Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI

Di Susun Sebagai Salah SatuSyarat


Dalam Menyelesaikan Mata Kuliah
Klimatologi

OLEH :

Nama : Dian Tri Astuti


Nim : O12119241
Kelas : Ptk 6

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kita panjatkan kepada allah swt karena rahmatnya dan

hidayanya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum klimatologi. praktikum ini

bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah dijurusan peternakan fakultas

peternakan & perikanan universitas tadulako. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr.Ir. Nova Rugayah,MES Dosen penanggung jawab mata kuliah

klimatologi fakultas peternakan & perikanan universitas tadulako.

2. Bapak Dr. Moh Irfan S.Pt,M.Si. SebagaiDosen pembimbing Praktikum

mata kuliah Klimatologi fakultas peternakan & perikanan universitas

tadulako.

3. Teman – teman dan semua pihak yang telah memberi bantuan dalam

penulisan laporan ini .

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurngan oleh karena itu

penyusun mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa

akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya

mahasiswa peternakan & perikanan universitas tadulako

Palu, 14 Desember 2020

I
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... I
DAFTAR ISI ................................................................................................... II
DAFTAR TABEL .......................................................................................... IV
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... V
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan........................................................................................... 2
1.3 Manfaat......................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suhu.............................................................................................. 3

2.1.1 Suhu Udara ............................................................................ 3

2.1.2 Suhu Tanah ............................................................................ 4

2.2 Kelembaban .................................................................................. 5

2.3 Curah Hujan ................................................................................. 7

BAB 3 MATERI dan METODE

3.1 Marteri .......................................................................................... 9

3.2 Waktu dan Tempat ....................................................................... 10

3.3 Metode ......................................................................................... 10

3.3.1 Suhu Udara, Suhu Tanah dan Kelembaban.......................... 10

3.3.2 Currah Hujan ........................................................................ 10

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ............................................................................................. 11

4.2 Pembahasan .................................................................................. 14

II
4.2.1 Suhu...................................................................................... 14

4.2.2 Curah Hujan ......................................................................... 17

BABA 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 19

5.2 Saran............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


LAMPIRAN ....................................................................................................

III
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman

1. Gambar Termometer ................................................................................... 9


2. Gambar Cangkul ......................................................................................... 9
3. Gambar Alat ................................................................................................ 11
4. Gambar Alat ................................................................................................ 11
5. Gambar Alat ................................................................................................ 12
6. Gambar Alat ................................................................................................ 12
7. Gambar Alat ................................................................................................ 12
8. Gambar Alat ................................................................................................ 13
9. Gambar Alat ................................................................................................ 13
10. Gambar Alat .............................................................................................. 13

IV
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman

1. Suhu ........................................................................................................... 11
2 Curah Hujan ................................................................................................ 14

V
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klimatologi berasal dari bahasa yunani yaiti klima yang berarti tempat, zona,
wilayah, atau dapat diartikan sebagai klima berarti kemiringan (slope) planet bumi
yang berhubungan dengan lintang tempat atau kemiringan khayal dari bumi dan logos
yang berarti ilmu atau mempelajari, secara harfiah klimatologi dapat diartikan sebagai
ilmu yang membahas mengenai sifat iklim di suatu dan hubungannya dengan
aktivitas manuisa. Klimatologi merupakan cabang dari ilmu atmosfer. Sintesis
klimatologi juga dapat juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari jenis iklim
dimuka bumi dan faktor penyebabnya. klimatologi juga dapat diartikan sebagai ilmu
yang mencari gambaran dan penjelasan mengapa iklim dan juga cuaca diberbagai
tempat dibumi dapat berbeda dalam apa hubungan antara iklim dengan hubungan
antara iklim dengan kehidupan manusia sehari-hari. klimatologi adalah salah satu dari
beberapa cabang ilmu geofrafi yang sering di sejajarkan dengan mateorologi karena
mempunyai kesamaan, tetapi keduanya mempunyai perbedaan mendasar pada
kajiannya, mateorologi fokus mengkaji pada proses diatmosfer tetapi klimatologi
lebih mengkaji hasil akhir dari sebuah proses pada atmosfer.

Dalam biosfer suhu benda alami, beragam menurut tempat dan waktu yang
disebabkan oleh perbedaan benda dalam menerima energy radiasi surya dan hasil
pengaruh energy ini terhadap sekelilingnya. Menurut tempay ia di tentukan oleh letak
menurut ketinggian dan menurut lintang di bumi. Menurut waktu ia di tentukan oleh
sudut inklinasi surya.

Suhu merupakan ukuran derajat panas suatu benda atau tempat, suhu dibagi dua,
yaitu minimum dan suhu maksimum. Alat untuk mengukur suhu dinamakan
Termometer. Termometer yang biasa digunakan adalah thermometer air raksa dan
alcohol. Termometer air raksa pengukuran dapat dilakukan dari suhu 35 ˚C – 35 ˚C.
2

Termometer alcohol biasanya digunakan untuk daerah – daerah yang dingin karena
titik beku alcohol lebih rendah dari air raksa yaitu – 114,7 ˚C. Temperatur tanah juga
akan mempengaruhi komposisi udara tanah, kejadian ini disebab kanoleh peningkatan
dan penurunan aktivitas mikro-organisme tanah. Diatas suhu 70 ˚C diperkirakan laju
penyerapan air sama, jika factor lingkungan suhu juga sama, pada suhu yang ekstrem
tinggi mengakibatkan aktifitas terganggu. Suhu tanah yang rendah akan mrnurunkan
laju penyerapan air oleh akar.

1.2 Tujuan.
1. Tujuan dari praktikum klimatologi ini adalah untuk memahami dan
mengetahui cara menentukan suhu tanah pada Desa Sibale, serta penentuan
percepatan arah angin pada setiap perjamnya.

1.3 Manfaat

Manfaat bagi setiap praktikan yaitu agar mengetahui pengukuran suhu


udara(diluar) dan suhu tanah(didalam), serta kelembaban tanah, kemudian
bagaimana prinsip kerja menggunakan alat thermometer dan fungsinya.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Suhu

Suhu adalah kemampuan benda memberi dan menrima panas. Suhu diartikan
sebagai energi kinetis rata-rata suhu benda yang dinyatakan dalam derajat suhu. Alat
yang digunakan untuk mengukur suhu adalah Termometer. Ada beberapa jenis
termometer sesuai denga kegunaannya, ada tiga macam jenis termometer, yaitu
termometer biasa, termometer maksimum, dan termometer minimum. Termometer
biasa digunakan untuk mengukur suhu udara dan suhu tanah sesuai dengan turun
naiknya cairan atauperubahan sensor logam yang dapat di baca. Termometer
maksimum bekrrja berdasarkan prinsip pemuaian zat-zat seperti termometr biasa.
Termometer minimum biasanya menggunakan alkohol.( Kartasapoetra, 2005)

Ketiga alat tersebut biasanya digunakan untuk mengukur suhu udara dan suhu air,
untuk mengukur suhu tanah digunakan alat yang bernama termometer tanah, prinsip
kerjanya hampir sama dengan ketiga termometer diatas, tapi sensornya di
terbenamkan di dalam tanah sesuai kedalaman yang diinginkan. Ketinggian juga
berpengaruh terhadap suhu. Suhu di pegunungan akan berbeda jika dibandingkan
dengan suhu di pantai atau di dataran

2.1.1 Suhu Udara

Suhu udara dipermukaan bumi adalah relative, tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran matahari. Hal itu dapat
berdampak lansung akan adanya perubahan suhu di udara. Suhu udara bervariasi
menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi. Menurut tempat suhu
udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan menurut waktu dari jam ke jam
dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun. Beberapa unsur yang
mempengaruhi suhu secara horizontal di permukaan bumi. Suhu udara diatmosfer
bervariasi menurut letak ketinggian tempat. Hingga ketinggian tertentu. Suhu udara
4

dapat menurun, tetapi menurut ketinggian yang lainnya meningkat. Pada lapisan
Troposfer (lapisan bawah atmosfer) suhu udara menurun menurut letak ketinggian

tempat hingga ketinggian 10 km dengan gradein penurunan suhu 5,0-6,5 oC per


1000 m diatas permukaan laut. Menrunnya suhu menurut letak ketinggian tempat
ini dimungkinkan karena beberapa hal antara lain :

- Pengaruh keadaan suhu dekat permukaan bumi.

- Pengaruh lautan

- Pengaruh kerapatan udara

- Pengaruh angin secara tidak langsung

- Pengaruh panas laten

- Penutup tanah

- Tipe tanah

- Pengaruh sudut datang sinar matahari

2.1.1 Suhu Tanah

Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi
emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut
intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat celcius, derajat farenheit, derajat
Kelvin dan lain-lain. Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Makin rendah
suhu, makin sedikit air yang di serap oleh akar, karena itulah penurunan suhu tanah
mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman. Pengukuran suhu tanah dalam
klimatologi harus dihindarkan dari beberapa gangguan, baik itu gangguan likal
maupun gangguan lain. Gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut :
5

- Pengaruh radiasi matahari langsung dan pantulannya oleh benda-benda


sekitar.

- Gangguan tetesan air hujan.

- Tiupan angin yang terlalu kuat.

- Pengaruh local gradient suhu tanah akibat pemanasan dan pendinginan


permukaan tanah setempat.

2.2 Kelembaban

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat
digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan
sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah
termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di
udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat
permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5%
pada 0 °C (32 °F).

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat


dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit
tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan
dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi
membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya
atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.Kapasitas udara untuk
menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu
udara.Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan
tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut
6

mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas
(Handoko,1994).

Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.Penguapan
adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan
diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas.
Seperti diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka
saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-
tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi(Karim,1985).

udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan.Pengaturan


kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara
dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke dalam suatu ruang tertutup
dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi
keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian
pula halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan
dalam ruang tertutup maka air dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi
keseimbangan potensi air (Lakitan, 1994).

Cara yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan 2 termometer, yang basah
dan kering.Prinsipnya semakin kering udara, maka air semakin mudah
menguap.karena penguapan butuh kalor maka akan menurunkan suhu pada
thermometer basah. Sedangkan termometer kering mengukur suhu aktual
udara.Akibatnya jika perbedaan suhu antara keduanya semakin besar, maka artinya
kelembaban relatif udara semakin rendah. Sebaliknya jika suhu termometer basah dan
thermometer kering sama, artinya udara berada pada kondisi lembab jenuh (Santoso,
2007).
7

2.3 Curah Hujan

Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh selama periode waktu tertentu
yang pengukurannya menggunakan satuan tinggi di atas permukaan tanah horizontal
yang diasumsikan tidak terjadi infiltrasi, run off, maupun evaporasi.

Definisi curah hujan atau yang sering disebut presipitasi dapat diartikan
jumlah air hujan yang turun di daerah tertentu dalam satuan waktu tertentu. Jumlah
curah hujan merupakan volume air yang terkumpul di permukaan bidang datar dalam
suatu periode tertentu (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).

Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas
permukaan horizontal. Hujan juga dapat diartikan sebagai ketinggian air hujan yang
terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir
(Suroso 2006).

Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari alam
yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Hujan
berasal dari uap air di atmosfer, sehingga bentuk dan jumlahnya dipengaruhi oleh
faktor klimatologi seperti angin, temperatur dan tekanan atmosfer. Uap air tersebut
akan naik ke atmosfer sehingga mendingin dan terjadi kondensasi menjadi butir-butir
air dan kristal-kristal es yang akhirnya jatuh sebagai hujan (Bambang Triatmojo,
1998)

Jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi daoat diukur dengan menggunakan
alat penakar hujan. Distribusi hujan dalam ruang dapat diketahui dengan mengukur
hujan beberapa lokasi pada daerah yang ditinjau, sedangkan distribusi waktu dapat
diketahui dengan mengukur hujan sepanjang waktu. Satuan curah hujan selalu
dinyatakan dalam satuan milimeter atau inchi namun untuk di Indonesia satuan curah
hujan yang digunakan adalah dalam satuan milimeter (mm).
8

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat
yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu)
milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar,
tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu.

Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat
berbahaya karena dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadap
tanaman
9

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Materi

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Cangkul dan termometer
digital dengan menunjukkan suhu dalam, suhu luar, dan kelembaban tanah.

Gambar 1 Termometer digital

Gambar 2. Cangkul
10

3.2 Waktu dan Tempat

Pada praktikum Klimatologi kali ini dilaksanakan pada hari Kamis hingga
Jumat tanggal 10 – 11 desember 2020, Yang bertempat di jalan cemara nomor IV,
yang berlokasi dilingkungan warga sekitar yang memang memungkinkan, Kota palu,
Sulawesi Tenggah.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pengukuran Suhu Udara, Suhu Tanah dan Kelembaban.

• Cari lokasi yang datar dan terhindar dari banyaknya orang


• Buat lubanng dengan ukuran 60 x 60 Cm dengan kedalaman 30 Cm.
• Letakaan thermometer digital ke dalam tanah kemudian amati
perubahan suhu, dan catat perubahannya.
• Lakukan pengukuran tiap 4 jam sekali , mulai jam 06:00 Hingga Jam
03:00 Pagi.
• Pengamatan dilakukan dengan membiarkan termometer di tempat titik
pengamatan. Alat tidak boleh terkena radiasi langsung (terutama
bagian sensor) maupun perambatan panas dari badan pengamat
• Bahas apakah terjadi perbedaan untuk setiap titik pengukuran

3.3.2 Data Curah Hujan

Data curah hujan di ambil dari Badan Statistik Kota Palu (BPS)
sehingga tidak ada metode yang di lakukan namun hannya mencari data yang
sudah ada.
11

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1 Hasil Pengamatan Suhu


NO HASIL JAM SUHU

PENGAMATAN IN OUT Kelembaban

(oC) (°C) %

1 06:00 31oC 28,8°C 54%

Gambar 3, alat

09:00 29°C 30,1°C 88%

Gambar 4, Alat
12

3 12:00 42°C 46,2°C 34%

Gambar 5, Alat

4 15:00 32,2°C 44,2°C 74%

Gambar 6, Alat

5 18:00 29,4°C 29,4°C 95%

Gambar 7, Alat
13

6 21:00 28,7°C 27,9°C 99%


Gambar 8, Alat

7 00.00 27,9°C 27,1°C 99%

Gambar 9, Alat

03.00 27,3°C 26,4°C 99%

Gambar 10, Alat


14

Tabel 2. Curah hujan


Bulan Jumlah Curah Hujan Jumlah Hari Hujan

Month Number of Precipitation Number of Rain Days


(mm)
(1) (2) (3)

Januari/January 27.4 9

Pebruari/February 8.8 9

Maret/March 25.8 23

April/April 87.1 15

Mei/May 27.8 15

Juni/June 66.4 24

Juli/July 61.9 20

Agustus/August 47.5 10

September/September 63.5 18

Oktober/October 187.3 23

Nopember/November 21.1 15

Desember/December 33.5 16

Rata -rata 54,84 16,41

4.2 Pembahasan

4.2.1 Suhu

Pengamatan yang dilakukan pada praktikum mengukur suhu udara, tanah, dan
kelembaban yang dilakukan pada setiap 3 jam sekali mulai dari pukul 06.00 – 03.00.
Pengukuran suhu udara pada pagi hari mengalami naik turun karena faktor cuaca
yang mendung lalu cerah. Yang mempengaruhi kelembaban tanah yaitu berada
disekitar pohon pisang, sehingga tanah mengalami lembab. Udara yang dingin
biasanya memiliki tingkat kelembaban yang lebih tinggi daripada udara yang panas.
Begitupun sebaliknya, udara yang panas biasanya memiliki tingkat kelembaban yang
15

lebih rendah daripada dingin. Dan juga suhu udara dipalu relatif konstan, sehingga
tingkat kelembaban tidak banyak mengalami perubahan. Perubahan drastis biasanya
terjadi pada saat memasuki musim hujan dan musim kemarau. Sedangkan pengaruh
suhu terhadap konstanta laju perubahan waktu larut. Selama penyimpanan dapat
diketahui ketergantungan terhadap suhu, pada suhu penyimpanan yang tinggi
komponen natrium berkarbohidrat sebagai bahan penghancur berada pada kondisi
yang stabil. Suhu tanah setiap saat dipengaruhi oleh rasio energi yang diserap dan
yang dilepaskan. Hubungan perubahan konstan ini digambarkan dalam perhitungan
berdasarkan musim, bulanan, dan suhu tanah harian (Brady, 1984).

Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari


pertumbuhan tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi
transpirasi, dan dapat mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau
kekurangan air. Pengaruh dari suhu tanah pada proses penyerapan bisa dilihat dari
hasil perubahan viskositas air, kemampuan menyerap dari membran sel, dan aktivitas
fisiologi dari sel-sel akar itu sendiri. Dengan kata lain pada keadaan udara yang panas
maka evaporasi air dari permukaan tanah akan semakin besar (Tisdale and Nelson,
1966). Pengukuran suhu udara pada pagi hari mengalami naik turun karena faktor
cuaca yang mendung lalu cerah. Yang mempengaruhi kelembaban tanah yaitu berada
disekitar pohon pisang, sehingga tanah mengalami lembab. Udara yang dingin
biasanya memiliki tingkat kelembaban yang lebih tinggi daripada udara yang panas.
Begitupun sebaliknya, udara yang panas biasanya memiliki tingkat kelembaban yang
lebih rendah daripada dingin. Dan juga suhu udara dipalu relatif konstan, sehingga
tingkat kelembaban tidak banyak mengalami perubahan. Perubahan drastis biasanya
terjadi pada saat memasuki musim hujan dan musim kemarau. Sedangkan pengaruh
suhu terhadap konstanta laju perubahan waktu larut. Selama penyimpanan dapat
diketahui ketergantungan terhadap suhu, pada suhu penyimpanan yang tinggi
komponen natrium berkarbohidrat sebagai bahan penghancur berada pada kondisi
yang stabil.
16

Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara atmosfer
adalah campuran dari udara kering dan uap air.

Kelembaban yang terjadi pada pagi hari naik turun sedangkan kelembaban yang
terjadi pada malam hari sekitar 95% dan naik menjadi 99% mulai pukul 21.00 –
03.00.

· Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban udara:

1. Ketingian Tempat

Apabila semakin tinggi tempat maka tingkat kelembabannya juga tinggi karena
suhunya rendah dan sebaliknya semakin rendah tempat suhunya semakin tinggi dan
kelembabanyapun menjadi rendah.

2. Kerapatan Udara

Kerapatan udara ini juga berkaitan dengan suhu dimana apabila kerapatan udara pada
daerah tertentu rapat maka kelembabanya tinggi.Sedangkan apabila kerapatan udara
di suatu daerah renggang maka tinggkat kelembabannya juga rendah.Diketahui pula
antara kerapatan,suhu,dan ketinggian tempat juga saling berkaitan.

3. Tekanan Udara

Tekanan udara juga mempengaruhi kelembaban udara dimana apabila takanan udara
pada suatu daerah tinggi maka kelembabanya juga tinggi,hal ini disebabkan oleh
kapasitas lapang udaranya yang rendah.

4. Radiasi Matahari

Dimana adanya radiasi matahari ini menyebabkan terjadinya penguapan air di udara
yang tingkatannya tinggi,sehingga kelembaban udaranya semakin besar.

5. Angin

Adanya angin ini memudahkan proses penguapan yang terjadi pada air laut menguap
ke udara.Besarnya tingkat kelembaban ini dapat berubah menjadi air dan terjadi
pembentukan awan.

6. Suhu
17

Apabila suhu suatu tempat tinggi maka kelembabanya rendah dan sebaliknya apabila
suhu rendah maka kelembaban tinggi.Dimana hal ini antara suhu dan kelembaban ini
juga berkaitan dengan ketinggian tempat.

7.Kerapatan Vegetasi

Jika tumbuhan tersebut kerapatannya semakin rapat maka kelembabannya juga tinggi
hal ini di sebabkan oleh adanya seresah yang menutupi pada permukaan tanah sangat
besar sehingga berpengaruh pada kelembabannya.Bahkan sebaliknya apabila
kerapatannya jarang maka tinggkat kelembabannya juga rendah karena adanya
seresah yang menutupi permukaan tanah ini sedikit.

4.2.2 Curah Hujan

Pada Tabel 1 terlihat bahwa puncak musim hujan di kota palu yaitu pada
bulan oktober, kemudian curah hujan terendah terjadi pada bulan februari.

Normal curah hujan ini terbagi menjadi 3 kategori, yaitu rendah (0 – 100 mm),
menengah ( 100 – 300 mm), dan tinggi (300 – 500 mm). Rataan curah hujan di
Sulawesi tengah pada tahun 2016 yaitu 54,84 mm. Kota palu termaksuk wilayah yang
memiliki curah hujan rendah diakibatkan karena palu termasuk wilayah bayangan
hujan, sehingga jarang terjadi hujan . Posisi bayangan hujan ini dekarenakan lembah
palu dikelilingi oleh pegunungan tinggi si tiga sisi dan teluk palu. Akibatnya angin
pembawa awan kaya uap air tertahan oleh pegunungan dan tidak mencapai lembah
palu.

Menurut tjasyono (2013) curah hujan yang terjadi di wilayah Indonesia


diperngaruhi oleh monsun yang ditimbulkan oleh adanya sel tekanan tinggi dan sel
tekanan rendah di benua Asia dan Australia secara bergantian. Sementara untuk
daerah Palu, distribusi curah hujan rendah (<150 mm) atau lebih dipengaruhi oleh
sifat lokalnya. Didukung juga oleh hasil penelitian Nugraha (2008) mengenai
hubungan curah hujan dengan pola pergerakan angin di stamet mutiara Palu, yang
18

menjelaskan bahwa kota Palu memiliki curah hujan yang rendah (kering) dengan
rata-rata curah hujan < 100 mm serta adanya angin pada 850 mb yang
mengindikasikan adanya pola Monsun Asia (Baratan) dan Monsun Australia
(Timuran).

dan Soong, 2005; Roe, 2005).


19

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik pada hasil praktikum klimatologi ini adalah
didapatkan hasil pengukuran pada suhu eksternal(udara) dan suhu tanah(internal)
dengan mengukur suhu udara, tanah, dan kelembaban yang dilakukan pada setiap 3
jam sekali mulai dari pukul 06.00 – 03.00.

Dapat disimpulkan bahwa hasil Pengukuran suhu udara pada pagi hari
mengalami naik turun karena faktor cuaca yang lalu cerah. Yang mempengaruhi
kelembaban tanah yaitu berada disekitar pohon pisang, sehingga tanah mengalami
lembab. Udara yang dingin biasanya memiliki tingkat kelembaban yang lebih tinggi
daripada udara yang panas. Begitupun sebaliknya, udara yang panas biasanya
memiliki tingkat kelembaban yang lebih rendah daripada dingin. Dan Kelembaban
yang terjadi pada pagi hari naik turun sedangkan kelembaban yang terjadi pada
malam hari sekitar 95% dan naik menjadi 99% mulai pukul 21.00 – 03.00.
Disebabkan karena Apabila suhu suatu tempat tinggi maka kelembabanya rendah dan
sebaliknya apabila suhu rendah maka kelembaban tinggi.Dimana hal ini antara suhu
dan kelembaban ini juga berkaitan dengan ketinggian tempat.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam melakukan praktikum alat lebih dilengkapi agar praktikum


berjalan lancar,dan juga lebih baiknya lagi dalam mengerjakan laporan dalam bentuk
kelompok
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Triatmodjo, Studi keseimbangan air di pulau Jawa, 1998


Frequency (IDF) di Kawasan Rawan Banjir Kabupaten Banyumas. Jurnal
Teknik Sipil Vol. 3.
Kartasapoetra, A.G., 2004. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan
Tanaman. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Kartasapoetra. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Rineka Cipta. Jakarta.
148 hal
Sianturi R. 2012. Pengukuran Suhu Dan Kelembaban Udara Di Berbagai Vegetasi
Suroso. 2006. Analisis Curah Hujan untuk Membuat Kurva Intensity Duration
Wiknjosastro, Hanifa.,( 2005). Ilmu kebidanan, Edisi Ketiga, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai