DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
KELOMPOK 1
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “Siklus Nitrogen dalam Tanah
dan Reduksi Nitrat” ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga dengan adanya
makalah ini bisa membantu rekan-rekan dalam memahami materi peranan
mikroba tanah dalam pembentukan humus dalam tanah pada mata kuliah
mikrobiologi tanah.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan dan bahan kajian pada pembuatan
makalah ini.Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................... 3
2.1. Dekomposisi protein dan derivatnya............................................................. 3
2.2. Pembentukan amonia oleh mikroba tanah.....................................................5
2.3. Transformasi nitrogen dalam dekomposisi bahan organik............................5
2.4. Nitrifikasi dalam tanah.................................................................................. 7
2.5. Denitrifikasi dalam tanah............................................................................ 11
BAB III...................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dekomposisi protein dan derivatnya.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Dekomposisi protein dan derivatnya.
2. Untuk Mengetahui Pembentukan amonia oleh mikroba tanah
3. Untuk Mengetahui Transformasi nitrogen dalam dekomposisi bahan
organik
4. Untuk Mengetahui Nitrifikasi dalam tanah
5. Untuk Mengetahui Denitrifikasi dalam tanah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata protein berasal dari kata yunani "preeminent" yang artinya pertama,
ditemukan oleh Berzelius dan Mulder. pada akhir tahun 1838. Protein adalah zat
organik nitrogen. yang ditemukan dalam sel binatang atau tumbuh-tumbuhan.
Beberapa protein penting untuk pembentukan sel-sel tubuh, misalnya rambut,
bulu collagen dan lain sebagainya.
3
racemous dan Fusarium mutzii. Ada beberapa spesies yang mempunyai keaktifan
lebih besar dari spesies yang lain, dan diketahui pula bahwa jamur mempunyai
kemampuan sebagai amonifier yang baik Telah diselidiki hubingan langsung
antara jumlah nitrogen yang diubah menjadi amonia oleh spesies dari Penicillium
dan Trichoderma dan jumlah cellulose yang didekomposisi.
4
2.2. Pembentukan amonia oleh mikroba tanah
Diantara bentuk-bentuk nitrogen didalam tanah, ammonium merupakan
bentuk nitrogen yang paling mudah digunakan oleh tumbuhan mengingat
efesiensinya dalam metabolisme sel tumbuhan. Menurut Salisbury dan Ross (1995)
nitrogen amonium merupakan ion yang bermuatan positif dan terserap oleh koloid
tanah sehingga mudah untuk dimanfaatkan oleh tumbuhan. Ditambah lagi, ion
amonium yang bermuatan positif menyebabkan amonium tidak mudah untuk
tercuci bersama dengan air.
Selain nitrat yang dapat diubah kembali menjadi amonium, asam amino
dan protein organik pada tubuh hewan dan tumbuhan dapat pula diuraikan
kembali menjadi Amonium (NH4+) melalui proses amonifikasi. Proses
amonifikasi ini dilakukan oleh bakteri dan fungi pengurai. Amonifikasi
merupakan proses pembentukan amonia dari materi organik. Amonia juga mampu
mengalami asimilasi menjadi asam amino dan dapat diasimilasi secara langsung
oleh kelompok diatom, alga selular dan tanaman tingkat tinggi.
5
ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Siklus nitrogen secara
khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan nitrogen dapat
mempengaruhi tingkat proses ekosistem kunci, termasuk produksi primer dan
dekomposisi. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil,
penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan pelepasan nitrogen dalam air limbah telah
secara dramatis mengubah siklus nitrogen global. Sebagian besar nitrogen yang
terdapat di dalam organisme hidup berasal dari penambatan (reduksi) oleh mikro
organisme prokariot. Sebagian diantaranya terdapat di akar tumbuhan tertentu
atau dari pupuk hasil penambatan secara industri.
Sejumlah kecil nitrogen pindah dari atmosfer ke tanah sebagai NH4+ dan
NO3- bersama air hujan dan diserap oleh akar. NH4+ ini berasala dari
pembakaran industry, aktivitas gunung berapi dan kebakaran hutan sedangkan
NO3- berasal dari oksidasi N2 oleh O2 atau ozon dengan bantuan kilat atau
radiasi ultraviolet, sumber lain NO3- adalah samudera. Penyerapan NO3- dan
NH4+ oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan untukmembentuk berbagai
senyawa nitrogen terutama protein. Pupuk, tumbuhan mati,mikroorganisme, serta
hewan merupakan sumber penting nitrogen yang dikembalikan ke tanah tapi
sebagaian besar nitrogen tersebut tidak larut dan tidak segera tersedia bagi
tumbuhan.
Tisdale et al. (1985) menyatakan bahwa nitrogen yang berada dalam tanah
dapat dikelompokkan menjadi bentuk senyawa organik dan an-organik, sementara
95% lebih nitrogen di tanah permukaan berada dalam bentuk N-organik. Bentuk
nitrogen an-organik dalam tanah antara lain ammonium (NH4 + ), nitrit (NO2 - ),
nitrat (NO3 - ), oksida nitrogen (N2O), oksida nitrit (NO) dan nitrogen elemental
(N2). Dari sudut kesuburan tanah, ion ammonium, nitrit dan nitrat bersifat lebih
penting, sedangkan N2O dan NO lebih banyak dipandang dari sisi negatif, yaitu
proses kehilangan nitrogen dari dalam tanah lewat proses denitrifikasi.
6
dan mudah terlindi, sementara ion ammonium berada dalam bentuk yang mudah
dipertukarkan dan bentuk ammonium terfiksasi yang tidak tersedia bagi tanaman.
7
dapat melakukan amonifikasi yaitu pengubahan nitrogen menjadi amonium.
Konfersi senyawa nitrogen organik menjadi amonium dipacu oleh enzim yang
dihasilkan oleh organisme tanah.
8
piruvat, dan oksaloasetat sebagai sumber karbon. Laju pertumbuhan bakteri yang
bersifat autotrofik lebih lambat dibandingkan dengan bakteri heterotrofik. Dalam
nitrifikasi, amonia akan berinteraksi dengan oksigen dan menghasilkan nitrit,
kemudian berinteraksi dengan bakteri jenis lain dan berubah menjadi nitrat,
senyawa yang lebih aman (Cheremisinof, 1996).
Proses nitrifikasi terjadi melalui dua tahapan utama, dan dilakukan oleh
jenis bakteri yang berbeda, yakni:
2. Nitratasi, yaitu oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat
(Nitrobacter)
9
mudah terlarut dari ion nitrat inilah yang membuatnya sangat mudah tercuci oleh
aliran air. Arah pencucian hara tanah selalu menuju lapisan di bawah daerah
perakaran tanaman sehingga tidak mudah dimanfaatkan oleh tanaman, karenanya
tidak mengherankan jika keberdaan nitrat di permukaan tanah hampir sangat
sedikit ditemukan. Pencucian nitrat sering terjadi pada tanah berpasir atau tanah
yang sangat gembur. Saat pencucian terjadi, air memindahkan nitrat menuju
lapisan dibawah daerah perakaran tanaman. (Azis, 2015).
Beberapa bakteri dalam tanah terlibat dalam reaksi penguraian materi
organik misalnya bakteri nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri
yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia. Contoh bakteri
nitrifikasi adalah Nitrosomonas mengubah amonium (NH4+) menjadi nitrit (NO2-)
dan Nitrobacter mengubah nitrit (NO2-) menjadi nitrat (NO3-). Nitrat merupakan
sumber anorganik yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Secara bersama-sama
proses ini dikenal dengan istilah nitrifikasi .
10
akan meningkat sehingga proses penguraian (dekomposisi) akan meningkat.
Mikroba yang hidup di tanah juga dapat “memakan” bahan kimia
berbahaya tertentu, terutama bahan organik, misalny berbagai jenis minyak bumi.
Mikroba mengubah bahan kimia ini menjadi air dan gas yang tidak berbahaya
misalnya CO2.
11
akan menjadikan nitrat sebagai akseptor elektron. Bakteri yang mampu bertahan
dalam kondisi anaerobik ini adalah bakteri dengan jenis Anaerob fakultatif.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
3.2 Saran
Kami menyadari banyak kekurangan pada makalah yang kami buat, semoga
kedepannya kami dapat memperbaiki lagi. Serta bagi para pembaca semoga
bermanfaat makalah ini,digunakan sebaik-baiknya demi kepentingan pendidikan
dan dapat memberikan saran dan kritik yang dapat membangun bagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Agustiyani, D., Imamuddin, H., Faridah, E.N., Oedjijono, 2004. Pengaruh pH dan
substrat organik terhadap pertumbuhan dan aktivitas bakteri pengoksidasi
amonia. LIPI-Bogor. Biodiversitas. 5 (2): 43–47.
Azis, A.A., N. Kurnia. 2015. Kandungan Amonium dan Nitrat Tanah pada
Budidaya Bayam Putih. Jurnal Bionature. 16(2): 86-90.
Dong, L.F., Nedwell, D.B., Underwood, G.J.C., Thornton, D.C.O., Rusmana, I.,
2002. Nitrous oxide formation in the colne estuary. England: the central
role of nitrite. Applied Environmental Microbiology 68, 1240–1249.
Salisbury, F.B dan Ros, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung:
Bandung
Sastrahidayat, I.R. 2012. Pengendalian Hayati dan Penyakit Tumbuhan Cara Uji
Laboratorium. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Sylvia, D.M., Furbrmann, J.J., Hartel, P.G., Zuberer, D.A., 1990. Principles and
Application of Soil Microbiology. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
15
Tisdale,S.L., Nelson,W.L., and Beaton,J.D. 1985. Soil Fertility and Fertilizers 4th
-ed. New York: Macmillan Publ.Co.
16