Anda di halaman 1dari 19

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunianya saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul Pengukuran
Kualitas Air, untuk memenuhi Syarat dari mata kuliah Praktikum Ekologi Perairan
tepat waktu.

Saya juga tentunya mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Daniel


Sinaga S.Pi., M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah ini, dan kepada para asdos
karena telah memberikan waktu kepada saya untuk menyelesaikan penyusunan
laporan ini tepat waktu.

Tentunya saya menyadari dalam penyusunan laporan ini terdapat


banyaknya kekurangan baik dari segi penyusunan, penggunaan kalimatataupun
kelengkapan materi. Dengan demikian saya berharap para pembaca dapat
memberikan kritik ataupun saran yang dapat membangun kedepannya. Atas
perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Pandan, 13 Maret 2023

Riszky Maikel Pernando Gultom


ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3

2.1 Parameter Fisika ................................................................................ 3


2.1.1 Suhu ........................................................................................... 3
2.1.2 Kecerahan ................................................................................... 3
2.1.3 Kekeruhan .................................................................................. 3
2.1.4 Kedalaman.................................................................................. 3
2.1.5 Kecepatan Arus .......................................................................... 4
2.2 Parameter Kimia................................................................................ 4
2.2.1 Dissolved Oxygen (DO)............................................................. 4
2.2.2 Derajat Keasaman ...................................................................... 4
2.2.3 Salinitas ...................................................................................... 4
2.3 Parameter Biologi.............................................................................. 5
2.3.1 Plankton ..................................................................................... 5
2.3.2 Bentos......................................................................................... 5
III. METODOLOGI PRAKTIKUM ....................................................... 6

3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ 6


3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 6
3.2.1 Alat ............................................................................................. 6
3.2.2 Bahan ......................................................................................... 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 7
iii

4.1 Hasil.............................................................................................. 7
4.2 Pembahasan .................................................................................. 7
V. PENUTUP ............................................................................................. 14

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 14


5.2 Saran .................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15
iv

DAFTAR GAMBAR

Isi Halaman
Gambar 1. Termometer ............................................................................... 8

Gambar 2. Secchi Disk ................................................................................ 8

Gambar 3. Turbidity meter .......................................................................... 9

Gambar 4. Meteran dengan pemberat ......................................................... 9

Gambar 5. Current meter............................................................................. 10

Gambar 6. DO meter ................................................................................... 10

Gambar 7. pH meter .................................................................................... 11

Gambar 8. Refraktometer ............................................................................ 12

Gambar 9. Ekman grab ............................................................................... 12

Gambar 10. Botol BOD .............................................................................. 13


1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama untuk
kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Air banyak digunakan
untuk industri penunjang kehidupan manusia, salah satu industri yang bahan utama
dalam proses produksinya adalah berupa air yaitu industri perikanan. Pengaruh
kualitas air terhadap kegiatan budidaya sangatlah penting, sehingga pengawasan
terhadap parameter kualitas air mutlak dilakukan oleh pembudidaya.

Saat ini perikanan di Indonesia mulai dapat berkembang setelah mengalami


keterpurukan akibat serangan hama penyakit, terutama perikanan budi daya yang
semakin lama semakin diminati oleh banyak kalangan dan memiliki andil yang
cukup besar dalam upaya peningkatan pendapatan. Budi daya perikanan merupakan
salah satu sumber devisa negara yang cukup besar dan menjanjikan. Pembudi daya
ikan selalu menginginkan teknik dan cara pengelolaan yang pasti terhadap kualitas
air untuk berbagai usaha dalam budi daya perikanan, terutama dalam era
industrialisasi yang perkembangannya sangat pesat. Langkah pertama yang paling
penting dalam pengelolaan kualitas air ini adalah persyaratanpersyaratan standar
atau baku mutu air terhadap organisme air yang akan dipelihara. Kemudian
persyaratan kualitas air terhadap organisme target sangat dipengaruhi oleh spesies,
ukuran, habitat, jenis kegiatan dan teknologi yang digunakan dalam kegiatan budi
daya (Syafriadiman, 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air yang
harus dikelola untuk budi daya perikanan adalah faktor fisika, kimia dan biologi.

Pemantauan kualitas fisika air meliputi cahaya, suhu, kecerahan, kekeruhan,


warna, konduktivitas, padatan total terlarut dan tersuspensi. Kualitas biologi air
meliputi keseluruhan organisme yang ada di perairan dan untuk faktor kimia air
yang sering diamati meliputi pH, oksigen terlarut, karbondioksida, alkalinitas,
kesadahan dan lain – lain. Dan pada bagian ini, akan meninjau pengelolaan kualitas
air secara kimia, khususnya salinitas atau kandungan garam (Ghufran, Kordi, &
Tanjung, 2007). Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas
adalah per mil (‰), yaitu jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang
2

terkandung dalam 1000 gram air laut. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah
hujan, penguapan, presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas
suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan
darat.

1.2 Rumusan Masalah


Pada laporan praktikum ini, ada beberapa topik permasalahan yang akan
dibahas, yaitu :
1. Apa saja parameter fisik?
2. Apa saja parameter biologi?
3. Apa saja parameter kimia?
4. Alat ukur apa saja untuk menentukan kualiats air?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat
praktikum ekoper, dan tujuan materi pembahasan laporan ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui apa saja parameter fisik
2. Mengetahui apa saja parameter biologi
3. Mengetahui apa saja parameter kimia
4. Alat ukur apa saja yang digunakan untuk menentukan kualitas air

1.4 Manfaat
Tentunya setelah melakukan praktikum, kita akan mendapat manfaat, dimana
kita akan dapat mengetahui parameter kualitas air, kita tentunya juga dapat
memahami bagaimana cara menggunakan alat-alat pengukuran kualitas air dimana
ilmu ini sangatlah berguna terutama bagi kita yang sedang menempuh Pendidikan
di bidang perikanan dan kelautan.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Parameter Fisika


Parameter fisika merupakan parameter yang dapat diamati berdasarkan
perubahan fisika air seperti cahaya, suhu, kecerahan, kekeruhan, warna, padatan
tersuspensi dan padatan terlarut. Suhu di laut adalah salah satu faktor yang amat
penting bagi kehidupan organisme di laut.

2.1.1 Suhu
Suhu merupakan faktor langsung yang mempengaruhi laju pertumbuhan,
kehidupan langsung, dan meningkatkan laju metabolisme organisme. Peningkatan
suhu perairan secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
kehidupan organisme suatu perairan. Menurut Kepmen No. 51 tahun 2004 tentang
baku mutu air untuk biota laut yaitu sekitar 28o C – 30o C. Hal ini pun selaras dengan
pernyataan Kordi (2010), bahwa suhu yang cocok untuk kegiatan budidaya biota
air antara 23o hingga 32o C.

2.1.2 Kecerahan
Kecerahan perairan merupakan kondisi yang menunjukkan kemampuan
cahaya yang menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Kecerahan sangat
penting dalam proses fotosintesis didalam perairan.

2.1.3 Kekeruhan
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk
mengukur keaadaan air baku dengan skala NTU (Nephelometrix Turbidity Unit).
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mg/liter
SiO2. Kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid
didalam air. Hal ini membuat pembeda dari segi estetika maupun dari segi kualitas
air itu sendiri.

2.1.4 Kedalaman
Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhadap biota yang dibudidayakan.
Kedalaman berpengaruh terhadap tekanan yang diterima didalam air. Kedalaman
juga berpengaruh terhadap intensitas cahaya matahari.
4

2.1.5 Kecepatan Arus


Arus air yang mempunyai peranan sangat penting bagi penyebaran organisme,
gas-gas terkait mineral yang terdapat didalam perairan. Pergerakan air atau arus air
merupakan faktor yang dapat membantu menyuplai makanan bagi pertumbuhan
biots air.

2.2 Parameter Kimia


Sementara itu parameter kimiawi adalah parameter yang harus diuji dalam
laboratorium untuk mengetahui kadar zat yang ingin diketahui. Parameter kimia
adalah oksigen terlarut, derajat keasaman dan kadar garam (salinitas).

2.2.1 Dissolved Oxygen (DO)


DO merupakan jumlah gas oksigen yang terlarut didalam air. Oksigen ini dapat
berasal dari hasil fotosintesis oleh phytoplankton atau tanaman air lainnya atau
difusi dari udara. Kadar oksigen dalam air dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu
dengan cara titrasi (modifikasi winkler) dan dengan dengan penggunaan alat ukurr
digital yang disebut DO-meter.

2.2.2 Derajat Keasaman


Nilai pH mendefinisikan kandungan asam dan basa di air laut. Angkanya antara
pH 0 - ph 14. Semakin rendah nilai pH semakin asam air laut. Menurut algoritma
perhitungan tingkat keasaman air laut, ini merupakan penurunan yang dramatis.
Nilai ideal bagi air laut berkisar pada pH 8,1 hingga 8,4.

Air laut umumnya memiliki nilai pH di atas 7 yang berarti bersifat basis, namun
dalam kondisi tertentu nilainya dapat menjadi lebih rendah dari 7 sehingga menjadi
bersifat asam. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan nilai pH,
nilai yang ideal untuk kehidupan antara 7 – 8,5

2.2.3 Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air.
Definisi ini juga dapat mengacu pada tingkatan kadar garam yang terdapat pada
tanah. Jenis-jenis mineral yang dapat ditemukan di laut terdiri dari Klorida sebesar
5

55%, Natrium 31%, Sulfat 8%, Magnesium 4%, dan garam lainnya dengan
komposisi sebesar 2%.

Seringkali kita membedakan air menjadi dua jenis, yakni air tawar dan air asin.
Sebenarnya, air tawar juga mengandung kadar garam dalam jumlah tertentu
meskipun sangat rendah atau kurang dari 0,05%. jika kadar garam yang terkandung
antara 3% hingga 5% maka disebut dengan air payau (saline). Sedangkan jika lebih
dari 5% maka dinamakan air brine.

2.3 Parameter Biologi


Air mempunyai fungsi untuk menunjang kehidupan di dalamnya. Dari segi
biologi,air merupakan media yang baik untuk kegiatan biologis dalam
pembentukan dan penguraian bahan-bahan organik. Manajemen kualitas air adalah
cara kita mengatur kondisi lingkungan pada kisaran yang dapat meningkatkan
pertumbuhan atau produksi ikan. Kualitas air dikatakan baik apabila air tersebut
memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Dalam hal inimenyangkut mengenai
plankton, terutama fitoplankton karena fitoplankton adalah merupakan
produktifitas primer dalam rantai makanan.

2.3.1 Plankton
Plankton merupakan jasad renik yang melayang didalam perairan, tidak bergerak
atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti arus. Plankton dibagi menjadi
fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Berdasarkan
ukurannya plankton terbagi atas makroplankton ukuran 200 – 2000µ,
mikroplankton ukuran 20- 200µ, nano plankton ukuran 2-20µ, dan ultra
nannoplankton ukuran <2µ.

2.3.2 Bentos
Bentos merupakan organisme yang hidup baik di lapisan atas dasar perairan
(epifauna) maupun didalam dasar perairan (infauna) dan dapat menjadi pakan alami
bagi ikan atau sebaliknya apabila dalam jumlah banyak menjadi penyaing atau
predator bagi ikan. Secara ekologi bentos yang berperan penting di perairan adalah
zoobentos.
6

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pada saat pelaksanaan praktikum ini, lokasi praktikum yang digunakan adalah
laboratorium perikanan yang berada di Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan
(STPK) Matauli. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 6 Maret 2023, pada
pukul 14.00 wib sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan saat praktikum ini adalah sebagai
berikut, yaitu :

3.2.1 Alat
Untuk mengukur kualitas air yang akan di uji coba, tentunya kita membutuhkan
alat-alat yang akan digunakan untuk mendapatkan hasil yang akan di inginkan,
Adapun alat-alat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Termometer
2. Secchi disk
3. Turbidity meter
4. Meteran dengan pemberat
5. Current meter
6. DO meter
7. pH meter
8. Refraktometer
9. Ekman grab
10. Botol BOD
11. Alat tulis lengkap

3.2.2 Bahan
Tentunya untuk menggunakan alat alat tersebut, kita membutuhkan sampel
ataupun area yang akan dilakukan pengujian kualitas air. Lokasi tempat pengujian
kali ini adalah waduk yang berada dilingkungan kampus STPKM.
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Setelah melakukan praktikum ini, tentunya kita akan mendapatkan hasil dari
pengukuran kualitas air yang kita laksanakan pada waduk yang berada di
lingkungan sekitar kampus STPKM, Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

No Alat Hasil pengukuran


1 Termometer 25,6o celcius
2 Secchi disk 1,30 meter
3 Turbidity meter 0.70 meter
4 Kedalaman 4,25 meter
5 Current meter 0, 85 m/s
6 DO meter 5,7 m/g
7 pH meter 6,5
8 Refraktometer 0,19 %
9 Ekman grab Substrat berlumpur
10 Botol BOD 1,4 m/g

4.2 Pembahasan
1. Termometer
Untuk mengukur suhu suatu perairan, maka alat yang digunakan adalah
thermometer. Cara pengukurannya adalah dengan memasukkan ujung bawah
termometer ke dalam air dengan menggunakan tali agar hasil pengukuran tidak
terpengaruh oleh suhu badan.
8

Gambar 1. Termometer

2. Secchi Disk
Secchi Disk merupakan alat analisis untuk mengukur tingkat kekeruhan air.
Dalam budidaya perikanan, air yang keruh mengakibatkan daya ikat oksigen
menjadi rendah, batas pandang ikan menjadi berkurang, selera makan ikan bisa
terganggu karena efisiensi pakan rendah.

Secchi Disk adalah lempengan sederhana yang berbentuk cakram, pada


permukaannya terdapat warna hitam dan putih, berbentuk berupa arsiran dengan
empat bagian.

Penggunaan Secchi Disk sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari. Cara
menggunakan Secchi Disk cukup mudah. Lempengan Secchi Disk diikat dengan
tali lalu dimasukkan ke dalam air. saat pola yang terdapat pada Secchi Disk tidak
terlihat lagi dalam air di kedalaman tertentu, maka didapat hasil analisis tingkat
ukuran kecerahan air.

Gambar 2. Secchi Disk


9

3. Turbidity meter
Turbidity Meter adalah salah satu alat umum yang biasa digunakan untuk
keperluan analisa kekeruhan air atau larutan. Turbidity meter tu010merupakan alat
pengujian kekeruan dengan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang datang.
Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi padatan adalah fungsi
konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Alat ini banyak digunakan dalam
pengolahan air bersih untuk memastikan bahwa air yang akan digunakan memiliki
kualitas yang baik dilihat dari tingkat kekeruhanya.

Gambar 3. Turbidity meter

4. Kedalaman Air
Kedalaman dapat diukur dengan menenggelamkan tali meteran yang diberikan
pemberat hingga kedasar perairan. Kemudian dapat di catat berapa kedalaman yang
diperoleh.

Gambar 4. Meteran dengan pemberat


10

5. Current meter
Currentmeter atau dikenal juga dengan alat ukur arus, biasanya digunakan untuk
mengukur aliran pada air rendah. Alat ini merupakan alat pengukur kecepatan yang
paling banyak digunakan karena memberikan ketelitian yang cukup tinggi.

Gambar 5. Current meter

6. DO meter
DO Meter adalah singkatan dari Dissolve Oxygen Meter, merupakan alat yang
digunakan untuk menunjukkan kadar oksigen terlarut dalam air yang kemudian
dapat menjadi acuan dasar untuk menyimpulkan baik atau tidaknya kualitas air
yang ada di kolam atau tambak.

Gambar 6. DO meter
11

7. pH Meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat asam-basa suatu
larutan. Alat ini digunakan di laboratorium untuk mengukur derajat keasaman (pH)
suatu larutan, atau sampel dari suatu perairan apakah larutan tersebut tergolong
asam, basa atau netral.

Gambar 7. pH meter

8. Refraktometer
Refraktometer adalah alat ukur salinitas yang umum digunakan oleh semua orang.
Alat ini terkadang disebut juga sebagai alat pengukur indeks pembiasan cairan.
Refraktormeter digunakan untuk mengukur kadar garam. Prinsip atau cara kerja alat
ini adalah dengan menggunakan indeks pembiasan cahaya sebagai tolak ukur tingkat
salinitas air.

Karena memanfaatkan cahaya secara langsung, maka alat ini harus dipakai pada
tempat yang terbuka atau terdapat sinar matahari. Hal ini dikarenakan setelah kita
mengambil sampel air laut, maka kita dapat mengetahui secara langsung kadar
salinitas pada air yang diukur.
12

Gambar 8. Refraktometer

9. Ekman grab
Ekman grab merupakan salah satu grab sampler yang berfungsi untuk
mengambil sedimen permukaan yang ketebalannya tergantung dari tinggi dan
dalamnya grab masuk kedalam lapisan sedimen. Alat ini biasa digunakan untuk
mengambil sampel sedimen pada perairan dangkal maupun perairan dalam.

Gambar 9. Ekman grab


13

10. Botol BOD


Botol BOD atau botol inkubasi adalah botol gelas khusus untuk melakukan tes
Biological Oxygen Demand (BOD). Digunakan untuk menentukan jumlah oksigen
yang dibutuhkan selama stabilisasi bahan organik yang terurai dengan aksi aerobik.
Botol dimanfaatkan dalam menginkubasi sampel limbah cair, limbah cair, air
tercemar, dan limbah industry. Terbuat dari kaca borosilikat untuk ketahanan kimia
yang lebih tinggi.

Gambar 10. Botol BOD


14

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kualitas air merupakan suatu indikator yang sangat penting bagi suatu perairan.
Kualitas air dapat mempengaruhi berbagai pertumbuhan komponen biotik maupun
abiotik yang berada disekitar perairan tersebut. Kualitas air dapat diperhatikan
melalui parameter parameter penentu baik-buruknya suatu peraitran, yang menjadi
parameter kualitas perairan adalah parameter fisika, parameter biologi, dan
parameter kimia. Semua jenis parameter ini akan dapat diperoleh jika melakukan
penelitian atau ujicoba pada suatu perairan. Dengan demikian disnilah berperan
alat-alat yang dibutuhkan untuk membantu mendapatkan hasil suatu parameter
perairan tersebut.

5.2 Saran
Saat melakukan pengamatan pada suatu perairan, maka harus memperhatikan
pengoperasian alat yang digunakan dengan baik dan benar. Ketika mendapatkan
suatu hasil kualitas perairan maka buatlah data tersebut sesuai dengan keadaan
perairan tersebut dan jangan di rekayasa.
15

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : https://etd.umy.ac.id/id/eprint/29331/4/Bab%20I.pdf

Sumber : https://dpupr.serangkab.go.id/pupr/detail_berita/47

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/parameter-kualitas-air

Anda mungkin juga menyukai