii, dan otak tengah, bagian otak yang menghubungkan sumsum
tulang belakang ke otak.
e. Medulloblastoma: pada otak kecil dan menyebar dengan cepat ke
jaringan sekitarnya, terutama di cairan serebrospinal dan batang otak.
Medulloblastoma adalah tumor ganas yang paling sering terjadi pada
anak
f. Meningioma: pada meninges atau membran otak dan sumsum tulang
belakang. Meningioma biasanya jinak, tumbuh lambat sehingga sering
terlambat terdeteksi
g. Neurinoma: biasanya terjadi pada fosa posterior. Saraf kranial kedelapan,
yang menyampaikan indera pendengaran dan keseimbangan paling
sering terpengaruh. Neurinoma tidak membentuk metastasis.
h. Limfoma: pada limfosit (sel yang bertanggung jawab untuk pertahanan
tubuh). Ini adalah tumor ganas, yang berasal dari jaringan limfoid.
Tumor ini sering terjadi pada pasien dengan AIDS dan pasien
imunosupresi.
i. Adenoma hipofisis: pada kelenjar hipofisis dan dasar otak. Ini adalah
jenis tumor otak yang jinak.
28. Optic neuritis, peradangan pada saraf optik. Saraf optik merupakan bundel serat
saraf yang mengirimkan informasi visual dari mata ke otak. Rasa sakit dan
kehilangan penglihatan sementara adalah gejala umum dari optic neuritis.
29. Hidrosefalus (kepala air) adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran
cairan di dalam otak (cairan serebro spinal) atau akumulasi cairan serebrospinal
dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. Gangguan itu
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan
jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan,
sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan
mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem
tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh
mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf
diantara berbagai system. Ada 3 komponen yang harus di miliki oleh sistem syaraf yaitu
reseptor, penghantar impuls, dan efektor. Penyusun sistem saraf yaitu terdiri dari dua yaitu
berdasarkan bentuknya serta berdasarkan struktur dan fungsinya, berdasarkan bentuknya
penyusun sistem saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson,sedangkan berdasarkan
struktur dan fungsinya penyusun sistem saraf terdiri dari sel saraf sensorik,sel saraf
motorik,dan sel saraf intermediet (asosiasi). Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi,
diantaranya yaitu sebagai berikut: Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh,
bereaksi pada sensasi dan menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya, menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan,
mengekspresikan emosi, mengirimkan pesan untuk bagian sistem saraf lain, untuk otot,
kelenjar endokrin dan organ lain, mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan
menghindari atau menghadapi bahaya dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan,
untuk mengetahui kejadian atau perubahan yang terjadi di sekitar kita, dilakukan melalui
alat indera, mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada
tubuh kita, mengendalikan kerja organ-organ tubuh. Sistem saraf terbagi menjadi dua
bagian yaitu sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakng, dan
sistem saraf tepi (perifer) yang terdiri dari saraf volunter/somatik (disadari) dan sistem
saraf involunter/otonom (tidak disadari) yang kemudin di bagi menjadi syaraf parasimpatik
dan syaraf simpatik. Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf , yaitu impuls dihantarkan
melalui sel saraf dan impuls dihantarkan lewat sinapsis. Impuls yang diterima oleh reseptor
dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada
efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut : gerak sadar dan gerak refleks. Gerak
refleks di klafisikasikan menjadi gerak refleks berdasarkan prosesnya, gerak refleks
berdasarkan pusat pengintegrasinya, dan gerak refleks berdasarkan jumlah sinapsis dalam
lengkung refleksnya. Adapun beberapa penyakit atau kelainannya antara lain stroke,
poliomielitis, migrain, parkinson, transeksi , neurasthonia, neuritis, amnesia, cutter,
alzheimer, bell’s palsy, disleksia, epilepsi, kelumpuhan atau paralisis, leukoaraiosis,
progressive multifocal leukoencephalopathy (PML), lumpuh otak, meningitis, penyakit
huntington, penyakit minamata, sklerosis multipel, sindrom kleine-levin, rabies , radang
otak ,sindrom adie, mikropsia, tumor otak, glioma, astrocytoma, ependymoma, glioma
batang otak, medulloblastoma, meningioma, neurinoma, limfoma, adenoma hipofisis, optic
neuritis, dan hidrosefalus (kepala air)
B. DAFTAR PUSTAKA
- http://iqbalali.com/2007/04/29/sistem-syaraf/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf_pusat
- http://kamuskesehatan.com
- http://www.sridianti.com
- Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
- GibsoN, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta :
EGC.
- Hegner, Barbara R dan Esther Caldwell. 2003. Asisten Keperawatan Suatu
Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai