Anda di halaman 1dari 25

INDENTFIKASI JENIS IKAN DAN ALAT TANGKAP TRADISIONAL DI

DESA SAMSUMA,PULAU MAKIAN

PRAKTEK KERJA LAPANG

DEMEYANTI USMAN
NPM.05161911023

PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2023
LEMBARAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Demeyanti Usman


Npm : 05161911023
Judul : Indentfikasi Jenis Ikan Dan Alat Tangkap Tradisional Di
Desa Samsuma, Pulau Makian
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Perairan
Fakultas : Perikanan Dan Kelautan

DISAHKAN
KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Dr Nurhalis wahidin, S.P, M.Sc. Dr Irham, S.Pi., M.Si


NIP. 197512212001121002 NIP. 197912032002121004

MENGETAHUI

Koordinator Program Studi Wakil Dekan I


Manajemen Sumberdaya Perairan Bidang Akademik

Sunarti, S.Pi., M.Si Mohammad Abjan Fabanjo , S.Pi., M.Si


NIP. 197707202005012001 NIP. 197807162001121002

i
ABSTRAK

DEMEYANTI USMAN: 05161911023. Indentfikasi Jenis Ikan Dan Alat Tangkap


Tradisional Di Desa Samsuma,Pulau Makian. Dibimbing oleh DR. NURHALIS
WAHIDIN dan DR. IRHAM

Perairan pantai pulau makian, secara administratif termasuk wilayah


pemerintahan kabupaten halmahera selatan, provinsi maluku utara memiliki berbabagi
jenis ikan potensi ini dapat di manfaatkan secara bijak guna mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat setempat.Perkembangan usaha perikanan tangkap dapat
dilihat berdasarkan perkembangan konstruksi dan rancangan alat penangkapan, semakin
majunya teknologi yang digunakan dalam penangkapan. Konstruksi dari alat
penangkapan ikan merupakan bentuk umum pengambarkan suatu alat penangkapan ikan
dengan bagian-bagiannya dengan jelas sehingga dapat dimengerti. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui jenis alat tangkap tradisional nelayan, kearifan lokal
nelayan, dan jenis ikan yang tertangkap di pulau makian, desa samsuma. Penelitian
dilakukan pada bulan november - desember 2023, lokasi penelitan di laksanakan di
perairan Desa Samsuma Kabupaten Halmahera Selatan. Jenis-jenis alat tangkap yang
digunakan nelayan di Desa samsuma kecamatan pulau makian, kabupaten Halmahera
selatan yaitu jaring dan jenis ikan yang tertangkap ikan tongkol sebanyak (5%) dan ikan
layang (95%).

Kata Kunci : Jenis Alat Tangkap, Desa Samsuma, Ikan (Euthynnus affinis,
Decapterus sp), Perairan.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sebesar-besarnya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan
semesta alam pencipta langit dan bumi yang atas berkat rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang dengan judul ”
Indentfikasi Jenis Ikan Dan Alat Tangkap Tradisional Di Desa Samsuma, Pulau
makian”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan Praktek
Kerja Lapang ini penulis mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan serta saran dari
dosen pembimbing. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh pihak terutama kepada kedua bimbingan saya yaitu.
Dr Nurhalis wahidin, S.P., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I dan kepada
Bapak Dr Irham, S.Pi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar
memberikan pengarahan, ilmu dan saran untuk penelitian Praktek Kerja Lapang.
Namun, penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kehilafan. Oleh
karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah
diperlukan untuk memperbaiki kesalahan.

Ternate, 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN.......................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................... . ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... . iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... . iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ . v
DAFTAR TABEL............................................................................................. . vi
1. PENDAHULUAN......................................................................................... . 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. . 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ . 2
1.3. Tujan Prkatek Kerja Lapang............................................................. . 2
1.4. Manfaat ............................................................................................ . 2
2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ . 3
2.1. Penangkapan Ikan............................................................................. . 3
2.2. Jenis-Jenis Alat Penangkapan Ikan.................................................. . 3
2.3. Nelayan.............................................................................................. 6
2.4. Klasifikasi Dan Morfologi................................................................ . 7
3. METODE PENELITIAN............................................................................. . 11
3.1. Waktu Dan Tempat.......................................................................... . 11
3.2. Alat Dan Bahan................................................................................ . 11
3.3. Metode Pengumpulan Data............................................................. . 12
4. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................... . 13
4.1. Deskripsi Lokasi............................................................................... . 13
4.2. Kegiatan Perikanan Tangkap............................................................ . 13
4.3. Karakteristik Responden/Nelayan Umur.......................................... . 13
4.4. Identifikasi Jenis Ikan Yang Tertangkap.......................................... . 14
4.5. Jenis – Jenis Alat Tangkap............................................................... . 14
5. SIMPULAN................................................................................................... . 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ . 17

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

1. Morfologi ikan tongkol Euthynnus affinis.................................................................... 8

2. Morfologi ikan layang Decapterus sp............................................................... 9

3. Lokasi Prakrek Kerja Lapang............................................................................ 11

4. Karakteristik Responden................................................................................... 13

5. Identifikasi Jenis Ikan........................................................................................ 14

v
DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

1. alat dan bahan ................................................................................................... 11

2. jenis ikan dan alat tangkap................................................................................ 14

vi
1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Hal ini di karenakan
indonesia memiliki banyak pulau kecil dan pulau besar yang terbentang dari sabang
sampai merauke dan dari miangas sampi pulau rote. Untuk saat ini pulau yang terdapat
di indonesia sebanyak 16.056 pulau yang berkoordinad dan bernama yang didaftarkan
kepada PBB (Badan Informasi Geospasia, 2007). Sebagi negara kepulauan, imdonesia
di persatukan oleh wilayah daratan dan lautan. Luas seluruh wilayah teritorial indonesia
adalah 8 juta km2 yang mempunyai garis pantai sepanjang 81000 km. luas wilayah
perairan mencapai 5.8 juta km2 (2/3 dari luas wilayah teritorial indonesia) yang terdiri
dari 3.1 juta km2 wilayah lau teritorial dan 2.7 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE),
yaitu perairan yang berada 12 mil hingga 200 mil Dari garis pantai terluar kepulauan
indonesia. (melati, 2018)
Perairan pantai pulau makian, secara administratif termasuk wilayah
pemerintahan kabupaten halmahera selatan, provinsi maluku utara memiliki berbabagi
jenis ikan potensi ini dapat di manfaatkan secara bijak guna mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat setempat. (najamudin dkk., 2012).
Perkembangan usaha perikanan tangkap dapat dilihat berdasarkan
perkembangan konstruksi dan rancangan alat penangkapan, semakin majunya teknologi
yang digunakan dalam penangkapan. Konstruksi dari alat penangkapan ikan merupakan
bentuk umum pengambarkan suatu alat penangkapan ikan dengan bagian-bagiannya
dengan jelas sehingga dapat dimengerti (Syahputra, 2009).
Dalam CCRF ini, FAO menetapkan serangkaian kriteria bagi teknologi
penangkapan ikan ramah lingkungan diantaranya; alat tangkap harus memiliki
selektivitas yang tinggi, tidak merusak habitat tempat tinggal dan berkembang biak ikan
dan organisme lainnya, tidak membahayakan nelayan, menghasilkan ikan yang bermutu
baik, hasil tangkapan yang terbuang minimum, alat tangkap yang digunakan harus
memberikan dampak minimum terhadap keanekaragaman sumberdaya hayati
(biodiversity), tidak menangkap jenis ikan yang dilindungi undang-undang terancam

1
punah, dan terakhir diterima secara sosial yang artinya dimasyarakat nelayan tidk
menimbulkan konflik. Selain alat penangkapan ikan yang diperbolehkan ada juga alat
penangkapan ikan yang dilarang (Winarno, 2014).

1.2. Rumusan Masalah


Terdapat berbagai jenis alat penangkapan ikan yang dioperasikan di perairan
desa samsuma pulau makian, namun pengetahuan mengenai jenis alat tangkap yang
dioperasikan di masing-masing nelayan belum dapat diketahui secara pasti sehingga
perlu diadakan identifikasi mengenai alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan desa
samsuma. Informasi atau data mengenai alat tangkap yang ada di desa samsuma dapat
membantu masyarakat dan peneliti selanjutnya dalam meningkatkan penggunaan
teknologi alat tangkap, serta dapat memudahkan dalam mewujudkan pemanfaatan
sumberdaya perikanan yang berkelanjutan.
1.3. Tujuan Praktek Kerja Lapang
Praktek kerja lapang ini bertujuan untuk mengetahui:

1. mengetahui jenis alat tangkap tradisional yang digunakan nelayan,di desa


samsuma pulau makian.
2. mengetahui kearifan lokal perikanan yang di gunakan nelayan, di desa samsuma.
3. mengetahui jenis ikan yang tertangkap di perairan samsuma.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang di harapkan oleh penelitian praktek kerja lapang yaitu:

1. mahasiswa mampu mengetahui jenis alat tangkap tradisonal yang digunakan


oleh masyarakat nelayan, di desa samsuma, pulau makian.
2. Untuk mendukung pengembangan perikanan tangkap dan Kearifan lokal
masyarakat nelayan, dan juga untuk mengetahui jenis ikan yang berada di
perairan desa samsuma, pulau makian.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penangkapan Ikan


Upaya penangkapan ikan adalah seluruh kemampuan yang dikerahkan oleh
berbagai jenis unit penangkapan ikan yang tergabung sebagai suatu armada
penangkapan ikan untuk memperoleh hasil tangkapan (Nelwan, 2010). Menurut
Lisdawati (2016), Alat tangkap ikan adalah peralatan yang digunakan nelayan untuk
mendapatkan ikan dan hewan laut lainnya. Alat tangkap ikan biasanya disesuaikan
dengan tingkah laku ikan yang menjadi target penangkapan dan habitatnya. Klasifikasi
Alat Penangkapan Ikan Klasifikasi alat tangkap ikan disusun untuk menggolongkan dan
mengelompokkan setiap jenis alat penangkapan ikan yang disusun dengan
perkembangan di perairan Indonesia berdasarkan spesifikasi teknis dan cara
pengoperasiannya.
Dalam pengklasifikasian alat penangkapan ikan juga tercantum singkatan dan
kode yang di sesuaikan dengan penamaan yang digunakan untuk setiap jenis alat untuk
memudahkan pengidentifikasian dan pengelompokannya (Najamuddin, 2012).
Berbagai ahli telah melakukan klasifikasi teknik penangkapan ikan. Terdapat
perbedaan pengklasifikasian dari masing- masing ahli karena perbedaan titik pandang,
tujuan dan kondisi perairan. Namun, prinsip dasar dari pengklasifikasian adalah
bagaimana ikan itu tertangkap ada pula yang melihat apakah alat bantu itu aktif atau
tidak (Sudirman dan Mallawa, 2004).
2.2. Jenis-jenis Alat Penangkapan Ikan
2.2.1 Jaring Insang
Jaring insang (Gill Net) Gill net merupakan alat tangkap pasif berbentuk lembaran
jaring persegi panjang yang menangkap ikan dengan menunggu ruaya/datangnya ikan
dan ikan tersebut tertangkap pada insangnya. Gill net berfungsi menghadang ruaya ikan
yang sedang melintas, baik itu ikan pelagis maupun demersal. Sebagai alat tangkap
pasif, gill net kurang efektif terhadap hasil tangkapan ikan yang mempunyai pengaruh
terhadap rangsangan umpan, seperti ikan kerapu, rajungan, udang dan lain sebagainya
(Iporenu, 2013).Jaring insang juga salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh

3
nelayan Indonesia maupun di manca negara. Data statistik perikanan Indonesia
memperlihatkan bahwa gill net termasuk alat tangkap yang banyak digunakan oleh
nelayan di seluruh provinsi Indonesia. Gill net terdiri atas berbagai jenis, mulai dari gill
net yang dioperasikan di permukaan perairan (surface gill net), di dasar perairan
(bottom gill net) dan di pertengahan perairan (midwater gill net) yang semuanya
memiliki deskripsi dan persyaratan teknis tersendiri. Selain itu, terdapat variabilitas
aspek teknis berdasarkan ikan yang menjadi tujuannya (Mallawa, 2012).
2.2.2. Perangkap Ikan
Perangkap merupakan alat penangkap ikan yang dipasang secara tetap di dalam
air untuk jangka waktu tertentu yang memudahkan ikan masuk dan mempersulit
keluarnya. Alat ini biasanya dibuat dari bahan alami seperti bambu, kayu, atau bahan
buatan lainnya seperti jaring. Ada beberapa jenis alat tangkap yang termasuk trap
diantaranya bubu, sero, jermal dan set net (Sudirman dan Mallawa, 2004). Berdasarkan
ukurannya ada yang kecil, sedang, dan besar, dan berdasarkan posisinya ada yang
portable trap net dan guilding barrier, misalnya jenis-jenis bubu dan sero (Husin, 2018).
Bubu merupakan alat penangkap ikan yang efektif digunakan diperairan
terumbu karang. Alat tangkap ini sangat membantu nelayan bermodal kecil karena biaya
pembuatannya relatif murah dan mudah dalam pengoperasiannya (Lucien, 2012). Sero
(Guilding barrier) adalah alat penangkapan ikan yang dipasang secara tetap di dalam air,
yang biasanya terdiri dari susunan pagar-pagar yang akan menuntun ikan menuju
perangkap. Alat ini biasanya terbuat dari kayu, waring, atau bambu. Terdiri dari bagian-
bagian yaitu:
1. penaju (leading net) yang berfungsi untuk menghadang ikan dalam renang
ruayanya khususnya ikan-ikan yang beruaya pada saat pasang naik.
2. daerah bunuhan, biasanya terletak pada bagian yang lebih dalam. Dengan
demikian, pemasangan alat tangkap ini hanya bisa dilakukan pada daerah-daerah
yang landai yang sedikit miring. Nelayan banyak memasangnya pada daerah-
daerah pinggir pantai (Sudirman dan Mallawa, 2004).

4
2.2.3. Pancing Line Fishing
Pancing Line fishing (pancing) secara prinsip merupakan alat tangkap yang tidak
banyak mengalami perkembangan karena hanya melekatkan umpan pada mata pancing,
lalu mata pancing diberi tali dan setelah ikan memakan umpan mata pancing ikut
termakan dan ikan terkait. Namun dari segi struktur, pancing mengalami perkembangan
yang sangat pesat seperti terlihat pada pole and line (huhate), dan long line (Mallawa,
2012).
Berbeda ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka berbeda pula pancing yang
digunakan. Dengan demikian, struktur pancing juga akan berbeda, sehingga akan
terlihat banyak sekali variasi dari alat pancing ini. Sehubungan dengan jenis ikan yang
menjadi tujuan penangkapan maka fishing ground di mana ikan itu berada akan berbeda
pula kondisinya, dengan demikian maka cara yang akan dilakukan akan berbeda pula
(Sudirman dan Mallawa, 2012).
2.2.4. Pancing Rawai
Pancing Rawai Sudirman dan Mallawa (2012) menyatakan bahwa rawai (long
line) terdiri dari rangkaian tali utama, tali pelampung dimana pada tali utama pada jarak
tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan lebih kecil diameternya, dan di
ujung tali cabang ini diikatkan pancing yang berumpan. Ada beberapa jenis long line,
ada yang dipasang di dasar perairan secara tetap dalam jangka waktu tertentu dikenal
dengan nama rawai tetap atau bottom longline atau set long line yang biasanya
digunakan untuk menangkap ikan-ikan demersal.
Ada juga rawai yang hanyut yang biasa disebut dengan dript long line, biasanya
untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Yang paling terkenal adalah tuna long line ada
rawai tuna (Sudirman dan Mallawa, 2004).

5
2.2.5. Jaring Lempar
Jala Lempar Jala lempar termasuk alat tangkap yang sangat sederhana dan tidak
membutuhkan biaya yang besar dalam pembuatannya. Bisa dibuat sendiri dengan
menjurai tetapi banyak juga dijual dalam bentuk yang sudah jadi. Alat ini banyak
dioperasikan pada perairan pedalaman (sungai, danau, waduk) dan perairan pantai
dengan kedalaman 0.5-10 m. Jenis- jenis ikan yang tertangkap umumnya adalah jenis
ikan yang bermigrasi ke pantai mencari makan, seperti ikan belanak, julung-julung,
udang, dan lain-lain (Sudirman dan Mallawa, 2004). Jala lempar dioperasikan
menggunakan tenaga manusia dimana cara melempar jaring menggunakan teknik
tersendiri. Apabila ada gerombolan ikan atau diduga ada gerombolan ikan yang terdapat
pada suatu perairan, maka alat tersebut dilemparkan dengan mulut jaring yang terbuka
(Sudirman dan Mallawa, 2004)

2.3. Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan
(Undang-Undang No 31 Tahun 2004). Menurut departemen Kelautan dan Perikanan
(2002), nelayan adalah orang yang mata pencahariannyaa melakukan penangkapan ikan
di laut.
Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu nelayan buruh, nelayan
juragan, dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan
menggunakan alat tangkap milik orang lain. Nelayan juragan adalah nelayan yang
memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Sedangkan nelayan
perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam
pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain (Subri, 2005).
Kearifan lokal atau tradisional sesungguhnya merupakan bagian dari etika dan
moralitas yang membantu manusia untuk menjawab pertanyaan moral apa yang harus
dilakukan, bagaimana harus bertindak khususnya di bidang pengelolaan lingkungan dan
sumberdaya alam. Keanekaragaman jenis ikan merupakan sumberdaya perairan yang
dapat digali terutama jenis-jenis komoditi ekonomi yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia karena diperairan umum khususnya di sungai hidup berbagai jenis ikan yang
merupakan potensi alam yang dapat dimanfaatkan dan sangat potensial untuk

6
dikembangkan terutama melalui usaha budidaya (Sweking, Anang Najamuddin dan
Firlianty, 2018).
Selama ini pemanfaatan sumberdaya ikan yang dilakukan oleh sebagian besar
nelayan lebih ditekankan pada kepentingan jangka pendek dengan besaran manfaat yang
tidak terlalu besar dibandingkan dengan nilai jangka panjang. Umumnya nelayan
berlomba-lomba untuk menangkap ikan lebih banyak agar dapat memperoleh manfaat
yang lebih besar, sehingga menstimulasi adanya upaya peningkatan teknologi
penangkapan ikan. Dampak peningkatan teknologi penangkapan ikan terhadap
sumberdaya ikan semakin besar, dan menimbulkan degradasi sumberdaya ikan
(Adrianto et al, 2004).

2.4. Klasifikasi Dan Morfologi


1. Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
Klasifikasi ikan Tongkol menurut Collette, dkk., (2011) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Scombridae

Genus : Euthynnus

Spesies : Euthynnus affinis

Sinonim : Euthynnus yaito, Thynnus affinis, Wanderer wallisi

7
Gambar 1. Morfologi ikan tongkol Euthynnus affinis

Ikan Tongkol (Euthynnus affinis), juga dikenal sebagai tuna kecil, dari family
Scombridae yang meliputi tongkol, tuna dan cakalang (bonito). Ikan Tongkol Komo
memiliki bentuk tubuh fusiform, memanjang dan penampang lintangnya membundar.
Bentuk tubuh yang demikian memungkinkan ikan berenang dengan sangat cepat.
Bentuk kepala meruncing, mulut lebar dan miring ke bawah dengan gigi yang kuat pada
kedua rahangnya, serta tipe mulut terminal. Bentuk sisiknya sangat kecil dan termasuk
tipe stenoid. Pada batang ekor ikan terdapat 3 buah “keel” (rigi-rigi yang bagian
tengahnya mempunyai puncak yang tajam). Keel tengah berbentuk memanjang dan
tinggi dibandingkan dengan dua keel lain yang mengapitnya (Fishbase, 2014).
Ikan Tongkol adalah tuna kecil khas bergaris-garis gelap dengan pola pada
punggung dan bintik-bintik gelap 2-5 di atas sirip ventral. Ini dapat dibedakan dari
spesies yang sama dengan pola bergaris dengan bintik-bintik dan jika dibedakan dengan
Tongkol krai/tongkol abu (Auxis thazard), kurangnya ruang antara sirip dorsal. Ikan
Tongkol Komo dapat tumbuh dengan panjang cagak (FL) 100 cm dan sekitar 20 kg
bobot badan tetapi lebih sering sekitar 60 cm dan 3 kg. Makanan mereka adalah ikan
kecil, khususnya clupeids (ikan haring, pilchards) dan silversides, serta cumi-cumi,
krustasea dan zooplankton. Predator mereka termasuk billfish dan hiu (NSW
Government, 2008).
Ikan Tongkol mempunyai sirip lengkap yaitu sepasang sirip dada, sepasang sirip
perut, dua sirip punggung, satu sirip anal dan satu sirip ekor. Warna daerah punggung
biru tua, kepala agak hitam, terdapat belang-belang hitam pada daerah punggung yang
tidak bersisik di atas garis sisi. Perut berwarna putih, pewarnaan tubuh yang demikian

8
ini, dimana warna bagian dorsal gelap dan bagian ventral terang, dinamakan counter
shading sebagai salah satu upaya penyamaran (Fishbase, 2014).

2. Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Layang (Decapterus sp)


Menurut (Saanin 1984) Klasifikasi ikan layang (Decapterus sp) adalah sebagai
berikut:
Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Percomorphi

Sub ordo : Percoidea

Famili : Carangidae

Genus : Decapterus

Spesies : Decapterus sp

Gambar 2. Morfologi ikan layang Decapterus sp

ikan layang (Decapterus sp) termasuk ikan pelagis, dan berdasarkan


ukurannya dikelompokkan sebagai ikan pelagis kecil. Ikan ini yang tergolong
suku Carangidae ini bisa hidup bergerombol. Ukurannya sekitar 15 cm ada pula
yang bisa mencapai 25 cm. Ciri khas yang sering dijumpai pada ikan layang ialah
terdapatnya sirip kecil ( finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur dan
terdapat sisik berlingin yang tebal (lateral scute) pada bagian garis sisi (lateral

9
line) (Nontji, 2002).Warna tubuh ikan layang pada bagian punggungnya biru
kehijauan dan putih perak pada bagian perutnya. Bentuk tubuh memanjang dapat
mencapai 30 cm, rata-rata panjang badan ikan layang pada umumnya adalah 20-
25 cm dan warna sirip-siripnya kuning kemerahan. Ikan layang memiliki dua sirip
punggung, selain sirip-sirip yang ada pada umumnya, ikan layang memiliki sirip
tambahan dua buah di belakang sirip punggung kedua dan satu buah di belakang sirip
dubur. Ikan layang memiliki finlet yang merupakan ciri khas dari genus Decapterus
(Saanin,1984).

10
3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai dari bulan november
sampai desember 2023. Lokasi pelaksanaan penelitian ini berada di perairan desa
samsuma kabupaten Halmahera selatan.

Gambar 3. Lokasi Praktek Kerja Lapang

3.2 Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek kerja lapang merupakan bagian
penting yang diperlukan untuk membantu dalam proses pengambilan data dan
penunjang keakuratan data pada saat melakukan praktek kerja lapang. Adapun alat dan
bahan yang digunakan disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Alat dan Bahan dalam Praktek Kerja Lapang
N Alat dan
Kegunaan Alat dan Bahan
o Bahan
1 Mistar Untuk mengukur Panjang ikan
2 Timbangan Untuk mengukur berat ikan
Untuk menulis jenis alat tangkap dan jenis
3 Buku tulis
ikan yang tertangkap
4 Pena Alat yang digunakan untuk menulis
Untuk dokumentasi pengambilan data jenis
5. Handphone
alat tangkap dan jenis ikan yang tertangkap

11
3.3. Metode pengumpulan data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan observasi yaitu
melakukan pengukuran secara langsung terhadap komponen-komponen alat tangkap
aktif dan pasif dan jenis ikan yang tertangkap pada alat terssebut yang digunakan oleh
nelayan dan dilakukan juga wawancara secara langsung kepada nelayan di desa
samsuma .Pengambilan data terhadap alat tangkap dilakukan pada saat alat tangkap
tidak dioperasikan sehingga pengukuran dapat dengan mudah dilakukan. Pengambilan
sampel dilakukan sebanyak 5 kali trip dengan sasaran 10 nelayan yang mewakili 50%
dari jumlah nelayan yang dengan alat tangkap yang digunakan dan jenis ikan yang di
dapatkan di Desa samsuma pulau makian.

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data
primer diambil dengan melakukan pengamatan, pengukuran dan wawancara konsiuner
langsung dengan nelayan pemilik alat tangkap, sedangkan data sekunder adalah data
pendukung untuk membantu dan melengkapi dalam penyelesaian penelitian ini, data
diperoleh dari instansi pemerintah terkait seperti kelurahan, kecamatan dan dinas
perikanan yang ada di desa samsuma.

12
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi


Berdasarkan observasi dan wawancara dari kuisioner yang dibagikan kepada
nelayan saat kegiatan penelitian praktek kerja lapangan yang telah dilakukan di desa
samsuma kecamatan pulau makian maka diperoleh data mengenai alat tangkap yang
biasa di gunakan nelayan, ikan yang biasa tertangkap serta kearifkan lokal mengenai
perikanan di kecamatan makian khususnya desa samsuma.
4.2. Kegiatan Perikanan Tangkap
Kegiatan Perikanan Tangkap yang ada di Desa Samsuma merupakan perikanan
tangkap tradisional. Kegiatan penangkapan dilakukan dengan beragam jenis alat
tangkap dan dengan hasil tangkapan yang beragam pula. Setiap nelayan memiliki satu
atau lebih jenis alat tangkap untuk menangkap ikan.
Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang
menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang
berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri (Wibowo, 2015).
4.3. Karakteristik Responden/ Nelayan Umur

UMUR RESPONDEN
MASYARAKAT
17% 9%
LOKAL USIA < 20 Tahun
13% usia 21-30 tahun
usia 31- 40 tahun
usia 41-50 tahun
usia 51-60 tahun
35% 26%

Gambar 4. Karakteristik responden

Umur nelayan mempengaruhi kegiatan nelayan dalam kegiatannya menangkap


ikan. Dalam angkatan kerja dikenal dengan kategori umur produktif dan umum non
produktif. Menurut Soeharjo dan Patong (1984), Hasil wawancara menunjukkan umur
nelayan berkisar mulai dari 18 sampai 54 tahun.

13
4.4. Identifikasi Jenis Ikan Yang Tertangkap
Jenis-jenis ikan hasil tangkapan nelayan di desa samsuma, kecamatan pulau
makian, kabupaten Halmahera selatan pada saat observasi dan wawancana dapat dilihat
pada diagram di bawah ini sebagai berikut:

data jenis ikan

ikan tongkol
5%

ikan layang
95%

Gambar 5. Identefikasi Jenis Ikan

4.5. Jenis-Jenis Alat Tangkap


Jenis-jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di Desa samsuma kecamatan
pulau makian, kabupaten Halmahera selatan. Dapat disajikan
Tabel 2. Nama jenis ikan dan alat tangkap di pakai
No Nama Nama Nama Alat Ukuran
Ikan Latin Daerah tangkap
1. Ikan Euthynnus Ikan Jaring 1.9 inci
tongkol affinis komo

2. Ikan Perciformes Ikan Jaring 0.20


layang sorihi inci

Responden/nelayan terkait dengan kearifan local alat tangkap, dan ikan yang
tertangkap di perairan desa samsuma bahwasanya alat tangkap yang di gunakan nelayan
dominan alat tangkap tradisional yang digunakan secara turun-temurun seperti jaring
kerena alat tangkap yang digunakan ini mudah di jangkau bahan-bahanya di pasaran,
biasanya nelayan membuat sendiri alat tangkap yang sifatnya tidak merusak lingkungan

14
perairan untuk penangkapan berkelanjutan. Adapun jenis alat tangkap yang kurang baik
untuk perairan yaitu selambau karena alat tangkap ini bersifat merusak lingkungan
perairan karena dapat menjangkau semua jenis ikan yang belum layak tangkap atau
masih kecil.

15
5. KESIIMPULAN
5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan maka dapat disimpulkan Di desa


samsuam,kecamatan halmahera selatan dapat alat tangkap semi yang digunakan oleh
nelayan. Alat tangkap aktif seperti jaring kurau dan jaring biang, sedangkan alat tangkap
pasif seperti rawai dan gombang.
Kearifan lokal adalah salah satu sarana dalam mengolah kebudayaan dan
mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik. istiadat yang di lakukan
dalam menangkap ikan yaitu dengan cara berdoa bersama membuat acara singkat
sebelum memulai penangkapan kemudian para nelayan bersama-sama berlayar hingga
ke pantai, namun untuk sekarang ini kegiatan tersebut jarang di berlakukan
lagi.Kontruksi dan rancangan alat tangkap aktif dan pasif desa samsuma, kecamatan
Halmahera barat masih sederhana. Untuk ukuran alat tangkap dan desain alat tangkap
yang modern dan dapat dapat di jumpai di toko.
5.2. SARAN

Dalam upaya membantu kehidupan nelayan di desa samsuma kecamatan


Halmahera selatan, Provinsi maluku utara perlu adanya pengawasan dan tindakan dari
pihak pemerintah dan berbagai pihak yang terkait, yang berhubungan dengan sektor
perikanan agar dapat mengatasi masalah tersebut. Adanya penambahan alat tangkap
ikan dan juga kapal yang banyak agar dapat dikelompokkan dan dikembangkan di
masing-masing desa.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perikanan dan Kelautan. 2002. Buku Deskripsi Kapal dan Alat Tangkap
Perikanan Yang Telah Dimodifikasi di Sumatera Utara. Medan.

Dinas Peternakan dan Perikanan. 2012.Laporan Tahunan 2011. Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Semarang, Semarang.

Iporenu, H.E., A.D.P. Fitri, dan H. Boesono. 2013. Analisis Perbandingan Hasil
Tangkapan Bottom Set Gill Net dengan Umpan Ikan Petek egar dan Asin
(Leiognathus Sp.) di Perairan Jepara Jawa Tengah. Jurnal Vol. 2, No. 4,
2013. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Hal
59 – 68.

Lisdawati, A., Najamuddin & Marimba, A.A. 2016. Deskripsi Alat Tangkap Ikan di
Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. urnal IPTEKS PSP. Vol.
3, no. 6: 553-571.Makassar.

Mallawa, A. 2012. Dasar Dasar Penangkapan Ikan. Masagena Press.

Melati.,M. 2018. Analisis Sistem Pembahasan Hasil Perikanan Laut Di Tempat


Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Nurasantara (PPN) Muara Angke, Jakarta
Utara. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya Malang.
Hal 1. Skripsi.

Najamuddin. 2012. Rancang Bangun Alat Penangkapan Ikan. Arus timur.

Nelwan, A., M.F.A. Sondita, D.R. Monintja, dan D. Simbolon. 2010. Analisis Upaya
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil di Selat Makassar, Perairan Pantai Barat
Sulawesi Selatan. Jurnal Maritek Vol.10, No. 1, 2010. Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Hal 1 – 14.

Sudirman dan A. Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta,
Jakarta, 96 hlm.

Sweking, Anang Najamuddin dan Firlianty. 2018. Jenis-jenis Ikan Yang Tertangkap
Dengan Jaring Insang Tetap (Set Gill Net), CPUE dan Panjang Baku Ikan di
Danau Burung, dan Danau Hanjalutung di Kelurahan Petuk Ketimpun, Provinsi
Kalimantan Tengah. Jurnal AGRIKAN Volume 11 Nomor 2, EISSN 2598-
8298/P-ISSN 1979 6072.

17
LAMPIRAN

Pengukuran panjang ikan pengukuran berat ikan

Pengecekan alat pancing mania wawancara responden

Dokumentasi katiting milik pribadi dokumentasi bodi kelompok

18

Anda mungkin juga menyukai