Anda di halaman 1dari 27

IDENTIFIKASI IKAN KERAPU KAYU

(Epinephelus tauvina).

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

Disusun oleh :

Putri Milenia Damayanti 230110180067


M. Rizky Mahendra 230110180071
Salim Ibrahim 230110180099

Kelompok 12/Perikanan B

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
IDENTIFIKASI IKAN KERAPU KAYU
(Epinephelus tauvina).

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Ikhtiologi

Disusun oleh :

Putri Milenia Damayanti 230110180067


M. Rizky Mahendra 230110180071
Salim Ibrahim 230110180099

Kelompok 12/Perikanan B

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : IDENTIFIKASI IKAN KERAPU KAYU (Epinephelus


tauvina).
PENULIS : Putri Milenia Damayanti (230110180067)

M. Rizky Mahendra (230110180071)

Salim Ibrahim (230110180099)

Jatinangor, April 2019

Menyetujui:

Asisten Laboratorium Dosen Penanggung Jawab,


Koordinator,

Vera Anggraeni Dewi Dra. Rosidah, M.Si


NPM.230110160139 NIP. 19581029 199501 2 001

Penanggung Jawab Kelas,

Rajib Abdul Rahman Malik


NPM. 230110160059

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan usulan riset. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga
akhir zaman.
Laporan praktikum yang berjudul Identifikasi Ikan Kerapu Kayu
(Epinephelus tauvina). dibuat untuk memenuhi laporan praktikum mata kuliah
Ikhtiologi pada Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Rosidah, M.Si., selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Ikhtiologi.
2. Rajib A. Rahman Sidik selaku koordinator asisten mata kuliah Ikhtiologi.
3. Salim Ibrahim selaku asisten penanggung jawab mata kuliah Ikhtiologi.
4. Dosen dan asisten mata kuliah Ikhtiologi atas segala bimbingan dan
masukkan.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan
praktikum, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan
yang membangun bagi penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan
praktikum yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jatinangor, April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………... vi
I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2Tujuan ......................................................................................... 2
1.3Manfaat ....................................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 3
2.1 Deskripsi Ikan Kerapu Kayu ..................................................... 3
2.2 Klasifikasi Ikan Kerapu Kayu ................................................... 4
2.3 Morfologi Ikan Kerapu Kayu .................................................... 4
2.4 Anatomi Ikan Kerapu Kayu ....................................................... 5
III BAHAN DAN METODE .............................................................. 6
3.1 Tempat dan Waktu ..................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................... 6
3.2.1 Alat-alat Praktikum ................................................................. 6
3.2.2 Bahan-bahan Praktikum.......................................................... 7
3.3 Prosedur Praktikum ................................................................... 7
3.4 Analisis Data…………………………………………………... 8
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 9
4.1 Ciri Meristik............................................................................... 9
4.2 Ciri Morfometrik ....................................................................... 9
4.3 Ciri Morfologi Khusus............................................................... 10
4.4 Sistem Integumen ...................................................................... 11
4.5 Sistem Otot ................................................................................ 12
4.6 Sistem Pencernaan ..................................................................... 12
4.7 Sistem Pernafaasan .................................................................... 12
V SIMPULAN DAN SARAN............................................................ 13
5.1Simpulan ..................................................................................... 13
5.2 Saran .......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 14
LAMPIRAN ................................................................................... 15

iii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1 Hasil Perhitungan Ciri Meristik Ikan Kerapu Kayu ................... 9
2 Hasil Pengukuran Ciri Morfometrik Ikan Kerapu Kayu............. 9
3 Hasil Identifikasi Ciri Morfologi Ikan Kerapu Kayu .................. 10
4 Hasil Identifikasi Sistem Integumen Ikan Kerapu Kayu ............ 11

iv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1 Ikan Kerapu Kayu ..................................................................... 1
2 Sistem Otot................................................................................ 12
3 Sistem Pencernaan .................................................................... 12
4 Insang ........................................................................................ 12

v
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Alat Praktikum ........................................................................... 16
2 Bahan Praktikum ........................................................................ 17
3 Bagan Alir Prosedur Kerja .......................................................... 18
4 Kegiatan Praktikum…………………………………………….. 19

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari
khusus tentang ikan beserta segala aspek kehidupan yang dimilikinya.Kata
ikhtiologi berasal dari pengertian ichtio yang berarti ikan dan logos berarti
ilmu.Karakter morfologi meliputi studi morfometrik dan meristik dari ikan.
Morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh
ikan misalnya panjang total dan panjang baku. Ukuran ini merupakan salah satu
hal yang dapat digunakan sebagai ciri taksonomik saat mengidentifikasi
ikan.Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan milimeter atau centimeter, ukuran
yang dihasilkan disebut ukuran mutlak. Adapun meristik adalah ciri yang
berkaitan dengan jumlah bagian tubuh dari ikan, misalnya jumlah sisik pada garis
rusuk, jumlah jari-jari keras dan lemah pada sirip punggung (Affandi et al.1992).
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang
belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai
medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air
untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan
oleh arah angin (Rahardjo1980).
Dalam praktikum ini bagian utama yang akan dipelajari adalah bentuk tubuh
dan organ luar pada banyak ikan yang sudah kita bedah, salah satunyaIkan Kerapu
Kayu (Epinephelus tauvina). Bentuk tubuh ikan seringkali mengalami perubahan
sejalan dengan perkembangan dalam daur hidupnya, sejak lahir sampai
dewasa. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lingkungan habitatnya, pola
atau cara makan dan lainnya.

1
2

1.2 Tujuan

Praktikum mengenai identifikasi ikan kerapu kayu memiliki tujuan sebagai


berikut :
1. Mengetahui sifat meristik dan morfometrik ikan kerapu kayu.
2. Mengetahui anatomi dan morfologi khusus pada ikan kerapu kayu.
3. Mengetahui sistem integumen, sistem otot, sistem pencernaan, dan sistem
pernapasan.

1.3 Manfaat

Manfaat praktikum indentifikasi ikan kerapu kayu adalah sebagai berikut :


1. Dapat mengetahui sifat meristic dan morfometrik pada ikan kerapu kayu.
2. Dapat mengetahui anatomi dan morfologi khusus pada ikan kerapu kayu.
3. Dapat mengetahui sistem integument, sistem otos, sistem pencernaan, dan
sistem pernapasan pada ikan kerapu kayu.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Kerapu Kayu


Menurut Heemstra dan Randall (1993), ikan kerapu termasuk dalam subfamily
Epineplhalinae dari family Serranidae. Di dunia terdapat sekitar 115 spesies ikan
kerapu dari 15 genera yang telah dikenal dewasa ini. Ikan kerapu tersebar luas dari
perairan tropis hingga subtropis. Di alam ikan kerapu hidup di dekat dasar perairan,
sebagian besar di perairan karang meskipun adapula yang hidup di perairan estuaria
dan sebagian lagi menyenangi habitat berpasir. Dalam ekosistem perairan karang,
ikan kerapu dikenal sebagai predator yang memakan segala jenis ikan, Crustasea
(jenis udang dan kepiting) dan cepalopoda (jenis cumi-cumi).
Ikan kerapu kayu yang merupakan salah satu jenis ikan laut yang termasuk ke
dalam ordo Perciformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Kerapu kayu
hidup dalam kawasan yang bertebar dari Laut Merah sampai Afrika Selatan di
sebelah barat, dan dari Jepang sampai ke Australia di sebelah timur (Randall dan
Ben-Tuvia 1983 dalam Carolus 2015). Nama ilmiah Kerapu Kayu adalah
Ephinephelus tauvina. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan“Greasy
grouper”atau“Arabian grouper”, sedangkan dalam bahasa Arab dinamakan“Hamur”.
Panjangnya dapat mencapai 75 cm, kepala dan badannya berwarna abu-abu atau
coklat kehijauan muda. Kerapu kayu hidup di kawasan air jernih yang berkarang pada
kedalaman laut yang cukup tinggi. Kerapu kayu memiliki sirip caudal yang
homocercal rounded dengan tubuh yang compressed berwarna gelap dengan totol di
seluruh tubuhnya yang digunakan sebagai alat kamuflase saat berburu makanan.
Ikan kerapu ialah ikan karang dan jarang sekali berenang jauh, makanan nya
berupa ikan kecil, gurita, kepiting dan lobster. Cara makannya cukup unik, yakni
dengan menunggu mangsanya mendekat dengan penyamaran kamuflase yang tepat.
Setelah mangasanya mendekat, kerapu kayu akan menyedot mangsanya dengan
kekuatan mulut dan rahang yang besar, kerapu kayu memakan utuh mangsanya dan

3
4

tidak mencabiknya. Kerapu kayu jarang sekali berenang cepat untuk mengejar
mangsanya, ia hanya menunggu mangsanya mendekat untuk memakannya.
Kerapu merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang
baik di pasar domestik maupun pasar internasional, selain itu nilai jualnya cukup
tinggi (Langkosono 2007). Ikan kerapu mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan
bagi usaha marikultur, karena pertumbuhannya cepat dan dapat diproduksi massal
untuk melayani permintaan pasar ikan kerapu dalam keaadaan hidup

Gambar 1. Ikan Kerapu kayu

2.2 Klasifikasi Ikan Kerapu Kayu


Jumlah ikan kerapu ditaksir ada 46 spesies yang hidup di berbagai tipe habitat.
Dari jumlah tersebut ternyata berasal dari 7 genus, yaitu Asthaloperca, Anyperodon,
Cephalopholis, Cromileptes, Epinephelus, Plectropomus, dan Variola. Dari 7 genus
tersebut, genus Chromileptes, Plectropomus, dan Epinephelus sekarang digolongkan
ikan komersial dan mulai dibudidayakan. Sistematik ikan kerapu menurut Randall
(1987) dalam Ahmad et al. (1991) adalah sebagai berikut: Filum : Chordata.
Kelas : Actinopterygii.
Ordo : Perciformes.
Famili : Serranidae.
Genus : Epinephelus.
Spesies : Epinephelus tauvina.
2.3 Morfologi Ikan Kerapu Kayu
5

Ikan kerapu merupakan jenis ikan karnivoris yaitu tergolong buas dan rakus,
mempunyai tingkah laku hidup menyendiri dan banyak terdapat di daerah terumbu
karang serta daerah muara. Ikan kerapu lebih menyukai naungan (shelter) sebagai
tempat sembunyi dan menghindar dari sinar matahari langsung. Sebagai ikan
karnivor, kerapu cenderung menangkap mangsa yang aktif bergerak di dalam kolam
air (Nyabakken, 1988).
Ciri morfologi dari ikan kerapu kayu (Epinephelus tauvina), diantaranya
Memiliki bentuk tubuh pipih (compressed), yaitu bentuk tubuh yang tertekan ke
samping. Rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi yang lancip dan kuat.
Mempunyai sisik pada tubuhnya dengan jenis sisik ctenoid. Ikan kerapu kayu
memiliki operculum yang menandakan ikan ini merupakan ikan bertulang sejati.
Mulut lebar, serong ke atas dengan bibir bawah yang sedikit menonjol melebihi bibir
atas. Memiliki sirip ekor yang berbentuk homocercal rounded. Memiliki totol-totol
pada tubuhnya sebagai alat kamuflase dalam mencari mangsa. Sirip punggung
tunggal dan memanjang dimana bagian yang berjari-jari keras kurang lebih sama
dengan yang berjari-jari lunak. Mempunyai bentuk mulut yang biasa dengan letaknya
yang terminal.

2.4 Anatomi Ikan Kerapu Kayu


Anatomi pada ikan kerapu diantaranya memiliki organ pernafasan ikan kerapu
kayu terdiri dari 4 pasang lembar insang, tidak memiliki alat bantu pernafasan seperti
arboresen pada ikan lele dan labirin pada ikan betok. Sistem rangkanya terdiri dari
tulang keras atau tulang sejati ditandai dengan adanya operculum pada tubuhnya.
Sistem pencernaannya terdiri dari lambung dan usus yang relatif pendek yang
mencirikan ikan kerapu termasuk ikan karnivora. Memiliki jenis otot Piscine pada
tubuhnya yang menunjang dalam ikan kerapu untuk bergerak.
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ikhtiologi ini dilakukan dilabolatorium Manajemen Sumberdaya
Perairan (MSP) Gedung 2 lantai 1 Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran, yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 April
2019 tepatnya pada waktu 13.00 WIB sampai 15.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini.
3.2.1 Alat-alat Praktikum
Berikut ini adalah alat yang digunakan dalam praktikum ini.

No. Alat Fungsi


1. Pisau Untuk menyayat
2. Gunting Untuk memotong
3. Jarum Untuk menahan sirip bahan praktikum
4. Nampan Untuk tempat meletakkan bahan
5. Milimeter blok Untuk mengukur preparat
6. Penggaris Untuk mengukur ikan
7. Tisu Untuk mengelap
8. Timbangan Untuk menimbang bobot ikan
9. Pinset Untuk menjepit bagian ikan yang disayat
10. Cawan petri Untuk menaruh organ dalam ikan

6
7

3.2.2 Bahan-bahan Praktikum


Adapun bahan yang digunakan praktikum kali ini adalah ikan Selar
sebagai bahan yang diteliti.

1. Ikan Kerapu Kayu

3.3 Prosedur Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Ikan diambil dan timbang


2. Ikan diambil yang telah mati diatas nampan dan milimeter blok.
3. Posisi ikan dihadapkan ke arah kiri.
4. Bentuk morfologi diamati, yang terdiri dari bagian kepala yang meliputi
mulut, insang, mata dan sungut. Dan pada bagian badan meliputi bentuk
tubuh, warna, sirip dan sisik.
5. Hasil dicatat yang dilihat dan memberikan bagian masing-masing.
6. Meristiknya diamati dengan menghitung bagiaan yang dapat dihitung
seperti, jumlah tulang sirip, jumlah lateral linealis.
7. Hasilnya dicatat dan hitung pada logbook.
8. Torehan dibuat disebelah belakang anus kearah punggung dengan scalpel
hingga menyentuh tulang belakang.
9. Anus digunting kearah kepala hingga kecelah insang.
10. Sistem - sistem pada pengamatan diamati dan dicatat.
8

3.4 Analisis Data


Praktikum ini menggunakan metode deskriptif komparatif. Metode
deskriptif komparatif adalah penilitian yang membandingkan satu variabel atau
lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda
(Sugiyono 2006).
Pengamatan yang didapatkan saat melakukan praktikum ini adalah
meristik ikan, morfologi ikan dan anatomi ikan. Data yang didapat dari meristik
ikan adalah bentuk tubuh compressed, bentuk mulut protaktil , letak mulut
terminal, bentuk sirip caudal hormocercal,bentuk sisik cycloid, warnanya hitam
keabu-abuan. Data anatomi yang didapat setelah membedah ikan diantaranya ada
hati, gelembung renang, insang, otot, gonad, jantung, ginjal, dan usus. Penulis
tidak mendapatkan empedu pada saat pengamatan karena empedu pecah saat
melakukan pembedahan.

Identifikasi Ikan Kerapu Kayu di mulai dari identifikasi terhadap ciri


morfometrik, ciri meristik, sistem integumen, sistem pernapasan, dan sistem
pencernaan.Ikan Kerapu Kayu memiliki perbedaan pada masing-masing
perlakuan dalam pengamatan.Perbedaan ini di dasari pada faktor pengamat dan
ukuran ikan.
Ciri morfometrik Ikan Kerapu Kayu meliputi pengukuran panjang pada
seluruh bagian tubuh, kepala, sirip dan bagian lainnya. Kemudian ciri meristik
mengukur jumlah sirip yang mencakup sirip, keras, lunak mengeras dan lunak.
Lalu identifikasi terhadap sifat morfologi dari ikan yang mencakup sistem
integument. Selanjutnya mengidentifikasi sistem pernapasan dan sistem
pencernaan yang dilakukan dengan membelah organ bagian dalam melalui
operkulum dan anus. Identifikasi di sistem pernapasan yaitu pada insang,
kemudian identifikasi di sistem pencernaan terhadap usus Ikan Kerapu Kayu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ciri Meristik


Berikut ini adalah tabel hasil pengamatan ciri meristik ikan Kerapu Kayu.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Ciri Meristik Ikan Kerapu kayu
No. Ciri Meristik Hasil
1 Dorsal 1 (D1) D1.II.15
2 Dorsal 2 (D2) -
2 Pectoral (P) P.15
3 Ventral (V) V.I.5
4 Anal (A) A.III.8
5 Caudal (C) C.15
6 Linea lateralis (Ll) Ll. 89
7 Linea Transversalis (LT1) LT1. 10,5
8 Linea Transversalis (LT2) LT2. 25,5
Berdasarkan tabel ciri meristik diatas, dapat kita ketahui bahwa ikan Kerapu
Kayu pada semua siripnya baik dorsal, pektoral, ventral, anal, dan caudalnya
tidak memiliki sirip lunak mengeras.
4.2 Ciri Morfometrik
Berikut ini adalah tabel hasil pengamatan ciri morfometrik ikan Kerapu
kayu.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Ciri Morfometrik Ikan kerapu kayu
No. Ciri Morfometrik Hasil
1 Berat Badan 122,9 gram
2 Total Length (TL) 19,8 cm
3 Fork Length (FL) -
4 Standard Length (SL) 16,4 cm
5 Head Length (HL) 6,9 cm

9
10

6 Snout Length (SnL) 1,2 cm


7 Orbit Diameter (OD) 1,4 cm
8 Caudal Peduncle Length (CPL) 3,2 cm
9 Caudal Peduncle Depth (CPD) 2,1 cm
10 Body Depth (BD) 5,5 cm
11 Dorsal Fin Length 1 (DFL1) 2,5 cm

Dorsal Fin Length 2 (DFL2) -


12
13 Dorsal Fin Base 1 (DFB1) 9 cm
14 Dorsal Fin Base 2 (DFB2) -
15 Pectoral Fin Length (PFL) 3,3 cm
16 Ventral Fin Length (VFL) 2,8 cm
17 Anal Fin Length (AFL) 2,5 cm
18 Anal Fin Base (AFB) 2,7 cm

Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu


titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar
ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip
punggung atau tinggi badan atau ekor (Rajabnadia 2009).
4.3 Ciri Morfologi Khusus
Berikut ini adalah hasil pengamatan ciri morfolog khusus ikan Kerapu kayu.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Ciri Morfologi Ikan Kerapu kayu
Ciri
No. Hasil Gambar
Morfologi

Bentuk
1 Compressed
Tubuh Ikan

Bentuk
2 Biasa
Mulut
11

Ciri
No. Hasil Gambar
Morfologi

3 Letak Mulut Terminal

Bentuk Sirip Homocercal


4
Caudal Rounded

5 Bentuk Sisik Stenoid

Ciri morfologi ikan Kerapiu Kayu yang diteliti memiliki bentuk tubuh
Compressed, Ikan Kerapu Kayu memiliki bentuk mulut biasa dan letaknya
terminal. Bentuk sirip caudal ikan Selar tersebut adalah Homocercal rounded.
4.4 Sistem Integumen
Sistem integumen ikan Kerapu kayu dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Tabel sistem integumen ikan Kerapu kayu
NO Sistem Integumen Hasil Gambar

1 Sisik Stenoid

Sistem itegumen pada ikan Kerapu kayu yaitu hanya sisiknya yang
melindungi bagian permukaan kulitnya saja.
12

4.5 Sistem Otot


Sistem otot ikan kerapu kayu dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Gambar 2. Sistem Otot

4.6 Sistem Pencernaan


Berikut ini adalah sistem pencernaan ikan Kerapu kayu.

Gambar 3. Sistem Pencernaan


4.7 Sistem Pernapasan
Berikut ini adalah gambar sistem pernapasan ikan Kerapu kayu.

Gambar 4. Sistem Pernapasan


13

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini bahwa ikan
kerau kayu memliki bentuk tubuh Compressed, Bentuk mulut biasa, letak mulut
terminal, bentuk sirip caudal homocercal dan bentuk sisik stenoid.
5.2 Saran
Sebaiknya sarana dan prasarana di laboratorium ditingkatkan dan apabila
ada sarana dan prasarana yang rusak segera diperbaharui untuk menunjang
praktikum.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Heemstra P.C., dan Randall J.E.,. 1993. FAO Spesies Catalog Vol.16 : Grouper of
The World (Family Serrenidae, Subfamily Ephinephelus). Rome. Food
and Agriculture Organization of The Unit ed Nation.
Langkosono. 2007. Budidaya Ikan Kerapu (Serranidae) dan Kualitas Perikanan.
Neptunus. 14(1): 61-67.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa :
H. M. Eidma, Koesbiantoro, D. G Benger, M. Hutomo, dan S. Sukarjo.
Gramedia. Jakarta.
Raharjo. 1980. Sistem morfologi dan anatomi ikan. Bandung. 21 hal.

Randal JE, Ben-Tuvia A. 1983. A review of the grouper (Pisces: Serrenidae;


Epinephelus) of the Red Sea, with description of a new species of
Chephalophalis. Bull. of Marine Science 32 (2). Pp. 373-426.

Randall, A. 1987. Resource Economics. John Wiley & Sons, Inc. Canada.

Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta.

Sugiyono.2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &


D.Bandung:Alfabeta.

Sulistiono, Jannah, M.R & Ernawati, Y. 2001. ReproduksiIkan Belanak (Mugil


dussumieri) di PerairanUjung Pangkah, Jawa Timur. Jurnal
IktiologiIndonesia. Vol. 1 (2): 31-37.

14
15

LAMPIRAN
16

Lampiran 1. Alat Praktikum


Alat yang digunakan pada praktikum kali in adalah sebagai berikut:

Cawan petri Gunting Bedah Jarum Sonde

Kaca Preparat Milimeter block


Penggaris

Pinset Pisau Bedah Nampan

Timbangan
17

Lampiran 2. Bahan Praktikum


Bahan yang digunakan pada praktikum kali in adalah sebagai berikut.

Ikan Kerapu Kayu


18

Lampiran 3. Prosedur kerja


Prosedur praktikum mengenai identifikasi ikan belanak antara lain:

Ikan diambil dan timbang, lalu ikan di letakan diatas


nampan dan milimeter blok.

Bagian tubuh ikan dibedah menggunakan gunting bedah


mulai dari anus.

Bentuk morfologinya diamati, lalu hasil dicatat di


logbook.

Meristiknya diamati, lalu hasilnya dicatat di logbook.

Torehan dibuat disebelah belakang anus kearah punggung


dengan scalpel hingga menyentuh tulang belakang.

Anus digunting kearah kepala hingga kecelah insang, lalu


sitem-sistem pada pengamatan diamati dan dicatat.
19

Lampiran 4. Kegiatan praktikum

Penimbangan Ikan Pengamatan Sifat Pengukuran sifat


Meristik Morfometrik

Usus ikan Ikan yang telah dibedah


Sisik Ikan

Alat pernapasan pada


ikan Sistem otot pada ikan

Organ dalam ikan


belanak

Anda mungkin juga menyukai