TANAH.
Oleh :
Nama NIM
Fitra Aris Munandar 15051010500--
M. Israq Miqrajul 1505101050010
Yufaizanur Asria 15051010500--
Riska Maulida T. 15051010500--
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pemanfaatan
Plastik Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Ibu Nanda Mayani, selaku Dosen mata kuliah Mikrobiologi
Pertanian yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai jenis- jenis mikroba serta peranan mikroba dalam bidang
kesuburan tanah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………
1.2 Tujuan …………………………………………………………………………….
Bab II. Pembahasan
2.1 Habitat dan kehidupan mikroorganisme dalam tanah ……………………………………….
2.2 Siklus Nitrogen dan macam- macam mikroorganisme dalam tanah ...................
2.3 Lingkungan Lizosfer ………………………………………………………………………………………….
2.4 Jenis dan fungsi mikroorganisme penyubur tanah …………………………………………..
2.5 Dekomposisi bahan organik ……………………………………………………………………………….
Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………
3.2 Saran ……………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jasad hidup tanah. Mikroorganisme, dalam lingkungan alamiahnya jarang terdapat
sebagai biakan murni. Berbagai spesimen tanah atau air boleh jadi mengandung bermacam-
macam spesies cendawan, protozoa, algae, bakteri, dan virus.
Baik secara langsung maupun tak langsung, bahan buangan dari manusia dan hewan,
jasad mereka, serta jaringan tumbuh-tumbuhan dibuang atau dikubur dalam tanah. Setelah
beberapa lama, bahan-bahan tersebut berubah menjadi komponen organik dan beberapa
komponen anorganik tanah. Perubahan-perubahan ini dilakukan oleh mikroorganisme yaitu
perubahan bahan organik menjadi substansi yang menyediakan nutrient bagi dunia tumbuhan.
Tanpa aktivitas mikroba maka segala kehidupan di bumi ini lambat laun akan terhambat.
Maka, perubahan organik dan anorganik di dalam tanah adalah dilakukan oleh
mikroorganisme yang dikenal sebagai mikroba di tanah.
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui peranan
mikroorganisme tanah dan mengidentifikasi spesies-spesies mikroba yang berinteraksi di tanah.
BAB II. PEMBAHASAN
2.2.1 Amonifikasi
Amonifikasi adalah pengubahan senyawa amonia atau nitrat menjadi ammonium. Dalam daur nitrogen,
ammonium dapat dihasilkan dari pengubahan nitrat yang dilakukan oleh bakteri Micrococcus
denitrifican. Proses amonifikasi membuat jumlah nitrat di tanah jadi berkurang sehingga bersifat
merugikan tanaman. Amonifikasi juga dapat terjadi pada aktivitas perombakan jasad mati dan
metabolisme tubuh. Hasil ekskresi dan jasad mati dapat terdekomposisi oleh detritivor dan
menghasilkan amonia (NH3) yang kemudian berubah menjadi amonium (NH4). Amonium memang
dapat langsung dimanfaatkan oleh tumbuhan, namun sebagian besar darinya justru digunakan bakteri
aerob sebagai sumber energi.
2.2.2 Nitrifikasi
Nitrifikasi adalah proses konversi amonium menjadi nitrat dengan bantuan enzim nitrogenase melalui 2
tahapan yaitu tahap nitritasi dan nitratasi. Nitritasi adalah konversi amonium menjadi nitrit (NO2)
dengan bantuan bakteri Nitrosomonas, sedangkan nitratasi adalah konversi nitrit (NO2) menjadi nitrat
(NO3) dengan bantuan bakteri Nitrobacter. Dalam daur nitrogen, nitrifikasi hanya dapat berlangsung
pada kondisi cukup oksigen (aerob), sedangkan pada kondisi tidak cukup oksigen (anaerob) proses
denitirifikasilah yang akan terjadi.
2.2.3 Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah suatu proses dalam daur nitrogen yang menyebabkan pelepasan nitrogen ke udara
dipicu oleh kondisi anaerob di dalam tanah. Di kondisi anaerob, bakteri-bakteri di tanah -seperti
Micrococcus denitrifican, Thiobacillus denitrifican, dan Pseudomonas denitrifican, mengambil oksigen
dari nitrat yang ada di dalam tanah. Karena kondisi ini, beberapa nitrat berubah menjadi nitrogen (N2)
sehingga ia kembali terlepas ke udara. Seperti amonifikasi, denitrifikasi juga sangat merugikan tanaman
karena pasokan nitrit untuk kesuburan tanah jadi berkurang.
Mikroorganisme penyubur tanah yang sering digunakan dalam bidang pertanian antara lain
adalah:
2.4.1 Bakteri Fiksasi Nitrogen
Hara N sebenarnya tersedia melimpah di udara kurang lebih 74%. Namun, N udara tidak
dapat langsung diserap oleh tanaman. Tidak ada satupun tanaman yang dapat menyerap N
dari udara. N harus difiksasi/ditambat oleh mikroba tanah dan diubah bentuknya menjadi
tersedia bagi tanaman. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dengan tanaman dan
ada pula yang hidup bebas di sekitar perakaran tanaman.
Berbagai jenis bakteri fiksasi N2 secara hayati, antara lain terdiri atas rhizobia, sianobakter
(ganggang hijau biru), bakteri foto-autotrofik pada air tergenang dan permukaan tanah, dan
bakteri heterotrofik dalam tanah dan zona akar. Bakteri fiksasi N2 yang hidup bebas pada
daerah perakaran dan jaringan tanaman padi, seperti Pseudomonas spp.,
Enterobacteriaceae, Bacillus, Azotobacter, Azospirillum, dan Herbaspirillum telah terbukti
mampu melakukan fiksasi N2. Bakteri fiksasi N2 pada rizosfer tanaman gramineae, seperti
Azotobacter paspali dan Beijerinckia spp., termasuk salah satu dari kelompok bakteri
aerobik yang mengkolonisasi permukaan akar. Kelompok prokariotik fotosintetik, seperti
sianobakter, mampu mempertahankan kesuburan ekosistem pada kondisi alami lahan
pertanian melalui kemampuannya mengikat N2.
Bakteri fiksasi N2 yang hidup bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan (rhizobia)
disebut juga sebagai bakteri bintil akar (root nodulating bacteria). Pemanfaatan rhizobia
sebagai inokulan pupuk hayati dapat meningkatkan ketersediaan N bagi tanaman, yang
dapat mendukung peningkatan produktivitas tanaman kacang-kacangan. Keefektivan
inokulasi rhizobia dipengaruhi oleh kesesuaian inokulan rhizobia dengan jenis dan varietas
tanaman dan jenis tanah yang diinokulasi, serta dipengaruhi oleh faktor kompetisi dengan
rhizobia indigenous.
2.4.3 Mikoriza
Mikoriza berperan meningkatkan serapan P dan unsur mikro Zn, Cu, dan Fe. Hal ini terjadi
melalui percepatan pertumbuhan akar dengan adanya simbiosis jamur tersebut. Mikoriza
memiliki struktur hifa yang menjalar luas ke dalam tanah, melampaui jauh jarak yang dapat
dicapai oleh rambut akar. Pada saat P berada di sekitar rambut akar, maka hifa membantu
menyerap P di tempat-tempat yang tidak dapat lagi dijangkau rambut akar. Daerah akar
bermikoriza tetap aktif dalam mengabsorpsi hara untuk jangka waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan akar yang tidak bermikoriza.
Berbagai tanaman berbeda ketergantungannya terhadap mikoriza. Pada umumnya
hubungan simbiosis antara tanaman dan cendawan mikoriza tidak bersifat spesifik, tetapi
memiliki spektrum yang luas. Sebagai contoh, 10 spesies cendawan mikoriza dapat
mengkolonisasi dan efektif pada jagung dan kedelai. Tanaman dengan akar besar lebih
tergantung pada mikoriza daripada tanaman dengan sistem akar yang memiliki rambut akar
banyak dan panjang. Cendawan mikoriza dapat bersimbiosis dengan tanaman pangan,
hortikultura, kehutanan, dan perkebunan.
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari
sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan