“EMBRIOLOGI HEWAN”
Disusun oleh:
2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................1
C. Rumusan masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1
C. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
implantasi.
4
5. Tahap perkembangan bulan ke-3 sampai kelahiran,adalah masa fetus dan
berperannya plasenta dalam perkembangan manusia.
5
terjadi perkembangan organ dan sistem tubuh dan proses kelahiran.
1. Gametogenesis
A. OOGENESIS
Pada betina genetik, setelah tiba di kelenjar kelamin (gonad), sel-sel benih
6
primordial berdiferensiasi menjadi oogonia. Sel-sel ini mengalami sejumlah
pembelahan mitosis dan pada akhir bulan ke-3 sel-sel ini tersusun dalam
kelompok-kelompok yang dikelilingi selapis sel epitel gepeng, sel folikel yang
berasal dari permukaan yng membungkus ovarium. Sebagian besar oogonia
membelah terus dengan mitosis, beberapa diantaranya berdiferensiasi menjadi
oosit primer pada tahapan profase meosis I. Selama beberapa bulan kemudian
jumlah oogonia meningkat pesat dan pada akhir bulan kelima perkembangan
pranatal, jumlah total sel germinaltifum diovarium mencapai maksimal ( ± 7 juta).
Pada saat ini, mulai terjadi kematian sel dan banyak oogonia maupun oosit
primer menjadi atretik. Pada bulan ketujuh sebagian besar oogonia berdegenerasi
kecuali beberapa yang letaknya dekat dengan permukaan. Semua oosit primer
yang bertahan hidup sudah memasuki pembelahan meiosis pertama dan kini
sebagian besar diataranya dikelilingi selapis sel epitel gepeng. Sebuah oosit
primer, bersama dengan sel epitel gepeng yang mengelilinginya dikenal sebagai
folikel primordial.
7
sebelum mencapai masa pubertas. Keadaan ini disebabkan oleh oocyte
maturation inhibitation(OMI) yang merupakan peptida kecil yang dikeluarkan
oleh sel folikuler. Jumlah total oosit primer pada saat lahir diperkirakan bervariasi
dari 600.000-800.000. selama masa anak-anak sebagian oosit menjadi atretik,
hanya sekitar 400.000 yang ada pada permulaan pubertas dan kurang dari 500
yang akan di ovulasikan. Sebagian oosit yang menvcapai kematangan pada tahap
kehidupan lanjut telah berada dalam keadaan dorman pada stadium diploten
pembelahan meiotik pertama selama 40 tahun atau lebih sebelum ovulasi. Oosit
primer rentan terhadap kerusakan sewaktu menjadi tua.
Sel ganulosa terletak pada membran basalis yang memisahkan sel ini dengan
sel stroma disekitarnya yang membentuk teka folikuli. Sel-sel granulosa dan oosit
juga mengeluarkan satu lapisan glikoprotein dipermukaan oosit membentuk zona
pelusida. Suatu folikel terus tumbuh teka folikuli tersusun membentuk satu
lapisan dalam sel sekretorik (teka internal). Sel-sel folikel juga membentuk
tonjolan kecil mirip jari yang menembus zona pelusida dan berjalan dengan
mikrovilus dari membran plasma oosit. Proses ini penting untuk transfer bahan
dari folikel ke oosit.
8
bertahap menyatu dengan stroma ovarium.
Pada setiap siklus ovarium sejumlah folikel mulai berkembang tetapi hanya
satu yang mencapai kematangan sempurna. Ketika folikel sekunder telah matang
lonjakan LH akan memicu fase pertumbuhan pre-ovulasi. Meiosis satu akan
terbentuk dua sel anak dengan ukuran yang berbeda dengan 23 kromosom
berstruktur ganda. Satu sel oosit sekunder mendpat sebagian besar sitoplasm dan
yang lain badan polar pertama hampir tidak mendapatkan sitoplasma sama sekali.
Oosit sekunder masuk terletak antara zona pelusida dan membran sel oosit
sekunder di ruang perivitelina. Sel kemudian masuk ke meiosis II tetapi terhenti
pada tahap metafase sekitar 3 jam sebelum ovulasi. Meiosis II diselesaikan hanya
jika oosit dibuahi. Jika tidak sel telur akan berdegenerasi sekitar 24 jam setelah
ovulasi (Sadler, 2010).
B. SPERMATOGENESIS
9
oleh produksi LH. LH menikt reseptor di sel Leydig dan merangsang produksi
testosteron yang pada giliran nya berikatan dengan sel sertoli untuk mendorong
spermatogenenis. FSH juga esensial karna pengikatan hormon ini ke sel sertoli
merangsang pembentukan cairan tes tis dan sintetis protein reseptor androgen
intarsel.
2) Spermiogenesis
10
3) Peranan sel sertoli dalam spermatogenesis
a) Taut erat antara sel-sel sertoli yang berdekatan membentuk sawar darah
melewati celh intersel untuk masuk ke limen tubulus seminiferus, dengan
sawar ini maka dengan molekul tertentu yang dapat melewati sel sertoli
dan mencapai cairan intratubulus. Karna nya komposisi cairan
intraubulus cukup berbeda dari komposisi darah. Komposisi cairan yang
membahasahi sel-sel germinatifum sangat penting bagi tahap akhir
pembentukan sperma
b) Sel-sel sertoli memberi sel-sel sperma nutrien karna sel-sel sperma tidak
memiliki akses langsung ke nutrien-nutrien dalam darah.
11
a. hormon testosteron yang di sekresikan sel-sel leydig yang
terletak di intet stisium testis, penting bagi pertumbuhan dan
pembelahan sel-sel derminal testis yang merupakan tahap pertama
pembentukan sperma.
1. Siklus Ovarium
Siklus ovarium terdiri atas fase folikular dan fase luteal. Fase folekular
merupakan fase ketika ovarium beraktivitas membentuk dan mematangkan
folikel-folikelnya. Fase luteal ditandai ditandai oleh adanya korpus luteum. Fase
luteal merupakan fase ketika ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari
sisa-sisa folikel matangnya (filikel de graaf) yang sudah mengeluarkan sel
ovumnya pada saat terjadinya ovulasi dan menghasilkan hormon progesteron
12
yang akan digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk bersiap-siap
menerima hasil konsepsi (jika terjadi kehamilan) atau melakukan proses
deskuamasi dan penghambatan masuknya sel sperma (jika tidak terjadi
kehamilan).
2. Ovulasi
13
ini mendorong keluar oosit yang besama-sama sel granulose di sekitarnya dari
region humulus ooforus, lepas bebas (ovulasi) mengapung keluar dari ovarium.
Sebagian sel humulus ooforus kemudian menata dirinya dengan mengelilingi
zona pelusida untuk membentuk korona ladiata.
3. Transport Oosit
4. Fertilisasi
14
1) Fase I (Penembusan Korona Radiata)
15
Gambar 8. Fase Fertilisasi
Setelah spermtozoa memasuki oosit, sel telur merespons dengan tiga cara
yang berbeda yaitu:
1) Reaksi kortikal dan zona yang terjadi sebagai akibat terlepasnya butir-
butir kortikal oosit, selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh
spermatozoa lain dan zona pelusida mengubah struktur dan komposisinya
untuk mencegah menambatan dan penetrasi sperma dengan cara ini
terjadinya polispermi dapat dicegah.
16
(penyatuan) diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan
seluler dan molekuler yang berhubungan dengan awal embriogenesis.
Sementara itu spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan
pronukleus betina. Intinya membengkak dan membentuk pronukleus jantan.
Sedangkan ekornya terlepas dan berdegenerasi. Sementara kromatid-kromatid
berpasangan bergerak kearah kutub yang berlawanan, muncullah satu alur yang
dalam pada permukaan sel, berangsur-angsur membagi sitoplasma menjadi dua
bagian. Hasil utama pembuahan adalah penggenapan kembali jumlah kromosom
dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah dan ibu menjadi suatu bakal baru
dengan jumlah kromosom diploid, penentuan jenis kelamin bakal individu baru
tergantung dari kromosom X atau Y yang dikandung sperma yang membuahi
ovum tersebut dan permulaan pembelahan dan stadium-stadium pembentukan
dan perkembangan embrio ( embriogenesis)
5. Pembelahan Cleavage
17
mass( kumpulan sel-sel disebelah dalam yang akan tumbuh menjadi jaringan-
jaringan embrio pada janin) dan outer cell mass( lapisan sel disebelah luar,
yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta). Kira-kira pada hari
kelima sampai keenam, dirongga sela-sela inner cell mass merembes cairan
menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini
kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar masa zigot membentuk
rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul disalah satu sisi, tetapi
berbetasan dengan lapisan luar. Pada stadium ini disebut embrioblast dan
outer cell mass disebut trofoblast.
18
diendometrium disepanjang dinding anterior, atau posterios korpus uteri
tempat balstokista itu tertanam diantara lubang-lubang kelenjar.
19
III. Pembentukan Sistem Organ(Organogenesis)
Hari ke-8
2. Sinsitiotrofoblas yaitu zona luar berinti banyak tanpa batas sel yang
jelas.
20
sinsitiotrofoblas. Karena itu sel-sel di sitotrofoblas tempat sel-sel ini menyatu
dan kehilangan membran sel masing-masing. Sel-sel di massa sel dalam atau
embriblas juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu
Hari-9
Pada kutub embrional sel-sel gepeng yang berasal dari hipoblas membentuk
suatu membran tipis, membran eksoselom (Heuser) yang melapisi permukaan
dalam sitotrofoblas. Bersama dengan hipoblas membentuk lapisan rongga
eksoselom atau primitive.
21
Gambar 13. Blastokista berusia 9 hari
22
dalam amnion dan membran eksoselom dibagian internal. Tidak lama kemudian
akan terbentuk rongga besar di mesoderm ekstraembrional dan setelah rongga-
rongga ini menyatu terbentuklah suatu ruang baru yang dikenal sebagai selom
ekstraembrional atau rongga korion.
Ruang ini akan mengelilingi yolk sac primitif dan rongga amnion, kecuali
tempat diskus germinativum berhubungan dengan trofoblas melalui tangkai
penghubung. Mesoderm ekstraembrional yang melapisi sititrofoblas dan amnion
disebut mesoderm sitotrofoblas dan amnion disebut dengan mesoderm
somatopleura ekstraembrional, lapisan yang menutupi yolk sac dikenal sebagai
mesoderm splankpleura ekstra embrional.
Hari ke-13
23
vilus primer.
Yolk sac ini jauh lebih kecil dari rongga eksoselom semula atau yolk sac
primitive. Selama pembentukannya sebagian besar rongga eksoselom terlepas.
Bagian ini diwakili oleh kista eksoselom yang sering ditemukan di selom
ekstraembrional atau rongga korion. Sementara itu, selom ekstraembrional
meluas dan membentuk suatu rongga besar, rongga korion. Mesoderm
ekstraembrional yang melapisi bagian dalam sitotrofoblas kemudian dikenal
sebagai lempeng korion.satu-satunya tempat mesoderm ekstraembrional melintasi
rongga korion adalah diitangkai penghubung (connecting stalk).dengan
terbentuknya pembuluh darah tangkai ini akan menjadi korda umbilikalis.
24
pada minggu ketiga. Proses yang paling khas yang terjadi selama minggu
ketiga kehamilan adalah gastrulasi yaitu proses yang membentuk ketiga
lapisan germinativum (ectoderm,mesoderm, dan endoderm) pada mudigah.
25
prekordal mejadi penting untuk induksi otak depan. Membran
bukofaringealis di ujung kranial diskus mengandung suatu bagian kecil yang
terdiri dari sel ektoderm dan endoderm yang melekat erat dan merupakan
bakal lubang rongga mulut.
Gambar 16. Tempat implantasi dan diskus germinativum akhir minggu ke-2
C. Pembentukkan Notokord
26
kaudal dari membrane bukofangealis) dan kearah kaudal ke lubang primitive.
Di titik tempat lubang ini membentuk suatu identitas di epiblas, terbentuklah
kanalis neurenterikus yang untuk sementara menghubungkan rongga amnion
dan yolk sac.
27
Gambar 17. Proses pembentukkan notokorda
Letak kanan kiri terbentuk pada awal perkembangan dipadu oleh gen,
saat garis primitive muncul sel-sel dinodus primitive dan nodus primitive
akan mengeluarkan faktor pertumbuhan fibroblast 8 yang memicu ekspresi
nodal tetapi hanya pada sisi kiri mudigah.
28
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1. Prinsip dasar perkembangan menurut Spratt (1971) dalam Lufri dan Helendra
(2009:6-15) menjelaskan lima proses dasar pada tingkat sel, yaitu:
a. Pertumbuhan, yaitu pertambahan massa sel (ukuran dan jumlah sel).
b. Diferensiasi, yaitu proses yang menghasilkan sel-sel yang sudah
terspesialisasi (sudah melakukan biosintesis spesifik).
c. Interaksi seluler, yaitu saling pengaruh mempengaruhi antara suatu sel
atau kelompok sel dengan sel kelompok sel yang lain.
d. Pergerakan, yaitu perubahan posisi sel atau jaringan (gerakan mor-
fogenik).
e. Metabolisme, merupakan proses penghasil (sumber) dan penggunaan
energi, dan merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan dan
perkembangan.
2. Tahap perkembangan manusia menurut Sadler (2012) menjelaskan tahapan
29
perkembangan manusia menjadi lima tahap, yaitu:
a. Tahap gametogenesis, terjadinya pembentukkan gamet laki-laki dan
perempuan atau konveksi germ cell sperma dan sel telur.
d. Tahap perkembangan bulan ke-8 sampai kelahiran, adalah masa fetus dan
berperannya plasenta dalam perkembangan manusia
DAFTAR PUSTAKA
Havis, M. 2014. Konsep Dasar Embriologi: Tinjauan Teoritis. Jurnal Saintek Vol.
VI No.1:96-101. ISSN: 2085-8019.
Karlinah, Nelly. Yanti, Efrida. Arma, Nuriah. 2015. Bahan Ajar Embriologi
Manusia. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
30