“BIODIVERSITAS”
Disusun oleh :
Kelompok 10
2019
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb
Wassalammualaikum Wr.Wb
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
Hayati.........................................................................................................2
A. Kesimpulan..........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keanekaragaman biologi (hayati) adalah jumlah dari semua jenis binatang, tumbuhan, jamur,
bakteri dan organisme yang hidup di atas bumi dengan variasi habitat di mana mereka
tinggal. Ilmuwan memperkirakan bahwa lebih dari 10 juta dan atau bahkan lebih dari 100 juta
jenis spesies makhluk hidup berbeda menghuni bumi. Masing-Masing jenis adalah
menyesuaikan diri dengan niche (relung) yang unik di dalam lingkungannya, dari puncak
pegunungan hingga kedalaman laut yang terdalam dan dari daerah es di kutub sampai ke
daerah hujan tropis.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perlindungan dan Penyelamatan Keanekaragaman Hayati
Perlindungan dan Penyelamatan Keanekaragaman Hayati adalah usaha yang
dilakukan dalam melindungi, menyelamatkan, dan melestarikan keanekaragaman
hayati. Usaha ini disesuaikan dengan kebijaksanaan pengelolaan keanekaragaman
hayati Indonesia dilaksanakan sesuai dengan strategi konversi dunia seperti yang
tertuang dalam UU Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang dilakukan melalui kegiatan perlindungan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.
B. Macam-Macam Perlindungan dan Penyelamatan Keanekaragaman Hayati
1. Perlindungan dan Pengawetan Alam sebagai Sistem Penyangga
Kehidupan
Perlindungan dan pengawetan alam sebagai bagian dari sistem penyangga kehidupan.
Perlindungan dan pengawetan alam dibagi menjadi dua, yakni perlindungan umum
dan perlindungan dengan tujuan tertentu
a. Perlindungan Alam Umum
Perlindungan alam umum merupakan suatu kesatuan (flora, fauna dan
tanahnya). Perlindungan alam ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berikut
1) Perlindungan alam ketat, merupakan perlindungan terhadap
keadaan alam yang dibiarkan tanpa campur tangan manusia,
kecuali dipandang perlu. Tujuannya untuk penelitian dan
kepentingan ilmiah, misalnya Ujung Kulon.
2) Perlindungan alam terbimbing, merupakan perlindungan
keadaan alam yang dibina oleh para ahli, misalnya Kebun Raya
Bogor
3) Nasional Park atau Taman Nasional, merupakan keadaan alam
yang menempati suatu daerah yang luas Dn Tidak boleh ada rumah
tinggal maupun bangunan industri. Tempat ini dimanfaatkan untuk
rekreasi atau taman wisata, tanpa mengubah ciri-ciri ekosistem.
Misalnya, Taman Safari di Cisarua Bogor, Way Kambas di
2
Lampung, Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur dan Taman
Nasional Gede Pangrango
3
memerlukan habitat khusus dan sangat berbahaya jika dipindahkan dari
habitat aslinya. Pengawetan in situ diwujudkan dalam bentuk:
a. Taman Nasional, adalah kawasan pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli. Taman nasional dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang
budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional juga
berfungsi melindungi ekosistem, melestarikan keanekaragam
flora dan fauna, dan melestarikan pemanfaatan sumber daya alam
hayati. Beberapa taman nasional tersebut misalnya Taman
Nasional (TN) Gunung Leuseur (Aceh dan Sumatera Utara), TN
Kerinci Seblat (Sumatera Selatan dan Bengkulu), TN Bukit
Barisan Selatan (Bengkulu dan Lampung), TN Ujung Kulon
(Banten), TN Gunung Gede Pangrango (Bogor dan Sukabumi,
Jawa Barat), TN Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), TN Bromo
Tengger (Jawa Timur), TN Meru Betiri (Jawa Timur), TN
Baluran (Banyuwangi, Jawa Timur), TN Bali Barat, TN Komodo
(Nusa Tenggara Barat) dan TN Tanjung Puting (Kalimantan
Tengah).
b. Suaka Margasatwa, Merupakan pelestarian satwa langka.
Perburuan dibuatkan peraturan tertentu. Satwa langka dilindungi
oleh undang-undang konservasi, sehingga kepemilikannya harus
memiliki izin khusus.
c. Taman Laut, Taman laut adalah wilayah lautan yang memiliki
keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi dan indah. Kawasan
ini dijadikan sebagai konservasi alam, misalnya Taman Laut
Bunaken di Sulawesi Utara.
d. Hutan Lindung, biasanya terletak di daerah pegunungan. Hutan
tersebut berfungsi sebagai resapan air. Hal ini untuk mengatur
tata air dan menjaga agar tidak terjadi erosi.
e. Cagar Alam, adalah membiarkan ekosistem dalam suatu wilayah
apa adanya. Perkembangannya terjadi secara proses alami.
Manusia dilarang memasukinya tanpa izin khusus. Cagar alam
bertujuan untuk:
a. Melindungi ciri khas tumbuhan, hewan, dan ekosistem alami.
4
b. Mempertahankan keanekaragaman gen.
c. Menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkesinambungan.
d. Memelihara proses ekologi.
Contohnya: Cagar Alam Pangandaran (Jawa Barat).
2. Ex situ, yaitu perlindungan jenis tanaman dan hewan yang diambil dari
habitat aslinya untuk dipindahka ke habitat lain yang lebih cocok bagi
kelangsungan hidupnya. Contohnya:
a. Kebun Raya, adalah kebun buatan yan berguna untuk
menghimpun tumbuhan dari berbagai tempat untuk dilestarikan.
Selain itu, kebun raya ialah Kebun raya Bogor dan Kebun Raya
Purwodadi (Jawa Timur)
b. Kebun Binatang
c. Hutan Nasional.
3. Pemanfaatan Secara Lestari Sumber Daya Hayati Dan Ekosistem
Prinsip yang harus ditekankan kepada generasi sekarag adah segala sumber daya alam
harus dapat diwariskan kepada generasi di masa yang akan datang. Untuk
mewujudkannya prinsip tersebut maka harus ada konsekuen. Sumber daya hayati
termasuk ke dalam jenis sumber daya yang dapat diperbarui. Oleh karena itu,
pemanfaatan secara lestari mengandung pengertian bahwa pemanfaatan sumber daya
hayati harus memperhatikan daya reproduksi atau kemampuan pemulihan sumber
daya tersebut. Selain upaya pemanfaatan secara lestari, juga diperlukan suatu usaha
konservasi sumber daya hayati dan ekosistemnya. Dalam mengeksploitasi sumber
daya tumbuhan, khususnya hutan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini
1. Tidak melalukan penebangan pohon di hutan dengan sembarangan (tebang
pilih)
2. Penebangan kayu di hutan dilaksanakan secara terencana dengan sistem tebng
pilih yang artinya pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan
ukuran tertentu yang telah ditentukn.
3. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak pohon-pohon muda disekitarnya.
4. Melakukan reboisasi (reforestrasi), yaitu menghutnkan kembali hutan yng
sudah terlanjur rusak.
5. Mencegah kebakaran hutan.
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Perlindungan dan Penyelamatan Keanekaragaman Hayati adalah usaha yang
dilakukan dalam melindungi, menyelamatkan, dan melestarikan
keanekaragaman hayati. Usaha ini disesuaikan dengan kebijaksanaan
pengelolaan keanekaragaman hayati Indonesia dilaksanakan sesuai dengan
strategi konversi dunia seperti yang tertuang dalam UU Republik Indonesia
No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
2. Perlindungan dan pengawetan alam sebagai bagian dari sistem penyangga
kehidupan. Perlindungan dan pengawetan alam dibagi menjadi dua, yakni
perlindungan umum dan perlindungan dengan tujuan tertentu.
3. Pelestarian jenis tumbuhan dan hewan dapt dilakukan melalui dua cara, yaitu
in situ dan ex situ.
4. Prinsip yang harus ditekankan kepada generasi sekarag adah segala sumber
daya alam harus dapat diwariskan kepada generasi di masa yang akan datang.
Untuk mewujudkannya prinsip tersebut maka harus ada konsekuen
6
DAFTAR PUSTAKA
Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.