Anda di halaman 1dari 3

Kelenjar Pineal

Kelenjar Pineal adalah kelenjar yang paling misterius di dalam tubuh manusia. kelenjar ini
mengeluarkan hormon yang sangat ampuh yang disebut Melatonin, yang membuat pikiran
menjadi introvertif yang memberikan rasa kebahagiaan tanpa batas serta kesadaran yang
lebih tinggi.
Jika hormon ini bekerja berdasarkan rangsangan cahaya, apa pengaruhnya?
Yang paling sederhana, ada beberapa orang yang mengeluh harus mematikan lampu sebelum
tidur. Ada yang hanya dengan menutup mata sudah bisa tidur. Semua adalah cara untuk
mengurangi masuknya rangsangan cahaya. Inilah pentingnya penerangan yang cukup ketika
belajar. Bagi pembaca yang ingin lembur malam, coba saja menyiapkan penerangan yang
cukup agar rangsangan cahaya yang masuk bisa menghambat dihasilkannya hormon ini.
Selain itu, orang buta total mengalami kesulitan untuk mengatur irama sirkadiannya karena
tak cukup rangsangan cahaya masuk ke dalam matanya.

Kelenjar pineal mengandung pigmen mirip dengan yang ditemukan di mata dan terhubung
ke talamus optik, maka ia mengendalikan kerja cahaya pada tubuh. Kelenjar pineal terletak di
bawah korteks serebral di mana dua belahan talamik otak bergabung, di mana otak mengatur
kesadaran, menafsirkan fungsi motorik dan sensorik tubuh, dan menghasilkan melatonin.
Suatu turunan serotonin, yang mengontrol siklus tidur kita.
Melatonin tidak hanya diperlukan untuk tidur yang tepat, tetapi juga mengatur masa pubertas
dan melawan radikal bebas berbahaya. Hampir di pusat otak, lokasinya juga dapat dipahami
sebagai mata ketiga, pusat alis. Berfokus pada mata ketiga dapat merangsang tidak hanya
kelenjar pineal tapi talamus dan korteks serebral juga.
Pada anak-anak, kelenjar pineal mengeluarkan lebih banyak melatonin daripada pada orang
dewasa, yang katanya untuk menghambat perkembangan seksual. Setelah pubertas, kelenjar
pineal menyusut dan melepaskan lebih sedikit melatonin.

Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung jawab atas
efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh. Oleh sebagian orang,
kelenjar ini diberi tautan simbolik dengan apa yang disebut sebagai mata ketiga.
Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di bagian tengah
otak, di antara otak kanan dan otak kiri. Kelenjar ini bertanggung jawab menghasilkan sebuah
hormon yang bernama melatonin, yang berfungsi untuk mengatur ritme harian tubuh. Ketika
retina mata terstimulasi oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang
disebut hipotalamus. Dari sini, saraf simpatetik berhubungan dengan kelenjar pineal dan
memicu diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada cahaya yang mencapai
mata, misalnya pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi menghambat produksi melatonin
dan kemudian menyuruh tubuh untuk tidur.
Melatonin pertama kali berhasil diisolasi pada tahun 1958 oleh seorang professor
dermatology yang bernama Aaron B. Lerner. Senyawa ini menjadi sangat populer sebagai
suplemen dan disarankan sebagai penyembuh jet lag dan kelainan tidur lainnya. Sementara
berbagai kondisi seperti kelainan yang berhubungan dengan musim, mungkin juga
berhubungan dengan tingakat produksinya di otak.
Seperti banyak aspek anatomi lainnya, deskripsi pertama mengenai kelenjar pineal
diberikan oleh seorang dokter dan filosuf Yunani bernama Galen yang hidup pada tahun 130210 M. Galen pula yang menjelaskan bahwa kelenjar itu mendapatkan namanya dari buah
pinus yang berbentuk kerucut, yaitu Pinus pinea dalam Bahasa Latin, karena kemiripan
penampilannya. Menurutnya, fungsi kelenjar itu adalah mendukung pembuluh darah dan dia
mengabaikan pendapat lain jika kelenjar itu mengatur arus yang disebut sebagai pneuma
psikis di dalam otak.
Ren Descartes, filosuf Perancis abad ke-17, percaya bahwa kelenjar pineal adalah
tempat roh berada. Descartes menulis pada bulan Desember 1640:
Karena hanya kelenjar itu yang merupakan bagian padat di dalam otak, bagian itu
mestinya tempat nalar berada, tempat pikiran berada, dan konsekuensinya tempat jiwa
berada; karena yang satu tidak bisa dipisahkan dari yang lain.
Descartes juga menjelaskan,
Menurut saya, kelenjar ini adalah tempat utama jiwa berada, dan tempat semua pikiran
kita terbentuk.
Kelenjar pineal menarik perhatian Madame Helena Blavatsky, seorang penulis esoterik
dan pendiri Theosophical Society pada tahun 1875. Dia menautkan Mata Siwa, atau mata
ketiga, dengan kelenjar itu. Dia berpendapat bahwa kelenjar pineal di dalam diri manusia
modern adalah versi sampingan dari sebuah organ visi spiritual.
Dalam sebagian hewan kelompok pinealosit, sel-sel dari kelenjar pineal berbentuk
sangat mirip dengan sel-sel fotoreseptor yang ada di mata, dan berbagai fosil makhluk
bertulang belakang awal ditemukan memiliki bukaan pineal yang semakin mendukung
pandangan jika kelenjar ini adalah mata ketiga.

Kelenjar pineal diasosiasikan dengan chakra keenam atau anja chakra, yang disebut
sebagai mata ketiga. Dalam ajaran bangsa India, chakra ini dikenal sebagai gyananakashu,
mata pengetahuan, dan banyak penganut Hindu memberi tanda di antara kedua alis mereka
sebagai pengakuan atas hal ini. Bangsa Mesir Kuno mengenakan ureus, atau ikat kepala
berbentuk ular kobra, di bagian tengah kening mereka, mengungkap kepercayaan mereka
bahwa ada sesuatu yang mirip dengan mata ketiga.[]

Disebut juga epiphysis cerebri, berasal dari jaringan saraf, terletak di atap ventrikel tertius otak

Terdiri pinealocyte dan sel neuroglia

Hormon yang disekresikan adalah melatonin,

Fungsi : mempunyai inhibisi pelepasan , mengatur irama tidur

Anda mungkin juga menyukai