Anda di halaman 1dari 31

IDENTIFIKASI IKAN LELE (Clarias sp.

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

Disusun oleh :
Kelompok 19 / Perikanan A
Rostika 230110180028
Tasya Nabila Witania S. 230110180045
Yasyfa Ashila 230110180049
Fitriyanti 230110180058

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
IDENTIFIKASI IKAN LELE (Clarias sp.)

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum Ikhtiologi

Disusun oleh :
Kelompok 19 / Perikanan A
Rostika 230110170015
Tasya Nabila W S 230110170031
Yasyifa Ashila 230110170047
Fitriyanti 230110180058

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2019
JUDUL : IDENTIFIKASI IKAN LELE (Clarias sp.)
PENULIS : Rostika 230110180028
Tasya Nabila Witania S. 230110180045
Yasyfa Ashila 230110180049
Fitriyanti 230110180058

Jatinangor, Maret 2019

Menyetujui :

Asisten Laboratorium Dosen Penanggung Jawab,


Koordinator,

Rojib Abdul Rahman Sidik Dra.Rosidah, M.Si


NPM. 230110160059 NIP. 19581029 199501 2 001

Penanggung Jawab Kelas,

William Cheung
NPM. 230110160095
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkah rahmat
dan karunia-Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan parktikum ini.
Salawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi
Muhamad SAW, kepada sahabat-sahabatnya, tabi’in tabi’atnya hingga kepada kita
selaku umatnya.
Laporan praktikum yang berjudul Identifikasi Ikan Lele atau Clarias sp. dibuat
untuk memenuhi laporan praktikum mata kuliah Ikhtiologi pada Program Studi
Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Rosidah, M.Si., selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Ikhtiologi.
2. Rojib Abdul Rahman Sidik selaku koordinator asisten mata kuliah
Ikhtiologi.
3. William Cheung selaku asisten penanggung jawab mata kuliah Ikhtiologi.
4. Dosen dan asisten mata kuliah Ikhtiologi atas segala bimbingan dan
masukkan.
Penyusun telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan
praktikum, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan masukan
yang membangun bagi penyusun. Akhir kata, penyusun berharap semoga laporan
praktikum yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jatinangor, Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vii

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................ 1
1.3 Manfaat Praktikum. ......................................................................... 1

II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Ikan Lele ........................................................................................ 3
2.2 Klasifikasi Ikan Lele ..................................................................... 3
2.3 Morfologi Ikan Lele ....................................................................... 3
2.4 Anatomi Ikan Lele ......................................................................... 4
2.5 Habitat Ikan Lele .......................................................................... 5

III BAHAN DAN METODE


3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 6
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 6
3.2.1 Alat Praktikum .............................................................................. 6
3.2.2 Bahan Praktikum ........................................................................... 6
3.3 Prosedur Kerja ............................................................................... 7

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Ciri Meristik .................................................................................. 8
4.2 Ciri Morfometrik ........................................................................... 8
4.3 Ciri Morfologi Khusus .................................................................. 9
4.4 Sistem Integumen .......................................................................... 11
4.5 Sistem Otot .................................................................................... 11
4.6 Sistem Pencernaan......................................................................... 13
4.7 Sistem Pernapasan ......................................................................... 14

iii
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 16
5.2 Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTKA…………………………………………………… 17
LAMPIRAN…………………………………………………………… 18

iv
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1. Alat Praktikum………………………………………………..…... 6
2. Bahan Praktikum………………………………………………….. 6
3. Hasil Pengamatan Ciri Meristik Ikan Lele ..................................... 8
4. Hasil Pengamatan Ciri Morfometrik Ikan Lele .............................. 9
5. Hasil Pengamatan Ciri Morfologi Khusus Ikan Lele ..................... 9
6. Hasil Pengamatan Sistem Integumen Ikan Lele............................. 11

v
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1. Ikan Lele .............................................................................................. 3
2. Prosedur Kerja ………………………………………………………. 7
3. Sistem Otot Pada Ikan Lele ................................................................. 13
4. Sistem Pencernaan Pada Ikan Lele ...................................................... 14
5. Insang Pada Ikan Lele .......................................................................... 15
6. Arborescent Pada Ikan Lele …………………………………………. 15

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


1. Alat dan Bahan………………………………………………………. 19
2. Kegiatan Praktikum ............................................................................. 21

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikhtiologi berasal dari pengertian ichtio = ikan dan logos = ilmu, jadi di
dalam ikhtiologi ini dicakup beberapa aspek baik mengenai aspek biologi maupun
ekologi ikan. Dalam mempelajari ihktiologi ini tidak terlepas dari ilmu-ilmu yang
lain karena saling berkaitan. Beberapa cabang ilmu pengetahuan yang sangat terkait
dengan ikhtiologi ini antara lain Taksonomi Vertebrata, Morfologi dan Anatomi
Hewan, Fisiologi, Genetika, dan Evolusi. Dalam bahasan ini, membahas tentang
sifat meristik dan morfometriknya.
Meristrik adalah sifat yang dapat di hitung pada ikannyan. Misalkan yang
dapat dibahas pada meristiknya yaitu jumlah sisik yang terdapat pada ikan, jumlah
gigi, jumlah tulang lunak, tulang lunak mengeras dan juga tulang keras. Sedangkan
morfometrik adalah suatu yang dapat diukur pada tubuh ikan, seperti panjang total
tubuh ikan. Ikan memiliki bentuk dan ukuran tertentu dan berbeda antara ikan yang
satu dengan ikan yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada spesifikasi
karakteristik, bentuk dan ukuran ikan yang hidup di alam ini.
1.2 Tujuan
Praktikum mengenai identifikasi ikan lele memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui sifat meristik dan morfometrik ikan lele.
2. Mengetahui anatomi dan morfologi khusus pada ikan lele.
3. Mengetahui sistem integumen, sistem otot, sistem pencernaan, dan sistem
pernapasan pada ikan lele.

1.3 Manfaat
Praktikum mengenai identifikasi ikan lele memiliki manfaat sebagai
berikut:
1. Berakhirnya praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui sifat
meristik maupun morfometrik dalam identifikasi dan kuantifikasi ikan lele.
2. Berakhirnya praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengenal tentang
morfologi dan anatomi pada ikan lele.

1
2

3. Berakhirnya praktikum ini diharapkan mahasiswa mengetahui tentang


sistem otot, sistem pencernaan, sistem pernapasan ikan lele serta yang
lainnya seperti bagian-bagian siripnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele


Ikan lele memiliki nama ilmiah clarias sp berasal dari bahasa Yunani
chlaros yang berarti lincah, kuat yang merujuk pada kemampuannya dapat bertahan
hidup dan bergerak pada air yang minimum. Ikan Lele adalah sejenis ikan yang
hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih
memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar
bagian mulutnya. Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan yang tahan terhadap
lingkungan yang kandungan oksigen terlarutnya rendah.

Gambar 1. Ikan Lele

2.2 Klasifikasi Ikan Lele


Klasifikasi Ikan Lele menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Siluroidae
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias batrachus

2.3 Morfologi Ikan Lele


Tubuh ikan lele terbagi atas 3 bagian, yaitu kepala (cepal), badan dan ekor.
Pada bagian kepala bentuk tubuh ikan lele pipih ke bawah (depressed). Mulut ikan

3
4

lele terletak pada ujung moncong yang disebut terminal dengan dilengkapi 4 helai
sungut. Pada bagian badan tubuh ikan lele berbentuk fusiform. Tidak memiliki ciri
khusus. Posisi sirip perut terhadap sirip dada jauh kebelakang. Pada bagian ekornya,
ikan lele memiliki tipe ekor membulat (rounded).
Ikan lele memiliki kepala yang panjang, hampir mencapai seperempat dari
panjang tubuhnya .kepala lele pipih kebawah (depressed). Ikan lele juga memiliki
empat pasang sungut yang terletak disekitar mulut. Sepasang sungut hidung,
sepasang sungut mandibular luar, sepasang sungut mandibular luar dan sepasang
sungut maxilar. Ikan ini mempunyai alat olfaktori didekat sungut yang berfungsi
untuk perabaan dan penciuman serta pengelihatan lele yang kurang berfungsi baik.
Mata lele berbentuk kecil dengan tepi orbital yang bebas. Matanya latero-lateral
atau dipermukaan dorsal tubuh yang dapat mengenali warna. Untuk memfokuskan
pandangan lensa mata dapat bergerak keluar masuk.
Ikan lele memiliki sepasang lubang hidung (nostrilis) yang terdapat
dibagian anterior. Nostrilis tersebut berfungsi mendeteksi bau dan sangat sensitif.
Badan ikan lele mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan jenis ikan lainnya.
Ikan lele memiliki bentuk tubuh memanjang, agak bulat, dan tidak bersisik. Warna
tubuhnya kelabu sampai hitam. Badan lele mempunyai potongan yang membulat,s
edangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed)
(Afandi, 2002).
Ekor (caudal) sirip ekor lele membulat dan tidak bergabung dengan sirip
punggung maupun sirip anal. Sirip ekor berfungsi untuk bergerak maju, sedangkan
sirip perut bagian tengahnya membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip
dada lele di lengkapi sepasang duri tajam yang umumnya disebut patil.

2.4 Anatomi Ikan Lele


Ikan lele mempunyai alat pernafasan berupa insang. Insang terletak pada
kepala bagian belakang. Insang mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu
untuk pertukaran gas. Insang ini terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang
mengeras dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Setiap filamen terdiri dari
selaput tipis (lamela) sebagai tempat pertukaran gas. Ikan lele juga memiliki alat
5

pernafasan tambahan yaitu labirin. Bentuk dari alat pernafasan tambahan pada ikan
lele ini seperti rimbunan dedaunan. Labirin berwarna kemerahan yang terletak pada
bagian lengkung insang ke dua dan keempat.
Alat reproduksi pada ikan lele jantan yaitu berbentuk runcing dan memanjang.
Kantong sperma berjumlah dua buah berbentuk pipih memanjang serta berwarna
putih. Sedangkan itu, ciri alat reproduksi induk lele betina yaitu alat kelamin
berbentuk bulat dan mempunyai 2 buah ovarium.
Sistem peredaran darah pada ikan, khususnya ikan lele bersifat tunggal.
Sistem ini hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah, yakni darah dari
jantung dipompa ke insang untuk melakukan pertukaran gas, kemudian ke berbagai
organ tubuh. Setelah itu, darah kembali ke jantung.

2.5 Habitat Ikan Lele


Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk,
sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar,
misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya
Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada
Selasa, 26 Maret 2019 pukul 09.30 – 11.30 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses praktikum ikhtiologi
tentang identifikasi ikan lele yaitu sebagai berikut :
3.2.1 Alat Praktikum
Praktikum identifikasi ikan lele menggunakan alat sebagai berikut:
Tabel 1. Alat Praktikum dan Fungsinya
No Alat Fungsi
1. Milimeter block Perhitungan atau pengukuran ikan lele.
2. Timbangan Menimbang berat tubuh ikan lele.
3 Pisau bedah Membedah ikan lele.
4. Gunting Membedah ikan yaitu menggunting bagian
kulit perutnya.
5 Pinset Sebagai alat pencapit.
6. Mistar Alat untuk mengukur morfometrik ikan.
7. Nampan Sebagai tempat penyimpanan bahan.
8. Cawan petri Tempat meletakkan bagian organ dalam ikan.

3.2.2 Bahan Praktikum


Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu:
Tabel 2. Bahan Praktikum
Bahan Fungsi
Ikan Lele (91,32 gram) Objek pengamatan

6
7

3.3 Prosedur Kerja

Ikan ditimbang

Letakkan ikan di milimeter


block

Ikan diamati meristrik dan


morfometriknya

Ikan dibedah, dilihat organ


dalamnya dan diamati

Organ dalam dikeluarkan

Dibuka operculum, ambil


insang serta alat bantu
pernapasannya dan diamati

Satu persatu organ dalam


dipisahkan dan diamati

Usus pada ikan diukur


panjangnya

Gambar 2. Prosedur Kerja


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ciri Meristik


Berdasarkan hasil praktikum ikhtiologi yang telah dilakukan dengan pokok
bahasan identifikasi ikan lele dengan melakukan pengukuran meristik maka, hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Pengamatan Ciri Meristik Ikan Lele
No. Ciri Meristik Hasil
1 Dorsal (D) D.I.i.43
2 Pectoral (P) P.I.i.17
3 Ventral (V) V.0.0.7
4 Anal (A) A.0.0.63
5 Caudal (C) C.0.0.17
6 Linea lateralis (LI) -
7 Linea tranversalis (Ltr) -
8 Dorigin -
9 Vorigin -
10 Aorigin -

Dapat diketahui bahwa ikan lele (Clarias sp.) yang diidentifikasi memiliki
jumlah sirip pada bagian dorsal sebanyak 1 sirip keras, 1 sirip lunak mengeras dan
43 sirip lunak, pada bagian sirip pectoral terdapat 1 sirip keras, 1 sirip lunak
mengeras, dan 17 sirip lunak, pada bagian ventral terdapat sirip lunak berjumlah 7,
pada bagian sirip anal terdapat 63 sirip lunak serta pada bagian sirip caudal terdapat
17 sirik lunak.
Berdasarkan ciri meristik diatas diketahui bahwa ciri meristik pada sirip
dorsal, ventral, anal, dan pectoral ikan lele didominasi oleh sirip lunak sedangkan
sirip keras hanya terdapat 1 pada sirip dorsal dan pectoral dan juga 1 sirip lunak
mengeras. Selain itu juga ikan lele tidak memiliki sisik.

4.2 Ciri Morfometrik


Berdasarkan hasil praktikum ikhtiologi yang telah dilakukan dengan pokok
bahasan identifikasi ikan lele dengan melakukan pengukuran morfometrik maka,
hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

8
9

Tabel 4. Hasil Pengamatan Ciri Morfometrik Ikan Lele


No Ciri Morfometrik Hasil (cm)
1. Standart Length (SL) 19,5
2. Fork Length (FL) -
3. Total Length (TL) 22,9
4. Head Length (HL) 3,8
5. Orbital Diameter (OD) 0,4
6. Snout Length (SnL) 0,2
7. Dorsal Fin Length (DFL) 13
8. Dorsal Fin Base (DFB) 1
9. Caudal Peduncle Length (CPL) 3,2
10. Body Depth (BD) 3,5
11. Pectoral Fin Length (PFL) 2,9
12. Ventrall Fin Length (VFL) 1,8
13. Anal Fin Length (AFL) 8,6
14. Anal Fin Base (AFB) 1,2

Dari tabel hasil pengamatan kelompok 19 dapat diketahui bahwa ikan lele
yang diamati memiliki panjang total 22,9 cm. Kemudian fork length pada ikan lele
tidak punya, standar length 19,5 cm, head length 3,8 cm, orbital diameter 0,4 cm,
snout length 0,2 cm, dorsal fin length 13 cm, dorsal fin base 1 cm, caudal peduncle
length 3,2 cm, body depth 3,5 cm, pectoral fin length 2,9 cm, ventral fin length 1,8
cm, anal fin length 8,6 cm dan anal fin base 1,2 cm.

4.3 Ciri Morfologi Khusus


Tabel 5. Hasil Pengamatan Ciri Morfologi Khusus Ikan Lele
No. Ciri Meristik Hasil Gambar
1 Bentuk Tubuh Ikan Kombinasi
Compressed dan
depressed
10

Biasa
2 Bentuk Mulut

3 Letak Mulut Inferior

4 Bentuk Sirip Caudal Rounded

5 Bentuk Misai 4 pasang

Dari tabel hasil pengamatan dapat diketahui bahwa ikan lele yang
diidentifikasi berbentuk Kombinasi Compressed dan depressed, letak mulutnya
inferior, bentuk sirip caudalnya Rounded karena memiliki bentuk yang bulat,
terdapat empat pasang misai pada bagian mulut setiap misai meiliki panjang
berbeda yaitu misai1 7,2 cm , misai2 5,4 cm , misai3 4,3 cm dan terakhir misai4
sebesar 3,3 cm. Serta memiliki bentuk mulut yang biasa.
11

4.4 Sistem Integumen


Berdasarkan hasil praktikum ikhtiologi yang telah dilakukan dengan pokok
bahasan identifikasi ikan lele dengan melakukan pengamatan ciri morfologi khusus
maka, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Pengamatan Sistem Integumen Ikan Lele
No. Ciri Meristik Hasil Gambar
1. Bentuk Fisik Kulit berlendir

2. Kelenjar Beracun Patil

Berdasarkan hasil tabel pengamatan kelompok 19 sistem integumen pada


ikan lele memnunjukkan bahwa sistem integumen ikan lele memiliki kulit yang
berlendir sebagai perlindungan terhadap gesekan ikan dan pertahanan diri. Selain
itu juga ikan lele mempunyai patil yang terletak pada sirip pectoral yang berfungsi
sebagai pertahanan diri dari serangan musuh.

4.5 Sistem Otot


Otot ikan seperti pada vertebrata tersusun atas bagian-bagian kecil yang
disebut dengan serabut otot. Secara morfologi dan fungsi otot dibagi menjadi dua
yaitu otot halus dan otot lurik. Otot lurik dibagi lagi menjadi otot tulang dan otot
jantung. Otot tulang bekerja sama dengan tulang dalam sistem muskuloskeletal dan
menyusun bentuk tubuh ikan. Otot halus dapat ditemukan pada dinding pembuluh
darah, saluran pencernaan, buluh empedu, dan buluh pankreas. Sedangkan otot
lurik jantung merupakan otot khusus penyusun organ jantung (Hibiya 1995).
12

Ikan lele merupakan ikan yang berenang dengan lambat bahkan cenderung
diam ketika kenyang dan ketika tidak ada gangguan .maka dari itu otot atau daging
ikan lele strukturnya lebih rembut dan tidak berserat berbeda dengan ikan yang
berenang cepat seperti tuna dan salmon.Otot ikan lele dapat dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung.
Otot polos merupakan otot yang bekerja diluar kesadaran sistem saraf pusat
sehingga otot polos tetep bekerja walaupun tidak ada ransangan. Otot polos
merupakan penyusun seluruh organ internal tubuh ikan contohnya kelenjar
pencernaan, saluran pencernaan, kantong urin, saluran peredaran darah, bola mata
serta organ lainnya yang bekerja diluar kesadran ikan.
Otot lurik merupakan otot bekerja dengan adanya rasangan atau dengan
kendali sistem saraf pusat. Otot lurik yaitu menempel pada rangka dan juga sebagai
otot penyusun sirip-sirip ikan. Bentuk dari otot lurik yaitu tampak bergaris-garis
jika diliat dengan mikroskop. Otot lurik bekerja pada ikan lele yaitu ketika ikan lele
menangkap makanan, menghindar dari serangan musuh dan bersembunyi. Terakhir
yaitu otot jantung merupakan otot yang strukturnya mirip dengan otot lurik tapi otot
ini bekerja tanpa kendali sistem saraf pusat. Otot jantung ini hanya menyusun organ
jantung saja tidak organ lainnya.
Untuk melihat dengan jelas bagian-bagian urat daging, maka perlu dibuat
sayatan melintang pada tubuh ikan agak ke caudal (potongan tegak lurus melalui
tulang punggung). Setelah terpotong dua maka tampaklah otot-otot yang tersusun
dalam lingkaran-lingkaran konsentris. Potongan otot yang berupa lingkaran-
lingkaran konsentris ini disebabkan karena otot-otot tersebut tersusun secara rapi
dari cranial ke caudal oleh lapisan-lapisan otot yang berbentuk kerucut dan disebut
coni musculi. Coni musculi ini tersusun secara segmental dan disebut myomer.
Antara satu myomer dengan myomer lainnya dipisahkan oleh suatu pembungkus
yang disebut myoseptum. Otot-otot yang terletak di bagian sebelah kiri dan kanan
tubuh dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut septum vertical. Oleh suatu sekat
yang disebut septum horizontal atau horizontal skeletogenous septum, otot-otot
pada tubuh ikan terbagi atas dua daerah yaitu:
a. Musculi dorsalis atau musculi epaxialis, yaitu kumpulan otot-otot yang
13

terdapat di sebelah dorsal septum horizontal


b. Musculi ventralis atau musculi hypaxialis, yaitu kumpulan otot-otot yang
terletak di sebelah ventral septum horizontal
Jaringan otot berwarna merah terdapat pada daerah septum horizontal yang
banyak mengandung lemak yang biasa disebut mud stripe (red muscle) atau
musculus lateralis superficialis. Otot yang berwarna merah berfungsi untuk
meningkatkan panas tubuh karena dialiri darah yang mengandung oksigen lebih
banyak.

Gambar 3. Sistem Otot Pada Ikan Lele

4.6 Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan ikan pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Setiap spesies ikan memiliki bermacam-
macam variasi saluran cerna dan kelenjarnya (Hibiya 1995). Ikan lele memiliki
kelenjar pencernaan yaitu hati, kantong empedu, lambung dan usus. Organ kelenjar
pencernaan tersebut dapat menghasilkan enzim pencernaan yang befungsi untuk
membantu proses penghancuran makanan. Menurut (Mahyudin 2011 ) kelenjar
pencernaan pada ikan lele (carnivora) yaitu menghasilkan enzim-enzim pemecah
protein.
14

Gambar 4. Sistem Pencernaan Pada Ikan Lele


Selain itu juga berdasarkan hasil praktikum kelompok 19 yaitu sesuai
dengan pendapat (Mahyuddin 2008) yang berpendapat bahwa saluran pencernaan
ikan lele terdiri mulai dari mulut, rongga mulut, esophagus, lambung, usus, dan
anus. Ciri khas pada ikan lele memiliki usus yang lebih pendek dan lebih besar dari
tubuhnya (Mahyuddin 2008).

4.7 Sistem Pernapasan


Insang merupakan alat respirasi ikan seperti paru-paru pada mamalia atau
hewan darat lainnya. Luas permukaan epitel insang hampir setara dengan luas total
permukaan kulit, bahkan pada sebagian besar spesies ikan luas permukaan epitel
insang ini jauh melebihi kulit. Fungsi lain dari insang yaitu mengatur homeostasis
ikan. Lapisan epitel insang yang tipis dan berhubungan langsung dengan
lingkungan luar menyebabkan insang berpeluang besar terinfeksi penyakit. Insang
juga berfungsi sebagai pengatur pertukaran garam dan air, pengeluaran limbah-
limbah yang mengandung nitrogen. Kerusakan struktur yang ringan sekalipun dapat
sangat mengganggu pengaturan osmose dan kesulitan pernafasan (Nabib dan
Pasaribu 1989).
Insang terdiri dari dua rangkaian yang tersusun atas empat lengkungan
tulang rawan dan tulang keras (holobrankhia) yang menyusun sisi faring. Masing-
masing holobrankhia yang menonjol dari pangkal posterior lengkung insang.
Hemibrankhia terdiri dari dua baris filamen tipis panjang yang disebut lamela
primer. Lamela primer permukaannya mengalami perluasan oleh adanya
15

lamela sekunder yang merupakan lipatan semilunar yang menutupi permukaan


dorsal dan ventral. Insang juga dilengkapi dengan lapisan sel-sel penghasil mukus
dan sel-sel yang mengekresi amonia dan kelebihan garam. Pada bagian tepi tengah
anterior dilengkapi stuktur (gill rackers) yang berperan menyaring partikel-partikel
pakan (Roberts 2001).

Gambar 5. Insang Pada Ikan Lele Gambar 6. Arborescent Pada Ikan Lele
Sistem rspirasi pada ikan lele selain menggunakan insang,lele juga meiliki
alat pernapasan tambahan berupa Aborescent. Menurut Utomo (2006) mengatakan
ikan lele mempunyai alat pernapasan tambahan yaitu berupa aborescent organ yang
dapat membantunya mengambil oksigen langsung dari udara sehingga mampu
hidup di dalam perairan dengan kadar oksigen yang rendah atau dalam lumpur.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan praktikum yang telah dibuat, kesimpulan yang dapat
diambil yaitu pada sistem meristik pada ikan lele merupakan sistem yang dapat
dihitung contohnya jumlah sisik, sedangkan sistem morfometrik yaitu sistem yang
dapat diukur contohnya panjang dari tubuh ikan lele. Selain itu, dapat terlihat sistem
otot, sistem pencernaan, sitem pernapasan dan juga sistem integumen yang terdapat
pada ikan lele. Praktikan dapat memahami morfologi dan juga anatomi yang
terdapat pada ikan lele.

5.2 Saran
Berdasarkan laporan yang telah dibuat diharapkan para pembaca dapat
memberikan saran kepada penyusun, sehingga kedepannya penyusun dapat lebih
baik lagi dalam memaparkan materi. Selain itu ikan yang di teliti harus dalam
kondisi segar sehingga saat pengamatan didaparkan hasil yang maksimal seuai
dengan keinginan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R. Dan Usman M. T. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri Press: Pekanbaru

Hibiya T and Takashima F. 1995. An Atlas of Fish Histology Normal and Pathological Feature.
Second Edition. Takashima F. Kodansha Ltd Tokyo. Hal. 195

Mahyudin, Kholis. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis lele. Penebar


Swadaya.Jakarta.

Roberts, R. J. 2001. Fish Pathology, 3rd Edition. W.B. Saunders. Philadelphia,


PA.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid I. Binatjipta.

Utomo , D.S.C. 2006. Efektivitas aromatase inhibitor melalui perendaman pada


larva ikan lele sangkuriang, clarias sp.,yang berumur 0,2 dan 4 hari
setelah menetas. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Skripsi.

17
LAMPIRAN

18
Lampiran 1. Alat dan Bahan Praktikum

Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan saat praktikum:

Timbangan Pisau Bedah

Penggaris Pinset

Baki Gunting Bedah

19
Cawan Petri Jarum Tusuk

Milimeter Block

20
Lampiran 2. Kegiatan Praktikum

21
22

Anda mungkin juga menyukai