Disusun oleh :
Kelompok 19 / Perikanan A
Rostika 230110180028
Tasya Nabila Witania S. 230110180045
Yasyfa Ashila 230110180049
Fitriyanti 230110180058
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
IDENTIFIKASI IKAN LELE (Clarias sp.)
Disusun oleh :
Kelompok 19 / Perikanan A
Rostika 230110170015
Tasya Nabila W S 230110170031
Yasyifa Ashila 230110170047
Fitriyanti 230110180058
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
JUDUL : IDENTIFIKASI IKAN LELE (Clarias sp.)
PENULIS : Rostika 230110180028
Tasya Nabila Witania S. 230110180045
Yasyfa Ashila 230110180049
Fitriyanti 230110180058
Menyetujui :
William Cheung
NPM. 230110160095
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkah rahmat
dan karunia-Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan parktikum ini.
Salawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi
Muhamad SAW, kepada sahabat-sahabatnya, tabi’in tabi’atnya hingga kepada kita
selaku umatnya.
Laporan praktikum yang berjudul Identifikasi Ikan Lele atau Clarias sp. dibuat
untuk memenuhi laporan praktikum mata kuliah Ikhtiologi pada Program Studi
Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Rosidah, M.Si., selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Ikhtiologi.
2. Rojib Abdul Rahman Sidik selaku koordinator asisten mata kuliah
Ikhtiologi.
3. William Cheung selaku asisten penanggung jawab mata kuliah Ikhtiologi.
4. Dosen dan asisten mata kuliah Ikhtiologi atas segala bimbingan dan
masukkan.
Penyusun telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan
praktikum, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan masukan
yang membangun bagi penyusun. Akhir kata, penyusun berharap semoga laporan
praktikum yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. v
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................ 1
1.3 Manfaat Praktikum. ......................................................................... 1
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Ikan Lele ........................................................................................ 3
2.2 Klasifikasi Ikan Lele ..................................................................... 3
2.3 Morfologi Ikan Lele ....................................................................... 3
2.4 Anatomi Ikan Lele ......................................................................... 4
2.5 Habitat Ikan Lele .......................................................................... 5
iii
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 16
5.2 Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTKA…………………………………………………… 17
LAMPIRAN…………………………………………………………… 18
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Praktikum mengenai identifikasi ikan lele memiliki manfaat sebagai
berikut:
1. Berakhirnya praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui sifat
meristik maupun morfometrik dalam identifikasi dan kuantifikasi ikan lele.
2. Berakhirnya praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengenal tentang
morfologi dan anatomi pada ikan lele.
1
2
3
4
lele terletak pada ujung moncong yang disebut terminal dengan dilengkapi 4 helai
sungut. Pada bagian badan tubuh ikan lele berbentuk fusiform. Tidak memiliki ciri
khusus. Posisi sirip perut terhadap sirip dada jauh kebelakang. Pada bagian ekornya,
ikan lele memiliki tipe ekor membulat (rounded).
Ikan lele memiliki kepala yang panjang, hampir mencapai seperempat dari
panjang tubuhnya .kepala lele pipih kebawah (depressed). Ikan lele juga memiliki
empat pasang sungut yang terletak disekitar mulut. Sepasang sungut hidung,
sepasang sungut mandibular luar, sepasang sungut mandibular luar dan sepasang
sungut maxilar. Ikan ini mempunyai alat olfaktori didekat sungut yang berfungsi
untuk perabaan dan penciuman serta pengelihatan lele yang kurang berfungsi baik.
Mata lele berbentuk kecil dengan tepi orbital yang bebas. Matanya latero-lateral
atau dipermukaan dorsal tubuh yang dapat mengenali warna. Untuk memfokuskan
pandangan lensa mata dapat bergerak keluar masuk.
Ikan lele memiliki sepasang lubang hidung (nostrilis) yang terdapat
dibagian anterior. Nostrilis tersebut berfungsi mendeteksi bau dan sangat sensitif.
Badan ikan lele mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan jenis ikan lainnya.
Ikan lele memiliki bentuk tubuh memanjang, agak bulat, dan tidak bersisik. Warna
tubuhnya kelabu sampai hitam. Badan lele mempunyai potongan yang membulat,s
edangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed)
(Afandi, 2002).
Ekor (caudal) sirip ekor lele membulat dan tidak bergabung dengan sirip
punggung maupun sirip anal. Sirip ekor berfungsi untuk bergerak maju, sedangkan
sirip perut bagian tengahnya membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip
dada lele di lengkapi sepasang duri tajam yang umumnya disebut patil.
pernafasan tambahan yaitu labirin. Bentuk dari alat pernafasan tambahan pada ikan
lele ini seperti rimbunan dedaunan. Labirin berwarna kemerahan yang terletak pada
bagian lengkung insang ke dua dan keempat.
Alat reproduksi pada ikan lele jantan yaitu berbentuk runcing dan memanjang.
Kantong sperma berjumlah dua buah berbentuk pipih memanjang serta berwarna
putih. Sedangkan itu, ciri alat reproduksi induk lele betina yaitu alat kelamin
berbentuk bulat dan mempunyai 2 buah ovarium.
Sistem peredaran darah pada ikan, khususnya ikan lele bersifat tunggal.
Sistem ini hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah, yakni darah dari
jantung dipompa ke insang untuk melakukan pertukaran gas, kemudian ke berbagai
organ tubuh. Setelah itu, darah kembali ke jantung.
6
7
Ikan ditimbang
Dapat diketahui bahwa ikan lele (Clarias sp.) yang diidentifikasi memiliki
jumlah sirip pada bagian dorsal sebanyak 1 sirip keras, 1 sirip lunak mengeras dan
43 sirip lunak, pada bagian sirip pectoral terdapat 1 sirip keras, 1 sirip lunak
mengeras, dan 17 sirip lunak, pada bagian ventral terdapat sirip lunak berjumlah 7,
pada bagian sirip anal terdapat 63 sirip lunak serta pada bagian sirip caudal terdapat
17 sirik lunak.
Berdasarkan ciri meristik diatas diketahui bahwa ciri meristik pada sirip
dorsal, ventral, anal, dan pectoral ikan lele didominasi oleh sirip lunak sedangkan
sirip keras hanya terdapat 1 pada sirip dorsal dan pectoral dan juga 1 sirip lunak
mengeras. Selain itu juga ikan lele tidak memiliki sisik.
8
9
Dari tabel hasil pengamatan kelompok 19 dapat diketahui bahwa ikan lele
yang diamati memiliki panjang total 22,9 cm. Kemudian fork length pada ikan lele
tidak punya, standar length 19,5 cm, head length 3,8 cm, orbital diameter 0,4 cm,
snout length 0,2 cm, dorsal fin length 13 cm, dorsal fin base 1 cm, caudal peduncle
length 3,2 cm, body depth 3,5 cm, pectoral fin length 2,9 cm, ventral fin length 1,8
cm, anal fin length 8,6 cm dan anal fin base 1,2 cm.
Biasa
2 Bentuk Mulut
Dari tabel hasil pengamatan dapat diketahui bahwa ikan lele yang
diidentifikasi berbentuk Kombinasi Compressed dan depressed, letak mulutnya
inferior, bentuk sirip caudalnya Rounded karena memiliki bentuk yang bulat,
terdapat empat pasang misai pada bagian mulut setiap misai meiliki panjang
berbeda yaitu misai1 7,2 cm , misai2 5,4 cm , misai3 4,3 cm dan terakhir misai4
sebesar 3,3 cm. Serta memiliki bentuk mulut yang biasa.
11
Ikan lele merupakan ikan yang berenang dengan lambat bahkan cenderung
diam ketika kenyang dan ketika tidak ada gangguan .maka dari itu otot atau daging
ikan lele strukturnya lebih rembut dan tidak berserat berbeda dengan ikan yang
berenang cepat seperti tuna dan salmon.Otot ikan lele dapat dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung.
Otot polos merupakan otot yang bekerja diluar kesadaran sistem saraf pusat
sehingga otot polos tetep bekerja walaupun tidak ada ransangan. Otot polos
merupakan penyusun seluruh organ internal tubuh ikan contohnya kelenjar
pencernaan, saluran pencernaan, kantong urin, saluran peredaran darah, bola mata
serta organ lainnya yang bekerja diluar kesadran ikan.
Otot lurik merupakan otot bekerja dengan adanya rasangan atau dengan
kendali sistem saraf pusat. Otot lurik yaitu menempel pada rangka dan juga sebagai
otot penyusun sirip-sirip ikan. Bentuk dari otot lurik yaitu tampak bergaris-garis
jika diliat dengan mikroskop. Otot lurik bekerja pada ikan lele yaitu ketika ikan lele
menangkap makanan, menghindar dari serangan musuh dan bersembunyi. Terakhir
yaitu otot jantung merupakan otot yang strukturnya mirip dengan otot lurik tapi otot
ini bekerja tanpa kendali sistem saraf pusat. Otot jantung ini hanya menyusun organ
jantung saja tidak organ lainnya.
Untuk melihat dengan jelas bagian-bagian urat daging, maka perlu dibuat
sayatan melintang pada tubuh ikan agak ke caudal (potongan tegak lurus melalui
tulang punggung). Setelah terpotong dua maka tampaklah otot-otot yang tersusun
dalam lingkaran-lingkaran konsentris. Potongan otot yang berupa lingkaran-
lingkaran konsentris ini disebabkan karena otot-otot tersebut tersusun secara rapi
dari cranial ke caudal oleh lapisan-lapisan otot yang berbentuk kerucut dan disebut
coni musculi. Coni musculi ini tersusun secara segmental dan disebut myomer.
Antara satu myomer dengan myomer lainnya dipisahkan oleh suatu pembungkus
yang disebut myoseptum. Otot-otot yang terletak di bagian sebelah kiri dan kanan
tubuh dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut septum vertical. Oleh suatu sekat
yang disebut septum horizontal atau horizontal skeletogenous septum, otot-otot
pada tubuh ikan terbagi atas dua daerah yaitu:
a. Musculi dorsalis atau musculi epaxialis, yaitu kumpulan otot-otot yang
13
Gambar 5. Insang Pada Ikan Lele Gambar 6. Arborescent Pada Ikan Lele
Sistem rspirasi pada ikan lele selain menggunakan insang,lele juga meiliki
alat pernapasan tambahan berupa Aborescent. Menurut Utomo (2006) mengatakan
ikan lele mempunyai alat pernapasan tambahan yaitu berupa aborescent organ yang
dapat membantunya mengambil oksigen langsung dari udara sehingga mampu
hidup di dalam perairan dengan kadar oksigen yang rendah atau dalam lumpur.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan praktikum yang telah dibuat, kesimpulan yang dapat
diambil yaitu pada sistem meristik pada ikan lele merupakan sistem yang dapat
dihitung contohnya jumlah sisik, sedangkan sistem morfometrik yaitu sistem yang
dapat diukur contohnya panjang dari tubuh ikan lele. Selain itu, dapat terlihat sistem
otot, sistem pencernaan, sitem pernapasan dan juga sistem integumen yang terdapat
pada ikan lele. Praktikan dapat memahami morfologi dan juga anatomi yang
terdapat pada ikan lele.
5.2 Saran
Berdasarkan laporan yang telah dibuat diharapkan para pembaca dapat
memberikan saran kepada penyusun, sehingga kedepannya penyusun dapat lebih
baik lagi dalam memaparkan materi. Selain itu ikan yang di teliti harus dalam
kondisi segar sehingga saat pengamatan didaparkan hasil yang maksimal seuai
dengan keinginan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R. Dan Usman M. T. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri Press: Pekanbaru
Hibiya T and Takashima F. 1995. An Atlas of Fish Histology Normal and Pathological Feature.
Second Edition. Takashima F. Kodansha Ltd Tokyo. Hal. 195
17
LAMPIRAN
18
Lampiran 1. Alat dan Bahan Praktikum
Penggaris Pinset
19
Cawan Petri Jarum Tusuk
Milimeter Block
20
Lampiran 2. Kegiatan Praktikum
21
22