Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MIKROBIOLOGI TANAH

SIKLUS NITROGEN DALAM TANAH DAN REDUKSI NITRAT

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Irdawati S.Si, M.Si

OLEH :

KELOMPOK 1

Rizka Meisy Evis Putri ( 19032151)

Resti Yulia (19032047)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “Siklus Nitrogen dalam Tanah
dan Reduksi Nitrat” ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga dengan adanya
makalah ini bisa membantu rekan-rekan dalam memahami materi peranan
mikroba tanah dalam pembentukan humus dalam tanah pada mata kuliah
mikrobiologi tanah.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada pembuatan
makalah ini.Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Padang, 30 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................... 3
2.1. Dekomposisi protein dan derivatnya............................................................. 3
2.2. Pembentukan amonia oleh mikroba tanah.....................................................5
2.3. Transformasi nitrogen dalam dekomposisi bahan organik............................5
2.4. Nitrifikasi dalam tanah.................................................................................. 7
2.5. Denitrifikasi dalam tanah............................................................................ 11

BAB III...................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bentuk nitrogen yang paling banyak dijumpai terdapat di udara, yang
mengandung sampai empat per lima molekul nitrogen (N2). Akan tetapi hanya
beberapa spesies saja yang dapat mengubah nitrogen atmosfer menjadi bentuk
nitrogen yang bermanfaat bagi orgaisme hidup, yang karenanya, menghemat dan
menggunakan kembali nitrogen yang tersedia secara biologik di dalam siklus
nitrogen yang sedemikian luas. Tahap pertama dalam siklus nitrogen adalah
dengan fiksasinitrogen adalah fiksasi nitrogen atmosfer oleh organisme pengikat
nitrogen, menghasilkan ammonia. Amonia dapat dimanfaatkan oleh hampir semua
organisme hidup. Akan tetapi, terdapat beberapa bakteri tanah penting yang
memperoleh energinya dengan mengoksidasi amonia untuk membentuk nitrit dan
akhirnya nitrat. Karena organisme ini amat banyak dan aktif, hampir semua
amonia yang mencapai tanah, akhirnya teroksidasi menjadi nitrat, proses ini
dikenal sebagai nitrifikasi.

Tanaman dan banyak bakteri segera mereduksi nitrat kembali menjadi


ammonia melalui nitrat reduktase; proses ini dikenal sebagai denitrifikasi.
Ammonia yang terbentuk dapat dibangaun menjadi asam amino oleh tanaman,
yang kemudian dipergunakan oleh hewan sebagai sumber asam amino esensial
dan nonesensial untuk membangun protein hewan. Pada hewan yang telah mati,
degradasi protein mikrobial mengembalikan amonia ke tanah. Selanjutnya bakteri
nitrifikasi mengubahnya menjadi nitrat (NO2-) dan nitrat (NO3-) kembali.

Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di


atmosfer adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang
biologis sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit
bereaksi dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk
hidup diperlukan berbagai proses, yaitu: fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi,
denitrifikasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dekomposisi protein dan derivatnya.

2. Bagaimana Pembentukan amonia oleh mikroba tanah

3. Bagaimana Transformasi nitrogen dalam dekomposisi bahan organik

4. Bagaimana Nitrifikasi dalam tanah

5. Bagaimana Denitrifikasi dalam tanah

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Dekomposisi protein dan derivatnya.
2. Untuk Mengetahui Pembentukan amonia oleh mikroba tanah
3. Untuk Mengetahui Transformasi nitrogen dalam dekomposisi bahan
organik
4. Untuk Mengetahui Nitrifikasi dalam tanah
5. Untuk Mengetahui Denitrifikasi dalam tanah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Dekomposisi protein dan derivatnya.


Dekomposisi merupakan proses perubahan secara fisik maupun secara
kimiawi yang sederhana oleh mikroorganisme tanah, dan terkadang disebut
mineralisasi (Mulyani,1991). Proses dekomposisi dimulai dari proses
penghancuran yang dilakukan oleh serangga kecil terhadap tumbuhan dan sisa
bahan organik mati menjadi ukuran yang lebih kecil. Kemudian dilanjutkan
dengan proses biologi yang dilakukan oleh bakteri dan fungi untuk menguraikan
partikel-partikel organik. Proses dekomposisi oleh bakteri dan fungi sebagai
dekomposer dibantu oleh enzim yang dapat menguraikan bahan organik seperti
protein, karbohidrat dan lain-lain (Sunarto,2003).

Kata protein berasal dari kata yunani "preeminent" yang artinya pertama,
ditemukan oleh Berzelius dan Mulder. pada akhir tahun 1838. Protein adalah zat
organik nitrogen. yang ditemukan dalam sel binatang atau tumbuh-tumbuhan.
Beberapa protein penting untuk pembentukan sel-sel tubuh, misalnya rambut,
bulu collagen dan lain sebagainya.

Jamur mempunyai kemampuan yang berbeda di dalam penggunaan


nitrogen, baik sebagai unsur sederhana maupun sebagai persenyawan kompleks.
Ada beberapa spesies yang dapat mengasimilir nitrogen dari atmosfir dan banyak
di antaranya lebih menyukai asam-asam amino, nitrat atau juga garam-garam
amonium. Di sini dapat dilihat contoh sebagai berikut:

Nitrogen di atmosfir garam- garam amonium dan nitrat


diasimilasi oleh jamur tanah

Kemampuan untuk mengamonifikasi protein oleh jamur tanah ini pertama


kalinya ditunjukkan pada tahun 1893 dengan menggunakan jamur Mucor

3
racemous dan Fusarium mutzii. Ada beberapa spesies yang mempunyai keaktifan
lebih besar dari spesies yang lain, dan diketahui pula bahwa jamur mempunyai
kemampuan sebagai amonifier yang baik Telah diselidiki hubingan langsung
antara jumlah nitrogen yang diubah menjadi amonia oleh spesies dari Penicillium
dan Trichoderma dan jumlah cellulose yang didekomposisi.

Dekomposisi protein oleh jamur tanah menunjukkan bahwa bermacam-


macam faktor yang mengubah terkumpulnya amonia. Faktor-faktor ini diketahui
meliputi aerasi, kelembaban tanah, tipe tanah, reaksi tanah, lamanya masa
inkubasi, suhu, susunan protein di alam dan adanya mineral-mineral tanah
khususnya fosfat. Sebagai contoh suatu protein (glycine) yang mengalami
dekomposisi di dalam tanah karena adanya mineral-mineral tanah khususnya
fosfat:

Menurut Sunarto (2003), kecepatan proses dekomposisi pada umumnya


dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, yang dapat mermpengaruhi
pertumbuhan decomposer, diantaranya adalah faktor iklim seperti curah hujan,
kelembaban, intensitas cahaya, suhu udara di sekitar daerah pengomposan dan
kondisi lingkungan tempat tumbuh organisme seperti suhu air, pH, salinitas air,
kandungan oksigen, kandungan hara organik dan lain-lain. Pada proses
dekomposisi, semua faktor fisik, kimia, maupun biologis saling berinteraksi satu
sama lain.

4
2.2. Pembentukan amonia oleh mikroba tanah
Diantara bentuk-bentuk nitrogen didalam tanah, ammonium merupakan
bentuk nitrogen yang paling mudah digunakan oleh tumbuhan mengingat
efesiensinya dalam metabolisme sel tumbuhan. Menurut Salisbury dan Ross (1995)
nitrogen amonium merupakan ion yang bermuatan positif dan terserap oleh koloid
tanah sehingga mudah untuk dimanfaatkan oleh tumbuhan. Ditambah lagi, ion
amonium yang bermuatan positif menyebabkan amonium tidak mudah untuk
tercuci bersama dengan air.

Selain nitrat yang dapat diubah kembali menjadi amonium, asam amino
dan protein organik pada tubuh hewan dan tumbuhan dapat pula diuraikan
kembali menjadi Amonium (NH4+) melalui proses amonifikasi. Proses
amonifikasi ini dilakukan oleh bakteri dan fungi pengurai. Amonifikasi
merupakan proses pembentukan amonia dari materi organik. Amonia juga mampu
mengalami asimilasi menjadi asam amino dan dapat diasimilasi secara langsung
oleh kelompok diatom, alga selular dan tanaman tingkat tinggi.

Amonifikasi merupakan pengubahan nitrogen organik menjadi


ammonium (NH4) oleh bakteri dan cendawan tanah. amonifikasi ialah proses
pembentukan amonium/ amonia dari bahan-bahan organik melalui peristiwa
dekomposisi dengan bantuan mikroorganisme tanah.

Diantara bentuk-bentuk nitrogen didalam tanah, ammonium merupakan


bentuk nitrogen yang paling mudah digunakan oleh tumbuhan mengingat
efesiensinya dalam metabolisme sel tumbuhan. Menurut Salisbury dan Ross (1995)
nitrogen amonium merupakan ion yang bermuatan positif dan terserap oleh koloid
tanah sehingga mudah untuk dimanfaatkan oleh tumbuhan. Ditambah lagi, ion
amonium yang bermuatan positif menyebabkan amonium tidak mudah untuk
tercuci bersama dengan air.

2.3. Transformasi nitrogen dalam dekomposisi bahan organik


Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung
unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi

5
ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Siklus nitrogen secara
khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan nitrogen dapat
mempengaruhi tingkat proses ekosistem kunci, termasuk produksi primer dan
dekomposisi. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil,
penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan pelepasan nitrogen dalam air limbah telah
secara dramatis mengubah siklus nitrogen global. Sebagian besar nitrogen yang
terdapat di dalam organisme hidup berasal dari penambatan (reduksi) oleh mikro
organisme prokariot. Sebagian diantaranya terdapat di akar tumbuhan tertentu
atau dari pupuk hasil penambatan secara industri.

Sejumlah kecil nitrogen pindah dari atmosfer ke tanah sebagai NH4+ dan
NO3- bersama air hujan dan diserap oleh akar. NH4+ ini berasala dari
pembakaran industry, aktivitas gunung berapi dan kebakaran hutan sedangkan
NO3- berasal dari oksidasi N2 oleh O2 atau ozon dengan bantuan kilat atau
radiasi ultraviolet, sumber lain NO3- adalah samudera. Penyerapan NO3- dan
NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan untukmembentuk berbagai
senyawa nitrogen terutama protein. Pupuk, tumbuhan mati,mikroorganisme, serta
hewan merupakan sumber penting nitrogen yang dikembalikan ke tanah tapi
sebagaian besar nitrogen tersebut tidak larut dan tidak segera tersedia bagi
tumbuhan.

Tisdale et al. (1985) menyatakan bahwa nitrogen yang berada dalam tanah
dapat dikelompokkan menjadi bentuk senyawa organik dan an-organik, sementara
95% lebih nitrogen di tanah permukaan berada dalam bentuk N-organik. Bentuk
nitrogen an-organik dalam tanah antara lain ammonium (NH4 + ), nitrit (NO2 - ),
nitrat (NO3 - ), oksida nitrogen (N2O), oksida nitrit (NO) dan nitrogen elemental
(N2). Dari sudut kesuburan tanah, ion ammonium, nitrit dan nitrat bersifat lebih
penting, sedangkan N2O dan NO lebih banyak dipandang dari sisi negatif, yaitu
proses kehilangan nitrogen dari dalam tanah lewat proses denitrifikasi.

Hesse (1971) menyatakan bahwa sebagian besar bentuk nitrogen an-


organik dalam tanah biasanya berada di dekat permukaan., dan bentuk nitrogen
an-organik tersebut termasuk nitrat yang larut dalam larutan tanah, mudah diserap

6
dan mudah terlindi, sementara ion ammonium berada dalam bentuk yang mudah
dipertukarkan dan bentuk ammonium terfiksasi yang tidak tersedia bagi tanaman.

Erosi pada permukaan tanah akan menghanyutkan nitrogen kesungai yang


akhirnya bermuara ke laut. Selanjutnya akan terjadi proses pengambalian nitrogen
ke tanah. Proses ini terjadi secara berkesinambungan yang dikenal dengan siklus
nitrogen (Handayanto & Hairiah, 2009).

Menurut Novizan (2005), baik ion nitrat maupun ion ammonium,


keduanya diserap oleh tanaman melalui mekanisme pertukaran kation.
Mekanisme ini terjadi karena pernapasan akar menghasilkan CO2 yang bergabung
dengan air didalam tanah lalu membentuk asam karbonat (H2CO3). Selanjutnya
H2CO3 tersebut terurai membentuk H+ dan HCO3- . Ion H+ pada permukaan
atau di dalam akar akan bertukar posisi dengan unsur hara yang terikat pada
koloid tanah.

Lima proses siklus biogeokimia nitrogen adalah amonifikasi, nitrifikasi,


asimilasi nitrogen, denitrifikasi, dan fiksasi nitrogen. Amonifikasi merupakan
proses pembentukan amonia dari materi organik. Amonia juga mampu mengalami
asimilasi menjadi asam amino dan dapat diasimilasi secara langsung oleh
kelompok diatom, alga selular dan tanaman tingkat tinggi. Nitrifikasi merupakan
reaksi oksidasi yaitu proses pembentukan nitrit atau nitrat dari amonia. Proses ini
dapat ber-langsung secara biologis maupun kimiawi. Asimilasi nitrogen
merupakan proses pemanfaatan nitrogen untuk pembentukan asam amino dalam
protoplasma oleh fitoplankton, alga, dan bakteri. Senyawa amonium dan nitrit
merupakan bagian penting dari siklus nitrogen di alam. Denitrifikasi merupakan
reaksi reduksi nitrat menjadi nitrit, nitrit oksida, dan gas nitrogen. Sedangkan
fiksasi nitrogen merupakan pengikatan gas nitrogen menjadi amonia dan nitrogen
organik (Dong et al., 2004).

Dengan menggunakan proses yang disebut fikasi nitrogen dengan bantuan


bakteri yang dapat mengubah nitrogen menjadi amonium. Sebanyak 80 kg ha-1
tahun-1 bakteri menfiksasi nitrogen menjadi ion amonium, sehingga dapat
digunakan oleh tanaman legum Aktivitas mikroba lain juga memegang peranan
penting dalam daur nitrogen didalam tanah. Beberapa bakteri dan fungi tanah

7
dapat melakukan amonifikasi yaitu pengubahan nitrogen menjadi amonium.
Konfersi senyawa nitrogen organik menjadi amonium dipacu oleh enzim yang
dihasilkan oleh organisme tanah.

2.4. Nitrifikasi dalam tanah

Adanya perubahan bentuk nitrogen dan aktifitas dari mikroorganisme yang


mampu merubah amonium menjadi nitrat. Perubahan nitrogen dalam tanah dari
bahan organik dapat terjadi melalui proses nitrifikasi yang merupakan perubahan
bentuk nitrogen dari amonium (NH4+ ) menjadi nitrit (oleh bakteri Nitrosomonas),
kemudian menjadi nitrat (oleh Nitrobacter).

Nitrifikasi merupakan reaksi oksidasi, yaitu proses pembentukan nitrit atau


nitrat dari amonia. Proses nitrifikasi, melibatkan bakteri pengoksidasi amonia
yang bersifat autotrofik, yaitu kelompok bakteri yang terutama berperan dalam
proses oksidasi amonia menjadi nitrit pada siklus nitrogen, juga pada proses
penguraian nitrogen dalam sistem pengolahan limbah cair. Bakteri autotrofik yang
berperan dalam oksidasi amonia menjadi nitrit adalah Nitrosomonas,
Nitrosococcus, Nitrospira, Nitrosolobus, dan Nitrosovibrio. Beberapa
mikroorganisme yang bersifat heterotrofik juga dilaporkan mampu mengoksidasi
dan melakukan nitrifikasi (Agustiyani et al., 2004).

Selain bakteri autotrofik, bakteri heterotrofik juga mampu mengoksidasi


amonia atau nitrogen organik menjadi nitrit atau nitrat (Sylvia et al., 1990).
Mikroorganisme yang termasuk dalam golongan bakteri heterotrofik antara lain
adalah: fungi (Aspergillus) dan bakteri (Alcaligenes, Arthrobacter spp., dan
Actinomycetes).

Menurut Alexander (1977), Arthrobacter dan Aspergillus flavus mampu


menghasilkan nitrat dalam media yang mengandung amonia sebagai sumber
nitrogen. Yang membedakan di antara keduanya adalah sumber karbon yang
digunakan. Bakteri autotrofik menggunakan CO2 sebagai sumber karbon,
sedangkan bakteri heterotrofik menggunakan senyawa organik, seperti asetat,

8
piruvat, dan oksaloasetat sebagai sumber karbon. Laju pertumbuhan bakteri yang
bersifat autotrofik lebih lambat dibandingkan dengan bakteri heterotrofik. Dalam
nitrifikasi, amonia akan berinteraksi dengan oksigen dan menghasilkan nitrit,
kemudian berinteraksi dengan bakteri jenis lain dan berubah menjadi nitrat,
senyawa yang lebih aman (Cheremisinof, 1996).

Nitrifikasi, yaitu perubahan ammonium menjadi nitrat. Proses perubahan


ini terjadi jika kondisi lingkungan hangat dan dalam tanah yang beraerasi baik.
Nitrat adalah ion negatif nitrogen yang dimanfaatkan tanaman, dan mudah terlindi
(bergerak ke bawah bersama air) karena tidak diikat mineral liat atau situs jerapan
tanah. Bentuk ion nitrat ini merupakan salah satu penyebab timbulnya polusi air
tanah.

Proses nitrifikasi terjadi melalui dua tahapan utama, dan dilakukan oleh
jenis bakteri yang berbeda, yakni:

1. Nitritasi, yaitu oksidasi amonia menjadi nitrit oleh bakteri nitrit


(Nitrosomonas dan Nitrosococcus)

2. Nitratasi, yaitu oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat
(Nitrobacter)

Sebagian besar kebutuhan nitrogen tanaman diserap dalam bentuk ion


nitrat sehingga selalu berada dalam tanah tepatnya di dalam larutan tanah. Sifat

9
mudah terlarut dari ion nitrat inilah yang membuatnya sangat mudah tercuci oleh
aliran air. Arah pencucian hara tanah selalu menuju lapisan di bawah daerah
perakaran tanaman sehingga tidak mudah dimanfaatkan oleh tanaman, karenanya
tidak mengherankan jika keberdaan nitrat di permukaan tanah hampir sangat
sedikit ditemukan. Pencucian nitrat sering terjadi pada tanah berpasir atau tanah
yang sangat gembur. Saat pencucian terjadi, air memindahkan nitrat menuju
lapisan dibawah daerah perakaran tanaman. (Azis, 2015).
Beberapa bakteri dalam tanah terlibat dalam reaksi penguraian materi
organik misalnya bakteri nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri
yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia. Contoh bakteri
nitrifikasi adalah Nitrosomonas mengubah amonium (NH4+) menjadi nitrit (NO2-)
dan Nitrobacter mengubah nitrit (NO2-) menjadi nitrat (NO3-). Nitrat merupakan
sumber anorganik yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Secara bersama-sama
proses ini dikenal dengan istilah nitrifikasi .

Selain bakteri, mikroorganisme lain yang juga dapat berperan sebagai


pereaksi kimia dalam tanah adalah mikoriza. Mikoriza adalah istilah yang
digunakan untuk menyebut jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Jamur
ini dapat membantu tanaman untuk meningkatkan kemampuannya dalam
menyerap unsur hara berupa fosfor sehingga tanaman menjadi lebih subur.

Beberapa organisme tanah memiliki kemampuan untuk menguraikan


polutan dalam tanah. Contoh polutan yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme
adalah herbisida. Penguraian herbisida dalam tanah dapat terjadi apabila herbisida
telah lama berada dalam tanah sebelum terabsorbsi oleh akar tumbuhan. Pada
tanah yang memiliki kandungan organik cukup tinggi, maka populasi organisme

10
akan meningkat sehingga proses penguraian (dekomposisi) akan meningkat.
Mikroba yang hidup di tanah juga dapat “memakan” bahan kimia
berbahaya tertentu, terutama bahan organik, misalny berbagai jenis minyak bumi.
Mikroba mengubah bahan kimia ini menjadi air dan gas yang tidak berbahaya
misalnya CO2.

2.5. Denitrifikasi dalam tanah

Selain proses nitrifikasi, ada pula proses denitrifikasi, yakni perubahan


nitrat (NO3-) --> Nitrit (NO2-) --> Amonium (NH4+). Proses denitrifikasi ini
dilakukan oleh bakteri tertentu untuk mendapatkan oksigen pada keadaan anaerob.
Dengan kata lain, jika tidak ada oksigen, bakteri tertentu ini menggunakan cara
alternatif untuk memperoleh oksigen dari nitrat, dengan mengubah Nitrat (NO3-)
menjadi amonium (NH4+).
Denitrifikasi yaitu suatu proses pembentukan N2, NO, N2O dan NO2 dari
NO3- oleh bakteri aneorobik yang berlangsung di dalam tanah yang penetrasi O2-
nya terbatas, tergenang, padat dan daerah dekat pemukiman tanah yang
konsentrasi O2 nya rendah karena penggunaannya yang cepat dalam
oksidasibahan organik. Tumbuhan kehilangan sejumlah kecil nitrogen ke atmosfer
sebagai NH3, N2O, NO2, dan NO terutama jika diberi pupuk nitrogen dengan
baik.

Denitrifikasi, yaitu proses perubahan nitrat menjadi gas nitrogen. Proses


ini terjadi manakala tanah tidak cukup mengandung udara, maka mikroorganisme
menggunakan oksigen dalam senyawa nitrat, sehingga nitrat berubah menjadi gas
nitrogen (N2). Gas ini akan dilepaskan menuju atmosfer sehingga tidak tersedia
bagi tanaman. Pada kebanyakan kasus, peristiwa denitrifikasi akan terjadi antara 2
sampai 3 hari di dalam tanah dengan aerasi buruk.

Denitrifikasi merupakan sebuah proses reduksi nitrat yang berubah


menjadi gas nitrogen inert (berukuran kecil) dalam tahapan daur nitrogen.
Denitrifikasi ini dilakukan oleh bakteri seperti Clostridium pseudomonas dalam
kondisi anaerobik atau tanpa bantuan oksigen. Selama tahap respirasi, bakteri

11
akan menjadikan nitrat sebagai akseptor elektron. Bakteri yang mampu bertahan
dalam kondisi anaerobik ini adalah bakteri dengan jenis Anaerob fakultatif.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Dekomposisi protein oleh jamur tanah menunjukkan bahwa


bermacam-macam faktor yang mengubah terkumpulnya amonia.
Faktor-faktor ini diketahui meliputi aerasi, kelembaban tanah, tipe
tanah, reaksi tanah, lamanya masa inkubasi, suhu, susunan protein di
alam dan adanya mineral-mineral tanah khususnya fosfat.

2. Amonifikasi merupakan pengubahan nitrogen organik menjadi


ammonium (NH4) oleh bakteri dan cendawan tanah. amonifikasi
ialah proses pembentukan amonium/ amonia dari bahan-bahan
organik melalui peristiwa dekomposisi dengan bantuan
mikroorganisme tanah.

3. Lima proses siklus biogeokimia nitrogen adalah amonifikasi,


nitrifikasi, asimilasi nitrogen, denitrifikasi, dan fiksasi nitrogen.

4. Nitrifikasi merupakan reaksi oksidasi, yaitu proses pembentukan


nitrit atau nitrat dari amonia. Proses nitrifikasi, melibatkan bakteri
pengoksidasi amonia yang bersifat autotrofik, yaitu kelompok
bakteri yang terutama berperan dalam proses oksidasi amonia
menjadi nitrit pada siklus nitrogen, juga pada proses penguraian
nitrogen dalam sistem pengolahan limbah cair.

5. Denitrifikasi yaitu suatu proses pembentukan N2, NO, N2O dan


NO2 dari NO3- oleh bakteri aneorobik yang berlangsung di dalam
tanah yang penetrasi O2- nya terbatas, tergenang, padat dan daerah
dekat pemukiman tanah yang konsentrasi O2 nya rendah karena
penggunaannya yang cepat dalam oksidasibahan organik.

13
3.2 Saran
Kami menyadari banyak kekurangan pada makalah yang kami buat, semoga
kedepannya kami dapat memperbaiki lagi. Serta bagi para pembaca semoga
bermanfaat makalah ini,digunakan sebaik-baiknya demi kepentingan pendidikan
dan dapat memberikan saran dan kritik yang dapat membangun bagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agustiyani, D., Imamuddin, H., Faridah, E.N., Oedjijono, 2004. Pengaruh pH dan
substrat organik terhadap pertumbuhan dan aktivitas bakteri pengoksidasi
amonia. LIPI-Bogor. Biodiversitas. 5 (2): 43–47.

Alexander, M., 1977. Introduction to Soil Microbiology. 2nd edition. Toronto:


John Wiley and Sons.

Azis, A.A., N. Kurnia. 2015. Kandungan Amonium dan Nitrat Tanah pada
Budidaya Bayam Putih. Jurnal Bionature. 16(2): 86-90.

Cheremisinoff, N.P., 1996. Biotechnology for Waste and Wastewater Treatment.


New Jersey: Noyes Publications.

Dong, L.F., Nedwell, D.B., Underwood, G.J.C., Thornton, D.C.O., Rusmana, I.,
2002. Nitrous oxide formation in the colne estuary. England: the central
role of nitrite. Applied Environmental Microbiology 68, 1240–1249.

Handayanto dan Hairiah. 2009. Biologi Tanah Landasan Pengelolahan Tanah


Sehat. Malang: Pustaka Adipura.

Hesse, P.R.1971. Soil Chemical Analysis. New York: Chemical Publ.Co.

Mulyani, M, Kartasapoetra, A.G, dan Sastroatmodjo, S. 1991. Mikrobiologi


Tanah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Salisbury, F.B dan Ros, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung:
Bandung

Sastrahidayat, I.R. 2012. Pengendalian Hayati dan Penyakit Tumbuhan Cara Uji
Laboratorium. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Sunarto. 2003. Peranan Dekomposisi dalam Proses Produksi pada Ekosistem


Laut. Bogor: Pengantar Falsafah Sains, Program Pascasarjana/S3 IPB.

Sylvia, D.M., Furbrmann, J.J., Hartel, P.G., Zuberer, D.A., 1990. Principles and
Application of Soil Microbiology. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

15
Tisdale,S.L., Nelson,W.L., and Beaton,J.D. 1985. Soil Fertility and Fertilizers 4th
-ed. New York: Macmillan Publ.Co.

16

Anda mungkin juga menyukai