Anda di halaman 1dari 14

KERUSAKAN PANTAI MENTAWAI AKIBAT TSUNAMI DAN

DESI NURLIANTI
180254241013
KELAS: PELAGIS-01, KAMIS (10.50)

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2021
ii

KATA PENGANTAR

Penyusun mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas rahmat-Nya


sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Dinamika Pesisr dan Pantai tentang

“Sistem Pencernaan Ikan” laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum terpadu.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini
tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ita Karlina, S.Pi, M.Si, selaku dosen mata kuliah Fisiologi Biota Laut;
2. Kedua orangtua tercinta, yang senantiasa mendoakan dan memberikan
semangat bagi penulis dapat menyelesaikan laporan ini; dan
3. Teman –teman seperjuangan, yang telah memberikan motivasi semangat.

Demikianlah laporan praktikum ini penyusun buat. Penyusun


mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan
praktikum di masa mendatang. Semoga laporan praktikum ini bisa bermanfaat
bagi semua kalangan.

Tanjungpinang, 28 Juni 2021

Desi Nurlianti
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Tujuan Praktikum.................................................................................... 2
1.3. Manfaat Praktikum.................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3


2.1. Sistem Pencernaan .................................................................................. 3
2.2. Keanekaragaman Ekosistem Hutan Mangrove....................................... 3
2.3. Parameter Fisika, Kimia dan Biologi yang Mempengaruhi Ekosistem
Mangrove.................................................................................................... 5

BAB III METODE PRAKTIKUM............................................................... 9


3.1. Waktu dan Tempat.................................................................................. 9
3.2. Alat dan Bahan........................................................................................ 9
3.3. Prosedur Praktikum................................................................................. 10
3.4. Analisis Data........................................................................................... 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 12


4.1. Hasil......................................................................................................... 12
4.1.1. Kondisi Lingkungan Ekosistem Mangrove............................................ 12
4.1.2. Hasil Identifikasi Jenis Mangrove dan Analisis..................................... 12
4.1.3. Pengamatan Jenis Flora dan Fauna di Ekosistem Hutan Mangrove dan
Analisis......................................................................................................... 15
4.2. Pembahasan............................................................................................. 17

BAB V PENUTUP.......................................................................................... 19
5.1. Kesimpulan.............................................................................................. 19
5.2. Saran........................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 20
LAMPIRAN..................................................................................................... 12
iv

DAFTAR TABEL

1. Alat dan Bahan yang digunakan selama praktikum.................................. 3


2. Analisis mangrove di Pulau Dompak........................................................ 15
3. Analisis jenis fauna yang ditemukan......................................................... 17
v

DAFTAR GAMBAR

1. Lokasi Pengamatan.................................................................................... 9
2. Rhizophora apiculata................................................................................ 12
3. Rhizophora mucronata.............................................................................. 13
4. Ceriops decandra...................................................................................... 14
5. Avicennia officinalis.................................................................................. 14
6. Bruguiera cylindrica.................................................................................. 14
7. Cassidula aurisfelis................................................................................... 15
8. Piranella incisa.......................................................................................... 16
9. Auriculodes dominicense........................................................................... 16
1

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
pendek.

1.2. Tujuan Praktikum

1.3. Manfaat Praktikum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Deskripsi Umum Pantai Sayung Demak
Kecamatan Sayung merupakan salah satu wilayah pesisir yang terletak di
Pantai Utara Jawa (Pantura) dan berhubungan langsung dengan Laut Jawa.
Wilayah pesisir ini merupakan wilayah dataran rendah dengan topografi relatif
rendah, yaitu kurang dari 2% dan elevasi 0-5m di atas permukaan air laut
(Subardjo, 2004 dalam Utami, W.S. et al., 2017).
2

Gambar. 1 Pantai Sayung Demak

Desa Bedono merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan


Sayung, Kabupaten Demak desa ini memiliki berbagai macam wisata bahari,
seperti pantai Sayung, hutan mangrove, wisata religi. Ekowisata Desa Bedono
tidak hanya menjadi destinasi oleh warga sekitar tetapi juga menjadi destinasi oleh
warga Kota Semarang karena letaknya berdekatan dengan Kota Semarang
(Rohman, Fajrur et al., 2016).
2.2. Kerusakan Pantai sebelum dan sesudah akibat abrasi
Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak terdapat 4 desa yang terletak di
pesisir Pantai Sayung, yaitu Desa Sriwulan, Desa Bedono, Desa Timbulsloko dan
Desa Surodadi. Kecamatan Sayung merupakan wilayah dataran rendah yang
memiliki topografi pantai yang landai, elevasi rendah, dan penggunaan lahan yang
kompleks sehingga menyebabkan daerah ini rentan mengalami dampak kenaikan
muka air laut salah satunya yang mengakibatkan indikasi yaitu garis pantai yang
semakin naik (Utami, W.S. et al., 2017).
Menurut Suwedi (2006) dalam Damaywati (2013, p. 364), pantai
mengalami abrasi ketika angkutan sedimen dari suatu titik lebih besar dari jumlah
sedimen yang terangkut ke luar dari titik tersebut. Hal ini sesuai dengan yang
terjadi pada pantai Sayung, dimana arah angin yang didominasi dari arah barat
laut menyebabkan aliran arus mengalir menyusur ke arah timur laut (Nugroho et
al., 2020). Arus ini membawa sedimen sejajar ke arah timur laut dari pantai
Sriwulan atau Bedono menuju Morodemak. Sedangkan arus balik dari
Morodemak ke arah Sriwulan sangat kecil sehingga tidak terjadi keseimbangan
transportasi sedimen sejajar pantai, hal inilah yang menyebabkan terjadinya abrasi
pada pantai Sayung (Bappeda Demak, 2000 dalam Nugroho et al., 2020).
Pesisir Demak termasuk kategori pantai berpasir dan pantai berlumpur
yang terbetuk akibat dari proses erosi, gelombang, pengendapan sedimen serta
material organik yang terjadi di laut. Pesisir ini telah mengalami abrasi sejak
tahun 2006. Menurut Sanjoto et al (2016) dalam Ramadhani et al (2021), abrasi
yang terjadi mengakibatkan bentuk pantai Kecamatan Sayung telah berubah
menjadi teluk kecil yang menjorok ke daratan hingga 1,85 km. Dampak abrasi
yang terjadi hingga 20 tahun terakhir menimbulkan kerusakan yang cukup parah,
pada tahun 2020 pengikisan pantai di Demak tercatat sebesar 145,50 hektar dan
3

mengalami peningkatan kerusakan lima kali lipat pada tahun 2005, yaitu
mencapai 758,30 hektar (Roswaty et al., 2014 dalam Ramadhani et al., 2021).
Perubahan garis pantai tidak hanya dipengaruhi oleh faktor alam tetapi
juga akitivitas manusia antara lain fungsi lahan pelindung pantai yang
mengganggu transport sedimen, penambangan pasir yang memicu perubahan pola
arus dan gelombang (Halim et al., 2016 dalam Ramadhani et al., 2021). Seperti
yang dinyatakan Aisyah et al., (2015), abrasi dan inundasi yang terjadi di
Kecamatan Sayung dipicu karena adanya reklamasi Pantai Marina dan
pembangungan kawasan industri di Semarang yang berbatasan langsung sehingga
menyebabkan air laut terdesak naik ke daratan pesisir. Reklamasi ini
mengakibatkan perubahan pola arus yang mempengaruhi transport sedimen, baik
berupa bed load maupun suspended load (Widada, 2015 dalam Ramadhani et al.,
2021).
Dari bencana alam yang terjadi ini mengakibatkan kerusakan parah pada
Desa Sriwulan dan Desa Bedono (Nugroho et al., 2020). Kerusakan pantai terjadi
sepanjang kurang lebih 6 km. Menurut Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah (2003)
dalam Nugroho et al (2020), tingkat abrasi pantai sudah merugikan bahkan
mengancam kelayakan hidup masyarakat. Sebanyak 268 KK yang tinggal di Desa
Bedono direlokasi dari Dusun Tambaksari pada tahun 199 dan Dusun Rejosari
Senik pada 2007. Selain relokasi pemukiman warga di Desa Bedono, erosi dan
tingginya gelombang yang terjadi membuat lahan tambak warga hilang serta lahan
mangrove mengalami kerusakan (Putri et al., 2014).

2.3. Dampak terhadap masyarakat segi ekonomi, social dan budaya

2.4. Usulan struktur pembangunan untuk Perbaikan Pantai


Upaya yang dapat menangani kerusakan pantai yang terjadi di Desa
Bedono yaitu penanaman kembali hutan mangrove yang rusak maupun
membangun alat pemecah gelombang, bangunan pelindung.
Kontruksi bangunan pelindung pantai dibangun dengan sejajar atau tegak
lurus dengan garis pantai. Selain digunakan untuk melindungi pantai terhadap
kerusakan karena serangan gelombang dan arus bangunan laut dan pantai juga
dibangun untuk kepentingan seperti fasilitas wisata (Hidayat, 2006 dalam
Yannovita et al., 2017). Bangunan yang yang akan dibangun yaitu breakwater dan
revetment. Revetment merupakan bangunan yang memisahkan daratan dan
perairan pantai berfungsi untuk melindungi pantai terhadap erosi dan limpasan
gelombang (overtopping) ke darat. Breakwater merupakan bangunan pemecah
gelombang yang berfungsi untuk melindungi daerah perairan dari gangguan
gelombang. Bangunan ini dipilih karena sesuai dengan karakteristik wilayah dan
morfologi pantai dan ditinjau berdasarkan fungsi, nilai ekonomi dan kemudahan
pelaksanaan.
4

Gambar 2. Rencana perlindungan pantai Sayung Demak (Hakim


et al., 2014)
Berdasarkan gambar rencana perlindungan pantai Sayung Demak (Hakim
et al., 201) dapat dilihat breakwater akan dibangun sepanjang 1,6 km untuk
melindungi garis pantai, sedangkan yagn terlidungi oleh revetment sepanjang 2,3
km. Breakwater berjumlah tiga dengan panjang satu breakwater yaitu 100 m
dengan lebar celah 40 m dan untuk revetment memiliki panjang sama seperti garis
pantai yang dilindunginya yaitu 2300 m.
2.5. Analisis
Desain bangunan breakwater dan revetment berdasarkan desain penelitian
oleh Hakim et al., 2014. Adapun desain bangunan breakwater dan revetment
seperti Gambar 3. dan Gambar 4.
5

Gambar 3. Desain potongan melintang rencana breakwater


(Hakim et al., 2014)

Gambar 4. Desain potongan melintang rencana revetment (Hakim


et al., 2014).
Berdasarkan Gambar 3. dan Gambar 4. Pada kontruksi breakwater dan
tevetment menggunakan batu lapis pelindung berupa batu alam/pecah dan butir
beton (kubus beton dan tetrapod). Pada lapis kedua dan lapis inti breakwater
6

digunakan batu alam/pecah dan berm kaki pada breakwater dan revetment. Pada
lapis luar breakwater menggunakan tetrapod karena kemampuan meredam energi
gelombang dengan baik. Kubus beton digunakan pada lapis luar revetment karena
volume pekerjaan lapis luar revetment yang cukup besar yaitu mencapai 2300 m.
7

BAB III PENUTUP


5.1. Kesimpulan
Pantai Sayung Demak mengalami abrasi pantai yang mengakibatkan
perubahan garis pantai serta hilangnya pemukiman warga, tambak, hutan
mangrove yang disebabkan oleh gelombang air laut serta arus pasang surut dan
perpindahan sedimen yang tidak seimbang.
Dari bencana ini perlu adanya kegiatan perbaikan dan perlindungan bagi
hutan mangrove yang mengalami kerusakan dengan penanaman kembali
mangrove serta pembuatan bangunan pengaman laut dan pantai untuk melindungi
pesisir Demak dari erosi, gelombang, perpindahan sedimen.
5.2. Saran
Perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut mengenai komunitas ekosistem
mangrove di Pulau Dompak Tanjungpinang untuk mengetahui apakah terdapat
mangrove jenis lain di daerah ini. Semoga untuk kedepannya kita dapat sama –
sama menjaga dan melestarikan lingkungan mangrove kita yang ada di Kepulauan
Riau terkhususnya Kota Tanjungpinang.
8

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S., Rindarjono, Moh. G., Muryani, C. 2015. Analisis Perubahan


Permukiman dan Karakteristik Permukiman Kumuh Akibat Abrasi dan
Inundasi di Pesisir Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Tahun 2003-2013.
Jurnal GeoEco. 1(1): 83-100.
Damaywanti, Kurnia. 2013. Dampak Abrasi Pantai Terhadap Lingkungan Sosial
(Studi Kasus di Desa Bedono, Sayung Demak). Prosiding Seminar Nasional
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013.
Hakim, I. N., Fiqigozari, M., Pranoto, S., P, P. N. 2014. Perencanaan
Perlindungan Pantai Sayung Demak. Jurnal Karya Teknik Sipil. Jurnal Karya
Teknik Sipil. 3(1): 29-39.
Nugroho, H., Indriastuti, A. K., Yulipriyono, Epf. E., Wibowo, M. A., Hermawan,
F. 2020. Penanganan Erosi Pantai dengan Penanaman Mangrove di Desa
Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Jurnal Pasopati. 2(1): 53-59.
Putri, P. M., Supriharyono., Muskananfola, M. R. 2014. Karakteristik Hidro-
Oseanografi dan Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Menangulangi
Kerusakan Pantai di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Dipenogoro Journal Of Maquares. 3(4): 225-234.
Ramadhani, Y. P., Praktikto, I., Suryono, C. A. 2021. Perubahan Garis Pantai
Menggunakan Citra Satelit Landsat di Pesisir Kecamatan Sayung, Kabupaten
Demak. Journal of Marine Research. 10(2): 299-305.
Rohman, F., Ghofar, A., Saputra, S. W. 2016. Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengembangan Kawasan Ekowisata di Desa Bedono Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak. Diponegoro Journal Of Maquares. 5(2): 61-69.
Utami, W. S., Subardjo, P., Helmi, M. 2017. Studi Perubahan Garis Pantai Akibat
Kenaikan Muka Air Laut di Kecamatan Sayung, Demak. Jurnal Oseanografi.
6(1): 281-287.
Yannovita, W., Besperi., Gunawan, G. 2017. Desain Breakwater Sisi Miring
Sebagai Upaya Mengantisipasi Limpasan Air Laut Pada Bangunan
Revetment di Pantai Malabero Kota Bengkulu. Jurnal Inersia. 9(2).
9

Anda mungkin juga menyukai