PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi
yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian
tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima
rangsangan dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf
pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang
dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi
rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan
diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang
bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2. Apa saja penyusun sistem saraf ?
3. Apa saja fungsi sistem saraf ?
4. Apa saja penggolongan sistem saraf?
5. Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
6. Apa saja kelainan pada sistem saraf ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
2. Untuk mengetahui penyusun sistem saraf.
1
3. Untuk mengetahui fungsi sistem saraf.
4. Untuk mengetahui penggolongan sistem saraf.
5. Untuk mengetahui mekanisme penghantar implus.
6. Untuk mengetahui kelainan pada sistem saraf.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini
terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik
dan sistem saraf otonom. Sistem saraf memiliki tiga fungsi utama, yakni menerima
informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang
diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.1
1
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia. Hal : 435
3
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga
tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk
mengantarkan suatu impuls (rangsangan).
4
sumber: www.sistemsyarafpadamanusia.com
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan
sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron).
5
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak
yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin
bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan
ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.
Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson.
Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima
rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls
(rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini
bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa
impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot.
Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak
dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk
6
menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik
ke sel saraf motorik.2
Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem
saraf tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi
bagian otak dan juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi
meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.
Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling utama, yakni meliputi
menerima semua informasi yang ada di sekitarnya dalam bentuk suatu rangsangan
atau pun stimulus, kemudian digunakan untuk memproses semua informasi yang
diterima, serta digunakan untuk memberikan suatu tanggapan atau pun respon
terhadap semua rangsangan yang diberikan.
2
Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Hal: 234
7
1. System saraf pusat
Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua kendali dan
juga pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf sampai ke
bagian sel saraf. Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil,
bagian sumsum lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang belakang.
a. Otak besar(cerebrum)
Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga lebih
berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama cairan
serebrospinal yang mempunyai fungsi dalam membantu memberi makanan kepada
otak dan juga memberikan perlindungan terhadap otak dari dampak yang terjadi saat
ada guncangan. Di bagian dalam otak besar ditemukan banyak pembuluh darah yang
mempunyai fungsi dalam membantu menyuplai oksigen ke bagian otak besar.
8
2) bagian tengah: pusat perkembangan ingatan dan kecerdasan
3) bagian samping: pusat pendengaran
4) bagian belakang: pusat penglihatan
a) Otak kecil(cerebelum)
Otak Kecil bisa ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga dekat
dengan leher. Fungsi utama dari otak kecil ialah digunakan sebagai pusat
terjadinya suatu koordinasi terhadap gerakan otot yang biasanya terjadi secara
sadar, berpengaruh pada keseimbangan, dan juga posisi tubuh. Apabila terjadi
suatu rangsangan yang ternyata membahayakan, maka gerakan yang bersifat
sadar dan normal tidak akan mungkin bisa dilakukan. Bagian otak kecil
merupakan suatu tempat yang menjadi pusat dari keseimbangan. Jika ditemukan
terjadi suatu kerusakan pada bagian otak kecil, maka hal yang akan terjadi ialah
semua gerakan otot yang sedang berlangsung tidak bisa dikoordinasikan dengan
baik.
b) Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan
merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi
neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih
karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur
pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan. Selain itu, bagian
sumsum lanjutan mempunyai peran khusus dalam mengantarkan semua impuls
yang datang kemudian dibawa menuju bagian otak. Sumsum lanjutan pun sangat
berpengaruh terhadap gerak refleks fisiologi, meliputi tekanan darah, jantung,
respirasi, volume, sekresi kelenjar pencernaan dan juga pencernaan.
9
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan
dari sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang
dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang
memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang
belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi
sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area
bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah (kaki).
10
2. System saraf tepi
Saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otakadalah saraf yang keluar
dari otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau menuju otot-otot
dan kelenjar tertentu. Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf sumsum
tulang belakang adalah saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang menuju alat-
alat gerak tubuh, seperti lengan dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada dan
leher. Saraf ini terdiri atas 31 pasang. Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf
tepi juga terdapat saraf tak sadar (saraf otonom) yang berfungsi mengatur kegitan
organ tubuh yang bekerja diluar kesadaran. Saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem kerja keduanya saling berlawanan.
Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf
sensori.
b. Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c. Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih
memahami tentang jenis-jenis saraf kranial.
11
2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah
kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan
pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf
otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda
ingat kembali fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila
hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti
contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil
mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan.
Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua.
a. Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama
untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah
menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat
detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun
fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan,
menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf
dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
12
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang
(threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik.
Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke
ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar
pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan
sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran
kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir
pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel
berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada
ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis.
Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.
13
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari
neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam
misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem
saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin
kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang
terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor
menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan
tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh
membran post-sinapsis.3
Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori
seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau
kerusakan akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf
adalah:
1. Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh
kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Alzheimer
disebabkan oleh artrofi korteks serebral. Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow
viruses, sejenis virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi
waktu muda, dan akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.
2. Amnesia
3
Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Hal: 132
14
B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada
alasan psikologikal.
3. Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi
gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya
adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur
saraf yang menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat disebabkan oleh
kerusakan otak, korda spinalis atau saraf spinalis.4
4
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia. Hal : 439
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala
kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami
menyadari banyak kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai
bahan makalah ini. Sekian terimakasih.
16
DAFTAR PUSTAKA
17