Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi
yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian
tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima
rangsangan dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf
pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang
dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.

Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi
rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan
diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang
bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2. Apa saja penyusun sistem saraf ?
3. Apa saja fungsi sistem saraf ?
4. Apa saja penggolongan sistem saraf?
5. Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
6. Apa saja kelainan pada sistem saraf ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
2. Untuk mengetahui penyusun sistem saraf.

1
3. Untuk mengetahui fungsi sistem saraf.
4. Untuk mengetahui penggolongan sistem saraf.
5. Untuk mengetahui mekanisme penghantar implus.
6. Untuk mengetahui kelainan pada sistem saraf.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa


penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja
sistem saraf ialah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas
tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup bisa menyesuaikan diri dan
menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas
yaitu kemampuan menanggapi rangsangan.

Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini
terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik
dan sistem saraf otonom. Sistem saraf memiliki tiga fungsi utama, yakni menerima
informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang
diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.1

1
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia. Hal : 435

3
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf

Gambar: 2.1. sistem saraf manusia

B. Penyusun Sel Saraf

Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga
tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk
mengantarkan suatu impuls (rangsangan).

4
sumber: www.sistemsyarafpadamanusia.com

Gambar: sistem saraf manusia

1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit


merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.

2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan
sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.

3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron).

4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang


daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan
badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya
satu pada setiap neuron.

5
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak
yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin
bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.

6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk


neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).

7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya


nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke
nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.

8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan
ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.
Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson.
Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.

Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima
rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls
(rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini
bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa
impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot.
Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak
dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk

6
menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik
ke sel saraf motorik.2

C. Fungsi Sistem Saraf


1. Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.
2. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
3. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau
merasakan dan memikirkannya.
4. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
5. Mengekspresikan emosi.
6. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar
endokrin dan organ lain.
7. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau
menghadapi bahaya dan mengingatkan aktivitas yang menyenangkan.

D. Penggolongan System Saraf

Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem
saraf tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi
bagian otak dan juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi
meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.
Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling utama, yakni meliputi
menerima semua informasi yang ada di sekitarnya dalam bentuk suatu rangsangan
atau pun stimulus, kemudian digunakan untuk memproses semua informasi yang
diterima, serta digunakan untuk memberikan suatu tanggapan atau pun respon
terhadap semua rangsangan yang diberikan.

2
Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Hal: 234

7
1. System saraf pusat

Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua kendali dan
juga pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf sampai ke
bagian sel saraf. Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil,
bagian sumsum lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang belakang.

a. Otak besar(cerebrum)

Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga lebih
berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama cairan
serebrospinal yang mempunyai fungsi dalam membantu memberi makanan kepada
otak dan juga memberikan perlindungan terhadap otak dari dampak yang terjadi saat
ada guncangan. Di bagian dalam otak besar ditemukan banyak pembuluh darah yang
mempunyai fungsi dalam membantu menyuplai oksigen ke bagian otak besar.

Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

1) bagian depan: pusat gerakan otot

8
2) bagian tengah: pusat perkembangan ingatan dan kecerdasan
3) bagian samping: pusat pendengaran
4) bagian belakang: pusat penglihatan

a) Otak kecil(cerebelum)

Otak Kecil bisa ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga dekat
dengan leher. Fungsi utama dari otak kecil ialah digunakan sebagai pusat
terjadinya suatu koordinasi terhadap gerakan otot yang biasanya terjadi secara
sadar, berpengaruh pada keseimbangan, dan juga posisi tubuh. Apabila terjadi
suatu rangsangan yang ternyata membahayakan, maka gerakan yang bersifat
sadar dan normal tidak akan mungkin bisa dilakukan. Bagian otak kecil
merupakan suatu tempat yang menjadi pusat dari keseimbangan. Jika ditemukan
terjadi suatu kerusakan pada bagian otak kecil, maka hal yang akan terjadi ialah
semua gerakan otot yang sedang berlangsung tidak bisa dikoordinasikan dengan
baik.

b) Sumsum lanjutan

Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan
merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi
neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih
karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur
pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan. Selain itu, bagian
sumsum lanjutan mempunyai peran khusus dalam mengantarkan semua impuls
yang datang kemudian dibawa menuju bagian otak. Sumsum lanjutan pun sangat
berpengaruh terhadap gerak refleks fisiologi, meliputi tekanan darah, jantung,
respirasi, volume, sekresi kelenjar pencernaan dan juga pencernaan.

c) Sumsum tulang belakang (Medulla Spinalis)

9
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan
dari sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang
dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang
memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang
belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi
sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area
bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah (kaki).

Sumsum tulang belakang adalah kumpulan saraf berbentuk silinder


yang dimulai dari otak bagian bawah kemudian memanjang menyusuri kanal
tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi beberapa segmen,
masing-masing segmen memiliki sepasang akar saraf di kanan dan kiri. Akar
saraf depan (ventral) atau saraf eferen bertindak sebagai motorik, sedangkan
akar saraf belakang (dorsal) atau saraf aferen bertindak sebagai sensorik.
Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf
yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau
biasa disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan
ke otak. Secara rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum
tulang belakang ini adalah sebagai berikut:

1. Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan


membentuk daerah tengkuk.
2. Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan
membentuk bagian belakang torax atau dada.
3. Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk daerah lumbal atau pinggang.
4. Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk os sakrum (tulang kelangkang).
5. Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan
membentuk tulang koksigeus (tulang tungging)

10
2. System saraf tepi
Saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otakadalah saraf yang keluar
dari otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau menuju otot-otot
dan kelenjar tertentu. Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf sumsum
tulang belakang adalah saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang menuju alat-
alat gerak tubuh, seperti lengan dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada dan
leher. Saraf ini terdiri atas 31 pasang. Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf
tepi juga terdapat saraf tak sadar (saraf otonom) yang berfungsi mengatur kegitan
organ tubuh yang bekerja diluar kesadaran. Saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Sistem kerja keduanya saling berlawanan.

1) Sistem Saraf Sadar


Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda
makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-
ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem
saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang
saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari
sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-saraf
spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik.

Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf
sensori.
b. Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c. Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih
memahami tentang jenis-jenis saraf kranial.

11
2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah
kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan
pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf
otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda
ingat kembali fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila
hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti
contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil
mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan.
Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua.
a. Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama
untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah
menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat
detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun
fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan,
menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.

b. Sistem Saraf Parasimpatik


Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan
saraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat
detak jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat
kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung
seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan
keadaan yang normal.

E. Mekanisme Penghantar Implus

Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf
dan    sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.

12
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui


serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara
bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif
terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf.
Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya
pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi)
terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan
potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik, tergantung pada
diameter akson dan ada atau tidaknya selubung myelin. Bila impuls telah lewat maka
untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi
perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat
berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.

Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang
(threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik.
Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke
ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar
pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan
sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran
kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir
pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel
berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada
ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis.
Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.

13
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari
neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam
misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem
saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin
kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang
terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor
menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan
tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh
membran post-sinapsis.3

F. Kelainan yang disebabkan oleh Gangguan Sistem Saraf

Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori
seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau
kerusakan akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf
adalah:

1. Alzheimer

Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh
kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Alzheimer
disebabkan oleh artrofi korteks serebral. Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow
viruses, sejenis virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi
waktu muda, dan akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.

2. Amnesia

Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori


diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya bervariasi
dimulai dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin

3
Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Hal: 132

14
B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada
alasan psikologikal.

3. Ataksia

Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi
gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya
adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur
saraf yang menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat disebabkan oleh
kerusakan otak, korda spinalis atau saraf spinalis.4

4
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia. Hal : 439

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa


penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
2. Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat.
3. Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu Menerima
berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh .
4. Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga
sistem saraf tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf
pusat meliputi bagian otak dan juga bagian sumsum tulang belakang.
Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan
juga bagian sistem saraf otonom.
5. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf
dan    sinapsis.
6. Kelainan yang disebabkan karena gangguan sistem syaraf antara lain yaitu
alzheimer, amnesia dan ataksia.

B. SARAN

Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala
kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami
menyadari banyak kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai
bahan makalah ini. Sekian terimakasih.

16
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.

Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama.

Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Jakarta : EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai